Soal Literasi SMP
Soal Literasi SMP
Langkah Ranti dan Lisa terhenti di depan kantor tata usaha. Kerumunan di depan papan pengumuman menarik perhatian
mereka.
“Tentu saja aku akan ikut. I have been there. It’s impossible mereka tidak mempertimbangkan itu.” Terdengar ucapan Doti. Ya,
begitulah cara bicara Doti. Kabarnya sewaktu masih sekolah dasar Doti dan orang tuanya pernah tinggal di Kanada. “Ibuku
bilang I must maintain my English.” Maka jadilah kalimat-kalimat Doti seperti itu.
“Kamu harus ikut, ikut, ikut, ikut! Kamu pasti bisa!” seru Lisa sambil menandak-nandak tidak keruan. “Lihat persyaratannya:
siswa berprestasi, lancar berbahasa Inggris oral, memiliki pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia, diutamakan yang
menguasai alat musik atau tarian daerah. Jelas, semua persyaratan bisa kamu penuhi. Bahasa Inggrismu OK.”
“Ah, yang lebih baik dari aku kan banyak. Doti tadi bilang mau daftar juga. Dibanding dia, apalah aku ini. Nilai-nilainya nyaris
sempurna. Dan kamu pernah mendengar permainan pianonya yang luar biasa, bukan?”
Ranti menggeram kesal. “Sudah gaharu, cendana pula. Sudah tahu, bertanya pula. Tidak lucu, tahu?”
“Halooo ... Nona Ranti yang terhormat. Ini seleksi pertukaran pemuda untuk kebudayaan. Ke-bu-da-ya-an. Bukan untuk
olimpiade matematika! Lagi pula, siapa pula yang ingin mendengar resital piano. Di Kanada sana sudah banyak. Permainan
angklung kamu pasti lebih memukau bagi mereka. Tari pendetmu pasti membuat mereka berdecak. Bahkan, kalau perlu
tunjukkan 2-3 jurus silatmu. Hiyaaat!” Lisa membuat gerakan silat asal-asalan.
“Tidak, ah. Bukan cuma aku yang bisa silat, angklung, atau tari pendet. Pasti banyak, dan mereka pasti lebih jago dari aku. Pasti
juga banyak orang yang lebih lancar bercas-cis-cus ketimbang aku. Ayo pulang.” Ranti berbalik.
“Tapi kan belum tentu semua kemampuan itu berkumpul di satu orang, Ran,” sela Lisa sembari menjajari langkah Ranti.
“Rendah hati boleh, rendah diri jangan!” tambahnya. Ranti hanya menggeleng.
Ya, begitu saja. Ranti merasa tidak perlu menindaklanjuti usulan Lisa. Terlalu muluk. Tidak ada yang perlu dibanggakan dari
dirinya. Memang Ranti menikmati semua kegiatannya itu. Ranti suka bermain musik dan menari. Ranti juga merasa perlu
berlatih silat untuk menjaga diri. Tetapi hanya itu, sekadar suka, hanya untuk dirinya. Dan Ranti selalu merasa tidak sehebat
orang lain.
Jika Ranti ingin mempelajari tentang salah satu tradisi yang ada di Kanada, kata kunci yang tepat untuk diketikkan di laman
pencarian internet adalah .…
kebudayaan Kanada
letak negara Kanada
pertukaran pelajar di Kanada
pertukaran kebudayaan Kanada
Langkah Ranti dan Lisa terhenti di depan kantor tata usaha. Kerumunan di depan papan pengumuman menarik perhatian
mereka.
“Tentu saja aku akan ikut. I have been there. It’s impossible mereka tidak mempertimbangkan itu.” Terdengar ucapan Doti.
Ya, begitulah cara bicara Doti. Kabarnya sewaktu masih sekolah dasar Doti dan orang tuanya pernah tinggal di Kanada.
“Ibuku bilang I must maintain my English.” Maka jadilah kalimat-kalimat Doti seperti itu.
“Kamu harus ikut, ikut, ikut, ikut! Kamu pasti bisa!” seru Lisa sambil menandak-nandak tidak keruan. “Lihat
persyaratannya: siswa berprestasi, lancar berbahasa Inggris oral, memiliki pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia,
diutamakan yang menguasai alat musik atau tarian daerah. Jelas, semua persyaratan bisa kamu penuhi. Bahasa Inggrismu
OK.”
“Ah, yang lebih baik dari aku kan banyak. Doti tadi bilang mau daftar juga. Dibanding dia, apalah aku ini. Nilai-nilainya
nyaris sempurna. Dan kamu pernah mendengar permainan pianonya yang luar biasa, bukan?”
Ranti menggeram kesal. “Sudah gaharu, cendana pula. Sudah tahu, bertanya pula. Tidak lucu, tahu?”
“Halooo ... Nona Ranti yang terhormat. Ini seleksi pertukaran pemuda untuk kebudayaan. Ke-bu-da-ya-an. Bukan untuk
olimpiade matematika! Lagi pula, siapa pula yang ingin mendengar resital piano. Di Kanada sana sudah banyak. Permainan
angklung kamu pasti lebih memukau bagi mereka. Tari pendetmu pasti membuat mereka berdecak. Bahkan, kalau perlu
tunjukkan 2-3 jurus silatmu. Hiyaaat!” Lisa membuat gerakan silat asal-asalan.
