Anda di halaman 1dari 108

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS

REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR
TAHUN 2007

TESIS

Oleh

SANDRA SRI ANGGRAINI


057013024 / AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS
REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR
TAHUN 2007

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)


dalam Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SANDRA SRI ANGGRAINI


057013024 / AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Judul Tesis : Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam
Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang
Siantar

Nama Mahasiswa : Sandra Sri Anggraini

Nomor Pokok : 057013024

Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi : Administrasi Rumah Sakit

Menyetujui

Komisi Pembimbing :

Dr. Dra. Ida Yustina, MSi


Ketua

Drs. Amru Nasution, M.Kes


Anggota

Ketua Program Studi Direktur SPs USU

Dr. Drs. Surya Utama, MS Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc

Tanggal Lulus : 7 Agustus 2007

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Telah diuji
Pada tanggal: 7 Agustus 2007

Panitia Penguji Tesis

Ketua : Dr. Dra. Ida Yustina, MSi


Anggota : Drs. Amru Nasution, M.Kes
Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPD, SpJP
dr. Yulianti, SpP, MARS

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
PERNYATAAN

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS


REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR
TAHUN 2007

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2007

Sandra Sri Anggraini

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
ABSTRAK

Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta membaiknya


keadaan sosial ekonomi dan pendidikan, mengakibatkan perubahan sistem penilaian
masyarakat yang menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu. Salah satu parameter
untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau
informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Salah satu aspek yang sangat
berperan secara signifikan dalam menentukan kualitas rekam medis rumah sakit
adalah petugas rekam medis. Berdasarkan survei awal di RSUD Dr. Djasamen
Saragih Pematangsiantar diketahui persentase pengisian status pada formulir rekam
medis yang tidak diisi dengan lengkap sebesar 34,1%, pengembalian rekam medis
yang tidak tepat pada tempatnya sebesar 59,03%, serta pengisian status pada rekam
medis yang tidak tepat sebesar 56,13%.
Jenis penelitian ini adalah survei explanatory untuk mengetahui hubungan
motivasi petugas rekam medis (intrinsik dan ekstrinsik) dengan kinerja petugas rekam
medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Populasi penelitian adalah
seluruh petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
sebanyak 15 orang, seluruh populasi diambil sebagai sampel (total sampling).
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data
menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 53,3% petugas rekam medis
memiliki motivasi intrinsik tinggi dilihat dari aspek: prestasi, pengakuan orang lain,
tanggung jawab, peluang untuk maju, serta kepuasan kerja. Sebesar 93,3% petugas
rekam medis memiliki motivasi ekstrinsiknya tinggi dilihat dari aspek: kompensasi,
keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi teknis,
serta hubungan interpersonal. Sebesar 53,3% kinerja petugas rekam medis pada
kategori cukup.
Kesimpulan penelitian menunjukkan secara statistik terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel peluang untuk maju dan kepuasan kerja dengan kinerja
(p<0,05), sedangkan variabel prestasi, pengakuan orang lain, dan tanggung jawab tidak
berhubungan signifikan dengan kinerja (p>0,05). Terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja dan prosedur kerja dengan
kinerja (p<0,05), sedangkan variabel kompensasi, mutu supervisi teknis dan hubungan
interpersonal tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja (p>0,05).
Disarankan pengembangan sumber daya manusia di Sub Bidang Pengelolaan
dan Pelaporan Rekam Medis. Perlu kebijakan rumah sakit dalam upaya peningkatan
kepuasan kerja serta menjamin keamanan dan keselamatan kerja. Perlu dikembangkan
kondisi kerja yang kondusif dan prosedur kerja yang baik, serta perlu pelaksanaan dan
pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang menunjang pengelolaan
rekam medis.

Kata Kunci: Rekam Medis, Motivasi, Kinerja

vi
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
ABSTRACT

The rapid development of medical science and technology and the improving
socioeconomic condition and education result in the change of evaluation system of
the community demanding for a qualified health service. One of the parameters to
decide the quality of health service provided by a hospital is the data or information
obtained from the good and complete medical record. One of the aspects which play a
significant role in deciding the quality of medical record of the hospital is the person
in charge of doing the medical record. Based on the initial survey done at the Dr.
Djasamen Saragih General Hospital Pematangsiantar, it is reavaled that the
percentage of filling out the medical record are as follows: not returning the not
complete filling out 34,1%, not returning the medical record at its proper place 59,3%
and filling out status in inappropriate medical record is 56,13%.
This explanatory survey was conducted to examine the relationship between
the motivation (intrinsic and extrinsic) and the performances of the person in charge
of doing the medical record at Dr. Djasamen Saragih General Hospital
Pematangsiantar. The population is all 15 persons in charge of doing the medical
record working at the hospital and all of them were selected as samples (total
sampling) for this study. The data for this study were obtained through questionnaire
distribution and interviews. The data obtained were analyzed through the Spearman
correlation tests.
The results of this study shows that 53,3% of the persons in charge of doing
the medical record have high intrinsic motivation seen from aspects of achievement,
approval from others, responsibility, progress oppurtunity and work satisfication;
93,3% of them have high extrinsic motivation seen from the aspects of compensation,
security and occupational health, work condition, work procedure, quality of
technical supervision and interpersonal relationship. 53,3% of the performance of the
persons in charge of doing the medical record is on adequate category.
It can be concluded that statistically there is significant relationship between
the variable of progress oppurtinity and work satisfication with performance (p<0,05)
while the variable achievement, responsibility and progress oppurtunity do not have
significant relationship with performance (p>0,05). There is significant between the
variable security and occupational health, work condition and work procedure with
performance (p<0,05), while variable of compensation, quality of technical
supervision and interpersonal relationship do not show any significant relationship
with performance (p>0,05).
It is suggested that human resources in the sub-division of medical record
reporting and management need to be improved their performance. To improve work
satisfication and to guarantee work security and occupational health, a hosptial policy
is needed. A condusive work condition and sound work procedure need to be
developed, and also need developing of Hospital Information System to do medical
record.

Key words: Medical Record, Motivation, Performance.

vii
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan berkat dan karuniaNya yang berlimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini, yang mana merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan (MKes).
Selama penelitian dan penyusunan tesis ini yang berjudul : Hubungan
Motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, penulis telah banyak mendapatkan bantuan
moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Ida Yustina, MSi dan Bapak
Drs. Amru Nasution, MKes yang telah membimbing dari awal sampai selesainya
penulisan tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Ketua Program Magister Adminstrasi
dan Kebijakan Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPD, SpJP dan Ibu dr. Yulianti, SpP, MARS,
selaku Dosen Pembanding tesis.
4. Seluruh Dosen dan Staf di Program Magister Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Ria Novida Telaumbanua, MKes, selaku Direktur RSUD Dr. Djasamen
Saragih Pematangsiantar beserta seluruh staf.
6. Ibu Dr. Flora Maya Damanik, Selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam
Medik RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar beserta staf atas bantuan
yang telah diberikan.
7. Bapak Dr.H.Umar Zein, SpPD, KPTI, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Medan dan juga Dr.Hj. Ellen H, Nasution, Mkes, selaku Kasubdin Bina Program
Dinas Kesehatan Kota Medan.
8. Teristimewa buat orangtuaku tercinta, Ayahanda (Kolonel dr. Anggono
Purwohusodo, SpB) dan Ibunda yang telah memberikan limpahan kasih sayang,

viii
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
perhatian dan doa restu kepada ananda agar dapat menyelesaikan pendidikan
Pascasarjana.
9. Adik-adikku tersayang, dr. Susan Sri, SpM dan Ir. Jeanne yang telah memberikan
semangat dalam menyelesaikan tesis ini.
10. Anakku tercinta Febrina Y. Purba yang selama ini telah mendampingi dan terus
berdoa untuk mamanya dalam penyelesaian tesis ini.
11. Seluruh teman-teman di Dinas Kesehatan Kota Medan, khususnya kepada drg.
Firy Triyanti dan Ir. Umi Doloksaribu. Terimakasih atas dorongan dan perhatian
yang tak pernah putus serta pengertian yang dalam.
12. Teman-teman di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di
Magister Administrasi Rumah Sakit yang selama ini telah berjuang bersama-
sama, dan teristimewa buat Maya sahabatku terbaik yang telah melewati hari-hari
bersama yang penuh perjuangan dan memberi dorongan agar tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik.
13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi
maupun penulisan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini dan pengembangan penulisan di
masa yang akan datang. Akhirnya penulis mengharapkan tesis ini bermanfaat bagi
kita semua.

Medan, Agustus 2007


Penulis

Sandra Sri Anggraini

ix
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sandra Sri Anggraini


Tempat/Tgl Lahir : Medan, 28 Juli 1963
Agama : Kristen Protestan

Riwayat Pendidikan :
1970 - 1976 : SD Budi Murni Medan
1976 - 1979 : SMP Budi Murni Medan
1979 - 1982 : SMA Katolik Medan
1982 - 1990 : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Medan
2005 - 2007 : Program Magister Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara Medan

Riwayat Pekerjaan :

1992 - 1995 : Dokter Gigi di Puskesmas Merek Dinas Kesehatan


Kabupaten Karo
1995 - 2003 : Staf Dinas Kesehatan Kota Medan
2003 - sekarang : Kasie Data Informasi dan Laporan Bina Program Dinas
Kesehatan Kota Medan

x
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xviii
BAB 1.PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Permasalahan ............................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 6
1.4. Hipotesis Penelitian ................................................................. 6
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 8
2.1. Rekam Medis ............................................................................ 8
2.1.1. Pengertian Rekam Medis ................................................. 8
2.1.2. Fungsi dan Tujuan Rekam Medis .................................... 9
2.1.3. Standar Rekam Medis ...................................................... 11
2.1.4. Keakuratan Rekam Medis ................................................ 12
2.1.5. Kepemilikan dan Akses Rekam Medis ............................ 14
2.1.6. Pengendalian Rekam Medis............................................. 14
2.1.7. Penyimpanan Rekam Medis............................................. 15
2.2. Kinerja ..................................................................................... 17
2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja .................... 17
2.3. Motivasi .................................................................................... 19
2.3.1. Teori Motivasi ................................................................. 21
2.3.2. Jenis-Jenis Motivasi ........................................................ 23
2.4. Landasan Teori ........................................................................ 24
2.5. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 25
BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................ 27
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 27
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................. 27
3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 28
3.5. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 31

xi
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
3.6. Variabel dan Definisi Operasional ............................................ 31
3.7. Metode Pengukuran .................................................................. 34
3.7.1. Pengukuran Variabel Motivasi......................................... 34
3.7.2. Pengukuran Variabel Kinerja........................................... 35
3.8. Metode Analisis Data ................................................................ 36
BAB 4. HASIL PENELITIAN ................................................................ 37
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 37
4.2. Deskripsi Karakteristik Responden .......................................... 40
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................... 40
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 40
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .......... 41
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.......... 41
4.3. Motivasi Intrinsik ..................................................................... 42
4.3.1. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Prestasi........ 42
4.3.2. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Pengakuan
Orang Lain ....................................................................... 43
4.3.3. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Tanggung
Jawab................................................................................ 43
4.3.4. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Peluang
Untuk Maju ...................................................................... 44
4.3.5. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Kepuasan
Kerja ................................................................................ 45
4.4. Motivasi Ekstrinsik ................................................................... 46
4.4.1. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan
Kompensasi...................................................................... 46
4.4.2. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Keamanan
dan Keselamatan Kerja .................................................... 47
4.4.3. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Kondisi
Kerja ................................................................................ 48
4.4.4. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Prosedur
Kerja................................................................................. 48
4.4.5. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Mutu
Supervisi Teknis .............................................................. 49
4.4.6. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Hubungan
Interpersonal .................................................................... 50
4.5. Kinerja Petugas Rekam Medis ................................................. 51
4.5.1. Kinerja Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam
Medis .............................................................................. 51
4.5.2. Kinerja Urusan Pengelolaan Verifikasi............................ 52
4.5.3. Kinerja Urusan Pengelolaan Rawat Jalan ........................ 53
4.5.4. Kinerja Urusan Pengelolaan Rawat Inap ......................... 54

xii
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
4.5.5. Kinerja Urusan Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit ... 55
4.5.6. Kinerja Urusan Pengelolaan Indeks dan Analisa Rekam
Medis ................................................................................ 56
4.6. Hasil Wawancara Mendalam dengan Kasubbid Pengelolaan
dan Pelaporan Rekam Medis ................................................... 57
4.7. Hasil Uji Statistik Korelasi Spearman ..................................... 60
4.7.1. Motivasi Intrinsik dengan Kinerja ................................... 60
4.7.2. Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja................................. 61
BAB 5. PEMBAHASAN ........................................................................... 64
5.1. Hubungan Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam
Medis.......................................................................................... 64
5.1.1. Hubungan Prestasi dengan Kinerja Petugas Rekam
Medis ............................................................................. 64
5.1.2. Hubungan Pengakuan Orang Lain dengan Kinerja
Petugas Rekam Medis .................................................... 65
5.1.3. Hubungan Tanggung Jawab dengan Kinerja Petugas
Rekam Medis ................................................................. 66
5.1.4. Hubungan Peluang Untuk Maju dengan Kinerja Petugas
Rekam Medis ................................................................. 67
5.1.5. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Petugas
Rekam Medis ................................................................. 67
5.2. Hubungan Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam
Medis .......................................................................................... 69
5.2.1. Hubungan Kompensasi dengan Kinerja Petugas Rekam
Medis .............................................................................. 69
5.2.2. Hubungan Keamanan dan Keselamatan Kerja dengan
Kinerja Petugas Rekam Medis ....................................... 70
5.2.3. Hubungan Kondisi Kerja dengan Kinerja Petugas
Rekam Medis ................................................................. 71
5.2.4. Hubungan Prosedur Kerja dengan Kinerja Petugas
Rekam Medis ................................................................. 72
5.2.5. Hubungan Mutu Supervisi Teknis dengan Kinerja
Petugas Rekam Medis .................................................... 73
5.2.6. Hubungan antara Hubungan Interpersonal dengan
Kinerja Petugas Rekam Medis ....................................... 74
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 76
6.1. Kesimpulan................................................................................. 76
6.2. Saran .......................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79

xiii
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik......... 29

3.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik..... 30

4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 40

4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 40

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 41

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 41

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi di RSUD Dr. Djasamen


Saragih Pematangsiantar ...................................................................... 42

4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pengakuan Orang Lain di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 43

4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 44

4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Peluang Untuk Maju di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 44

4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Kerja di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 45

4.10.Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Intrinsik


di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar ............................... 46

4.11.Distribusi Responden Berdasarkan Kompensasi di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 47

xiv
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
4.12.Distribusi Responden Berdasarkan Keamanan dan Keselamatan
Kerja di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar ..................... 47

4.13.Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kerja di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar............................................... 48
4.14.Distribusi Responden Berdasarkan Berdasarkan Prosedur Kerja
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar ............................... 49
4.15.Distribusi Responden Berdasarkan Mutu Supervisi Teknis di RSUD
Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar.............................................. 49
4.16.Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Interpersonal
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar .............................. 50
4.17.Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Ekstrinsik
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar ............................... 51
4.18.Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Kasubbid Pengelolaan dan
Pelaporan Rekam Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar ................................................................................... 51
4.19.Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Verifikasi
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar .............................. 52
4.20.Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Rawat Jalan
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar ............................... 53
4.21.Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Rawat Inap
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar ............................... 54
4.22.Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Pelaporan
Rumah Sakit di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar ......... 55
4.23.Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Kasubbid Urusan Pengelolaan
Indeks dan Analisa Rekam Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar ................................................................................... 56
4.24.Distribusi Responden Menurut Kinerja di RSUD Dr. Djasamen
Saragih Pematangsiantar ...................................................................... 57
4.25.Uji Korelasi Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam
Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar .................... 61

xv
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
4.26.Uji Korelasi Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam
Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar .................... 62

4.27.Uji Korelasi Kategori Motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam


Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar .................... 63

xvi
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 25

4.1. Struktur Organisasi RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar 39

xvii
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Output Uji Korelasi Motivasi Intrinsik dengan Kinerja ................ 82


2. Output Uji Korelasi Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja ............. 83
3. Output Uji Korelasi Kategori Motivasi dengan Kinerja ............... 84
4. Output Tabel Distribusi ................................................................. 85
5. Kuesioner Penelitian ...................................................................... 90
6. Master Data .................................................................................... 98
7. Alur Dokumen Rekam Medik Pasien Rawat Inap ........................ 99
8. Alur Dokumen Rekam Medik Pasien Rawat Jalan ....................... 100
9. Surat Selesai Penelitian ................................................................. 101

xviii
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu fungsi yang paling utama dari sebuah rumah sakit adalah

menyediakan perawatan berkualitas tinggi terhadap pasien. Pimpinan rumah sakit

bertanggungjawab secara hukum maupun moral atas kualitas pelayanan yang

diberikan kepada pasien ataupun mereka yang datang ke fasilitas pelayanan tersebut.

Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta membaiknya

keadaan sosial ekonomi dan pendidikan, mengakibatkan perubahan sistem penilaian

masyarakat yang menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu. Salah satu parameter

untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau

informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator mutu rekam medik

yang baik adalah kelengkapan isi, akurat, tepat waktu dan pemenuhan aspek

persyaratan hukum.

Dalam Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia yang

dikeluarkan Dirjen Yanmed Depkes RI (1997) diatur tentang pertanggung jawaban

terhadap rekam medis dan aspek hukum rekam medis yang bertujuan untuk

terselenggaranya pelayanan kesehatan di rumah sakit yang efektif dan efisien.

Tujuan pengelolaan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang

tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit,

yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, oleh sebab itu dalam

1
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
2

mengelola rekam medis, setiap rumah sakit harus selalu mengacu kepada pedoman

atau petunjuk teknis pengelolaan Rekam Medis yang dibuat oleh rumah sakit yang

bersangkutan.

Pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis pada suatu rumah

sakit pada dasarnya mengatur proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya

pasien di tempat penerimaan pasien, pencatatan data medis pasien selama pasien

tersebut mendapatkan pelayanan medis, sampai pada penanganan berkas rekam

medis pasien yang meliputi kegiatan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari

tempat penyimpanan untuk melayani perrnintaan/peminjaman bila pasien berobat

ulang atau keperluan lain.

Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan

komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis berbasis komputer. Dalam

pelaksanaannya masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan

rekam medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat dijadikan data

model bagi rumah sakit lainnya. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun

berbagai data klinis pasien (Wikipedia, 2006).

Hasil studi Waruna (2003), tentang analisis beberapa faktor yang

berhubungan dengan kelengkapan pencatatan rekam medis pasien rawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan menyimpulkan bahwa persentase kelengkapan

pengisian rekam medis yang dilakukan dokter rata-rata 78,6% dan yang dilakukan

oleh perawat hanya 68,2%.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
3

Demikian juga dengan hasil studi Hutagalung (2005) yang menyimpulkan

bahwa data rekam medis belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta perencanaan di

Rumah Sakit Elisabeth Medan.

Pelaksanaan rekam medis di rumah sakit dipengaruhi oleh motivasi setiap

petugas rekam medis itu sendiri. Dengan motivasi yang baik, petugas rekam medis

diharapkan kinerjanya dalam pelaksanaan rekam medis juga semakin baik.

Menurut Gibson (1992), ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi

kinerja, yaitu: (1) variabel individual, terdiri dari: kemampuan dan ketrampilan:

mental dan fisik, latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian, demografis:

umur, asal-usul, jenis kelamin, (2) variabel organisasional, terdiri dari: sumberdaya,

kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan, dan (3) variabel psikologis,

terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi.

Menurut Mathis & Jackson (2002), kinerja pada dasarnya adalah apa yang

dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi.

Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian

dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi.

RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar sebagai rumah sakit

pemerintah dengan klasifikasi kelas B merupakan pusat pelayanan kesehatan dan

rujukan bagi masyarakat di wilayah Kota Pematang Siantar. Oleh karena itu rumah

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
4

sakit ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

Mutu pelayanan kesehatan di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

dapat dilihat dari beberapa aspek, salah satunya adalah kelengkapan rekam medisnya,

di mana tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan

dasar dalam melakukan tindak lanjut. Salah satu aspek yang sangat berperan secara

signifikan dalam menentukan kualitas rekam medis rumah sakit adalah petugas

rekam medis.

Menurut keterangan dari penanggungjawab rekam medis RSUD Dr.

Djasamen Saragih Pematang Siantar, proses pendaftaran saat seorang pasien diterima

di rumah sakit sampai pasien tersebut mendapatkan tindakan medis masih berjalan

lambat yang diakibatkan kurang lengkap dan kurang teraturnya sistem kearsipan data

rekam medis.

Hasil penelitian Zulhunain (1998) di RS Haji Medan menunjukkan bahwa

mutu pencatatan rekam medis di rumah sakit tersebut masih rendah, karena ada

sebagian data mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien yang tidak diisi.

Dampak dari rendahnya mutu pengisian rekam tersebut antara lain pengiriman status

tidak dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu.

Hasil survei awal yang dilakukan di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang

Siantar dengan pengambilan rekam medis secara acak 100 file rekam medis,

diketahui bahwa petugas rekam medis kurang memberi perhatian terhadap pekerjaan

rekam medis, hal ini terbukti dari persentase pengisian status pada formulir rekam

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
5

medis yang tidak diisi dengan lengkap sebesar 34,1%, pengembalian rekam medis

yang tidak tepat pada tempatnya sebesar 59,03%, serta pengisian status pada rekam

medis yang tidak tepat sebesar 56,13%.

Ketidaklengkapan dan ketidaktepatan dalam pengisian rekam medis

memberikan dampak yang tidak baik bagi proses pelayanan kesehatan kepada pasien,

karena waktu untuk proses pendaftaran sampai dilakukan tindakan medik menjadi

lama. Di samping itu analisa terhadap riwayat penyakit terdahulu serta tindakan

medik yang telah dilakukan sebelumnya tidak dapat dilakukan secara baik akibat

tidak lengkapnya data pada rekam medis pasien.

Tingginya persentase rekam medis yang tidak lengkap merupakan indikator

rendahnya kinerja petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang

Siantar, yang diduga sebagai akibat rendahnya motivasi petugas dalam

melaksanakan pekerjaannya, baik motivasi dari dalam dirinya sendiri (intrinsik)

maupun motivasi dari luar diri petugas (ekstrinsik).

Mengacu kepada hasil survei awal tersebut, penulis tertarik melakukan

analisis tentang hubungan motivasi dengan kinerja petugas rekam medis dalam

pelaksanaan rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian : bagaimana hubungan motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain,

tanggungjawab, peluang untuk maju, serta kepuasan kerja) dan ekstrinsik

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
6

(kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu

supervisi teknis, serta hubungan interpersonal) dengan kinerja petugas rekam medis

di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis hubungan motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang

lain, tanggungjawab, peluang untuk maju, serta kepuasan kerja) dan ekstrinsik

(kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu

supervisi teknis, serta hubungan interpersonal) dengan kinerja petugas rekam medis

di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

1.4. Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain,

tanggungjawab, peluang untuk maju, serta kepuasan kerja) dan ekstrinsik

(kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu

supervisi teknis, serta hubungan interpersonal) dengan kinerja petugas rekam medis

di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam manajemen perencanaan

dan peningkatan kinerja petugas rekam medis di masa yang akan datang.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
7

2. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan evaluasi kinerja serta bahan masukan untuk menambah

pemahaman serta wawasan tentang kinerja petugas rekam medis di rumah

sakit.

3. Bagi Akedemisi

Sebagai bahan perbandingan atau referensi pada studi atau penelitian di masa

yang akan datang.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rekam Medis

Rekam medis adalah keterangan tertulis dan terekam tentang identitas umum

dan sosial pasien, anamnesa, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang lainnya, laboratorium, diagnosis, segala perawatan dan tindakan medis

yang diberikan kepada pasien serta dokumen hasil pelayanan (resume) baik pasien

rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan di unit gawat darurat (Brotowasisto, 2003).

2.1.1. Pengertian Rekam Medis

Menurut Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989, rekam medis adalah

berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada

sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

Menurut Hatta (2003) rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang

kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan

saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka

memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesa,

pemeriksaan dan catatan segala kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien dari

waktu ke waktu. Dalam perkembangannya mencakup rekaman elektronik seperti

komputer, mikrofilm dan rekaman suara (Hanafiah dan Amir, 1999).

8
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
9

2.1.2. Fungsi dan Tujuan Rekam Medis

Menurut Ariyanto (2004) fungsi rekam medis secara umum adalah sebagai:

(a) alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lain, (b) dasar perencanaan

pengobatan yang mesti diberikan kepada pasien, (c) landasan analisis, studi, evaluasi

terhadap mutu pelayanan, (d), dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan, dan

(f) alat perlindungan kepentingan hukum pasien, rumah sakit, maupun dokter yang

bersangkutan.

Dalam Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis

disebutkan, rekam medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya.

Dokter boleh memaparkan isi rekam medis jika sudah mendapat izin tertulis dari

pasien. Secara lebih rinci, permenkes tentang rekam medis itu menyebutkan, berkas

rekam medis adalah milik sarana pelayanan kesehatan atau rumah sakit, namun isi

rekam medis merupakan milik pasien. Pada praktiknya, pelaksanaan hak akses

pasien terhadap rekam medis miliknya bisa terwujud dengan pemberian salinan atau

fotokopi, tapi berkas asli mesti tetap berada di rumah sakit dan sang dokter tak boleh

membawanya pulang (Dirjen Yanmed, 1997).

Rekam medis rumah sakit adalah rekam medis yang lengkap, terkini yang

memuat riwayat pasien, kondisi terapi dan hasil perawatan. Rekam medis digunakan

untuk mendokumentasikan secara kronologis terapi yang diberikan kepada pasien.

Rekam medis juga digunakan untuk merencanakan evaluasi terapi pasien dan sebagai

alat komunikasi antar dokter dan penyedia pelayanan kesehatan lainnya di rumah

sakit. Pengawas medis dan perawatan melakukan audit kualitas pelayanan kesehatan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
10

dengan mengevaluasi terapi yang dituliskan dalam rekam medis, yang kemudian

dibandingkan dengan standar prosedur yang berlaku (Basbeth, 2005).

Menurut Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organization

(JCAHO) yang dikutip Basbeth (2005) menetapkan tujuan rekam medis adalah :

a. Sebagai dasar pemberian pelayanan dan evaluasi terapi yang

berkesinambungan

b. Sebagai pelengkap evaluasi medis pasien, terapi dan perubahan kondisi

pasien saat pasien berada dalam perawatan di rumah sakit, gawat darurat

c. Untuk mendokumentasikan komunikasi yang terjadi antara dokter-dokter

yang bertanggung jawab memberikan pelayanan medis kepada pasien

d. Sebagai alat bantu hukum bagi pasien, rumah sakit dan dokter.

e. Sebagai data yang dapat digunakan untuk pendidikan dan penelitian.

Menurut Dirjen Yanmed (1997), rekam medis memiliki 6 manfaat, yang

untuk mudahnya disingkat sebagai ALFRED, yaitu:

a) Adminstrative value: Rekam medis merupakan rekaman data adminitratif

pelayanan kesehatan.

b) Legal value: Rekam medis dapat dijadikan bahan pembuktian di pengadilan

c) Financial value: Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya

pelayanan kesehatan yang harus dibayar oleh pasien

d) Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian

dalam lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
11

e) Education value: Datanya dalam Rekam Medis dapat menjadi bahan

pengajaran dan pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga

kesehatan lainnya.

f) Documentation value: Rekam medis merupakan sarana untuk penyimpanan

berbagai dokumen yang berkaitan dengan kesehatan pasien.

2.1.3. Standar Rekam Medis

Ada beberapa standar penyimpanan rekam medis yang diterima oleh

organisasi profesional yaitu: (a) dokter harus memeriksa bahwa dalam setiap

lembaran tercantum nama dan materi identifikasi pasien yang terisi dengan baik,

(b) pengisian harus jelas, tidak membingungkan, (c) rekam medis harus akurat,

adekuat, tepat, aktual dan relevan, (d) untuk dapat memberikan pelayanan sesuai

standar seorang dokter harus melakukan pencatatan sesering mungkin, (e) baik dokter

maupun perawat harus memiliki rencana perawatan yang terpisah namun saling

melengkapi, (f) setiap tindakan yang dilakukan harus tercatat sejak kedatangan awal

pasien, (g) semakin darurat keadaan pasien maka rekam medis harus ditulis sesegera

mungkin (Dirjen Yanmed, 1997).

Secara umum rekam medis pasien harus memuat : (a) keluhan utama,

(b) informasi riwayat pengobatan, (c) riwayat sosial pasien dan keluarga, (d) riwayat

penyakit terdahulu, (e) pemeriksaan fisik, (f) semua prosedur diagnostik, (g) semua

hasil pemeriksaan laboratorium dan rontgen, (h) catatan perkembangan penyakit

pasien, (i) diagnosis provisional yang merefleksikan keadaan awal pasien saat

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
12

diperiksa oleh dokter sebelumnya, (j) laporan hasil konsultasi, (k) obat yang

diresepkan, (l) respon terhadap terapi yang diberikan, (m) catatan tentang proses

pengobatan, (n) informed consern, (o) tanggal dan identitas dokter tempat

berkonsultasi termasuk hasil konsultasi, (p) catatan tentang keluhan pasien,

(q) diagnosis akhir berdasarkan terminologi yang berlaku, (r) resume pasien keluar

dari rumah sakit, (s) hasil autopsi yang jelas dan lengkap (Dirjen Yanmed, 1997).

2.1.4. Keakuratan Rekam Medis

Rekam medis yang akurat sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan,

kalau rekam medis tidak akurat dapat merugikan pasien. Pada dasarnya tindakan

koreksi sangat dihindari namun manusia tidak terlepas dari kesalahan. Koreksi yang

dilakukan jangan sampai meninggalkan keraguan untuk penggunaan berikutnya

(Basbeth, 2005).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan rekam medis yang

akurat adalah:

a. Bila terjadi kesalahan dalam penulisan maka bagian yang salah digarisbawahi

dengan satu garis diberi tanggal dan waktu serta alasan penggantian.

Kemudian catatan baru dituliskan pada tempat kosong di sebelahnya. Bagian

yang salah ataupun halaman yang salah tidak boleh dibuang.

b. Apabila pasien minta penggantian rekam medis maka dokter yang

bersangkutan harus mendiskusikannya dengan pasien di mana harus

dicantumkan bahwa penggantian tersebut atas permintaan pasien.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
13

c. Bila mungkin seorang dokter atau perawat supervisor harus mengoreksi

bagian yang salah yang tidak diketahui sebelumnya kemudian mencantumkan

tandatangan, waktu dan tanggal serta alasan koreksi dekat bagian yang

dikoreksi. Bagian yang salah tidak boleh dihapus.

d. Seorang dokter tidak boleh menuliskan perasaan pribadinya tentang si pasien.

Apabila sudah dituliskan maka tidak boleh diganti atau dihapus kecuali

dengan mencantumkan alasannya selanjutnya dilakukan seperti penjelasan

sebelumnya.

e. Rekam medis harus ditulis dengan bahasa yang jelas dan kata-kata yang dapat

dimengerti oleh semua staf yang berkaitan dengan pasien. Catatan bisa tertulis

ataupun diketik dengan jelas. Penulis harus mencantumkan nama, jabatan dan

tandatangannya setelah menulis.

f. Rekam medis harus mencantumkan jumlah yang adekuat tentang terapi yang

diberikan pada pasien untuk menilai apakah terapi yang diberikan sudah

memenuhi standar prosedur. Kalau tidak rumah sakit bisa dianggap

melalaikan pasiennya.

g. Rekam medis harus segera diselesaikan beberapa hari setelah pasien pulang.

