Anda di halaman 1dari 3

Memperkenalkan Ulos Lewat Tas

Ulos atau kain ulos merupakan busana khas Batak. Biasanya ulos dipakai di hari tertentu saja.
Misalnya, di upacara adat-istiadat pernikahan, berduka, dan lainnya. Tapi, sekarang banyak orang
mengubah ulos atau menggunakan motif ulos ke berbagai jenis sandang seperti tas, selendang, rok,
kaos, taplak meja, dan lainnya.
Ide memperkenalkan ulos lewat tas dimanfaatkan oleh pengusaha Usaha Dagang Collection.
Donald Situmeang pemilik UD. Collection telah menjalankan bisnis ini sejak 2002. Hingga kini,
sekalipun pandemi Covid-19 melemahkan sektor pariwisata, ia tetap mempertahankan bisnis yang
sudah ia bangun selama hampir dari 20 tahun ini.
Secara teknis, ia memesan kain bermotifkan ulos ke rekan bisnisnya. Lalu, kain ini diukur,
dibentuk dan direkatkan ke bahan dasar tas. Kain ulos ini memperindah tampilan dasar tas. Ada juga
kain ulos yang dibentuk langsung menjadi tas. Biasanya ada tulisan Lake Toba atau Horas
dicantumkan di tas. Ditambah lagi sejumlah pernak-pernik untuk mempermanis tampilan tas.
Suvenir tas ini dapat mengingatkan wisatawan kenangan berkunjung Danau Toba. Mereka
yang suka menggunakan tas motif ulos seperti ini juga memberikan kesan ke orang lain yang melihat
“Aku Cinta Danau Toba”. Jenis-jenis tas yang diproduksi antara lain tas selempang, tas tangan, tas
jinjing dan tote bag.
Tas-tas produksi UD Collection ini dapat kamu temukan di toko-toko souvenir di Jalan
Siburak-Burak, Parapat, Desa Tomok, Desa Sillagan dan lainnya. Buat kamu yang ingin membeli
langsung ke UD. Collection, kamu bisa mengunjungi lokasi usaha ini di Terminal Sosor Saba Parapat
No 8 A. Kamu juga bisa menghubungi pemiliknya lewat nomor Handphone 0812-6005-4722.
Jika tidak begitu sibuk, Donald Situmeang juga bersedia menerima pesanan tempahan tas
khusus. Beberapa kali ia menerima pesanan tempahan tas dari istri Bupati Simalungun Radiapoh
Sinaga. Ia juga sering menerima orderan tas sebagai souvenir pernikahan. Namun, ia mengakui, tidak
bisa terburu-buru untuk menyelesaikan orderan.
Sejak pandemi, hanya Donald dan istrinya yang memproduksi tas. Sebelumnya, dia
memperkerjakan seorang karyawan untuk membantu mereka. Meski sulit untuk bertahan selama
pandemi, ia bersyukur, usaha ini tetap berjalan walau pemasukan sangat minim. Pemasukan ini pun
biasanya berasal dari perbaikan untuk jahitan retsleting tas, celana dan baju yang rusak. (Damayanti)

Para wisatawan yang melancong ke pasar-pasar di Indonesia bisa jadi menemukan tas, sandal,
kap lampu, dan bahkan sarung laptop dari batik. Penggunaannya hampir tak terbatas. Sungguh kain
yang memesona!

Busana populer lainnya yang berbahan batik adalah sarung. Sarung batik dililitkan di pinggang
sebagai bawahan, mirip rok panjang. Sarung bisa dikenakan oleh pria maupun wanita.
Kain batik dipakai untuk hampir semua gaya busana, mulai dari celana panjang santai hingga gaun
yang anggun. Kain batik juga digunakan sebagai lukisan, hiasan dinding, serbet, seprai, dan
sebagainya. Para wisatawan yang melancong ke pasar-pasar di Indonesia bisa jadi menemukan tas,
sandal, kap lampu, dan bahkan sarung laptop dari batik. Penggunaannya hampir tak terbatas. Sungguh
kain yang memesona!

”HORAS!” Dengan salam hangat itu, orang-orang Batak sahabat baru kami menyambut kami sewaktu
tiba di Sumatra Utara, Indonesia, daerah tugas utusan injil kami yang baru di dekat Danau Toba.
Sebagai salah satu lokasi yang khas dan spektakuler di Sumatra dan danau vulkanis terbesar di dunia,
Danau Toba merupakan jantung kampung halaman orang Batak.—Lihat kotak di bawah.

Suku Batak merupakan salah satu kelompok pribumi terbesar di Indonesia. Menurut perkiraan, jumlah
mereka delapan juta orang, yang terdiri dari enam kelompok etnik yang terpisah namun masih
berkerabat—Toba, Simalungun, Karo, Dairi, Angkola, dan Mandailing. Setiap kelompok terdiri dari
banyak marga. Bila orang Batak bertemu sesamanya, pertanyaan pertama yang biasa diajukan ialah,
”Apa marga Anda?” Lalu, mereka bisa dengan cepat menentukan seberapa dekat hubungan
kekeluargaan mereka.

Cita rasa ulos dan tulisan Lake Toba mempermanis penampilan tas ini

Ia menggunakan motif ulos yang terbuat dari kain tetoron dan jenis kain lainnya ke berbagai jenis tas.
secara hand made dengan menggunakan Alat tenun Bukan Mesin (ATBM)

– Tersedia dalam berbagai corak, motif dan warna buat kemeja lengan panjang/pendek atau buat
produk fashion, serta produk difersikasi dan produk lainnya
– Tersedia juga dalam bentuk produk kain tenun ikat (gatip), dan perpaduan antara kain tenun ikat
(gatip) dengan motif sulam

– Bahan : Benang Viscose (sulam), sutera dan katun (lusi)

– Diproduksi secara hand made dengan menggunakan Alat tenun Bukan Mesin (ATBM)

Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari
benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap
digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, tetapi kini banyak dijumpai di dalam
bentuk produk suvenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan
gorden.
Ulos juga kadang-kadang diberikan kepada sang ibu yang sedang mengandung supaya mempermudah
lahirnya sang bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang mengancam saat
proses persalinan.

Anda mungkin juga menyukai