“Tidak, ah. Bukan cuma aku yang bisa silat, angklung, atau tari pendet. Pasti banyak, dan mereka pasti lebih jago dari aku.
Pasti juga banyak orang yang lebih lancar bercas-cis-cus ketimbang aku. Ayo pulang.” Ranti berbalik.
“Tapi kan belum tentu semua kemampuan itu berkumpul di satu orang, Ran,” sela Lisa sembari menjajari langkah Ranti.
“Rendah hati boleh, rendah diri jangan!” tambahnya. Ranti hanya menggeleng.
Ya, begitu saja. Ranti merasa tidak perlu menindaklanjuti usulan Lisa. Terlalu muluk. Tidak ada yang perlu dibanggakan
dari dirinya. Memang Ranti menikmati semua kegiatannya itu. Ranti suka bermain musik dan menari. Ranti juga merasa
perlu berlatih silat untuk menjaga diri. Tetapi hanya itu, sekadar suka, hanya untuk dirinya. Dan Ranti selalu merasa tidak
sehebat orang lain.
Apa alasan yang melatarbelakangi Ranti tidak mau mengikuti kegiatan seleksi pertukaran pemuda untuk kebudayaan?
Beri tanda centang dengan cara mengeklik pada setiap pernyataan yang benar.
Langkah Ranti dan Lisa terhenti di depan kantor tata usaha. Kerumunan di depan papan pengumuman menarik perhatian
mereka.
“Tentu saja aku akan ikut. I have been there. It’s impossible mereka tidak mempertimbangkan itu.” Terdengar ucapan Doti.
Ya, begitulah cara bicara Doti. Kabarnya sewaktu masih sekolah dasar Doti dan orang tuanya pernah tinggal di Kanada.
“Ibuku bilang I must maintain my English.” Maka jadilah kalimat-kalimat Doti seperti itu.
“Kamu harus ikut, ikut, ikut, ikut! Kamu pasti bisa!” seru Lisa sambil menandak-nandak tidak keruan. “Lihat persyaratannya:
siswa berprestasi, lancar berbahasa Inggris oral, memiliki pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia, diutamakan yang
menguasai alat musik atau tarian daerah. Jelas, semua persyaratan bisa kamu penuhi. Bahasa Inggrismu OK.”
“Ah, yang lebih baik dari aku kan banyak. Doti tadi bilang mau daftar juga. Dibanding dia, apalah aku ini. Nilai-nilainya
nyaris sempurna. Dan kamu pernah mendengar permainan pianonya yang luar biasa, bukan?”
Ranti menggeram kesal. “Sudah gaharu, cendana pula. Sudah tahu, bertanya pula. Tidak lucu, tahu?”
“Halooo ... Nona Ranti yang terhormat. Ini seleksi pertukaran pemuda untuk kebudayaan. Ke-bu-da-ya-an. Bukan untuk
olimpiade matematika! Lagi pula, siapa pula yang ingin mendengar resital piano. Di Kanada sana sudah banyak. Permainan
angklung kamu pasti lebih memukau bagi mereka. Tari pendetmu pasti membuat mereka berdecak. Bahkan, kalau perlu
tunjukkan 2-3 jurus silatmu. Hiyaaat!” Lisa membuat gerakan silat asal-asalan.
“Tidak, ah. Bukan cuma aku yang bisa silat, angklung, atau tari pendet. Pasti banyak, dan mereka pasti lebih jago dari aku.
Pasti juga banyak orang yang lebih lancar bercas-cis-cus ketimbang aku. Ayo pulang.” Ranti berbalik.
“Tapi kan belum tentu semua kemampuan itu berkumpul di satu orang, Ran,” sela Lisa sembari menjajari langkah Ranti.
“Rendah hati boleh, rendah diri jangan!” tambahnya. Ranti hanya menggeleng.
Ya, begitu saja. Ranti merasa tidak perlu menindaklanjuti usulan Lisa. Terlalu muluk. Tidak ada yang perlu dibanggakan dari
dirinya. Memang Ranti menikmati semua kegiatannya itu. Ranti suka bermain musik dan menari. Ranti juga merasa perlu
berlatih silat untuk menjaga diri. Tetapi hanya itu, sekadar suka, hanya untuk dirinya. Dan Ranti selalu merasa tidak sehebat
orang lain.
Bagaimana sikap Lisa setelah berkali-kali sahabatnya mengelak untuk mengikuti kegiatan pertukaran pemuda dan kebudayaan?
Beri tanda centang dengan cara mengeklik pada setiap pernyataan yang benar.
Teguh pendirian dan tetap menyemangati sahabatnya untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Mendukung Ranti yang mengatakan bahwa Doti lebih berbakat dan pantas mengikuti kegiatan tersebut.
Merasa sedikit kesal karena sahabatnya tidak mendengar kata-katanya.
Tetap memercayai kemampuan Ranti yang terampil dan berbakat.
Tahukah kalian bahwa ada selembar kertas yang berbentuk segi empat, berukuran kecil, dan bergambar harganya bisa mencapai
atusan juta rupiah? Dulunya, benda ini digunakan sebagai tanda pembayaran biaya pos. Bentuknya juga mirip stiker yang
ditempel di pojok kanan atas kartu pos. Namanya prangko. Prangko ini sebagai identitas suatu bangsa. Prangko menjadi penanda
perjalanan suatu bangsa, artefak sejarah atau salah satu bukti sejarah.