Tidak ada standar yang baku, beberapa rumah sakit memakai batasan 15 hari

setelah pasien pulang.

h. Data yang ditambahkan pada rekam medis setelah pasien pulang biasanya

dianggap tidak kredibel lagi. Bahkan beberapa perusahaan asuransi tidak

mempertimbangkan data-data yang diisi setelah pasien pulang.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
14

2.1.5. Kepemilikan dan Akses Rekam Medis

Dewasa ini status hukum dari rekam medis telah berubah namun tidak

mengubah hak kepemilikan dari seorang pasien terhadap rekam medis tersebut.

Ketika seorang pasien menginginkan duplikat dari rekam medisnya, ia berhak

mendapatkan semuanya. Pasien dapat memfotokopi rekam medisnya, namun rekam

medis Asli harus tetap berada di tangan rumah sakit. Walaupun hak pasien untuk

melihat dan membuat duplikat dari rekam medisnya adalah mutlak, namun hal

tersebut harus dengan alasan yang jelas. Bila sebuah permohonan yang rasional

diajukan, maka seorang pasien dapat melihat atau bahkan membuat duplikat dari

rekam medisnya pada waktu yang ditentukan (Basbeth, 2005).

2.1.6. Pengendalian Rekam Medis

Menurut Anonymous (2006), dalam pengendalian rekam medis terdapat

beberapa kegiatan yaitu : (a) transfer, dalam hal ini seorang dokter berkewajiban

secara etik untuk bekerjasama dan menyerahkan rekam medis pasiennya kepada

dokter lain yang melanjutkan pengobatan pasiennya, (b) kehilangan beberapa bagian

atau seluruh bagian dari suatu rekam medis, kecuali dapat dijelaskan dengan baik

untuk membuktikan tidak ada kesengajaan, dianggap bahwa kehilangan tersebut

adalah suatu kesengajaan dan untuk tujuan tertentu, (c) perlindungan dan

penyimpanan, seorang dokter berhak untuk menjaga dan memyimpan rekam medis

dalam waktu tertentu dimana suatu tuntutan hukum dapat diajukan.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
15

2.1.7. Penyimpanan Rekam Medis

Rumah-rumah sakit biasanya menyimpan rekam medik untuk periode yang

telah ditentukan oleh hukum atau peraturan negara atau disesuaikan dengan institusi

masing-masing. Sebuah rumah sakit bagaimanapun harus menyimpan film radiografi

sebagai bagian dari rekam medik yang teratur untuk periode 5 tahun; film radiografi

yang pernah diperkarakan di pengadilan yang terjadi sebelum periode 5 tahun

tersebut berakhir, harus disimpan hingga perkara selesai atau untuk periode 12 tahun

sejak tanggal film tersebut dibuat (Anonymous, 2006).

Meningkatnya kompleksitas pelayanan kesehatan menyebabkan pentingnya

dilakukan penyimpanan terhadap rekam medik yang ada. Di kebanyakan negara,

tidak terdapat pengaturan penyimpanan yang spesifik terhadap rekam medik. Setiap

wilayah tertentu dapat menetapkan peraturan penyimpanan tertentu, sebagai contoh,

di Maryland disebutkan bahwa kecuali pasien telah diberitahukan, penyedia jasa

pelayanan kesehatan tidak boleh memusnahkan rekam medik atau hasil laboratorium

atau foto sinar-X seseorang setidaknya hingga 5 tahun setelah rekam medik tersebut

dibuat. Sedangkan pada kasus pasien anak, rekam medik tidak boleh dimusnahkan

hingga pasien tersebut mencapai usia dewasa ditambah 3 tahun setelahnya, atau

hingga 5 tahun sejak rekam medik dibuat, kecuali apabila orangtua atau wali dari

anak telah diberitahukan (Anonymous, 2006).

Menurut Basbeth (2005) kurun waktu dimana rekam medik harus

dipertahankan bergantung pada kebutuhan untuk kelanjutan pelayanan kesehatan

pada pasien dan untuk tujuan penelitian, atau pendidikan, dan atau untuk hukum dan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
16

peraturan. Dianjurkan rumah-rumah sakit untuk mempertahankan rekam medik

sebagai standar akreditasi. Dalam ketiadaan peraturan periode penyimpanan tertentu

di suatu negara, penahanan rekam medik lebih ditentukan oleh kesepakatan. Penyedia

jasa pelayanan kesehatan dapat mempertimbangkan rekomendasi dari asosiasi

profesional mengenai usia penyimpanan rekam medik. Sebagai contoh, dua asosiasi,

AHA dan AMRA, merekomendasikan rekam medik pasien, baik asli maupun hasil

reproduksi, harus dipertahankan hingga 10 tahun. Periode dihitung mulai dari

kunjungan terakhir pasien. Kedua asosiasi ini juga lebih lanjut menganjurkan bahwa

setelah 10 tahun, rekam medik tersebut dapat dimusnahkan kecuali dilarang oleh

hukum atau peraturan tertentu di negara bersangkutan, atau dalam hal beberapa

informasi harus tetap disimpan oleh institusi tersebut untuk keperluan tertentu.

Peraturan pemerintah melindungi kerahasiaan dari data perawatan pasien

pengguna alkohol atau penyalahgunaan obat. Bagaimanapun, peraturan menghendaki

agar rekam medik tersebut disimpan dalam ruangan yang aman, terkunci dalam

lemari, atau lemari besi, atau perangkat lain serupa. Sebagai tambahan, bila suatu

program menghentikan kegiatan operasinya atau rekam medik tersebut dibutuhkan

oleh program yang lain, maka identitas pasien harus ditinggalkan atau data tersebut

dimusnahkan, kecuali pasien memberikan pernyataan persetujuan tertulis untuk

memindahkan datanya atau terdapat permintaan yang sah menurut hukum agar data

tersebut disimpan unuk periode waktu yang tertentu. Data tersebut harus dilabeli

dengan nama dari program dan surat permintaan dari pengadilan untuk penyimpanan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
17

dan harus dimusnahkan sesegera mungkin setelah periode penyimpanan tersebut

berakhir (Anonymous, 2006).

2.2. Kinerja

Kinerja adalah penampilan hasil karya personel, baik secara kualitas maupun

kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu

maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada

personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada

keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi (Ilyas, 2001).

Kinerja menurut Mulyadi yang dikutip Srimindarti (2006) adalah penentuan

secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pengertian kinerja tersebut dapat dijelaskan bahwa kinerja

merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh

tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada

sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar

efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.

2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Dalam organisasi pelayanan kesehatan, sangat penting untuk memiliki

instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga profesional. Proses evaluasi

kinerja bagi profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk

meningkatkan kinerja organisasi (Ilyas, 2001).

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
18

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja personil,

dilakukan pengkajian terhadap beberapa teori kinerja. Secara teoritis ada tiga

kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja atau kinerja, yaitu: variabel

individu, variabel organisasional dan variabel psikologis. Ketiga variabel tersebut

mempengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja personel.

Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas

pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas

(Ilyas, 2001).

Menurut Gibson yang dikutip Ilyas (2001) menyampaikan model teori kinerja

dan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan

kinerja individu. Variabel individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan

dan ketrampilan, latar belakang dan demografis. Sub-variabel kemampuan dan

ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja

individu, sedangkan variabel demografis memberikan efek yang tidak langsung

kepada kinerja individu.

Variabel organisasional terdiri dari sumberdaya, kepemimpinan, imbalan,

struktur, dan desain pekerjaan yang mengatur pekerjaan secara individu maupun

kelompok yang dapat mengoptimalkan kemampuan individu mencapai tujuan

organisasi.

Variabel psikologis, terdiri dari sub-variabel persepsi, sikap, kepribadian,

belajar, dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1987) banyak dipengaruhi oleh

keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.

Variabel psikologis ini merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur, juga sukar

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
19

menyatakan atau mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel tersebut,

karena seorang individu masuk dan bergabung dalam suatu organisasi kerja pada

usia, etnis, latar belakang budaya, dan ketrampilan berbeda satu dengan lainnya.

2.3. Motivasi

Menurut Rusyam (1989) pengertian motivasi sebagai berikut: “motivasi

merupakan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari oleh adanya

suatu keinginan/kebutuhan.” Wahjosumidjo (1987) memberikan suatu definisi:

“motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap,

kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang untuk bertingkah

laku dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dirasakan.” Sedangkan Gerungan

(2000) menambahkan bahwa motivasi adalah penggerak, alasan-alasan, atau

dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dirinya melakukan suatu

tindakan/bertingkah laku.

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota

organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau

ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang

menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian

tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang ditentukan (Siagian, 2004).

Berdasarkan pada beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan-dorongan yang terdapat dalam

diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
20

lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan,

baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani.

Istilah motivasi mengandung tiga hal yang amat penting, yaitu:

a) Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran organisasional. Tersirat pada pandangan ini bahwa dalam

tujuan dan sasaran organisasi telah tercakup tujuan dan sasaran pribadi anggota

organisasi. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri bawahan

yang digerakkan terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya tujuan maka

tujuan pribadi akan ikut pula tercapai.

b) Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan

tertentu. Usaha merupakan ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila

seseorang termotivasi, maka akan berusaha keras untuk melakukan sesuatu.

c) Kebutuhan adalah keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha

tertentu menjadi menarik. Artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan

menciptakan ketegangan yang pada gilirannya menimbulkan dorongan tertentu

pada diri seseorang.

Menurut Gitosudarmo (1986) motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk

bersedia bekerja sama demi tercapainya tujuan bersama atau tujuan perusahaan ini

terdapat dua macam yaitu: (a) motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan

dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering

disebut Insentif; dan (b). motivasi non finansial yaitu dorongan yang diwujudkan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
21

tidak dalam bentuk finansial, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan,

pendekatan manusiawi dan lain sebagainya.

2.3.1. Teori Motivasi

a. Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow.

Menurut Robbin (2001) teori ini mula-mula dipelopori oleh Maslow pada

tahun 1954. Ia menyatakan bahwa manusia mempunyai pelbagai keperluan dan

mencoba mendorong untuk bergerak memenuhi keperluan tersebut. Keperluan itu

wujud dalam beberapa tahap kepentingan. Setiap manusia mempunyai keperluan

untuk memenuhi kepuasan diri dan bergerak memenuhi keperluan tersebut. Lima

hierarki keperluan mengikut Maslow adalah kebutuhan: (1) Faali (fisiologis): antara

lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), sex dan kebutuhan

ragawi lain, (2) Keamanan : antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap

kerugian fisik dan emosional, (3) Sosial: mencakup kasih sayang, rasa dimiliki,

diterima baik, dan persahabatan, (4) Penghargaan : mencakup faktor rasa hormat

internal seperti harga-diri, otonomi, dan prestasi; dan faktor hormat ekstemal seperti

status, pengakuan, dan perhatian. (5) Aktualisasi-diri: dorongan untuk menjadi apa

yang ia mampu menjadi; mencakup pertumbuhan, mencapai potensialnya, dan

pemenuhan diri.

Maslow memisahkan kelima kebutuhan sebagai kategori tinggi dan kategori

rendah, Kebutuhan faali dan kebutuhan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan

kategori rendah dan kebutuhan sosial dan kebutuhan akan penghargaan, dan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
22

aktualisasi diri sebagai kebutuhan kategori tinggi. Pembedaan antara kedua kategori

ini berdasarkan alasan bahwa kebutuhan kategori tinggi dipenuhi secara internal (di

dalam diri orang itu). Sedangkan kebutuhan kategori rendah terutama dipenuhi secara

eksternal (dengan upah, kontrak serikat buruh, dan masa kerja).

b. Teori Dua Faktor (Motivator-Hygiene Theory)

Teori dua faktor dari Herzberg berusaha mencari sebab-sebab adanya rasa

puas dan rasa tidak puas dari seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

Dengan diketahuinya sebab-sebab tersebut, maka akan diusahakan untuk dapat

diciptakan kepuasan sehingga para pekerja dapat terdorong atau termotivasi untuk

bekerja dengan lebih baik.

Teori ini memberikan gambaran bahwa kepuasan akan hasil pekerjaan

seseorang dipengaruhi oleh suatu faktor yang disebut faktor pemuas (satisfier factor).

Faktor pemuas tersebut timbul di dalam diri pekerja terhadap hasil pekerjaannya dan

kemudian menciptakan perasaan berprestasi, dihargai, memperoleh kemajuan. Di

pihak lain pada diri pekerja juga terdapat rasa ketidak-puasan yang disebut faktor

kesehatan (higyene factor). Hygiene factor berupa pengaruh lingkungan kerja, yaitu

antara lain berupa hubungan dengan supervisor, hubungan dengan teman kerja, rasa

tidak aman dalam bekerja, kondisi kerja, serta gaji yang cukup. Tersedianya faktor

kesehatan berarti terciptanya lingkungan kerja yang sehat baik sehat fisik maupun

sehat mental (Gitosudarmo, 1986). Kedua faktor yaitu satisfier factor dan hygiene

factor harus tersedia atau disediakan oleh manajer sehingga terjadi dorongan untuk

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
23

bekerja bersama secara efektif dan efisien. Implikasi teori ini bahwa seorang pekerja

mempunyai dorongan untuk berkarya tidak sekedar mencari nafkah akan tetapi

sebagai wahana untuk memuaskan berbagai kepentingan dan kebutuhannya (Siagian,

1995).

2.3.2. Jenis-Jenis Motivasi

Jenis-jenis motivasi yang terjadi atas dasar pembentukannya menurut

Sardiman (1986) terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu: (a) motivasi bawaan, yaitu motivasi

yang telah di bawa sejak lahir dan terjadinya tanpa dipelajari. Motivasi bawaan atau

disebut juga dengan motivasi primer terjadi dengan sendirinya tanpa melalui proses

belajar, dan (b) motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena adanya

komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari oleh manusia. Motivasi

yang dipelajari atau motivasi sekunder muncul melalui proses pembelajaran sesuai

dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang.

Menurut Handoko (1995), motivasi terdiri atas: (a) motivasi intrinsik, yaitu

motivasi yang berfungsinya tanpa rangsangan dari luar, karena dalam diri individu

tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan tindakan, dan (b) motivasi ekstrinsik,

yaitu motivasi yang berfungsinya karena disebabkan oleh adanya faktor pendorong

dari luar diri individu.

Dalam penelitian ini variabel motivasi diukur berdasarkan teori dua faktor

dari Hezberg, yaitu motivasi intrinsik : (a) prestasi yang diraih, (b) pengakuan orang

lain, (c) tanggungjawab, (d) peluang untuk maju, (e) kepuasan kerja itu sendiri,

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
24

dan motivasi ekstrinsik, meliputi: (a) kompensasi, (b) keamanan dan keselamatan

kerja, (c) kondisi kerja, (d) prosedur kerja, (e) mutu supevisi teknis, serta

(f) hubungan interpersonal.

2.4. Landasan Teori

Kompleksitas pengelolaan serta fungsi dari rekam medis rumah sakit,

mengharuskan petugas pelaksana rekam medis untuk bekerja secara baik sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga menunjukkan hasil kerja atau

kinerja sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu indikator mutu pelayanan

kesehatan di rumah sakit adalah kelengkapan rekam medisnya yang ditunjukkan oleh

kinerja petugas pengelolanya.

Untuk mendapatkan rekam medis yang lengkap dan diisi secara tepat, setiap

petugas rekam di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan tugas pokok serta

fungsinya (tupoksi) yang telah ditetapkan, yaitu mulai dari pencatatan data pasien

pada lembar masuk (admission sheet) sampai penyimpanan dan mengevaluasi data

rekam medis.

Faktor motivasi dalam bekerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan

untuk dapat menghasilkan hasil kerja optimal. Teori motivasi dapat

diimplementasikan di semua organisasi dengan menyediakan fasilitas-fasilitas

rekreatif yang sederhana tapi mengena, mampu menyenangkan dan menyamankan

pekerja dan memacu motivasi pekerja yang pada akhirnya mendongkrak kinerja

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
25

perusahaan. Program motivasi untuk pekerja hendaknya mampu membuat pekerja

merasa diperhatikan dan diakui keberadaannya dan kebutuhannya.

