Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA ARAB PEMINATAN

TENTANG TASYBIH

Disusun oleh:

1. Abdul Rahim
2. Ahmad Doni
3. Angelina Maharani
4. Imam Hanafi
5. Nova Syahlu
6. Suci Rahmawati

7. Wathonia Khusaini

Guru Pembimbing:
Nila Fatmawati,S.Pd.I

MAN 1 KOTA PADANG PANJANG


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,
taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Bahasa Arab Peminatan. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Arab Peminatan.
Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya
dan pada pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari kesalahan dalam
penlisan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu
yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para pembaca
yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Padang Panjang, September 2022


Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

A. Pengertian Tasybih
B. Contoh Tasybih

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 4

A. Rangkuman.............................................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 5


BAB I
PENDAHULUAN

Tasybĭh adalah salah satu jenis gaya bahasa. Ia menjelaskan makna dengan sesuatu yang
bisa diindra dan dirasa, sehingga makna menjadi efektif dan lebih jelas. Seperti kita melihat
dengan mata kita, menyentuh dengan tangan kita. Tasybĭh merupakan ungkapan orang Arab
yang paling bagus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Menurut Ahmad al-Hasyimi dalam Maman Dzul Iman, mengungkapkan pengertian tasybih
secara etimologis dan secara terminologis, secara etimologis pengertian tasybih adalah:
‫التشبيه لغة التمثيل‬ :
“Tasybih secara etimologis adalah penyerupaan”.

Adapun secara terminologis pengertian tasybih adalah :


‫والتشبيه اصطال حا”عقد مماثلة بين أمرين أوأكثر قصد‬
‫اشتراكهما في صفة أوأكثربأداة لغرض يقصده المتكلم‬.
“Tasybih secara terminologis, menyerupakan antara dua perkara atau lebih yang memiliki
kesamaan sifat (satu atau lebih) dengan suatu alat, karena ada tujuan yang dikehendaki oleh
pembicara”.

Dalam sumber lain dinyatakan oleh Ali al-Jarimi dan Mustafa Amin bahwa
pengertian tasybih adalah :
‫بيان أن شيئاء شاركت غيرها في صفة أو أكثر بأداة هي‬
‫الكاف أو نحوها ملفوظة أو ملحوظة‬.
“Menjelaskan bahwa sesuatu (satu atau lebih) memiliki kesamaan sifat (satu atau lebih) dengan
lainnya dengan menggunakan suatu alat yaitu kaf atau yang sejenisnya baik yang secara
tersurat maupun secara tersirat”.

Ahmad al-Maragi lebih spesifik lagi dalam memberikan pengertian tasybih secara
terminologis, yaitu :
‫إلحاق أمر (مشبه) بأمر (مشبه به) في معن مشترك (وجه شبه‬
)‫بأداة (الكاف) لغرض (فائدة‬.
“Menghubungkan sesuatu (musyabbah/yang diserupakan) dengan sesuatu yang lain (musyabbah
bih/diserupai) dalam suatu pengertian yang sama (wajh syibh/segi
persamaan) dengan menggunakan suatu alat (al-kaf), karena ada tujuan (faidah)”.

Dari beberapa definisi tasybih secara terminologis diatas, penulis dapat menyatakan
bahwa tasybih adalah menyerupakan antara dua perkara atau lebih yang memiliki kesamaan sifat
(satu atau lebih) dengan menggunakan suatu alat karena ada tujuan yang dikehendaki oleh
pembicara. Kata yang diserupakan disebut musyabbah dan yang diserupai disebut musyabbah
bih, kesamaan sifat (satu atau lebih) disebut wajh syibh dan alat untuk mempersamakannya
disebut adat a-tasybih, seperti kaf atau sejenisnya.
B. Contoh Tasybih

Perhatikan contoh-contoh di atas, ilmu diserupakan dengan cahaya (No. 1), malam
disamakan seperti pakaian (No. 2), ilmu dibandingkan dengan lampu (No. 3), dan
orang alim laksana lautan (No. 4).

Kalau kamu perhatikan lagi contoh-contoh di No. (1,2, dan 3), terdapat kata yang
berfungsi menghubungkan antara kata yang dibandingkan (musyabbah) dan kata yang dibandingi
(musyabbah bih), kata itu adalah = seperti, misal, laksana (disebut Adāh tasybĭh). Tetapi
contoh No. (4) tidak terdapat kata yang bermakna ‘seperti, laksana’.

Pada contoh yang sama, (No. 1,2,dan 3) terdapat keterangan sisi kesamaan
antara musyabbah dan musyabbah bih (wajh syibh). No. (1) sisi kesamaannya adalah
pada No. (2) wajh syibh-nya adalah Sedangkan No. (3) sisi kesamaannya adalah Pada
contoh No. (4) tidak disebutkan sisi kesamaanya orang alim dan lautan

Berikut ini ada beberapa contoh tasybih dalam Al-Qur’an.