Ternyata masih ada orang yang memiliki hobi mengumpulkan prangko atau benda pos lainnya. Mereka namanya filatelis,
sedangkan hobinya disebut filateli. Para filatelis juga memiliki organisasi nasional sebagai wadah berkumpulnya para kolektor
benda-benda pos. Sejak dibentuknya tanggal 29 Maret 1940, organisasi tersebut sering mengalami perubahan nama. Hingga 29
Maret 1985, organisasi tersebut tidak lagi berubah namanya sampai saat ini. Nama organisasi tersebut adalah Perkumpulan
Filatelis Indonesia (PFI).
Sekitar tahun 1990-an, filateli pernah menjadi sangat populer karena prangko masih sangat diperlukan untuk mengirim surat.
Prangko bisa dibeli di kantor pos dengan harga sesuai dengan tujuan pengiriman. Gambarnya yang unik, bervariasi, dan
bersejarah inilah yang membuat para kolektor mencarinya, seperti gambar rumah adat, flora, fauna, baju daerah, bangunan
ikonik, tokoh pahlawan di negara tersebut. Kenapa bisa sampai ratusan juta? Kelangkaan dan peristiwa yang terekam di
dalamnya bernilai ekonomi tinggi.
Jangan dikira mengumpulkan perangko itu tidak ada manfaatnya. Ternyata banyak sekali! Manfaat-manfaat tersebut adalah:
Mengajarkan para filatelis untuk cermat, sabar, teliti, tekun, hemat, kreatif, teliti, dan memiliki semangat tinggi.
Menambah koneksi pertemanan dari berbagai negara
Memberi kesempatan untuk keliling dunia
Memperoleh penghasilan jika tekun dalam menjalankannya
Sebagai sarana edukasi tentang sejarah, seni, geografi, arsitektur, tokoh, dan lain-lain.
Sebagai sarana untuk mengenang suatu peristiwa
Menghilangkan stres
Menghilangkan kebosanan
Bagaimana dengan saat ini? Adanya perkembangan surat elektronik, tidak banyak orang yang mengirim surat atau kartu pos
dengan prangko. Meskipun masih ada orang yang mengirim kartu pos atau surat ke berbagai negara untuk menjalin pertemanan,
prangko menjadi barang yang jarang lagi bisa ditemui. Karena kelangkaannya itu, jangan heran jika kolektor prangko bisa
membeli prangko khusus hingga 100 juta rupiah. Fantastis, kan!
Sumber bacaan :
https://bobo.grid.id/read/081833199/pernah-tahu-apa-itu-filateli-dan-filatelis-ayo-kita-cari-tahu?page=all
https://republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/06/n1zufa-perangko-bagaimana-nasibnya-sekarang
https://jatengprov.go.id/publik/filateli-latih-kesabaran-dan-ketelitian/
https://rilis.id/hari-filateli-indonesia-ini-sejarahnya
https://diskominfo.kaltimprov.go.id/tak-sekedar-koleksi-prangko-filateli-bisa-jadi-profesi/
https://www.stampworld.com/en/articles/why-people-collect-stamps/
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2600542/ini-8-sifat-mulia-yang-dimiliki-seorang-filatelis
Apakah sebutan bagi orang yang memiliki hobi mengumpulkan prangko atau benda pos lainnya?
Tahukah kalian bahwa ada selembar kertas yang berbentuk segi empat, berukuran kecil, dan bergambar harganya bisa mencapai
atusan juta rupiah? Dulunya, benda ini digunakan sebagai tanda pembayaran biaya pos. Bentuknya juga mirip stiker yang
ditempel di pojok kanan atas kartu pos. Namanya prangko. Prangko ini sebagai identitas suatu bangsa. Prangko menjadi penanda
perjalanan suatu bangsa, artefak sejarah atau salah satu bukti sejarah.
Ternyata masih ada orang yang memiliki hobi mengumpulkan prangko atau benda pos lainnya. Mereka namanya filatelis,
sedangkan hobinya disebut filateli. Para filatelis juga memiliki organisasi nasional sebagai wadah berkumpulnya para kolektor
benda-benda pos. Sejak dibentuknya tanggal 29 Maret 1940, organisasi tersebut sering mengalami perubahan nama. Hingga 29
Maret 1985, organisasi tersebut tidak lagi berubah namanya sampai saat ini. Nama organisasi tersebut adalah Perkumpulan
Filatelis Indonesia (PFI).
Sekitar tahun 1990-an, filateli pernah menjadi sangat populer karena prangko masih sangat diperlukan untuk mengirim surat.
Prangko bisa dibeli di kantor pos dengan harga sesuai dengan tujuan pengiriman. Gambarnya yang unik, bervariasi, dan
bersejarah inilah yang membuat para kolektor mencarinya, seperti gambar rumah adat, flora, fauna, baju daerah, bangunan
ikonik, tokoh pahlawan di negara tersebut. Kenapa bisa sampai ratusan juta? Kelangkaan dan peristiwa yang terekam di
dalamnya bernilai ekonomi tinggi.