Dengan demikian, apabila dalam diri setiap petugas rekam medis terdapat

motivasi yang memberi kekuatan untuk bekerja dengan baik dan benar, tentunya akan

dapat dilakukan peningkatan kualitas petugas rekam medis sebagai cerminan atau

indikator kinerja petugas kesehatan di bagian rekam medis.

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah akan alur penelitian

ini digambarkan dalam kerangka konsep seperti berikut ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

MOTIVASI INTRINSIK
- Prestasi,
- Pengakuan orang lain
- Tanggungjawab
- Peluang untuk maju
- Kepuasan kerja

KINERJA PETUGAS
REKAM MEDIS
MOTIVASI EKSTRINSIK
- Kompensasi
- Keamanan dan
keselamatan kerja
- Kondisi kerja
- Prosedur kerja
- Mutu supervisi teknis
- Hubungan interpersonal

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
26

Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat dijelaskan definisi konsep sebagai

berikut:

Motivasi petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang

Siantar meliputi motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain, tanggungjawab,

peluang untuk maju, serta kepuasan kerja) dan ekstrinsik (kompensasi, keamanan dan

keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi teknis, serta

hubungan interpersonal) secara teoritis berhubungan dengan kinerja individu. Dalam

penelitian ini hubungan kinerja petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih

Pematang Siantar dengan motivasi adalah hubungan yang searah, artinya kinerja

petugas akan baik atau optimal apabila dalam melaksanakan pekerjaan di bagian

rekam medis dalam suasana motivasi yang tinggi, sebaliknya kinerja petugas akan

tidak optimal apabila dalam melaksanakan pekerjaannya tanpa didukung oleh

motivasi intrinsik maupun ekstrinsik.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei explanatory untuk

mengetahui hubungan motivasi petugas rekam medis (intrinsik dan ekstrinsik)

dengan kinerja petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang

Siantar.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

yang merupakan rumah sakit yang telah melaksanakan pencatatan dan pelaporan data

dalam rekam medik. Lokasi penelitian ditentukan dengan pertimbangan bahwa

RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar adalah suatu rumah sakit berskala

besar yang memiliki fasilitas pelayanan yang lengkap seperti fasilitas untuk

pelaksanaan rekam medis. Pelaksanaan penelitian pada bulan Mei – Juli Tahun

2007.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas rekam medis yang

mengelola dan melaksanakan kegiatan rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih

Pematang Siantar, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 15 orang. Dengan demikian

sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

27
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
28

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui sejauhmana kesamaan antara yang diukur peneliti dengan

kondisi yang sebenarnya di lapangan, maka dilakukan uji validitas terhadap

kuesioner yang telah dipersiapkan dengan formula alat bantu komputer yaitu dengan

melihat output pada kolom corrected item- total correlation yang merupakan nilai

r-hitung untuk masing-masing pertanyaan, kemudian membandingkan dengan nilai

r-tabel, dengan formula sebagai berikut :

N ( ∑xy ) - (∑x∑y )
r =
{ [ N∑x2 - (∑x)2 ] . [ N∑y2 . (∑y)2 ] }1/2

dimana :

x = skor tiap-tiap variabel

y = skor total tiap responden

N = jumlah responden

Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan

tersebut dilakukan berulang-ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner

yang telah dipersiapkan dengan formula Alpha Cronbach sebagai berikut :

M ( Vt . Vx )
Rtt =
M . 1 (Vt)

dimana : Vt = variasi total

Vx = variasi butir-butir

M = jumlah butir pertanyaan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
29

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Nomor Corrected Item-Total


r-tabel Status
Butir Correlation
1 0,3253 0,215 Valid
2 0,3556 0,215 Valid
3 0,3006 0,215 Valid
4 0,4225 0,215 Valid
5 0,2860 0,215 Valid
6 0,3003 0,215 Valid
7 0,4074 0,215 Valid
8 0,2750 0,215 Valid
9 0,3328 0,215 Valid
10 0,3944 0,215 Valid
11 0,4671 0,215 Valid
12 0,2401 0,215 Valid
13 0,3231 0,215 Valid
14 0,3231 0,215 Valid
15 0,4825 0,215 Valid
16 0,3451 0,215 Valid
17 0,4944 0,215 Valid
18 0,3671 0,215 Valid
19 0,2825 0,215 Valid
20 0,3245 0,215 Valid
21 0,3521 0,215 Valid
22 0,2732 0,215 Valid

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas diketahui bahwa butir-butir pertanyaan untuk

variabel motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, seluruhnya memenuhi

persyaratan yakni nilai r-hitung semua butir pertanyaan lebih besar dari r-tabel 0.215

(Gozhali, 2001). Dengan demikian dapat digunakan dalam penelitian.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
30

Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Nomor
Cronbach Alpha Kriteria Status
Butir
1 0,9623 0,60 Reliabel
2 0,9623 0,60 Reliabel
3 0,9374 0,60 Reliabel
4 0,9374 0,60 Reliabel
5 0,9375 0,60 Reliabel
6 0,9375 0,60 Reliabel
7 0,9672 0,60 Reliabel
8 0,9672 0,60 Reliabel
9 0,9838 0,60 Reliabel
10 0,9838 0,60 Reliabel
11 0,9217 0,60 Reliabel
12 0,9217 0,60 Reliabel
13 0,9281 0,60 Reliabel
14 0,9281 0,60 Reliabel
15 0,9165 0,60 Reliabel
16 0,9165 0,60 Reliabel
17 0,9727 0,60 Reliabel
18 0,9727 0,60 Reliabel
19 0,9139 0,60 Reliabel
20 0,9139 0,60 Reliabel
21 0,9547 0,60 Reliabel
22 0,9547 0,60 Reliabel

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas diketahui bahwa seluruh butir-butir pertanyaan

untuk variabel motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik memenuhi persyaratan

yakni nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 (Gozhali, 2001). Dengan demikian

dapat digunakan dalam penelitian.

Pertanyaan untuk variabel kinerja yang mengacu kepada tupoksi petugas

rekam medis tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas, karena jumlah tupoksi

setiap petugas tidak sama.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
31

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Data primer dikumpulkan dengan melakukan wawancara secara langsung

menggunakan pedoman wawancara (kuesioner) tentang motivasi petugas

rekam medis dan kinerja petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih

Pematang Siantar.

3.5.2. Data sekunder dikumpulkan dengan mengutip data laporan atau registrasi

rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar, serta data lain

yang mendukung.

3.6. Variabel dan Definisi Operasional

1. Motivasi petugas adalah kebutuhan atau keinginan yang terdapat dalam diri

petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar yang

mendorong dan menguraikan kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri petugas

rekam medis dan mengarahkan perilaku serta berhubungan dengan kinerja

petugas rekam medis. Motivasi ini dilihat dari aspek intrinsik dan ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri

petugas rekam medis RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

terdiri dari : prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, peluang

untuk maju, serta kepuasan kerja. Dengan definisi sebagai berikut:

- Prestasi adalah hasil yang dicapai petugas rekam medis setelah

melaksanakan tugas dalam pengelolaan data rekam medis.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
32

- Pengakuan orang lain adalah pengakuan rekan kerja terhadap

keberadaan petugas rekam medis sebagai personil yang secara

bersama-sama merupakan bagian dari sistem dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan.

- Tanggung jawab adalah rasa keterpanggilan dan tuntutan dalam

diri petugas rekam medis sebagai petugas yang telah ditempatkan

dalam unit rekam medis untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

- Peluang untuk maju adalah kesempatan yang diperoleh petugas

rekam medis dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dari aspek

pengelolaan data rekam medis.

- Kepuasan kerja adalah kesesuaian harapan petugas rekam medis

dengan kenyataan dalam melaksanakan pekerjaan yang

menimbulkan rasa puas dalam dirinya serta memiliki kemauan

untuk bekerja secara optimal.

b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri

petugas rekam medis RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

terdiri dari : kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi

kerja, status pekerjaan, prosedur kerja, mutu supervisi teknis, serta

hubungan interpersonal. Dengan definisi sebagai berikut:

- Kompensasi adalah nilai nominal atau jumlah uang yang diperoleh

petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
33

Siantar setelah petugas melaksanakan pengelolaan data rekam

medis.

- Keamanan dan keselamatan kerja adalah kondisi fisik dan

lingkungan dalam unit kerja rekam medis yang memungkinkan

setiap petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih

Pematang Siantar dapat bekerja dengan tenang dan nyaman.

- Kondisi kerja adalah suasana tempat kerja dan dukungan semua

pihak di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar yang

memungkinkan setiap petugas rekam medis dapat bekerja sesuai

dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan.

- Prosedur kerja adalah pedoman atau acuan kerja di unit rekam

medis yang memungkinkan setiap petugas rekam medis di RSUD

Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar dapat bekerja sesuai

dengan alur kerja atau sistem yang telah ditetapkan.

- Mutu Supervisi teknis adalah perhatian, bimbingan atau evaluasi

yang diberikan atau dilakukan atasan pada unit rekam medis

terhadap petugas yang telah melaksanakan pekerjaan pada waktu

tertentu.

- Hubungan Interpersonal adalah interaksi antar sesama petugas

rekam medis dalam unit kerjanya, atau hubungan antara bawahan

dengan atasan di unit kerja rekam medis maupun dalam rumah

sakit secara keseluruhan.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
34

2. Kinerja petugas rekam medis adalah hasil kerja petugas rekam medis sesuai

dengan yang ditetapkan di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

Jumlah total petugas rekam medis sebanyak 15 orang, terdiri dari :

a. Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis.

b. Kaur dan Staf Pengelolaan Verifikasi.

c. Kaur dan Staf Pengelolaan Rawat Jalan.

d. Kaur dan Staf Pengelolaan Rawat Inap.

e. Kaur dan Staf Pengelolaan Pelaporan.

f. Kaur dan Staf Pengelolaan Indeks atau Analisa.

3.7. Metode Pengukuran

Variabel penelitian diukur terhadap sub variabel dari variabel bebas dan variabel

terikat yang menguraikan pelaksanaan rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih

Pematang Siantar, dengan menggunakan skala ordinal.

3.7.1. Pengukuran Variabel Motivasi

Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel motivasi petugas rekam medis

menggunakan skala ordinal dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu:

- Tinggi apabila motivasi petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen

Saragih Pematang Siantar dalam melaksanakan pelayanan rekam medis

di rumah sakit mencakup seluruh aspek motivasi intrinsik (prestasi,

pengakuan orang lain, tanggungjawab, peluang untuk maju, serta

kepuasan kerja) dan ekstrinsik (kompensasi, keamanan dan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
35

keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi

teknis, serta hubungan interpersonal), atau (>70% dari nilai tertinggi).

- Sedang apabila motivasi petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen

Saragih Pematang Siantar dalam melaksanakan pelayanan rekam medis

di rumah sakit mencakup sebagian besar aspek motivasi intrinsik

(prestasi, pengakuan orang lain, tanggungjawab, peluang untuk maju,

serta kepuasan kerja) dan ekstrinsik (kompensasi, keamanan dan

keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi

teknis, serta hubungan interpersonal), atau (40 -70% dari nilai

tertinggi).

- Rendah apabila motivasi petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen

Saragih Pematang Siantar dalam melaksanakan pelayanan rekam medis

di rumah sakit mencakup sebagian kecil aspek motivasi intrinsik

(prestasi, pengakuan orang lain, tanggungjawab, peluang untuk maju,

serta kepuasan kerja) dan ekstrinsik (kompensasi, keamanan dan

keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi

teknis, serta hubungan interpersonal), atau (<40% dari nilai tertinggi).

3.7.2. Pengukuran Variabel Kinerja

Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel kinerja petugas rekam medis

menggunakan skala ordinal dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu:

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
36

- Baik apabila petugas rekam medis melaksanakan seluruh kegiatan yang telah

ditetapkan dalam uraian tugas (tupoksi) pada unit kerja rekam medis di RSUD

Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar, atau (>70% dari nilai tertinggi).

- Cukup apabila petugas rekam medis melaksanakan sebagian besar kegiatan

yang telah ditetapkan dalam uraian tugas (tupoksi) pada unit kerja rekam

medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar), atau (40 -70%

dari nilai tertinggi)

- Kurang apabila petugas rekam medis melaksanakan sebagian kecil kegiatan

yang telah ditetapkan dalam uraian tugas (tupoksi) pada unit kerja rekam

medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar, atau (<40% dari

nilai tertinggi).

3.8. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan uji korelasi Spearman pada α=0,05,

bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi petugas terhadap kinerja petugas rekam

medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

Rumus uji korelasi Spearman yang digunakan adalah:

6 Σ D2
rho = 1 –
N(N2 – 1)

rho = Koefisien Korelasi


D = Difference (perbedaan antar jenjang (rank)
N = Jumlah responden
α = Tingkat Kesalahan 5% (0,05)

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar berdiri tahun 1911 pada

areal seluas 12,28 Ha dengan luas bangunan 16.800 m2 serta jumlah bangunan

59 unit. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.515/MENKES/SK/IV/2007

berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih yang

ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 April 2007.

RSUD Dr. Djasamen Saragih adalah rumah sakit dengan tipe-B non

pendidikan berdasarkan persetujuan MENPAN No.B-1267/1/1992 Tanggal

2 November 1992 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1070/MENKES/

SK/XI/1992 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera

Utara No.445/3155/K Tahun 1992 tanggal 31 Desember 1992.

Sejak tanggal 27 Desember 2001 kepemilikan RSUD Dr. Djasamen Saragih

diserahkan dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota

Pematangsiantar.

Sarana dan prasarana yang tersedia di RSUD Dr. Djasamen Saragih terdiri

dari : 16 unit instalasi rawat jalan, 17 ruang inap dengan 243 tempat tidur instalasi

rawat inap, 14 jenis instalasi penunjang. Operasional rumah sakit didukung oleh 63

orang tenaga medis dengan kualifikasi 31 dokter ahli serta 32 dokter umum dan

dokter gigi, 154 tenaga paramedis perawatan, dan 54 tenaga non medis.

37
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
38

Visi RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar adalah “ Terwujudnya

rumah sakit idaman, terbaik dan terpercaya menuju Indonesia sehat 2010”.

Untuk mencapai visi tersebut dibuat misi rumah sakit sebagai berikut :

1. Mengupayakan pelayanan yang prima bagi semua golongan masyarakat,

melalui prosedur yang berlaku dengan cepat, tepat, ramah dan terjangkau.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, melalui pelayanan yang

bersifat spesialistik dan sub spesialistik secara profesional dan etis.

3. Mengupayakan rumah sakit yang mampu memberikan kenyamanan bagi

masyarakat yang berorientasi kepada keindahan alam dan lingkungan yang

mampu memeberikan jaminan keamanan dan kenyamanan melalui

keramahtamahan.

4. Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, pelatihan,

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

kesehatan.

5. Mengupayakan rumah sakit yang mampu mandiri untuk membiayai sendiri

operasionalnya

Moto RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar adalah “ SENYUM” :

S : Sosio ekonomi, melayani pasien dengan tidak memandang status ekonomi

E : Empati, peduli terhadap kesembuhan dan perasaan pasien.

N : Nyaman, dapat membuat lingkungan pelayanan yang menyenangkan

Y : Yakin, bahwa kesembuhan pasien dapat diperoleh dengan pelayanan yang

baik.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
39

U : Unggul, bahwa pelayanan yang diberikan adalah secara profesional dan

diusahakan untuk selalu lebih baik daripada di rumah sakit lain.

M : Memuaskan, bahwa hasil pelayanan yang diberikan dapat memberikan rasa

puas bagi penderita maupun keluarganya sehingga merupakan promosi

masyarakat lainnya.

