Disusun oleh
Kelompok 1 :
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tentu punya banyak kekurangan.
Untuk itu kami dengan berlapang dada menerima masukan dan kritikan konstruktif dari
berbagai pihak demi kesempurnaan di masa yang akan datang . Akhirnya kepada Allah
jugalah penulis bermohon semoga semua ini menjadi amal saleh bagi kami selaku penulis
dan bermanfaaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………. I
KATA PENGANTAR……………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ………………………………………..
1.2 Rumusan masalah ………………………………….....
1.3 Tujuan penulisan ……………………………………..
BAB ll PEMBAHASAN
1.1 Pengertian patofisiologi pada sistem skeletal dan sistem saraf ………….
1.2 Etiologi penyakit …………….
1.3 Tanda dan gejala …………………………
1.4 Patogenesis penyakit …………………….
1.5 Pencegahan atau pengobatan ……………..
DAFTAR PUSTAKA
Bab 1
Pendahuluan
Bab ll
Pembahasan
Rangka (skeletal) merupakan bagian tubuh yang termasuk tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago)
sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Rangka tulang adalah jaringan ikat yang keras dan kaku (jaringan penyokong), banyak mengandung
mineral, zat perekat dan zat kapur.Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka
penopang tulang bahu , rangka penopang tulang pinggul , tulang anggota badan atas dan bawah
Tulang merupakan alat gerak pasif karena digerakkan oleh otot. Otot merupakan gerak aktif
karena mempunyai kemampuan berkontraksi sehingga mampu menggerakan tulang. Gerakan tubuh
terjadi karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Otot dapat berkontraksi karena adanya
kontraksi. (Ike Sabariah, 1999) nopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota
badan atas dan bawah.
Sistem saraf
Sistem saraf merupakan suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf
(neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon memelihara fungsi tubuh. Pada
umumnya sistem saraf berfungsi mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh
bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi beberapa kelenjar
endokrin.
Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus.
Sistem syaraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua
rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh
tubuh. Sistem saraf sendiri terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan
semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh.
Sistem saraf akan mengoordinasikan setiap tindakan bagian tubuh dengan mengirimkan
sinyal ke dan dari berbagai bagian tubuhnya. Bersama-sama, setiap organ ini bertanggung jawab
untuk mengendalikan tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya. Contoh, saraf memberi
tahu jantung untuk berdetak atau memberi tahu paru-paru untuk bernapas tanpa kita sadari.
2.2etiologi penyakit
Etiologi pada osteoporosis
Secara garis besar, osteoporosis diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok yaitu
osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer terjadi karena
proses idiopatik, sedangkan osteoporosis sekunder terjadi karena adanya penyakit atau
kelainan tertentu yang mendasari.
Osteoporosis primer kemudian diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok yaitu
osteoporosis primer tipe 1 (osteoporosis pascamenopause) dan tipe 2 (osteoporosis
senilis). Pada tipe 1, osteoporosis terjadi karena fase menopause yang mengakibatkan
terjadinya penurunan kadar estrogen sehingga terjadi pengeroposan tulang. Kadar
estrogen mulai menurun sekitar 2-3 tahun sebelum menopause dan terus menurun
sampai 3-4 tahun setelah menopause. Pada masa awal terjadinya osteoporosis primer
tipe 1, penderita akan kehilangan 1-3% massa tulang dan terus mengalami penurunan
sampai kehilangan 35-50% massa tulangnya. Sedangkan pada tipe 2, osteoporosis
terjadi baik pada pria maupun wanita yang berusia sekitar 70 tahun. Terjadinya
osteoporosis primer tipe 2 diinduksi oleh menurunnya kadar kalsium dan sel-sel
pembentuk vitamin D.
Osteoporosis sekunder terjadi karena sebab yang jelas diketahui seperti
penyakit kronik dan konsumsi zat atau obat-obatan yang mempercepat proses
pengeroposan tulang. Pemberian obat-obatan seperti steroid, antikejang, obat
hormonal antiseks, heparin, litium, metroteksat, obat sitotoksik lain, vitamin D, tiroksin,
dan konsumsi alkohol atau tembakau dapat mengakibatkan terjadinya osteoporosis.
Penyakit kronik yang menyebabkan pembatasan gerak tubuh seperti artritis reumatoid
dan penyakit kronik yang menyebabkan menurunnya kadar 14 kalsium tubuh seperti
gagal ginjal, intoleransi terhadap susu, dan beberapa penyakit traktus digestivus lainnya
juga dapat memunculkan penyakit osteoporosis.
Setiap bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda, sehingga gejala stroke
tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Gejala atau tanda stroke
bervariasi pada setiap orang, tetapi umumnya muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama
stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:
Face(wajah)
Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu tersenyum karena mulut
atau mata terkulai.
Arms(lengan)
Orang dengan gejala stroke tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa
lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut
juga mengalami kelemahan.
Speech(carabicara)
Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun
penderita terlihat sadar.
Selain ketiga gejala di atas, stroke juga dapat menimbulkan gejala atau tanda seperti berikut:
Puncak massa tulang biasanya tercapai pada sekitar usia 30 tahun. Setelah itu perlahan massa
tulang menurun menjadi semakin berporos, tulang trabekula menipis.
Puncak massa tulang yang inadekuat, mengakibatkan densitas massa tulang rendah. Berbagai
faktor risiko seperti penuaan, hipogonadisme maupun kondisi menopause, laju turnover tulang
yang tinggi akan meningkatkan kehilangan massa tulang sehingga menurunkan kualitas tulang.