Jangan dikira mengumpulkan perangko itu tidak ada manfaatnya. Ternyata banyak sekali! Manfaat-manfaat tersebut adalah:
Mengajarkan para filatelis untuk cermat, sabar, teliti, tekun, hemat, kreatif, teliti, dan memiliki semangat tinggi.
Menambah koneksi pertemanan dari berbagai negara
Memberi kesempatan untuk keliling dunia
Memperoleh penghasilan jika tekun dalam menjalankannya
Sebagai sarana edukasi tentang sejarah, seni, geografi, arsitektur, tokoh, dan lain-lain.
Sebagai sarana untuk mengenang suatu peristiwa
Menghilangkan stres
Menghilangkan kebosanan
Bagaimana dengan saat ini? Adanya perkembangan surat elektronik, tidak banyak orang yang mengirim surat atau kartu pos
dengan prangko. Meskipun masih ada orang yang mengirim kartu pos atau surat ke berbagai negara untuk menjalin pertemanan,
prangko menjadi barang yang jarang lagi bisa ditemui. Karena kelangkaannya itu, jangan heran jika kolektor prangko bisa
membeli prangko khusus hingga 100 juta rupiah. Fantastis, kan!
Sumber bacaan :
https://bobo.grid.id/read/081833199/pernah-tahu-apa-itu-filateli-dan-filatelis-ayo-kita-cari-tahu?page=all
https://republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/06/n1zufa-perangko-bagaimana-nasibnya-sekarang
https://jatengprov.go.id/publik/filateli-latih-kesabaran-dan-ketelitian/
https://rilis.id/hari-filateli-indonesia-ini-sejarahnya
https://diskominfo.kaltimprov.go.id/tak-sekedar-koleksi-prangko-filateli-bisa-jadi-profesi/
https://www.stampworld.com/en/articles/why-people-collect-stamps/
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2600542/ini-8-sifat-mulia-yang-dimiliki-seorang-filatelis
Tahukah kalian bahwa ada selembar kertas yang berbentuk segi empat, berukuran kecil, dan bergambar harganya bisa mencapai
atusan juta rupiah? Dulunya, benda ini digunakan sebagai tanda pembayaran biaya pos. Bentuknya juga mirip stiker yang
ditempel di pojok kanan atas kartu pos. Namanya prangko. Prangko ini sebagai identitas suatu bangsa. Prangko menjadi penanda
perjalanan suatu bangsa, artefak sejarah atau salah satu bukti sejarah.
Ternyata masih ada orang yang memiliki hobi mengumpulkan prangko atau benda pos lainnya. Mereka namanya filatelis,
sedangkan hobinya disebut filateli. Para filatelis juga memiliki organisasi nasional sebagai wadah berkumpulnya para kolektor
benda-benda pos. Sejak dibentuknya tanggal 29 Maret 1940, organisasi tersebut sering mengalami perubahan nama. Hingga 29
Maret 1985, organisasi tersebut tidak lagi berubah namanya sampai saat ini. Nama organisasi tersebut adalah Perkumpulan
Filatelis Indonesia (PFI).
Sekitar tahun 1990-an, filateli pernah menjadi sangat populer karena prangko masih sangat diperlukan untuk mengirim surat.
Prangko bisa dibeli di kantor pos dengan harga sesuai dengan tujuan pengiriman. Gambarnya yang unik, bervariasi, dan
bersejarah inilah yang membuat para kolektor mencarinya, seperti gambar rumah adat, flora, fauna, baju daerah, bangunan
ikonik, tokoh pahlawan di negara tersebut. Kenapa bisa sampai ratusan juta? Kelangkaan dan peristiwa yang terekam di
dalamnya bernilai ekonomi tinggi.
Jangan dikira mengumpulkan perangko itu tidak ada manfaatnya. Ternyata banyak sekali! Manfaat-manfaat tersebut adalah:
Mengajarkan para filatelis untuk cermat, sabar, teliti, tekun, hemat, kreatif, teliti, dan memiliki semangat tinggi.
Menambah koneksi pertemanan dari berbagai negara
Memberi kesempatan untuk keliling dunia
Memperoleh penghasilan jika tekun dalam menjalankannya
Sebagai sarana edukasi tentang sejarah, seni, geografi, arsitektur, tokoh, dan lain-lain.
Sebagai sarana untuk mengenang suatu peristiwa
Menghilangkan stres
Menghilangkan kebosanan
Bagaimana dengan saat ini? Adanya perkembangan surat elektronik, tidak banyak orang yang mengirim surat atau kartu pos
dengan prangko. Meskipun masih ada orang yang mengirim kartu pos atau surat ke berbagai negara untuk menjalin pertemanan,
prangko menjadi barang yang jarang lagi bisa ditemui. Karena kelangkaannya itu, jangan heran jika kolektor prangko bisa
membeli prangko khusus hingga 100 juta rupiah. Fantastis, kan!