Bagan 4.1
Struktur Organisasi
RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

Kepala RSUD
Dr. Djasamen Saragih

Komite Medis Kepala Bagian


Komite Keperawatan Tata Usaha

Kasubbag Kasubbag
Keuangan Perlengkapan dan
Kepegawaian

Kabid Pelayanan dan Kabid Kabid Perencanaan


Penunjang Medis Keperawatan dan Rekam Medis

Kasubbid Kasubbid Kasubbid Kasubbid Kasubbid Perencanaan Kasubbid Pengelolaan


Pelayanan Penunjang Keperawatan Ketenagaan dan Penyusunan dan Pelaporan
Medis Medis Keperawatan Program Rekam Medis

Instalasi

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
40

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik petugas rekam medis sebagai responden meliputi : jenis

kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja dengan hasil sebagai berikut.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Pengelompokan umur responden berdasarkan umur paling tinggi dan paling

rendah dari seluruh data umur responden menunjukkan bahwa persentase terbesar

umur responden berada pada kelompok umur 42 - 50 tahun sebanyak 9 orang

(60,0%), sedangkan persentase terkecil berumur 24-32 tahun hanya 1 orang (6,7%).

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Kelompok Umur Jumlah Persen


1 24 - 32 tahun 1 6,7
2 33 – 41 tahun 5 33,3
3 42 - 50 tahun 9 60,0
Jumlah 15 100,0

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden penelitian umumnya berjenis kelamin perempuan, sebanyak 12

orang (80,0%), selebihnya adalah laki-laki. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

No Jenis Kelamin Jumlah Persen


1 Laki-laki 3 20,0
2 Perempuan 12 80,0
Jumlah 15 100,0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
41

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah tingkat menengah

(SMA/sederajat) sebanyak 11 orang (73,4%), sedangkan tingkat Akademi dan

Sarjana masing-masing 2 orang (13,3%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen


1 SMA 11 73,4
2 Akademi 2 13,2
3 Sarjana 2 13,,3
Jumlah 15 100,0

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja sebagian besar responden antara 1-9 tahun sebanyak 7 responden

(46,7%), sedangkan persentase terkecil dengan masa kerja 10-17 tahun yaitu 2 orang

(13,3%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja di RSUD Dr. Djasamen
Saragih Pematangsiantar

No Masa Kerja Jumlah Persen


1 1 – 9 tahun 7 46,7
2 10 – 17 tahun 2 13,3
3 18 – 24 tahun 6 40,0
Jumlah 15 100,0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
42

4.3. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik petugas rekam medis meliputi: prestasi, pengakuan orang

lain, tanggung jawab, peluang untuk maju, serta kepuasan kerja dengan hasil sebagai

berikut.

4.3.1. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Prestasi

Keinginan responden melakukan tupoksi secara efisien dan efektif adalah

penting dinyatakan oleh seluruh responden (15 orang; 100,0%), sedangkan keinginan

menerapkan metode baru dalam pekerjaan adalah biasa saja dinyatakan oleh 9 orang

(50,0%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi di RSUD Dr. Djasamen


Saragih Pematangsiantar

No Prestasi Jumlah Persen


A. Melakukan Tupoksi Secara Efisien dan Efektif
1 Penting 15 100,0
2 Biasa saja 0 0,0
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0
B. Menerapkan Metode Baru dalam Pekerjaan
1 Penting 6 40,0
2 Biasa saja 9 60,0
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
43

4.3.2. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Pengakuan Orang Lain

Sebanyak 11 orang (73,3%) menyatakan adanya pengaruh sikap rekan kerja

dalam pelaksanaan rekam medis adalah biasa saja, serta 12 orang (80,0%)

menyatakan pentingnya penghargaan dari rumah sakit dalam meningkatkan motivasi

dalam bekerja. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pengakuan Orang Lain di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Pengakuan Orang Lain Jumlah Persen


A. Sikap Rekan Kerja dalam Pekerjaan
1 Penting 4 26,7
2 Biasa saja 11 73,3
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0
B. Penghargaan dari Rumah Sakit
1 Penting 12 80,0
2 Biasa saja 3 20,0
3 Tidak penting 0
Jumlah 15 100,0

4.3.3. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Tanggung Jawab

Sebanyak 11 orang (73,3%) menyatakan penting adanya tanggung jawab

dalam pekerjaan, juga sebanyak 9 orang (60,0%) menyatakan penting penyelesaian

pekerjaan secara baik dan tepat waktu. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
44

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tanggung jawab di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Tanggung Jawab Jumlah Persen
A. Tanggung Jawab terhadap Pekerjaan
1 Penting 11 73,3
2 Biasa saja 4 26,7
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0
B. Penyelesaian Pekerjaan secara Baik dan Tepat Waktu
1 Penting 9 60,0
2 Biasa saja 5 33,3
3 Tidak penting 1 6,7
Jumlah 15 100,0

4.3.4. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Peluang Untuk Maju

Sebanyak 8 orang (53,3%) menyatakan biasa saja tentang pengembangan

karier melalui pekerjaan yang dilakukan, namun sebanyak 8 orang (53,3%)

menyatakan penting adanya pelatihan, pendidikan dan promosi untuk meningkatkan

pangkat dan golongan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Peluang untuk Maju di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Peluang Untuk maju Jumlah Persen
A. Pekerjaan untuk Pengembangan Karier
1 Penting 6 40,0
2 Biasa saja 8 53,3
3 Tidak penting 1 6,7
Jumlah 15 100,0
B. Pelatihan, Pendidikan dan Promosi untuk Kenaikan
1 Penting 8 53,3
2 Biasa saja 7 46,7
3 Tidak penting 0 0,0

Jumlah 15 100,0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
45

4.3.5. Motivasi Intrinsik Responden Berdasarkan Kepuasan Kerja

Responden yang menyatakan biasa saja tentang kepuasan terhadap pekerjaan

sebagai faktor motivasi dalam bekerja sebanyak 12 orang (80%). Namun sebanyak

9 orang (60,0%) responden mempunyai keinginan untuk tetap berada pada unit kerja

rekam medis. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Kerja di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Kepuasan Kerja Jumlah Persen
A. Kepuasan terhadap Pelaksanaan Pekerjaan
1 Penting 3 20,0
2 Biasa saja 12 80,0
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0
B. Keinginan Tetap Berada di Unit Kerja Rekam Medis
1 Penting 9 60,0
2 Biasa saja 5 33,3
3 Tidak penting 1 6,7
Jumlah 15 100,0

Secara akumulasi motivasi intrinsik petugas rekam medis, sebanyak 53,3%

responden mempunyai motivasi intrinsik pada kategori tinggi, sedangkan responden

yang mempunyai kinerja pada kategori sedang 46,7%. Secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 4.10

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
46

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Intrinsik di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Motivasi Intrinsik Jumlah Persen


1 Tinggi 8 53,3
2 Sedang 7 46,7
3 Rendah 0 0,0
Jumlah 15 100,0

4.4. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik petugas rekam medis meliputi: kompensasi, keamanan

dan keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi teknis, serta

hubungan interpersonal, dengan hasil sebagai berikut.

4.4.1. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Kompensasi

Adanya pemberian imbalan atau insentif dari rumah sakit kepada petugas

rekam medis merupakan hal yang penting dalam upaya meningkatkan motivasi

petugas, hal ini dinyatakan sebanyak 14 orang (93,3%). Pemberian imbalan atau

insentif tersebut hendaknya didasarkan pada prestasi kerja masing-masing petugas,

sehingga petugas yang belum menunjukkan prestasi termotivasi untuk melaksanakan

pekerjaan dengan baik untuk mendapatkan insentif dari hasil pekerjaannya, hal ini

dinyatakan sebanyak 13 orang (86,6%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
47

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kompensasi di RSUD Dr. Djasamen


Saragih Pematangsiantar

No Kompensasi Jumlah Persen


A. Pemberikan Imbalan/Insentif
1 Penting 14 93,3
2 Biasa saja 1 6,7
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0
B. Pemberian Imbalan/Insentif Didasarkan pada Prestasi
1 Penting 13 86,6
2 Biasa saja 1 6,7
3 Tidak penting 1 6,7
Jumlah 15 100,0

4.4.2. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Keamanan dan


Keselamatan Kerja

Kenyamanan lingkungan kerja penting untuk memotivasi petugas rekam

medis melaksanakan pekerjaannya, dinyatakan sebanyak 14 orang (93,3%).

Demikian juga dengan kesesuaian fasilitas yang tersedia di tempat kerja dengan

pekerjaan yang dilakukan, sebanyak 8 orang (53,3%) menyatakan penting

diperhatikan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Keamanan dan Keselamatan Kerja


di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
No Keamanan dan Keselamatan Kerja Jumlah Persen
A. Kenyamanan Lingkungan Kerja
1 Penting 14 93,3
2 Biasa saja 1 6,7
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0
B. Kesesuaian Fasilitas dengan Pekerjaan
1 Penting 8 53,3
2 Biasa saja 6 40,0
3 Tidak penting 1 6,7

Jumlah 15 100,0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
48

4.4.3. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Kondisi Kerja

Sebanyak 8 orang (53,3%) menyatakan penting ketersediaan fasilitas yang

mendukung pelaksanaan pekerjaan. Adanya dukungan dari unsur pimpinan dan staf

rumah sakit dapat memotivasi petugas rekam medis dalam pelaksanaan pekerjaan,

dinyatakan sebanyak 7 orang (46,7%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kerja di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Kondisi Kerja Jumlah Persen


A. Fasilitas yang Mendukung Pelaksanaan Kerja
1 Penting 8 53,3
2 Biasa saja 6 40,0
3 Tidak penting 1 6,7
Jumlah 15 100,0
B. Dukungan dari Seluruh Unsur Pimpinan dan Staf
1 Penting 7 46,7
2 Biasa saja 8 53,3
3 Tidak penting 0
Jumlah 15 100,0

4.4.4. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Prosedur Kerja

Sebanyak 14 orang (93,3%) menyatakan penting dilakukan pembagian tugas

secara proporsional sehingga setiap petugas mempunyai beban kerja sesuai dengan

bidang dan kemampuannya. Sebanyak 12 orang (80,0%) responden menyatakan

pentingnya pelaksanaan alur kerja kegiatan rekam medis sesuai dengan pedoman

yang telah ditetapkan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
49

Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Prosedur Kerja di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Prosedur Kerja Jumlah Persen


A. Pembagian Tugas secara Proporsional
1 Penting 14 93,3
2 Biasa saja 1 6,7
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0
B. Alur Kerja sesuai Pedoman
1 Penting 12 80,0
2 Biasa saja 2 13,3
3 Tidak penting 1 6,7
Jumlah 15 100,0

4.4.5. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Mutu Supervisi Teknis

Pengawasan yang dilakukan atasan sebagai kegiatan supervisi merupakan hal

yang penting bagi sebanyak 7 orang (46,7%) responden, dan sebanyak 12 orang

(80,0%) responden menyatakan penting dibuat umpan balik terhadap hasil pekerjaan.

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Mutu Supervisi Teknis di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Mutu Supervisi Jumlah Persen


A. Pengawasan
1 Penting 7 46,7
2 Biasa saja 7 46,7
3 Tidak penting 1 6,6
Jumlah 15 100,0
B. Umpan Balik
1 Penting 12 80,0
2 Biasa saja 3 20,0
3 Tidak penting 0 0,0
Jumlah 15 100,0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
50

4.4.6. Motivasi Ekstrinsik Responden Berdasarkan Hubungan Interpersonal

Adanya hubungan kerja yang baik dalam pelaksanaan pekerjaan merupakan

hal yang biasa saja menurut sebanyak 9 orang (60,0%) responden, dan sebanyak

10 orang (66,7%) responden menyatakan penting adanya dukungan rekan kerja

untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Interpersonal di RSUD


Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Hubungan Interpersonal Jumlah Persen


A. Hubungan Kerja
1 Penting 6 40,0
2 Biasa saja 9 60,0
3 Tidak penting 0 0,00
Jumlah 15 100,0
B. Dukungan Rekan Kerja
1 Penting 10 66,7
2 Biasa saja 4 26,6
3 Tidak penting 1 6,7
Jumlah 15 100,0

Secara keseluruhan motivasi ekstrinsik petugas rekam medis, sebesar 93,3%

responden mempunyai motivasi ekstrinsik pada kategori cukup, sedangkan

responden yang mempunyai kinerja pada kategori kurang hanya 1 orang (6,7%).

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
51

Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Ekstrinsik


di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Motivasi Ekstrinsik Jumlah Persen


1 Tinggi 14 93,3
2 Sedang 0 6,7
3 Rendah 1 0,0
Jumlah 15 100,0

4.5. Kinerja Petugas Rekam Medis

Pengukuran tingkat kinerja petugas rekam medis dilakukan sesuai dengan

pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) masing-

masing petugas di unit kerjanya.

4.5.1. Kinerja Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis

Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis melaksanakan sebagian

besar tupoksi yang ditetapkan, hanya tupoksi mengadakan riset dan penelitian yang

tidak dilaksanakan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18. Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan


Rekam Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Kegiatan /Tupoksi Jawaban


1 Menyelenggarakan Penerimaan rawat inap dan rawat jalan. Ya
2 Mengambil/menerima berkas rekam medis dari ruangan dan Ya
menyelenggarakan buku register.
3 Menerima kelengkapan berkas rekam medis serta merapikan dan Ya
mapping berkas rekam medis.
4 Menyediakan/mendistribusikan berkas rekam medis sesuai Ya
permintaan ruangan.
5 Mengambil dan menerima sensus harian pasien rawat inap dan rawat Ya
jalan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
52

Tabel 4.18. Lanjutan

6 Menghimpun, memelihara dan mensistematiskan catatan rekam Ya


medis
7 Memberikan kode diagnosa/penyakit dan tindakan menurut buku Ya
ICD sesuai dengan dokter yang merawat.
8 Menyelenggarakan kartu indeks. Ya
9 Menyelenggarakan statistik pelayanan rumah sakit Ya
10 Merekapitulasi sensus harian pasien rawat inap dan rawat jalan. Ya
11 Menyajikan data kegiatan rumah sakit. Ya
12 Menyelenggarakan pelaporan rutin dan mengirimkan kepada instansi Ya
terkait
13 Mengadakan riset dan penelitian Tidak

4.5.2. Kinerja Urusan Pengelolaan Verifikasi

Kaur dan Staf Pengelolaan Verifikasi Rekam Medis belum melaksanakan

seluruh tupoksi yang ditetapkan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19. Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Verifikasi


di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Kegiatan /Tupoksi Jawaban


1 Membuat/mengisi/menulis/mengerjakan ke buku register Ya
pendaftaran pasien rawat inap dari map status pasien: nomor
medical record, nama orang sakit, nama lain, dsb.
2 Menyimpan/ menyusun map status pasien ke rak status sesuai Ya
dengan nomor yang dibutuhkan agar mudah untuk hal yang perlu
pengambilannya kembali juga pengembaliannya.
3 Peminjaman/permintaan map status pasien rawat inap yang lama Ya
harus seijin/sepengetahuan dokter yang bersangkutan yang
diketahui staf rekam medik melalui izin Kasubdin Rekam Medik.
Kaur Pengelolaan Verifikasi
4 Mengarahkan/membantu para staf rekam medik untuk kelancaran Ya
pelaksanaan tugas
Staf Pengelolaan Verifikasi
4 Mengembalikan map status pasien ke ruangan jika catatan dalam Tidak
status tek lengkap didalamnya

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
53

4.5.3. Kinerja Urusan Pengelolaan Rawat Jalan

Kaur dan Staf Pengelolaan Rawat Jalan belum melaksanakan seluruh tupoksi

yang ditetapkan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20. Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Rawat Jalan


di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Kegiatan /Tupoksi Jawaban


Kaur Pengelolaan Rawat Jalan
1 Mengerjakan/merekap sensus harian poliklinik rawat jalan, Tidak
umum,askes,gakin untuk pendaftaran sesuai ICD.10
2 Mengumpulkan/merekap/membuat laporan dari poliklinik Ya
surveilans terpadu penyakit untuk dilaporkan ke Dinkes setiap
bulannya
3 Membuat laporan pasien rawat jalan Formulir RL.2B per Ya
triwulan ke Dinkes Kota, Propinsi dan Depkes RI Jakarta.
4 Membuat/merekap jumlah pasien rawat jalan (10 penyakit Ya
terbanyak)
5 Membuat laporan DHF ke Dinkes Kota P.Siantar jika penyakit Ya
tersebut ditemui di RS.
6 Mengarahkan/membantu para staf rawat jalan untuk kelancaran Ya
pelaksanaan tugas
Staf Pengelolaan Rawat Jalan
1 Menyusun/menyimpan kartu status rawat jalan ke rak status yang
tersedia sesuai nomor yang telah disediakan di loket
- Staf 1 Ya
- Staf 2 Tidak
- Staf 3 Tidak
2 Mengambil kartu status pasien rawat jalan ke masing-masing
poliklinik, jika terlambat pengembaliannya setiap hari kerja
- Staf 1 Ya
- Staf 2 Tidak
- Staf 3 Ya
3 Memberikan kartu status pasien rawat jalan ke poliklinik untuk
pasien baru dan pasien lama agar disatukan jika sudah pernah
terisi
- Staf 1 Ya
- Staf 2 Tidak
- Staf 3 Tidak