Penurunan massa dan kualitas tulang akan meningkatkan kerapuhan tulang. Tulang menjadi
rentan fraktur
Stroke Iskemik
Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF)
yang menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23
ml/100 gram per menit, dengan nilai normal 50 ml/100 gram per menit. Penurunan CBF
di bawah nilai normal dapat menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa
nilai CBF pada pasien dengan infark adalah 4,8-8,4ml/100 gram per menit.
Patofisiologi stroke iskemik dibagi menjadi dua bagian: vaskular dan metabolisme.
Iskemia terjadi disebabkan oleh oklusi vaskular. Oklusi vaskular yang menyebabkan
iskemia ini dapat disebabkan oleh emboli, thrombus, plak, dan penyebab lainnya. Iskemia
menyebabkan hipoksia dan akhirnya kematian jaringan otak. Oklusi vaskular yang terjadi
menyebabkan terjadinya tanda dan gejala pada stroke iskemik yang muncul berdasarkan
lokasi terjadinya iskemia. Sel-sel pada pada otak akan mati dalam hitungan menit dari awal
terjadinya oklusi. Hal ini berujung pada onset stroke yang tiba-tiba.
Gangguan metabolisme terjadi pada tingkat selular, berupa kerusakan pompa natrium-
kalium yang meningkatkan kadar natrium dalam sel. Hal ini menyebabkan air tertarik masuk ke
dalam sel dan berujung pada kematian sel akibat edema sitotoksik. Selain pompa natrium-
kalium, pertukaran natrium dan kalsium juga terganggu. Gangguan ini menyebabkan influks
kalsium yang melepaskan berbagai neurotransmiter dan pelepasan glutamat yang memperparah
iskemia serta mengaktivasi enzim degradatif. Kerusakan sawar darah otak juga terjadi,
disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah oleh proses di atas, yang menyebabkan masuknya air
ke dalam rongga ekstraselular yang berujung pada edema. Hal ini terus berlanjut hingga tiga
sampai 5 hari dan sembuh beberapa minggu kemudian. Setelah beberapa jam, sitokin terbentuk
dan terjadi inflamasi.
Akumulasi asam laktat pada jaringan otak bersifat neurotoksik dan berperan dalam
perluasan kerusakan sel. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa darah otak tinggi sehingga
terjadi peningkatan glikolisis dalam keadaan iskemia.
Stroke Hemorrhagik
Stroke hemorrhagik dibagi menjadi perdarahan intraserebral dan perdarahan
subaraknoid.
Perdarahan Intraserebral
Perdarahan Subaraknoid
Lokasi perdarahan umumnya terletak pada daerah ganglia basalis, pons, serebelum
dan thalamus. Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas hingga mengenai
kapsula interna dan kadang-kadang ruptur ke dalam ventrikel lateral lalu menyebar
melalui sistem ventrikuler ke dalam rongga subaraknoid. Adanya perluasan
intraventrikuler sering berakibat fatal.
Aktivitas fisik dapat dilakukan di halaman rumah seperti lari pagi. Aktivitas fisik
yang bermanfaat lainnya seperti membersihkan lingkungan rumah. Membuka
kebun di belakang rumah atau bercocok tanam.
Kafein dan alkohol merupakan minuman yang tidak baik untuk organ tubuh. Tidak hanya
merusak gigi dan pernapasan tetapi juga dapat mengurangi massa atau kekuatan pada tulang.
Orang yang mengonsumsi alkohol terlalu banyak dapat mempercepat pengeroposan pada tulang.
Selain hal diatas, Anda juga dapat mengkonsumsi suplemen tulang seperti Bonviva FC
Tab 150MG - Obat Mencegah dan Mengobati Osteoporosis (Rp 602.600). Lakukan cara
pencegahan tersebut agar tulang kuat dan terhindar dari osteoporosis.
Pengobatan
Pengobatan untuk penderita osteoporosis dengan cara memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin
D untuk tulang. Kebutuhan vitamin D harus dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah dan
sayur serta melakukan olahraga dan mendapatkan paparan sinar matahari untuk proses
pembentukan sel-sel tulang. Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempercepat proses
pengeroposan.
1. Osteoporosis dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Tua muda dapat terjangkit
penyakit osteoporosis bila kebutuhan kalsium tidak terpenuhi. Adapun kebutuhan
kalsium berdasarkan usia terdiri atas. 0-6 bulan kebutuhan kalsium yang dibutuhkan
sebanyak 210 mg per hari
2. 7-12 bulan kebutuhan kalsium yang dibutuhkan sebanyak 270 mg per hari
3. 1-3 tahun kebutuhan kalsium yang dibutuhkan sebanyak 500 mg per hari
4. 4-8 tahun kebutuhan kalsium yang dibutuhkan sebanyak 880 mg per hari
5. 19-50 tahun kebutuhan kalsium yang dibutuhkan sebanyak 1000 mg per hari
6. > 50 tahun kebutuhan kalsium yang dibutuhkan sebanyak 1200 mg per hari
Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain
itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada serta ikuti anjuran dokter.
“Jangan takut berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala stroke di masa pandemi. Karena
stroke adalah penyakit gawat darurat yang perlu penanganan segara, mau ringan, sedang ataupun
berat gejalanya,” tutur dr. Imam.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/admin/Favorites/Desktop/Downloads/jiptummpp-gdl-alishaaziz-49202-3-
babii.pdf
Sozen T, Ozisik L, Basaran NC. An overview and management of osteoporosis. Eur J Rheum.
2016:1-11. Doi: 10.5152/eurjrheum.2016.048
Drake MT, Lewiecki M. The Pathophysiology and Treatment of Osteoporosis. Clin Thera.
2015:1-14
Cipolla MJ. The cerebral circulation. Integrated systems physiology: From molecule to function.
2009 Jan 1;1(1):1-59.
https://lifepack.id/osteoporosis/