Sumber bacaan :
https://bobo.grid.id/read/081833199/pernah-tahu-apa-itu-filateli-dan-filatelis-ayo-kita-cari-tahu?page=all
https://republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/06/n1zufa-perangko-bagaimana-nasibnya-sekarang
https://jatengprov.go.id/publik/filateli-latih-kesabaran-dan-ketelitian/
https://rilis.id/hari-filateli-indonesia-ini-sejarahnya
https://diskominfo.kaltimprov.go.id/tak-sekedar-koleksi-prangko-filateli-bisa-jadi-profesi/
https://www.stampworld.com/en/articles/why-people-collect-stamps/
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2600542/ini-8-sifat-mulia-yang-dimiliki-seorang-filatelis
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Wacana 2
Apakah kamu adalah salah satu pengguna sedotan plastik? Pernahkah kamu membayangkan bahwa sedotan plastik yang
kamu gunakan hanya akan berakhir menjadi sampah yang merusak lingkungan? Seorang siswi kelas VI SD Saraswati 5
Denpasar bernama Ni Kadek Devyani Amelia Kusuma mencoba memberi alternatif penggunaan sedotan yang lebih ramah
lingkungan. Devyani mendapatkan idenya saat pergi ke restoran dan tidak mendapatkan sedotan.
Devyani berhasil menciptakan sedotan berbahan rumput laut dan air jeruk. Tentu sedotan itu lebih ramah lingkungan dan
menyehatkan. Sedotan tersebut berhasil meraih juara 1 bidang produk dalam ajang Denpasar Innovation Award VII Tahun
2019.
Devyani memilih rumput laut sebagai bahan utama karena mudah terurai dengan air sehingga tidak akan mencemari
lingkungan. Selain itu, rumput laut juga mengandung aneka zat gizi, seperti karbohidrat, protein, lemak, natrium, kalium,
serta 80-90% air. Ada juga vitamin A, Vitamin B1, riboflavin, niasin, kalsium, zat besi, kalium, dan yodium.
Tambahan buah jeruk dipilih karena mudah dijumpai dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kandungan vitaminnya
pun sangat baik bagi tubuh. Vitamin C dalam jeruk berperan sebagai zat antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas
hasil oksidasi lemak, sehingga dapat mencegah beberapa penyakit, seperti kanker, jantung, dan penuaan dini.
Cara membuat sedotan ramah lingkungan ini sederhana, yaitu dengan membuat adonan air jeruk dan agar-agar rumput laut.
Adonan dimasak sampai mengental, lalu dituang dalam cetakan. Agar-agar yang sudah mengeras dalam bentuk sedotan
kemudian dipanaskan dalam oven bersuhu 100 ºC selama kurang lebih 10 menit.
Jika dimasukkan dalam air panas, sedotan karya Devyani mulai rapuh dan lembek setelah 40 menit. Apabila dimasukkan
dalam air bersuhu normal, mulai rapuh dan lembek setelah 1 jam 30 menit. Sementara bila dimasukkan dalam air dingin
akan semakin mengeras setelah 1 jam 30 menit. Menurut Devyani, masih perlu adanya perbaikan daya simpan sedotan.
Devyani mengakui sedotan yang dibuat secara tradisional belum dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Sedotan buatannya
juga masih memiliki varian rasa yang terbatas. Devyani berharap, dalam penelitian selanjutnya dapat mengembangkan
varian rasa sedotan yang lebih banyak.
Sumber: https://www.denpasarkota.go.id/berita/baca/15173
Berdasarkan wacana tersebut, diinformasikan bahwa penggunaan sedotan plastik hanya akan berakhir menjadi sampah dan
mengancam kerusakan bumi. Bagaimana pemakaian sedotan plastik di Indonesia?
Penggunaan sedotan ramah lingkungan dari rumput laut sudah membudaya di Indonesia.
Indonesia termasuk salah salah satu negara yang bebas dari sampah sedotan plastik.
Jumlah pemakaian sedotan plastik di Indonesia tergolong sedikit daripada negara tetangga.
Pemakaian sedotan plastik di Indonesia paling tinggi di dunia, yakni puluhan juta per hari.
Wacana 2
Apakah kamu adalah salah satu pengguna sedotan plastik? Pernahkah kamu membayangkan bahwa sedotan
plastik yang kamu gunakan hanya akan berakhir menjadi sampah yang merusak lingkungan? Seorang siswi
kelas VI SD Saraswati 5 Denpasar bernama Ni Kadek Devyani Amelia Kusuma mencoba memberi alternatif
penggunaan sedotan yang lebih ramah lingkungan. Devyani mendapatkan idenya saat pergi ke restoran dan
tidak mendapatkan sedotan.
Devyani berhasil menciptakan sedotan berbahan rumput laut dan air jeruk. Tentu sedotan itu lebih ramah
lingkungan dan menyehatkan. Sedotan tersebut berhasil meraih juara 1 bidang produk dalam ajang Denpasar
Innovation Award VII Tahun 2019.
Devyani memilih rumput laut sebagai bahan utama karena mudah terurai dengan air sehingga tidak akan
mencemari lingkungan. Selain itu, rumput laut juga mengandung aneka zat gizi, seperti karbohidrat, protein,
lemak, natrium, kalium, serta 80-90% air. Ada juga vitamin A, Vitamin B1, riboflavin, niasin, kalsium, zat
besi, kalium, dan yodium.
Tambahan buah jeruk dipilih karena mudah dijumpai dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Kandungan vitaminnya pun sangat baik bagi tubuh. Vitamin C dalam jeruk berperan sebagai zat antioksidan
yang dapat menetralkan radikal bebas hasil oksidasi lemak sehingga dapat mencegah beberapa penyakit,
seperti kanker, jantung, dan penuaan dini.