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
54

4.5.4. Kinerja Urusan Pengelolaan Rawat Inap

Kaur dan Staf Pengelolaan Rawat Inap belum melaksanakan seluruh tupoksi

yang ditetapkan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21. Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Rawat Inap


di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Kegiatan /Tupoksi Jawaban


Kaur Pengelolaan Rawat Inap
1 Pencatatan jumlah pasien rawat inap masuk perhari dan jumlah Ya
pasien darurat
2 Pencatatan jumlah pasien pindahan dari ruangan sesuai sensus Ya
harian rawat inap
3 Pencatatan jumlah hari rawatan, hari opname pasien Ya
4 Pencatatan jumlah pasien pulang hidup/mati dari RS Ya
5 Pencatatan jumlah pasien pulang perjenis pelayanan RS Ya
6 Pencatatan indikator RS Tidak
7 Mengarahkan/membantu para staf rawat inap untuk Ya
kelancaran pelaksanaan tugas
Staf Pengelolaan Rawat Inap
1 Mengetik/mencek laporan rawat inap RL.2Auntuk triwulan Ya
dan tahunan
2 Mengirim segala laporan rawat inap ke Dinkes P.Siantar, Ya
Dinkes Propinsi dan Dekpes RI Jakarta
3 Membuat/mengerjakan laporan STP (Surveilans Terpadu Ya
Penyakit) rawat inap bulanan ke Dinkes P. Siantar
4 Mermbuat laporan 10 penyakit terbanyak di ruang rawat inap. Tidak
5 Membuat/mengerjakan/membantu penyusunan program, Ya
mengelola data serta mengumpulkan bahan-bahan kerja unit
rumah sakit
6 Membantu mengerjakan laporan pengelolaan ruang rawat inap Ya
untuk memperlancar pelaksaanaan tugas

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
55

4.5.5. Kinerja Urusan Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit

Kaur Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit melaksanakan seluruh tupoksi

yang ditetapkan. Namun dari 3 orang staf di Urusan Pengelolaan Pelaporan Rumah

Sakit, belum melaksanakan seluruhnya melaksanakan tupoksi, yaitu pengisian kode

penyakit. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.22.

Tabel 4.22. Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Pelaporan Rumah


Sakit di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Kegiatan /Tupoksi Jawaban


Kaur Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit
1 Menyusun data kegiatan RS (RL.1) Dinkes Kota, Dinkes Ya
Propinsi, Depkes RI Jakarta (per triwulan)
2 Merekap jumlah pasien kunjungan baru dan kunjungan ulang RS Ya
3 Merekap sensus harian tindakan khusus Ya
4 Merangkum/merekap laporan dari laboratorium Ya
5 Merekap jumlah pasien rawat jalan, umum, askes dan gakin Ya
6 Merangkum/merekap laporan dan patologi anatomi Ya
7 Mengerjakan surat rujukan orang sakit, SKM, RSUD P.Siantar Ya
8 Mengarahkan/membantu para staf pengelolaan pelaporan untuk Ya
memperlancar pelaksaanaan tugas
Staf Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit (Marice Sihombing)
1 Membagi formulir RL.2.1, RL.2.2. dan RL.2.3. pasien rawat inap Ya
ke ruangan untuk diisi perawat dan ditandatangani dokter yg
merawat.
2 Merekap RL.2.1, RL.2.2. dan RL.2.3.untuk dikirim ke Dinkes Ya
Kota, Dinkes Propinsi, Depkes RI Jakarta
3 Mengisi kode penyakit sesuai ICD.10 Tidak
4 Membantu mengerjakan laporan pengelolaan rumah sakit untuk Ya
memperlancar pelaksaanaan tugas
Staf Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit (Lasmaida Smbolon)
1 Menyusun lembaran status rawat inap: Umum, Askes, Gakin hal Tidak
RM 01 s/d RM 13 ke map status rawat inap dengan benar dan
rapi
2 Mengecek isi data dalam map status rawat inap keseluruhannya Tidak
yang belum lengkap dan jelas

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
56

(Tabel 4.22 Lanjutan)

3 Membuat laporan rawat inap pasien pertriwulan data keadaan Ya


morbiditas pasien rawat inap, formulir RL 2a, RL 2c kedalam
dan keluar RS
4 Membantu/mengerjakan/menyelesaikan surat rujukan pasien Ya
orang sakit, surat keterangan meninggal juga visum
Staf Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit (Tiomerlina Sidauruk)
1 Menulis/mendaftarkan nama pasien rawat inap sesuai aturan Ya
yang tepat RM ke buku pendaftaran pasien masuk rawat inap
2 Mengambil/mengantarkan buku nama pasien rawat inap Ya
sekaligus map status pasien rawat inap: Umum, Askes, Gakin ke
kantor poliklinik IGD
3 Mengambil/mengantarkan map status rawat inap yang belum Tidak
lengkap ke ruangan
4 Menyusun lembaran status rawat inap: Umum, Askes, Gakin hal Tidak
RM 01 s/d RM 13 ke map status rawat inap dengan benar dan
rapi

4.5.6. Kinerja Urusan Pengelolaan Indeks dan Analisa Rekam Medis

Kaur dan Staf Pengelolaan Indeks dan Analisa Rekam Medis melaksanakan

seluruh tupoksi yang ditetapkan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23. Distribusi Pelaksanaan Tupoksi Urusan Pengelolaan Indeks dan Analisa
Rekam Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

No Kegiatan /Tupoksi Jawaban


Kaur dan Staf Pengelolaan Indeks dan Analisa Rekam Medis
1 Memberikan/membuat indeks terhadap ;indeks pasien rawat Ya
jalan, indeks pasien rawat inap, indeks dokter, indeks penyakit,
indeks obat, indeks operasi, indeks kelahiran, indeks kematian
2 Menempatkan indeksing ke bagian filing/penjajaran untuk proses Ya
penyimpanan sehingga berkas RM aman dan terkendali
3 Mengarahkan/membantu para staf indeks dan analisa untuk Ya
memperlancar pelaksaanaan tugas

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
57

Secara keseluruhan penilaian kinerja berbasis tupoksi menunjukkan sebesar

53,3% responden mencapai kinerja pada kategori cukup, sedangkan responden yang

mempunyai kinerja pada kategori kurang hanya 1 orang (6,7%). Secara rinci dapat

dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24. Distribusi Responden Menurut Kinerja di RSUD Dr. Djasamen Saragih
Pematangsiantar

No Kinerja Jumlah Persen


1 Baik 6 40,0
2 Cukup 8 53,3
3 Kurang 1 6,7
Jumlah 15 100,0

Berdasarkan jawaban responden, kinerja yang cukup ada sebanyak 53,3%.

Untuk melengkapi keterangan tentang kinerja, dilakukan wawancara mendalam

kepada Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis.

4.6. Hasil Wawancara Mendalam dengan Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan


Rekam Medis

Dalam struktur organisasi RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar,

Sub Bidang Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis mempunyai beberapa unit

kerja yaitu: Urusan Pengelolaan Verifikasi, Urusan Pengelolaan Rawat Jalan, Urusan

Pengelolaan Rawat Inap, Urusan Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit, dan Urusan

Pengelolaan Indeks dan Analisa.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
58

Berdasarkan penjelasan Kepala Sub Bidang Pengelolaan dan Pelaporan

Rekam Medis, dapat diuraikan tingkat pelaksanaan tupoksi oleh masing-masing

petugas rekam medis sebagai berikut:

a. Urusan Pengelolaan Verifikasi

Status pasien harus sudah berada di tempat penyimpanan dalam 2 x 24 jam, namun

keterlambatan dalam melakukan coding menyebabkan proses pengembalian

berkas rekam medis ke tempat/rak penyimpanan menjadi terlambat. Akibatnya

pada saat pasien kembali berobat berkas rekam medis tidak dapat ditemukan.

Pentingnya melakukan coding terkait dengan aspek hukum rekam medis untuk

menghindari terjadinya malpraktek, dengan adanya sistem coding maka dokter

dapat mengetahui diagnosa pasien secara pasti, meskipun tidak semua dokter

mengetahui tentang sistem coding tersebut.

Kegiatan Assembling (sortir) yang merupakan kegiatan untuk mengeluarkan

formulir rekam medis yang kosong belum berjalan dengan baik akibat kekurangan

staf di Urusan Pengelolaan Verifikasi (hanya 2 orang), sehingga dilimpahkan ke

Urusan Pengelolaan Pelaporan. Namun setelah dilimpahkan juga belum dapat

berjalan dengan baik, padahal kegiatan di Urusan Pengelolaan Pelaporan hanya

sebatas membuat laporan triwulan dan surveilans.

b. Urusan Pengelolaan Rawat Inap

Berkas rekam medis harus sudah kembali berada di rak penyimpanan dalam 2 x

24 jam, namun akibat keterlambatan pengembalian dari ruang perawatan atau

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
59

penempatan yang tidak sesuai dengan raknya menjadi kendala pada saat pasien

berobat kembali, karena susah mencari berkas rekam mediknya

(lihat Lampiran-7).

Penggunaan form sensus harian rekam medis yang belum memuat seluruh jenis

pasien berdasarkan sistem pengobatan mengakibatkan Kaur Pengelolaan Rawat

Inap belum bisa merinci jumlah pasien berdasarkan Askes Sosial, Askeskin

maupun Toba Mas.

Di samping itu adanya rangkap jabatan pada salah satu staf pengolaan rawat inap

sebagai Kaur di Program Perencanaan mengakibatkan tugas-tugasnya dilimpahkan

kepada staf yang lain.

c. Urusan Pengelolaan Rawat Jalan

Pelaksanaan tupoksi di Pengelolaan Rawat Jalan yang utama adalah mengambil

kartu status pasien rawat jalan ke masing-masing poliklinik. Keterlambatan dalam

pengembaliannya disebabkan kurangnya tenaga yang mengelola rekam medis di

poliklinik rawat jalan. Di samping itu rendahnya kemampuan dan tingkat

pendidikan staf menyebabkan masih banyak status pasien rawat jalan salah kirim

ke poliklinik yang lain (lihat Lampiran-8).

Di poliklinik rawat jalan belum dibuat rekap pasien yang berobat jalan, jumlah

pasien umum, Askes, Askessosial, Askeskin sehingga proses pengambilan oleh

staf pengelolaan rawat jalan menjadi terkendala.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
60

d. Urusan Pengelolaan Pelaporan

Setiap sensus harian harus sudah sampai di rekam medis jam 10 pagi, namun

karena kekurangan tenaga yang mengelola rekam medik di setiap poliklinik

menyebabkan terjadi penumpukan di setiap poliklinik sehingga terjadi

keterlambatan pengiriman laporan. Beberapa tupoksi telah dialihkan ke staf lain

khususnya untuk tupoksi mengisi kode penyakit.

e. Urusan Pengelolaan Indeks dan Analisa Rekam Medis

Permasalahan utama yang terjadi di Urusan Pengelolaan Indeks dan Analisa

Rekam Medis adalah tidak terlaksananya tupoksi, sehingga tupoksinya

dilimpahkan ke Kaur Pengelolaan Pelaporan, namun tidak seluruhnya tupoksi

dapat dilaksanakan oleh Kaur Pengelolaan Pelaporan seperti membuat indeks

dokter, indeks pasien meninggal dan indeks penyakit.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Kasubbid Pengelolaan dan

Pelaporan Rekam Medis dapat disimpulkan bahwa kinerja pada kategori cukup

berdasarkan jawaban responden berbeda dengan hasil wawancara mendalam.

4.7. Uji Statistik Korelasi Spearman

4.7.1. Motivasi Intrinsik dengan Kinerja

Dari uji korelasi Spearman untuk melihat hubungan motivasi intrinsik

(prestasi, pengakuan orang lain, tanggungjawab, peluang untuk maju, serta kepuasan

kerja) dengan kinerja diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.25.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
61

Tabel 4.25. Uji Korelasi Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam Medis
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

Kinerja
Motivasi Intrinsik
Koefisien Spearman Signifikan
a. Prestasi 0,302** 0,274
b. Pengakuan Orang Lain 0,460** 0,084
c. Tanggung Jawab 0,333** 0,225
d. Peluang Untuk Maju 0,778**** 0,001
e. Kepuasan Kerja 0,548*** 0,035
Keterangan: * = Korelasi sangat lemah
** = Korelasi lemah
*** = Korelasi cukup kuat
**** = Korelasi kuat

Dari Tabel 4.25 terlihat variabel peluang untuk maju dan kepuasan kerja

berhubungan secara signifikan dengan kinerja (p<0,05), artinya semakin tinggi

peluang untuk maju dan kepuasan kerja akan meningkatkan kinerja. Sedangkan

variabel prestasi, pengakuan orang lain, dan tanggung jawab dalam penelitian ini

tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja (p>0,05).

4.7.2. Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja

Dari hasil uji korelasi spearman untuk melihat hubungan motivasi ekstrinsik

(kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu

supervisi teknis, serta hubungan interpersonal) dengan kinerja diperoleh hasil seperti

pada Tabel 4.26.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
62

Tabel 4.26. Uji Korelasi Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam Medis
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
Kinerja
Motivasi Ekstrinsik
Koefisien Spearman Signifikan
a. Kompensasi 0,486** 0,066
b. Keamanan dan Keselamatan Kerja 0,810**** 0,000
c. Kondisi Kerja 0,677*** 0,006
d. Prosedur Kerja 0,545*** 0,036
e. Mutu Supervisi Teknis 0,333** 0,225
f. Hubungan Interpersonal 0,211* 0,449
Keterangan: * = Korelasi sangat lemah
** = Korelasi lemah
*** = Korelasi cukup kuat
**** = Korelasi kuat

Dari Tabel 4.26 terlihat variabel yang berhubungan signifikan dengan kinerja

adalah keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja dan prosedur kerja (p<0,05),

artinya semakin tinggi tingkat keamanan dan keselamatan kerja, semakin baik

kondisi kerja, dan semakin baik prosedur kerja akan meningkatkan kinerja. Adapun

variabel kompensasi, mutu supervisi teknis dan hubungan interpersonal tidak

berhubungan secara signifikan dengan kinerja (p>0,05).

Selanjutnya di uji kembali untuk mengetahui variabel motivasi yang

berhubungan secara signifikan atau yang berhubungan lebih erat dengan kinerja

berdasarkan kategori masing-masing motivasi intrinsik dan ektrinsik diperoleh hasil

seperti pada Tabel 4.27.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
63

Tabel 4.27. Uji Korelasi Kategori Motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam Medis
di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar
Kinerja
Motivasi
Koefisien Spearman Signifikan
a. Motivasi Intrinsik 0,496** 0,191
b. Motivasi Ekstrinsik 0,912**** 0,031
Keterangan: * = Korelasi sangat lemah
** = Korelasi lemah
*** = Korelasi cukup kuat
**** = Korelasi kuat

Dari Tabel 4.27 terlihat variabel yang berhubungan signifikan dengan kinerja

adalah motivasi ekstrinsik (p<0,05), artinya semakin tinggi motivasi yang berasal

dari luar luar diri petugas rekam medis akan meningkatkan kinerja. Sedangkan

variabel motivasi intrinsik apabila dilihat secara kategori tidak berhubungan secara

signifikan dengan kinerja (p>0,05).

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Hasil uji korelasi Spearman yang menunjukkan hubungan motivasi intrinsik

petugas rekam medis meliputi: prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab,

peluang untuk maju, serta kepuasan kerja dapat dijelaskan sebagai berikut.

