Anda di halaman 1dari 3

SYARIAT MENYALATKAN JENAZAH YANG TIDAK DITEMUKAN

Jenazah yang hilang atau tidak ditemukan itu biasanya terjadi karena
bencana alam, kecelakaan pesawat, atau tenggelam.
SYARIAT SHALAT GHAIB
Sholat ghaib adalah amalan yang disyariatkan berdasarkan hadis
shahih yang tertulis dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim,
tentang kisah Nabi shallallahu’alaihi wasallam mensholati jenazah
raja Najasi yang berada di negeri Nasrani.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

‫ج هإلَى‬ ََّ ‫ات فهي هَّه خ ََر‬ َّ ‫ي ْاليَ ْو هَّم الذ‬


ََّ ‫هي َم‬ َّ ‫ى الن َجا هشيَّ فه‬ َ ‫علَ ْي هَّه َو‬
َّ ‫سل ََّم نَ َع‬ َ ‫َللا‬ َ ‫َللاه‬
َُّ ‫صلى‬ َّ ‫ل‬ ََّ ‫أَنَّ َرسُو‬
‫ف به هه َّْم َوكَب ََّر أ َ ْربَعًَّا‬ َ َ‫صلى ف‬
َّ ‫ص‬ َ ‫ْال ُم‬
“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumumkan
kematian An-Najasyi pada hari kematiannya. Kemudian beliau keluar
menuju tempat shalat lalu beliau membariskan shaf kemudian
bertakbir empat kali.” (HR. Bukhari no. 1337)

Kemudian, keberlakuan hadis tersebut umum, tidak hanya khusus


untuk Nabi, namun untuk semua umat Muhammad shalallahu alaihi
wa sallam. Sebagaimana kesimpulan fikih ini dipegang oleh mayoritas
ahli fikih (jumhur).

di zaman Nabi shallallahu’alaihi wasallam banyak sahabat Nabi yang


meninggal dunia. Namun tak ada riwayat yang menerangkan bahwa
Nabi mensholati mereka yang meninggal tidak di Madinah, dengan
shalat ghaib. Satu-satunya hadis shahih yang mengisahkan shalat
ghaib Nabi adalah hadis shalat ghaib beliau untuk tentang Raja (
Najasi ) . Kondisi Raja ( Najasi ) ketika itu, tak ada satupun orang yang
mensholati jenazah beliau. Karena meninggal di negeri Nasrani.
Referensi: https://konsultasisyariah.com/36284-hukum-shalat-ghaib-
untuk-jenazah-pasien-corona.html
Pendapat tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Sekretaris
Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam, Haris Muslim Lc.MA yang
tercantum dalam laman persis.or.id , menyampaikan
pandangan bahwa shalat ghaib dalam perspektif Dewan Hisbah (DH)
Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) ialah menshalatkan
jenazah muslim yang meninggal di Negeri non-Muslim. Hal itu
dikarenakan di negerinya belum dishalatkan.
Lalu apakah kaifiyat shalat ghaib itu sendiri bisa dikaitkan untuk
kematian seseorang yang jasadnya tidak ditemukan ?
Syaikhul Islam mengatakan,

“Orang yang hilang, ketika dia mati di sebuah daerah dan dia tidak
dishalati, maka jenazah ini dishalati dengan shalat ghaib. Sebagaimana
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat ghaib untuk Raja
Najasyi. Karena beliau meninggal di tengah orang kafir dan beliau
belum dishalati.

pendapat ini juga dinilai lebih kuat oleh al-Khattabi, sebagaimana


keterangan beliau dinukil oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, “ Jenazah muslim
tidak dishalati secara ghaib kecuali jika dia meninggal di negeri yang di
sana tidak ada orang yang menshalatinya.” Pendapat ini dinilai lebih
kuat oleh ar-Ruyani dari kalangan Syafiiyah. (Fathul Bari, 3/188) .

Referensi: https://konsultasisyariah.com/31923-shalat-ghaib-untuk-
korban-kapal-tenggelam-yang-hilang.html

Berdasarkan kesimpulan ini, maka terkait menshalati jenazah yang


tidak ditemukan, boleh kita shalat ghaib apabila : belum ada yang
menshalati

Tetapi, sebelum memutuskan tidak ditemukan, keluarga jenazah


harus memastikan proses pencarian korban sudah diputuskan
berakhir oleh pihak yang berwenang, misalnya, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemudian, dari data BNPB atau
pejabat daerah setempat, dapat diperoleh kepastian nama-nama
orang hilang itu. Jika sudah dipastikan , maka pihak keluarga atau
kerabat terdekat disyariatkan untuk shalat ghaib selama belum ada
yang manshalatinya .

Bagaimana dengan korban pesawat yang hanya ditemukan sebagian


anggota badannya saja ?

Imam Nawawi berkata dalam kitab Almajmu sebagai berikut;

Teks-teks Imam Syafii dan ulama Syafiiyah sepakat bahwa jika


ditemukan sebagian anggota badan orang yang kita telah yakin atas
kematiannya, maka wajib dimandikan dan disalati atas anggota
tubuh tersebut. Imam Ahmad juga berpendapat demikian. Imam Abu
Hanifah berkata, ‘Tidak disalati kecuali yang ditemukan lebih dari
separuh badan. Bagi kami, tidak ada perbedaan antara sedikit dan
banyak.”

Maka dengan demikian , jika jenazah ditemukan, baik ditemukan


dalam kondisi utuh atau hanya sebagian tubuhnya saja, maka dirawat
sebagaimana jenazah pada umumnya.

KESIMPULAN PEMATERI :

1. Syariat menyalatkan jenazah yang jasadnya tidak ditemukan


boleh dilakukan dengan sholat ghaib dengan catatan jika
jenazah tersebut tidak ada yang menshalatinya.

2. Untuk jenazah yang ditemukan sebagian anggota tubuhnya saja


, maka dirawat seperti jenazah pada umumnya

Anda mungkin juga menyukai