Cara membuat sedotan ramah lingkungan ini sederhana, yaitu dengan membuat adonan air jeruk dan agar-
agar rumput laut. Adonan dimasak sampai mengental, lalu dituang dalam cetakan. Agar-agar yang sudah
mengeras dalam bentuk sedotan kemudian dipanaskan dalam oven bersuhu 100 ºC selama kurang lebih 10
menit.
Jika dimasukkan dalam air panas, sedotan karya Devyani mulai rapuh dan lembek setelah 40 menit. Apabila
dimasukkan dalam air bersuhu normal, mulai rapuh dan lembek setelah 1 jam 30 menit. Sementara bila
dimasukkan dalam air dingin akan semakin mengeras setelah 1 jam 30 menit. Menurut Devyani, masih perlu
adanya perbaikan daya simpan sedotan.
Devyani mengakui sedotan yang dibuat secara tradisional belum dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Sedotan buatannya juga masih memiliki varian rasa yang terbatas. Devyani berharap, dalam penelitian
selanjutnya dapat mengembangkan varian rasa sedotan yang lebih banyak.
Sumber: https://www.denpasarkota.go.id/berita/baca/15173
Tentukan jawaban benar atau salah pernyataan-pernyataan berikut tentang perbedaan ciri-ciri antara sedotan plastik dengan
sedotan temuan Devyani!
Beri tanda centang dengan cara mengeklik pada kolom "Benar" atau "Salah" untuk setiap pernyataan.
Sedotan plastik tidak mudah terurai oleh tanah, sedotan rumput laut mudah terurai oleh air.
Sedotan plastik tahan dalam air panas, sedotan rumput laut hanya tahan 40 menit dalam air panas.
Sedotan plastik sangat menguntungkan manusia, sedotan rumput laut sangat merugikan manusia.
10. [Kode Soal : 20FDP000LTR43301GGK001] | Pilihan Ganda Kompleks
Wacana 1
Sumber: https://katadata.co.id/grafik/2018/06/22/sedotan-plastik-mengancam-bumi
Wacana 2
Apakah kamu adalah salah satu pengguna sedotan plastik? Pernahkah kamu membayangkan bahwa sedotan
plastik yang kamu gunakan hanya akan berakhir menjadi sampah yang merusak lingkungan? Seorang siswi
kelas VI SD Saraswati 5 Denpasar bernama Ni Kadek Devyani Amelia Kusuma mencoba memberi alternatif
penggunaan sedotan yang lebih ramah lingkungan. Devyani mendapatkan idenya saat pergi ke restoran dan
tidak mendapatkan sedotan.
Devyani berhasil menciptakan sedotan berbahan rumput laut dan air jeruk. Tentu sedotan itu lebih ramah
lingkungan dan menyehatkan. Sedotan tersebut berhasil meraih juara 1 bidang produk dalam ajang Denpasar
Innovation Award VII Tahun 2019.
Devyani memilih rumput laut sebagai bahan utama karena mudah terurai dengan air sehingga tidak akan
mencemari lingkungan. Selain itu, rumput laut juga mengandung aneka zat gizi, seperti karbohidrat, protein,
lemak, natrium, kalium, serta 80-90% air. Ada juga vitamin A, Vitamin B1, riboflavin, niasin, kalsium, zat
besi, kalium, dan yodium.
Tambahan buah jeruk dipilih karena mudah dijumpai dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Kandungan vitaminnya pun sangat baik bagi tubuh. Vitamin C dalam jeruk berperan sebagai zat antioksidan
yang dapat menetralkan radikal bebas hasil oksidasi lemak sehingga dapat mencegah beberapa penyakit,
seperti kanker, jantung, dan penuaan dini.
Cara membuat sedotan ramah lingkungan ini sederhana, yaitu dengan membuat adonan air jeruk dan agar-
agar rumput laut. Adonan dimasak sampai mengental, lalu dituang dalam cetakan. Agar-agar yang sudah
mengeras dalam bentuk sedotan kemudian dipanaskan dalam oven bersuhu 100 ºC selama kurang lebih 10
menit.
Jika dimasukkan dalam air panas, sedotan karya Devyani mulai rapuh dan lembek setelah 40 menit. Apabila
dimasukkan dalam air bersuhu normal, mulai rapuh dan lembek setelah 1 jam 30 menit. Sementara bila
dimasukkan dalam air dingin akan semakin mengeras setelah 1 jam 30 menit. Menurut Devyani, masih perlu
adanya perbaikan daya simpan sedotan.
Devyani mengakui sedotan yang dibuat secara tradisional belum dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Sedotan buatannya juga masih memiliki varian rasa yang terbatas. Devyani berharap, dalam penelitian
selanjutnya dapat mengembangkan varian rasa sedotan yang lebih banyak.
Sumber: https://www.denpasarkota.go.id/berita/baca/15173
Pada wacana 1 terdapat sebuah infografis yang menginformasikan mengenai ancaman sedotan plastik bagi bumi.
Tentukan “Setuju” atau “Tidak Setuju” pernyataan-pernyataan berikut berdasarkan penilaian terhadap infografis tersebut!