‫ه َُّن لِبَاسٌ لَ ُك ْم َوَأ ْنتُ ْم لِبَاسٌ لَه َُّن‬
Artinya: Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. (QS. Al-
Baqarah: 187)

‫ث لَ ُك ْم فَْأتُوا َحرْ ثَ ُك ْم َأنَّى ِشْئتُ ْم‬


ٌ ْ‫نِ َساُؤ ُك ْم َحر‬
Artinya: Isteri-isterimu adalah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tempat
bercocok-tanammu itu sebagaimana kamu kehendaki. (QS. Al-Baqarah: 223)

ٌ ِ‫طيِّبَ ٍة َأصْ لُهَا ثَاب‬


‫ت َوفَرْ ُعهَا فِي ال َّس َما ِء‬ َ ‫ب هَّللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة‬ َ َ‫َألَ ْم ت ََر َك ْيف‬
َ ‫ض َر‬
Artinya: Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. (QS. Ibrahim:
24)

ِ ْ‫ق اَأْلر‬
ٍ ‫ض َما لَهَا ِم ْن قَ َر‬
‫ار‬ ْ َّ‫َو َمثَ ُل َكلِ َم ٍة خَ بِيثَ ٍة َك َش َج َر ٍة خَ بِيثَ ٍة اجْ تُث‬
ِ ْ‫ت ِم ْن فَو‬
Artinya: Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. (QS. Ibrahim:
26)
‫ت فِي ْالبَحْ ِر َكاَأْلعْاَل ِم‬
ُ ‫ار ْال ُم ْن َشَآ‬
ِ ‫َولَهُ ْال َج َو‬
Artinya: Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-
gunung. (QS. Ar-Rahman: 24)

ٌ َ‫صفًّا َكَأنَّهُ ْم بُ ْني‬


ٌ‫ان َمرْ صُوص‬ َ ‫ِإ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ الَّ ِذينَ يُقَاتِلُونَ فِي َسبِيلِ ِه‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaf: 4)

‫صرْ عَى َكَأنَّهُ ْم َأ ْع َجا ُز‬


َ ‫ال َوثَ َمانِيَةَ َأي ٍَّام ُحسُو ًما فَت ََرى ْالقَوْ َم فِيهَا‬
ٍ َ‫َس َّخ َرهَا َعلَ ْي ِه ْم َس ْب َع لَي‬
ِ َ‫ن َْخ ٍل خ‬
‫اويَ ٍة‬
Artinya: Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus
menerus; maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka
tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (QS. Al-Ahqaf: 7)

‫ال َأوْ تَادًا‬


َ َ‫َو ْال ِجب‬
Artinya: Dan (kami jadikan) gunung-gunung sebagai pasak. (QS. An-Naba’: 7)

‫َو َج َع ْلنَا اللَّ ْي َل لِبَاسًا‬


Artinya: Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. (QS. An-Naba’: 10)

ِ ُ‫ َوتَ ُكونُ ْال ِجبَا ُل َك ْال ِع ْه ِن ْال َم ْنف‬.‫ث‬


‫وش‬ ِ ‫اش ْال َم ْبثُو‬
ِ ‫يَوْ َم يَ ُكونُ النَّاسُ َك ْالفَ َر‬
Artinya: Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung
adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (QS. Al-Qari’ah: 4-5).

‫ف َمْأ ُكو ٍل‬


ٍ ْ‫فَ َج َعلَهُ ْم َك َعص‬
Artinya: Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (QS. Al-Fil: 5)

ْ ‫فََأصْ بَ َح‬
ِ ‫ت َكالص‬
‫َّر ِيم‬
Artinya: Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita (QS. Al-Qalam: 20)

ٌ‫َكَأنَّهُ ْم حُ ُم ٌر ُم ْستَ ْنفِ َرة‬


Artinya: Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut (QS. Al-Mudatstsir).
BAB III
PENUTUP

A. Rangkuman

Tasybĭh adalah: menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain karena memiliki
kesamaan sifat, dengan menggunakan kata ‘seperti, misal, atau yang sejenisnya’, atau
tidak menggunakan kata-kata tersebut.
Tasybih juga dapat dikatakan mengibaratkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam satu sifat
atau lebih dengan menggunakan alat yaitu qaf atau sejenisnya baik secara tersirat maupun
tersurat
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Al-Hāsyimĭ, Jawāhir al-Balāgah, (Beirut: Dāral-kutub al –Islāmiyyah Lebanon,


2001).
‘Abd al-Qādir Husain, Al-Qur’an wa aṣ-Ṣūrah al-Bayāniyyah, (Beirut: Ālimal-Kutub, cet ke-8,
1985).
A. Mustofa Bisri, Aku Manusia, (Rembang: CV. Mata Air Indonesia, 2016).
D Hidayat, al-Balāgah lĭ- al-Jamĭ’ wa asy-Syawāhid min kalām al-badĭ’
, (Semarang: P.T.
Karya Toha Putra, 2002).
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, ( Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, cet kedua
puluh, 2010).
Husein Aziz, Ilmu Balaghah, (Surabaya : UIN Sunan Ampel Surabaya 2013).
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia, 1982).
Hifni Nashif dkk, Durūs al-Balāgah, (Beirut, dār ibn al-Hazm, 2012)

Anda mungkin juga menyukai