5.1.1. Hubungan Prestasi dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Hasil uji Spearman menunjukkan hubungan prestasi dengan kinerja petugas

rekam medis, pada tingkat korelasi lemah. Tingkat korelasi yang lemah antara

motivasi intrinsik dilihat dari aspek prestasi dengan kinerja, karena persentase

responden yang menyatakan prestasi pada kategori sedang (60,0%) lebih besar

dikaitkan dengan kinerja responden pada kategori sedang (53,3%).

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

keinginan berprestasi petugas di bagian rekam medis masih rendah sehingga

berdampak pada kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan penelitian Faqih (2003) bahwa seseorang yang disebut dengan

climber adalah seseorang yang terus ingin meraih kesuksesan. Mereka yang berjiwa

climber akan terus pantang mundur menghadapi hambatan yang ada di hadapannya.

Ia anggap itu sebagai sebuah tantangan dan peluang untuk meraih hal yang lebih

tinggi yang belum diraih orang lain.

64
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
65

Petugas rekam medis yang memiliki motivasi untuk mencapai prestasi yang

baik memungkinkan bagian rekam medis RSUD Dr. Djasamen Saragih

meningkatkan kinerja pelayanan kepada pasien dan masyarakat yang membutuhkan

pelayanan rekam medis

5.1.2. Hubungan Pengakuan Orang Lain dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Hasil uji statistik berdasarkan uji Spearman menunjukkan hubungan antara

pengakuan orang lain dengan kinerja petugas rekam medis, pada tingkat korelasi

lemah, artinya kinerja petugas rekam medis tidak terkait erat dengan pengakuan

orang lain. Petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih umumnya

termotivasi dalam melaksanakan pekerjaan apabila mendapatkan pengakuan dari

orang lain, namun kontribusi aspek pengakuan orang lain terhadap penunjang kinerja

petugas rekam medis tidak begitu kuat dibandingkan aspek lain dalam motivasi

intrinsik.

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

pengakuan rekan kerja sebagai dukungan dalam bekerja masih rendah sehingga

berdampak pada kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan pendapat Siagian (2004) tentang teori keadilan sebagai salah

satu jenis motivasi, dijelaskan bahwa pentingnya menumbuhkan persepsi di kalangan

bawahan bahwa mereka diperlakukan secara adil dalam kehidupan organisasionalnya

dibandingkan dengan perlakuan terhadap orang lain, perlakuan berdasarkan sistem

yang berlaku dan dibandingkan dengan persepsi bawahan yang bersangkutan sendiri

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
66

tentang keadilan perlakuan berdasarkan sistem yang berlaku dan dibandingkan

dengan persepsi bawahan yang bersangkutan sendiri tentang keadilan

5.1.3. Hubungan Tanggung Jawab dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Nilai koefisien (0,333) pada uji korelasi Spearman menunjukkan korelasi

antara variabel tanggung jawab dengan kinerja petugas rekam medis lemah.

Berdasarkan kategori aspek tanggung jawab petugas rekam medis di RSUD Dr.

Djasamen Saragih menunjukkan adanya tanggung jawab merupakan faktor yang

memotivasi petugas rekam medis dalam melaksanakan pekerjaan.

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan masih rendah sehingga berdampak pada

kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan pendapat Tomatala (2006) bahwa salah satu upaya yang dapat

memotivasi seseorang adalah melalui sentuhan psikologi, pemimpin dapat membuat

gerakan motivasi dengan sentuhan psikologis kepada orang-orang yang dipimpinnya.

Sentuhan psikologis dapat berupa pujian (praising} atau teguran (reprimend), sesuai

dengan kondisi langsung yang ditemukan pemimpin pada setiap pegawainya.

Motivasi psikologis yang diberikan dengan tulus akan memberi dorongan yang kuat

bagi para karyawan untuk bergerak maju, memperbaiki diri dan bekerja dengan

lebih baik (bekerja semakin efektif, efisien, dalam hubungan manusia/organisasi

yang sehat).

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
67

5.1.4. Hubungan Peluang Untuk Maju dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Secara statistik berdasarkan uji Spearman aspek peluang untuk maju dalam

motivasi intrinsik berhubungan dengan kinerja petugas rekam medis pada tingkat

korelasi kuat (koefisien = 0,778). Peluang untuk maju yang dimiliki petugas rekam

medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih menunjukkan adanya kemauan

mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

masih terbatas kesempatan bagi petugas rekam medis dalam mengembangkan diri

sehingga berdampak pada kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan penelitian Maxwel (2004) bahwa motivasi diri (self

motivation) adalah upaya membangunkan semangat diri dengan sugesti diri secara

positif. Sugesti diri secara positif dapat dikembangkan dengan cara terus-menerus

mengembangkan sikap positif, pilihan-pilihan positif, dan keputusan positif yang

membangun diri dan orang lain. Motivasi diri bertujuan menjaga kestabilan sikap

serta tekad untuk terus maju dan berprestasi. Motivasi diri seperti ini akan meredam

gejolak-gejolak negatif dalam diri serta memberi kekuatan ganda menghadapi krisis

hidup. Motivasi diri memberi tanda kematangan dan membangun tekad untuk

bertahan serta maju dan sukses.

5.1.5. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Kepuasan kerja sebagai sebagai salah satu aspek dalam motivasi intrinsik

petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih berhubungan kuat dengan

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
68

dengan kinerja (koefisien=0,548). Berdasarkan kategori kepuasan kerja yang

dimiliki petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih memungkinkan setiap

petugas bekerja untuk mencapai hasil yang optimal.

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

kepuasan kerja petugas di bagian rekam medis belum optimal sehingga berdampak

pada kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan penelitian Ubaydillah (2006) bahwa kepuasan diekspresikan

dengan antusias kerja yang tinggi, disiplin, motivasi yang bagus, kesediaan belajar

dan menerima pelajaran dari orang lain, dan lain-lain. Tetapi, seiring dengan proses

waktu, kepuasan itu mulai menurun atau memudar. Ini biasanya terekspresikan dari

rasa jenuh atau bosan terhadap pekerjaan yang dirasakan monoton, merasa tidak

bangga lagi terhadap profesi atau pekerjaannya, merasa kehilangan gairah untuk

mensyukuri pekerjaan, dan lain-lain.

Hasil Survey Intelligence Sirota, New York 2000-2004 yang dikutip

Ubaydillah (2006) mengungkap sebagian besar karyawan punya antusias tinggi

ketika menemukan pekerjaan baru. Tapi, antusias itu akan menurun setelah enam

bulan bekerja. Ini dirasakan oleh 85 % dari 1000 perusahaan yang dijadikan objek

studi dan melibatkan kurang lebih satu setengah juta karyawan dari sejak tahun

2000-2004.

Demikian juga studi The Gallup Organization yang dikutip Ubaydillah

(2006) mengungkap bahwa kegairahan karyawan hanya akan berlangsung paling

maksimal satu tahun dari sejak setelah mendapatkan pekerjaan. Selama masa satu

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
69

tahun pertama, mereka sangat antusias, komitmennya bagus, bersedia untuk

menerima nasehat dari atasannya, dan datangnya tepat waktu.

5.2. Hubungan Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Seluruh aspek motivasi ekstrinsik petugas rekam medis meliputi:

kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu

supervisi teknis, serta hubungan interpersonal berhubungan dengan kinerja petugas

rekam medis RSUD Dr. Djasamen Saragih, dengan tingkat hubungan yang

bervariasi.

5.2.1. Hubungan Kompensasi dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Hasil uji korelasi Spearman (koefisien=0,486) menunjukkan hubungan antara

variabel kompensasi dengan kinerja petugas rekam medis lemah. Petugas rekam

medis yang memiliki motivasi untuk mendapatkan kompensasi dari hasil pekerjaan

yang dilakukannya pada kategori sedang menunjukkan petugas rekam medis di

RSUD Dr. Djasamen Saragih cenderung melakukan pekerjaan dengan baik dengan

harapan mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan beban kerja yang

dilaksanakannya.

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

sistem dan pola pemberian kompensasi dirasakan petugas di bagian rekam medis

belum sesuai sehingga berdampak pada kinerja petugas rekam medis.

Menurut Dessler (1998) untuk menentukan skala gaji atau upah ada beberapa

faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah: (a) faktor hukum, dalam faktor ini

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
70

besaran gaji atau upah yang harus dibayar diatur dalam undang-undang yang

meliputi segi upah minimum, tarif lembur dan tunjangan, (b) faktor serikat buruh,

serikat dan undang-undang hubungan tenaga kerja mempengaruhi hubungan

bagaimana perencanaan pembayaran yaitu adanya tawar menawar antara serikat

buruh dengan yang mempekerjakan, (c) faktor kebijakan (pemberi kerja), pemberian

kompensasi mempengaruhi upah yang dibayar, kebijakan ini mempengaruhi tingkat

upah dan tunjangan misalnya perbedaan upah/gaji bagi pegawai yang masih dalam

masa percobaan, dan (d) faktor keadilan, faktor keadilan menjadi faktor penting

dalam menentukan tinggi rendahnya pembayaran upah atau gaji dalam arti bahwa

keadilan eksternal tarif upah/gaji harus sebanding dengan organisasi lain, sedangkan

keadilan internal hendaknya setiap pegawai memperoleh pembayaran gaji atau upah

yang sama dalam organisasi.

5.2.2. Hubungan Keamanan dan Keselamatan Kerja dengan Kinerja Petugas


Rekam Medis

Petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih umumnya menyatakan

keamanan dan keselamatan kerja pada kategori tinggi, hal ini memberikan hubungan

yang bermakna dengan kinerja (koefisien=0,810) yaitu korelasi yang kuat antara

variabel keamanan dan keselamatan kerja dengan kinerja petugas rekam medis kuat.

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

keamanan dan keselamatan lingkungan kerja belum sepenuhnya mendukung dalam

melaksanakan pekerjaan sehingga berdampak pada kinerja petugas rekam medis.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
71

Sesuai dengan teori hierarki kebutuhan yang dikembangkan Maslow,

kebutuhan terhadap Keamanan antara lain: keselamatan dan perlindungan terhadap

kerugian fisik dan emosional biasanya dapat dipenuhi secara eksternal. Demikian

juga dengan variabel keamanan dan keselamatan kerja yang merupakan variabel

dengan korelasi yang kuat dengan kinerja petugas rekam medis hanya akan dapat

dipenuhi dengan kemauan pihak manajemen rumah sakit memberikan perhatian serta

mengelola rumah sakit secara baik sehingga petugas rekam medis merasakan

keamanan dan keselamatan dapat terjamin.

Sesuai dengan pendapat Robbin (2001) bahwa perlu dipahami bahwa setiap

individu sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki nilai-nilai

kerja (work value), yaitu suatu keyakinan pribadi seorang pekerja tentang hasil apa

yang diperkirakan dari pekerjaaannya dan bagaimana seharusnya dia berprilaku

dalam bekerja. Salah satu nilai kerja yang bersifat ekstrinsik adalah keamanan kerja.

Sesuai dengan penelitian Pusat Kesehatan Kerja (2007) bahwa sekitar 1.505

tenaga kerja wanita di rumah sakit Paris mengalami gangguan muskuloskeletal

(16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung

dan pinggang. Dan dilaporkan juga dari 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit

terdapat 566 perawat wanita yang mempunyai hubungan kausal pemajanan gas

anestesi dengan gejala neuropsikologi, antara lain berupa mual, kelelahan,

kesemutan, keram pada lengan dan tangan.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
72

5.2.3. Hubungan Kondisi Kerja dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Kondisi kerja yang menyangkut fasilitas pendukung untuk pelaksanaan kerja

dan dukungan dari seluruh unsur pimpinan dan staf pada unit kerja rekam medis

berhubungan cukup kuat dengan kinerja petugas rekam medis di RSUD Dr.

Djasamen Saragih (koefisien=0,677). Kondisi kerja merupakan hal yang perlu

diperhatikan dalam kegiatan pelayanan rumah sakit, karena dengan suasana

lingkungan kerja yang baik memungkinkan petugas rekam medis dapat

melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

suasana kerja di bagian rekam medis belum kondusif sehingga berdampak pada

kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan penelitian Djokosoetono (2000) bahwa kondisi pekerjaan

berinteraksi dengan dorongan untuk berkembang, perasaan bertanggung jawab

terhadap hasil pekerjaan menghasilkan secara positif perasaan bahwa pekerjaan

berarti.

5.2.4. Hubungan Prosedur Kerja dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Pembagian tugas yang proporsional bagi setiap petugas rekam medis dan

adanya pedoman yang ditetapkan untuk alur kerja merupakan aspek prosedur kerja

pada petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih. Hasil penelitian

menunjukkan prosedur kerja yang diterapkan pada kategori tinggi serta berhubungan

cukup kuat dengan kinerja petugas rekam medis (kofisien=0,545).

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
73

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

pedoman kerja rekam medis belum seluruhnya tercakup dalam prosedur kerja yang

dijalankan sehingga berdampak pada kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan penelitian Daryatmi (2005) bahwa motivasi dapat pula

diciptakan dengan mengadakan pengaturan kondisi kerja yang sehat. Hal-hal tersebut

akan menimbulkan motivasi kerja sehingga karyawan mau dan rela untuk

mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian, ketrampilan, tenaga dan waktunya

untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan

menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

organisasi.

5.2.5. Hubungan Mutu Supervisi Teknis dengan Kinerja Petugas Rekam Medis

Pengawasan atasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dan umpan balik

terhadap evaluasi pekerjaan merupakan hal yang diamati dalam aspek mutu supervisi

teknis pada petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih. Hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar responden menyatakan pada kategori sedang. Setelah

dilakukan uji Spearman diperoleh nilai koefisien (0,333), artinya ada hubungan yang

lemah antara variabel mutu supervisi teknis dengan kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

kegiatan pengawasan dan evaluasi melalui supervisi belum terlaksana secara optimal

sehingga berdampak pada kinerja petugas rekam medis.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
74

Sesuai dengan penelitian Rahmat (2004) bahwa kegiatan supervisi yang

dilakukan memiliki peran ganda secara simultan, yaitu memelihara kualitas layanan

dalam standar yang tinggi sambil tetap memperhatikan keunikan dari pengguna jasa.

Supervisor sebagai bagian dari manajemen di lini pertama memiliki tugas untuk

mengontrol performance. Kegiatannya lebih banyak berhubungan langsung dengan

pelaksanaan kerja. Untuk itu, petugas dituntut untuk memiliki keterampilan

fungsional dan keterampilan kemanusiaan (human skill). Keberhasilan dalam

melakukan supervisi secara tepat akan memberikan implikasi kepada produktivitas

kerja perawat. Perawat yang merasa nyaman dan puas dengan pekerjaan dan

lingkungan kerjanya akan mampu menghasilkan produktivitas dan kualitas kerja

yang baik.

5.2.6. Hubungan antara Hubungan Interpersonal dengan Kinerja Petugas


Rekam Medis

Hubungan interpersonal dalam pelaksanaan pelayanan rekam medis meliputi:

hubungan kerja yang baik antar rekan kerja maupun atasan, dan dukungan rekan

kerja untuk mencapai hasil kerja tim yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan

aspek hubungan interpersonal berhubungan sangat lemah dengan kinerja petugas

rekam medis (koefisien=0,211). Aspek hubungan interpersonal yang berhubungan

sangat lemah dengan kinerja petugas rekam medis menggambarkan kemampuan

dalam mengendalikan diri atau memisahkan antara kondisi hubungan dengan rekan

kerja maupun atasan dengan pelaksanaan pekerjaan.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
75

Sesuai dengan observasi peneliti dan wawancara mendalam diketahui bahwa

masih sering terjadi hubungan yang kurang harmonis antara petugas rekam medis

sehingga berdampak pada kinerja petugas rekam medis.

Sesuai dengan penelitian Sujarwati (2004) bahwa kunci keberhasilan suatu

organisasi tergantung dari dukungan manajemen dan bawahannya terutama dalam

hubungan interpersonal yang melibatkan, mengarahkan, menghubungkan dan

menjadi tokoh atau figur bagi organisasinya.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut :

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan karakteristik petugas rekam medis, sebesar 60,0% pada

kelompok umur 42-50 tahun, sebesar 80,0%, berjenis kelamin perempuan,

73,4% tingkat pendidikan SMA/Sederajat, dan 46,7% masa kerja antara 1-9

tahun.