Bentuk penyajian data yang berupa angka membuat kesan monoton karena terlalu banyak.
Gambar sedotan yang menancap pada bumi menegaskan topik yang dibahas.
11. [Kode Soal : 20FDP000LTR43299GPG001] | Pilihan Ganda
Wacana 1
Sumber: https://katadata.co.id/grafik/2018/06/22/sedotan-plastik-mengancam-bumi
Wacana 2
Apakah kamu adalah salah satu pengguna sedotan plastik? Pernahkah kamu membayangkan bahwa sedotan
plastik yang kamu gunakan hanya akan berakhir menjadi sampah yang merusak lingkungan? Seorang siswi
kelas VI SD Saraswati 5 Denpasar bernama Ni Kadek Devyani Amelia Kusuma mencoba memberi alternatif
penggunaan sedotan yang lebih ramah lingkungan. Devyani mendapatkan idenya saat pergi ke restoran dan
tidak mendapatkan sedotan.
Devyani berhasil menciptakan sedotan berbahan rumput laut dan air jeruk. Tentu sedotan itu lebih ramah
lingkungan dan menyehatkan. Sedotan tersebut berhasil meraih juara 1 bidang produk dalam ajang Denpasar
Innovation Award VII Tahun 2019.
Devyani memilih rumput laut sebagai bahan utama karena mudah terurai dengan air sehingga tidak akan
mencemari lingkungan. Selain itu, rumput laut juga mengandung aneka zat gizi, seperti karbohidrat, protein,
lemak, natrium, kalium, serta 80-90% air. Ada juga vitamin A, Vitamin B1, riboflavin, niasin, kalsium, zat
besi, kalium, dan yodium.
Tambahan buah jeruk dipilih karena mudah dijumpai dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Kandungan vitaminnya pun sangat baik bagi tubuh. Vitamin C dalam jeruk berperan sebagai zat antioksidan
yang dapat menetralkan radikal bebas hasil oksidasi lemak sehingga dapat mencegah beberapa penyakit,
seperti kanker, jantung, dan penuaan dini.
Cara membuat sedotan ramah lingkungan ini sederhana, yaitu dengan membuat adonan air jeruk dan agar-
agar rumput laut. Adonan dimasak sampai mengental, lalu dituang dalam cetakan. Agar-agar yang sudah
mengeras dalam bentuk sedotan kemudian dipanaskan dalam oven bersuhu 100 ºC selama kurang lebih 10
menit.
Jika dimasukkan dalam air panas, sedotan karya Devyani mulai rapuh dan lembek setelah 40 menit. Apabila
dimasukkan dalam air bersuhu normal, mulai rapuh dan lembek setelah 1 jam 30 menit. Sementara bila
dimasukkan dalam air dingin akan semakin mengeras setelah 1 jam 30 menit. Menurut Devyani, masih perlu
adanya perbaikan daya simpan sedotan.
Devyani mengakui sedotan yang dibuat secara tradisional belum dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Sedotan buatannya juga masih memiliki varian rasa yang terbatas. Devyani berharap, dalam penelitian
selanjutnya dapat mengembangkan varian rasa sedotan yang lebih banyak.
Sumber: https://www.denpasarkota.go.id/berita/baca/15173
Alat, bahan, dan langkah-langkah membuat sedotan ramah lingkungan sudah dijelaskan dalam wacana 2. Mengapa vitamin C
dibahas dalam wacana tersebut?
Wacana 2
Apakah kamu adalah salah satu pengguna sedotan plastik? Pernahkah kamu membayangkan bahwa sedotan
plastik yang kamu gunakan hanya akan berakhir menjadi sampah yang merusak lingkungan? Seorang siswi
kelas VI SD Saraswati 5 Denpasar bernama Ni Kadek Devyani Amelia Kusuma mencoba memberi alternatif
penggunaan sedotan yang lebih ramah lingkungan. Devyani mendapatkan idenya saat pergi ke restoran dan
tidak mendapatkan sedotan.
Devyani berhasil menciptakan sedotan berbahan rumput laut dan air jeruk. Tentu sedotan itu lebih ramah
lingkungan dan menyehatkan. Sedotan tersebut berhasil meraih juara 1 bidang produk dalam ajang Denpasar
Innovation Award VII Tahun 2019.
Devyani memilih rumput laut sebagai bahan utama karena mudah terurai dengan air sehingga tidak akan
mencemari lingkungan. Selain itu, rumput laut juga mengandung aneka zat gizi, seperti karbohidrat, protein,
lemak, natrium, kalium, serta 80-90% air. Ada juga vitamin A, Vitamin B1, riboflavin, niasin, kalsium, zat
besi, kalium, dan yodium.
Tambahan buah jeruk dipilih karena mudah dijumpai dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Kandungan vitaminnya pun sangat baik bagi tubuh. Vitamin C dalam jeruk berperan sebagai zat antioksidan
yang dapat menetralkan radikal bebas hasil oksidasi lemak sehingga dapat mencegah beberapa penyakit,
seperti kanker, jantung, dan penuaan dini.
Cara membuat sedotan ramah lingkungan ini sederhana, yaitu dengan membuat adonan air jeruk dan agar-
agar rumput laut. Adonan dimasak sampai mengental, lalu dituang dalam cetakan. Agar-agar yang sudah
mengeras dalam bentuk sedotan kemudian dipanaskan dalam oven bersuhu 100 ºC selama kurang lebih 10
menit.
Jika dimasukkan dalam air panas, sedotan karya Devyani mulai rapuh dan lembek setelah 40 menit. Apabila
dimasukkan dalam air bersuhu normal, mulai rapuh dan lembek setelah 1 jam 30 menit. Sementara bila
dimasukkan dalam air dingin akan semakin mengeras setelah 1 jam 30 menit. Menurut Devyani, masih perlu
adanya perbaikan daya simpan sedotan.
Devyani mengakui sedotan yang dibuat secara tradisional belum dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Sedotan buatannya juga masih memiliki varian rasa yang terbatas. Devyani berharap, dalam penelitian
selanjutnya dapat mengembangkan varian rasa sedotan yang lebih banyak.
Sumber: https://www.denpasarkota.go.id/berita/baca/15173
Pilihlah informasi-informasi yang sudah tersaji secara akurat pada kedua wacana tersebut!
Beri tanda centang dengan cara mengeklik pada setiap pernyatan yang benar.
“Kabar darurat. Cuaca ekstrim akibat pemanasan global menerjang Teluk Finlandia dan sekitarnya. Beberapa pulau, batu karang
dan gumuk pasir di laut di Teluk Finlandia telah membeku. Apungan es pun mulai terbentuk di laut lepas. Angin kencang telah
membawanya ke jalur berlayarnya kapal. Dilaporkan suhu di Teluk Bothnia juga terus menurun memacu terbentuknya es hingga
menjebak beberapa kapal yang sedang berlayar di sana. Diperkirakan cuaca ekstrem ini akan terus berlangsung sepanjang musim
dingin.”
“Kak, bangun! Ada kapal yang terperangkap es,” seru Snow. Tapi Kepala kapal pemecah es, Atlas, menugaskan Castor dan
Pollux. Mereka sudah berangkat untuk menolong kapal-kapal itu.
“Lagi-lagi Castor dan Pollux yang berangkat! Kenapa selalu mereka?” keluh Snow sambil membangunkan kakaknya.
“Aduh, aku lagi asyik tidur. Nanti juga kita dipanggil jika diperlukan!” Kakaknya mengomel.
“Iya tapi aku bosan. Aku enggak mau hanya jadi tontonan wisatawan,” kata Snow kesal.
Snow memeriksa kembali semua peralatannya. Baling-baling haluan depan kapal dan pendorong buritannya berputar dengan
baik. Mesin-mesinnya sudah di servis. Radar dan pemancar radio yang baru sudah dipasang di anjungan menggantikan yang
lama. Semua sudah siap.
Mayday! Mayday! Tiba-tiba terdengar panggilan darurat dari sebuah kapal. “Ini kapal dagang Nou Nou dari Panama. Daun
kemudiku rusak dan tidak bisa dikendalikan. Aku akan terseret ke Gumuk Savin. Adakah yang bisa mendengarku?”
Sejenak semuanya terdiam. Lalu Atlas berkata, “Snow, giliranmu bertugas. Cepat tolong kapal Nou Nou!”
Snow menyalakan mesin-mesinnya dengan semangat. Lampu biru di menaranya, khas kapal pemecah es, menyala kelap kelip.
Lalu ia menanggapi panggilan darurat Nou Nou.
“Kapal dagang Nou Nou, ini kapal pemecah es Finlandia Snow. Bisa mendengarku?”
“Ya, aku mendengarmu. Es mulai menekan semua sisi badan kapalku. Entah berapa lama lagi aku bisa bertahan. Lambung
kapalku akan rusak jika terseret ke arah gumuk. TOLONG!” teriak kapal dagang Nou-Nou.
Untungnya, radar Snow bekerja dengan sempurna. Titik hijau di layar monitornya menunjukkan lokasi kapal Nou Nou. Mesin
alat penariknya serta kabel penariknya yang setebal kaki beruang, sudah siap di buritan kapal. Snow mundur dengan hati-hati
supaya alat penariknya di buritan ada di posisi yang tepat dengan haluan Nou Nou. Pengait kabel pun akhirnya terpasang. Snow
menggerakkan Nou Nou dengan perlahan. Kabel penarik yang tebal berderit keras saat Snow menariknya. Kapal-kapal tersebut
berbelok, pelan tapi pasti, meninggalkan gumuk itu menuju pos. Snow lelah tapi sangat puas ia bisa menolong kapal Nou Nou.
Sepertinya, ia akan sangat sibuk musim dingin ini.
Catatan:
Sumber:
Disadur dari buku “Icebreaker Snow and The Mission on the Gulf of Finland” ditulis oleh Teemu Leppala dan Petri Kantoniemi.
Diterbitkan oleh POB production Ltd, Finlandia, 2013
https://www.livescience.com/37057-global-warming-effects.html
https://ambon.antaranews.com/berita/15272/teluk-finlandia-membeku-lebih-dari-120-kapal-terjebak
https://www.foxnews.com/world/dozens-of-ships-trapped-in-ice-in-gulf-of-finland
Di manakah lokasi kapal pemecah es Snow berada ketika terdengar panggilan darurat?
Teluk Bothnia.
Gumuk Savin.
Teluk Finlandia.
Pos Juniper.