2. Sebesar 53,3% petugas rekam medis memiliki motivasi intrinsik yang tinggi

dilihat dari aspek: prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, peluang

untuk maju, serta kepuasan kerja.

3. Sebesar 93,3% petugas rekam medis memiliki motivasi ekstrinsiknya tinggi

dilihat dari aspek: kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja,

prosedur kerja, mutu supervisi teknis, serta hubungan interpersonal.

4. Sebesar 53,3% kinerja petugas rekam medis pada kategori cukup (jawaban

responden), namun hasil wawancara mendalam dengan Kasubbid Pengelolaan

dan Pelaporan Rekam Medis menunjukkan adanya beberapa permasalahan

jumlah tenaga dan kerjasama antar unit kerja sehingga pelaksanaan rekam

medis rumah sakit belum berjalan dengan baik, dan ada petugas rekam medis

yang tidak melaksanakan tupoksinya dengan baik.

76
SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
77

5. Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara variabel peluang

untuk maju dan kepuasan kerja dengan kinerja (p<0,05), sedangkan variabel

prestasi, pengakuan orang lain, dan tanggung jawab tidak berhubungan

signifikan dengan kinerja (p>0,05).

6. Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara variabel keamanan

dan keselamatan kerja, kondisi kerja dan prosedur kerja dengan kinerja

(p<0,05), sedangkan variabel kompensasi, mutu supervisi teknis dan hubungan

interpersonal tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja (p>0,05).

7. Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motivasi

ekstrinsik dengan kinerja (p<0,05), sedangkan variabel motivasi intrinsik tidak

berhubungan secara signifikan dengan kinerja (p>0,05).

6.2. Saran

1. Melihat hasil uji korelasi Spearman, aspek peluang untuk maju sebagai

faktor yang paling kuat hubungannya dengan kinerja petugas rekam medis,

maka perlu diupayakan pengembangan sumber daya manusia melalui

pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun kursus yang terkait dengan

pengelolaan rekam medis.

2. Perlu kebijakan rumah sakit dalam upaya peningkatan kepuasan kerja serta

menjamin keamanan dan keselamatan kerja, dengan menciptakan lingkungan

dan tempat kerja yang nyaman seperti menyediakan fasilitas pendingin ruangan,

sehingga petugas rekam medis termotivasi dalam melaksanakan pekerjaan.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
78

3. Perlu dikembangkan kondisi kerja yang kondusif dan prosedur kerja yang baik,

dengan membuat kebijakan yang mengatur tata kerja petugas rekam medis,

sehingga petugas rekam medis mampu mengaktualisasikan kemampuan dan

ketrampilannya dalam pelayanan rekam medis

4. Perlu pelaksanaan dan pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit

(SIRS) yang menunjang pengelolaan rekam medis, sehingga dapat

meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUD Dr.Djasamen Saragih

Pematangsiantar, serta dapat mengatasi masalah kurangnya tenaga rekam

medis selama ini.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
DAFTAR PUSTAKA

Anis, 2006., Tulisan Lepas Tentang Informatika Kesehatan Masyarakat (Public


Health Informatics), Informatika Kedokteran (Medical Informatics),
Blognya Anis.

Anonymous., 2006. Rekam Medis, www.freewebs.com.

Ariyanto, Y., 2004. Catatan Bertajuk Rekam Medis, http://www.humanmedicine.net.

Basbeth, F., 2005. Rekam Medis, Jakarta : Bagian Forensik dan Medikolegal FK-UI.

Brotowasisto., 2003. Peranan Rekam Medis dalam Mendukung Kebijaksanaan


Pemerintah dalam Kaitan Rumah Sakit Sebagai Unit Swadana, Makalah
pada Seminar Nasional Kongres dan Rakernas I-III PORMIKI, Jakarta :
Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Indonesia.

Daryatmi., 2005. Pengaruh Motivasi, Pengawasan Dan Budaya Kerja Terhadap


Produktivitas Kerja Karyawan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
Badan Kredit Desa Kabupaten Karanganyar, www.damandiri.com.

Desseler, G., 1997. Manajemen Sumber daya Manusia. Edisi Indonesia.


PT. Prenhallindo. Jakarta.

Dirjen Yanmed Depkes RI., 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
di Indonesia, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Djokosoetono, A., 2000. Pengaruh Karakteristik Pekerja terhadap Motivasi Internal,


Kepuasan Kerja, dan Kepuasan dalam Berkembang, Bandung: Teknik
Industri – ITB.

Faqih, AHN., 2003. Sekilas tentang Motivasi Berprestasi. Majelis Perttimbangan


Organisasi (MPO) Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi se-Indonesia
(IMAMUPSI), Jakarta

Gerungan, WA., 2000. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.

Gibson, J.L, Ivancevich., Donnelly., 1987. Organisasi dan Management: Perilaku,


Struktur, Proses. Terjemahan Djarkasih Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gitosudarmo, I., 1986. Prinsip Dasar Manajemen, Yogyakarta : BPFE.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Ghozali, I., 2001. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hanafiah, M.J dan Amir, A., 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Handoko, T.T., 1992. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
Andi Ofsset.

Hatta, G., 2003. Pendidikan Rekam Medis, Makalah pada Seminar Nasional Kongres
dan Rakernas I-III PORMIKI, Jakarta : Perhimpunan Profesional Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia.

Hutagalung, H., 2005. Kajian Pemanfaatan Rekam Medis Sebagai Bahan


Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran serta
Perencanaan di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005, (Tesis), Medan:
Program Magister Administrasi Rumah Sakit Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Ilyas, Y. 2001. Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Jakarta:Pusat Kajian


Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universiats
Indonesia.

Maxwell, JC., 2004. Relationship (Bagaimanakah Saya Bisa Mendorong Sesama?,


Batam: Penerbit Interaksara.

Permenkes No.749a/Menkes!Per/XII/1989. Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah


Sakit, Jakarta : Depkes RI.

Pusat Kesehatan Kerja., 2007. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perkantoran.


www.depkes.go.id.

Rahmat, DH., 2004. Teknik Supervisi Yang Meningkatkan Produktivitas (Makalah


pada Seminar Nasional VI PERSI, Jakarta.

Robbin, S.P., 2001. Perilaku Organisasi, Konsep-Kontroversi-Aplikasi, Edisi Bahasa


Indonesia, Jakarta: PT.Prenhalindo.

RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar., 2006. Surat Keputusan Direktur
RSUD Pematang Siantar No.126/A/II/TU/VIII/SK/2006 tanggal 7 Agustus
2006 tentang Struktur Organisasi Bidang Perencanaan dan Rekam Medik
beserta Uraian Tugas.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Rusyam, T. A., 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
CV. Rajawali Press.

Sardiman, A.M., 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:


CV. Rajawali Press.

Siagian, S.P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Srimindarti, C, 2006., Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur


Kinerja, STIE Stikubank Semarang; www.duniaesai.com.

Sudra, I.R., 2006. Pengelolaan Rekam Medis Multimedia (Panduan bagi Manajer
Informasi Kesehatan), Jakarta: Buletin Rekam Medis & Manajemen
Informasi Kesehatan, edisi 3.

Sujarwati, EJ., 2004. Pengaruh Faktor-Faktor Dukungan Manajemen, Lingkungan


Kerja, Motivasi dan Internalisasi terhadap Pelaksanaan Tugas Pokok
Keperawatan bagi Perawat yang telah Mengikuti Pelatihan di Paviliun Rsud
Dr.Soetomo Surabaya, Surabaya; (Tesis) Pascasarjana Universitas
Airlangga.

Tomatala, Y., 2006. Kepemimpinan yang Dinamis (Aspek-Aspek Kepemimpinan),


Penerbit Gandum Mas, Malang.

Ubaydillah, A., 2006. Mengantisipasi Kelumpuhan Karier. www.e-psikologi.com.

Wahjosumidjo., 1987. Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Waruna, S.M., 2003. Analisis Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan


Kelengkapan Pencatatan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan, (Tesis), Medan: Program Magister Administrasi
Rumah Sakit Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Wikipedia, 2006. Informatika Kedokteran. id.wikipedia.org/ensiklopedis bebas.

Zulhunain, M.R., 1998. Tinjauan Pelaksanaan Pengolahan dan pelaporan Sistem


Rekam Medis Pasien Ruang ICU Rawat Inap di RS Haji Medan Medan,
(Skripsi). Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera
Utara.

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Lampiran-4

Frequency Table

MOTIVASI INTRINSIK
PRESTASI
Melakukan Tupoksi Secara Efisien dan Efektif

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Penting 15 100.0 100.0 100.0

Menerapkan Metode Baru dalam Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 9 60.0 60.0 60.0
Penting 6 40.0 40.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

PENGAKUAN ORANG LAIN


Sikap Rekan Kerja dalam Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 11 73.3 73.3 73.3
Penting 4 26.7 26.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

Penghargaan dari Rumah Sakit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 3 20.0 20.0 20.0
Penting 12 80.0 80.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

TANGGUNG JAWAB
Tanggung Jawab terhadap Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 4 26.7 26.7 26.7
Penting 11 73.3 73.3 100.0
Total 15 100.0 100.0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Penyelesaian Pekerjaan secara Baik dan Tepat Waktu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 5 33.3 33.3 40.0
Penting 9 60.0 60.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

PELUANG UNTUK MAJU


Pekerjaan untuk Pengembangan Karier

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 8 53.3 53.3 60.0
Penting 6 40.0 40.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

Pelatihan, Pendidikan dan Promosi untuk Kenaikan Pangkat dan Golongan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 7 46.7 46.7 46.7
Penting 8 53.3 53.3 100.0
Total 15 100.0 100.0

KEPUASAN KERJA
Kepuasan terhadap Pelaksanaan Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 12 80.0 80.0 80.0
Penting 3 20.0 20.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

Keinginan Tetap Berada di Unit Kerja Rekam Medis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 5 33.3 33.3 40.0
Penting 9 60.0 60.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
MOTIVASI EKSTRINSIK
KOMPENSASI
Rumah sakit memberikan imbalan/insentif kepada

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 1 6.7 6.7 6.7
Penting 14 93.3 93.3 100.0
Total 15 100.0 100.0

Pemberian imbalan/insentif didasarkan pada prestasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 1 6.7 6.7 13.3
Penting 13 86.7 86.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA


Kenyamanan lingkungan kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 1 6.7 6.7 6.7
Penting 14 93.3 93.3 100.0
Total 15 100.0 100.0

Kesesuaian fasilitas dengan pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 6 40.0 40.0 46.7
Penting 8 53.3 53.3 100.0
Total 15 100.0 100.0

KONDISI KERJA
Fasilitas yang mendukung pelaksanaan kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 6 40.0 40.0 46.7
Penting 8 53.3 53.3 100.0
Total 15 100.0 100.0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Dukungan dari seluruh unsur pimpinan dan staf

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 8 53.3 53.3 53.3
Penting 7 46.7 46.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

PROSEDUR KERJA
Pembagian tugas secara proporsional

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 1 6.7 6.7 6.7
Penting 14 93.3 93.3 100.0
Total 15 100.0 100.0

Alur kerja sesuai pedoman

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 2 13.3 13.3 20.0
Penting 12 80.0 80.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

MUTU SUPERVISI TEKNIS


Pengawasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 7 46.7 46.7 53.3
Penting 7 46.7 46.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

Umpan Balik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 3 20.0 20.0 20.0
Penting 12 80.0 80.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biasa saja 9 60.0 60.0 60.0
Penting 6 40.0 40.0 100.0
Total 15 100.0 100.0

Dukungan Rekan Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak penting 1 6.7 6.7 6.7
Biasa saja 4 26.7 26.7 33.3
Penting 10 66.7 66.7 100.0
Total 15 100.0 100.0

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Lampiran-1

Nonparametric Correlations
Motivasi Intrinsik dengan Kinerja
Correlations

PRESTASI PNGAKUAN TJAWAB PELUANG PUAS KINERJA


Spearman's rho PRESTASI Correlation Coefficient 1.000 .080 .053 .550* .000 .302
Sig. (2-tailed) . .777 .851 .034 1.000 .274
N 15 15 15 15 15 15
PNGAKUAN Correlation Coefficient .080 1.000 .102 .460 .000 .460
Sig. (2-tailed) .777 . .717 .084 1.000 .084
N 15 15 15 15 15 15
TJAWAB Correlation Coefficient .053 .102 1.000 .556* .548* .333
Sig. (2-tailed) .851 .717 . .032 .035 .225
N 15 15 15 15 15 15
PELUANG Correlation Coefficient .550* .460 .556* 1.000 .548* .778**
Sig. (2-tailed) .034 .084 .032 . .035 .001
N 15 15 15 15 15 15
PUAS Correlation Coefficient .000 .000 .548* .548* 1.000 .548*
Sig. (2-tailed) 1.000 1.000 .035 .035 . .035
N 15 15 15 15 15 15
KINERJA Correlation Coefficient .302 .460 .333 .778** .548* 1.000
Sig. (2-tailed) .274 .084 .225 .001 .035 .
N 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Lampiran-2

Nonparametric Correlations
Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja
Correlations

KPENSASI KESKER KONKER PROSEDUR SUPERVIS INPERSON KINERJA


Spearman's rho KPENSASI Correlation Coefficient 1.000 .537* .507 .358 .128 .472 .486
Sig. (2-tailed) . .039 .053 .191 .650 .076 .066
N 15 15 15 15 15 15 15
KESKER Correlation Coefficient .537* 1.000 .898** .625* .587* .504 .810**
Sig. (2-tailed) .039 . .000 .013 .021 .055 .000
N 15 15 15 15 15 15 15
KONKER Correlation Coefficient .507 .898** 1.000 .580* .677** .581* .677**
Sig. (2-tailed) .053 .000 . .023 .006 .023 .006
N 15 15 15 15 15 15 15
PROSEDUR Correlation Coefficient .358 .625* .580* 1.000 .545* .517* .545*
Sig. (2-tailed) .191 .013 .023 . .036 .049 .036
N 15 15 15 15 15 15 15
SUPERVIS Correlation Coefficient .128 .587* .677** .545* 1.000 .439 .333
Sig. (2-tailed) .650 .021 .006 .036 . .101 .225
N 15 15 15 15 15 15 15
INPERSON Correlation Coefficient .472 .504 .581* .517* .439 1.000 .211
Sig. (2-tailed) .076 .055 .023 .049 .101 . .449
N 15 15 15 15 15 15 15
KINERJA Correlation Coefficient .486 .810** .677** .545* .333 .211 1.000
Sig. (2-tailed) .066 .000 .006 .036 .225 .449 .
N 15 15 15 15 15 15 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Lampiran-3

Nonparametric Correlations
Motivasi dengan Kinerja
Correlations

Kinerja
Motivasi Motivasi Petugas
Intrinsik Ekstrinsik Rekam Medis
Spearman's rho Motivasi Intrinsik Correlation Coefficient 1.000 .535* .191
Sig. (2-tailed) . .040 .496
N 15 15 15
Motivasi Ekstrinsik Correlation Coefficient .535* 1.000 .031
Sig. (2-tailed) .040 . .912
N 15 15 15
Kinerja Petugas Correlation Coefficient .191 .031 1.000
Rekam Medis Sig. (2-tailed) .496 .912 .
N
15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007
Lampiran-6
MASTER DATA

No Jk Umur Didik MK Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik


Kinerja
Prts POR TJ PUM Kpker Kpsasi Kesker Konker Proker MST HI
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 1 38 5 11 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
2 2 50 3 23 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 45 3 24 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0
4 2 43 3 23 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 0 2 2 2 2 2 2
5 2 43 3 2 2 2 2 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
6 2 37 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
7 1 41 4 8 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 0 2 0
8 2 43 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2
9 2 43 3 23 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 0 2 2
10 2 43 3 23 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2
11 2 46 3 23 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 0 2
12 2 34 3 9 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2
13 2 37 3 17 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 0 0
14 2 24 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2
15 1 50 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007

Anda mungkin juga menyukai