Anda di halaman 1dari 18

ANALISA PENERAPAN BISNIS MODEL CANVAS “TOKO

OLEH OLEH MALANG” DI NK CAFE


(diajuakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan Lanjutan Oleh Dosen: Bpk. Raden Djoni Sudjatmoko)

Oleh :
1. Mahfudi 21901081231

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, semakin berkembangnya dunia wisata di Indonesia telah
sebagian besar menyumbang devisa untuk Negara, dengan adanya tempat-tempat
wisata yang ada di Indonesia semakin pula menjamurnya tempat-tempat yang
menjajakan aneka oleh-oleh khas daerah wisata tersebut dengan tujuan yang
berbeda-beda pula lah para wisatawan berkunjung ataupun berlibur ke daerah
tersebut, dan destinasi wisata para pelancong ini tidak hanya sekedar
mengunjungi tempat-tempat wisata saja, melainkan pula sekaligus untuk
membawa pulang oleh-oleh khas dari daerah yang mereka kunjungi dengan
harapan bahwa nantinya oleh-oleh tersebut dapat dinikmati keluarga tercinta,
teman-teman, sahabat nya yang ada di rumah. Seringkali, kita mendengar
kalimat: "jangan lupa oleh-oleh nya, yaa!" kalimat tersebut lah yang sering kita
dengar saat kita sedang melakukan perjalanan wisata ataupun hendak pergi ke
suatu daerah untuk berlibur.
Dengan latar belakang diatas lah maka penulis memilih topik yang unik
dan seringkali dicari masyarakat dalam melakukan kunjungan wisata ke suatu
daerah yakni adalah sebuah Pusat Oleh-Oleh. Informasi dari bermacam-macam
oleh-oleh yang ditekankan penulis di dalam proposal ini, dengan beragamnya
jenis oleh-oleh yang ada di Toko Oleh-Oleh khas malang yang bertempat di NK
Cafe, penulis mencoba untuk mengkategorikan secara spesifik toko oleh-oleh
khas malang yang ada yakni diantaranya : Batik, Kerajinan, Makanan, dan
Pernak-pernik. Selain itu, di dalam direktori ini terdapat informasi seputar produk
oleh-oleh yang dijual dengan informasi harga yang dapat di ketahui oleh
pengguna, dan penulis mendapatkan informasi melalui wanwancara langsung
kepada karyawan yang bekerja disana, sehingga pengguna dapat mempercayai
informasi yang kami dapat.
Pengertian Oleh-oleh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah
sesuatu yg dibawa dari bepergian; ini -- dr ayahku yg baru pulang dari
Yogyakarta. Oleh-oleh juga biasa disebut dengan Cendera mata atau buah tangan
yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibawa seorang wisatawan ke
rumahnya sebagai kenang-kenangan yang terkait dengan tempat yang telah ia
kunjungi. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini kadang disinonimkan dengan oleh-
oleh, suvenir, tanda mata, atau kenang kenangan.

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Analisa Penerapan Bisnis
Model Canvas Toko Oleh-Oleh Malang, sehingga mampu memperkuat value
preposition Toko Oleh-Oleh Malang yang bertempat di NK Cafe untuk
menghasilkan kinerja yang lebih baik ?”

1.3 Tujuan Penelitian


Penulisan penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1. Mengidentifikasi kelemahan bisnis dari Toko Oleh-Oleh Khas Malang
2. Mendefinisikan faktor-faktor yang menjadi prioritas perbaikan
3. Mendesain faktor-faktor perbaikan tersebut dalam kerangka peta Bisnis
4. Model Canvas (BMC)

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan sebagai berikut :
1. Sebagai masukan untuk meningkatkan kinerja bisnis Toko Oleh-Oleh
Malang di NK Cafe secara berkelanjutan melalui proses redesain yang
sesuai sebagai hasil akhir yang diharapkan.
2. Membantu terciptanya cita-cita Toko Oleh-Oleh Malang NK cafe yang
tertuang dalam visi dan misi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Oleh-Oleh
Kata oleh-oleh sudah pasti bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, oleh-oleh diartikan sebagai sesuatu yang
dibawa dari bepergian; buah tangan.
Menurut Lugina Setyawati, Senior Researcher & Lecturer Universitas
Indonesia, oleh-oleh hampir mirip dengan suvenir. Kata suvenir berasal dari
bahasa Prancis, yaitu Souvenir yang memiliki beberapa arti, di antaranya adalah
hadiah kecil sepulang wisata, memori dan kenang-kenangan. Jadi intinya, dalam
sosiologi, suvenir itu adalah produk, objek, material yang menyambungkan antara
pembeli, penjual, tempat, space, sehingga saya merasa ikatan memori saya dengan
tempat itu tidak hilang, semacam pembuktian bahwa saya pernah ke sana.
Oleh-oleh, menurut Triyono Lukmantoro, Dosen Sosiologi Komunikasi
di Universitas Diponegoro, dapat memiliki arti yang berbeda, tergantung pada
pemberinya. Bisa merupakan suatu bentuk ketulusan berbagi yang dilakukan
orang-orang sehabis bepergian. Di lain sisi, bisa pula memiliki arti terselubung
sebagai tindakan pamer.
Ada tiga makna yang terkandung dalam oleh-oleh menurut Prof. Dr.
Agus Aris Munandar, Ahli Sejarah Kuno dan Arkeologi Indonesia. Pertama,
sebagai bentuk penghormatan pada orang yang akan menerima pemberian.
Makna kedua yakni ungkapan sayang pada orang yang akan diberi oleh-oleh.
Makna ketiga adalah bukti dari perjalanan. Tanda bahwa ketika
seseorang pergi ke Denpasar, mereka akan membawa barang tertentu yang dapat
mengingatkan mereka pada kota itu. Namun makna ketiga ini sebenarnya berlaku
apabila oleh-oleh dibeli untuk konsumsi sendiri. Bagi Prof Agus, oleh-oleh tidak
selamanya diberikan pada orang lain, tetapi juga bisa disimpan untuk koleksi
sendiri.

2.2 Business Model Canvas


Model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah
organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai-nilai dari suatu bisnis.
Konsep dari sebuah model bisnis harus sederhana, relevan, dan secara intuisi
mudah dipahami dengan tidak bermaksud menyederhanakan fungsi perusahaan
yang sangat kompleks (Osterwalder & Pigneur, 2010).
Osterwalder dan Pigneur (2010) mengatakan cara efektif untuk
menilai integritas keseluruhan model bisnis adalah dengan mengombinasikan
analisis klasik tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT)
melalui Business Model Canvas (BMC).
Business Model Canvas adalah alat yang menjanjikan untuk
membuat dan mengevaluasi model bisnis baru dengan mudah dan cepat (Wallin,
Chirumalla, dan Thomson, 2013).
Pengertian yang lain dijelaskan oleh Moris et al,. (2005) business model
adalah sebuah representasi singkat tentang bagaimana sekumpulan variabel
keputusan dalam area strategi usaha, arsitektur, dan ekonomi saling berhubungan
untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di pasar.
Business Model Canvas menawarkan kerangka kerja yang sangat
berguna untuk menganalisis elemen elemen dari model bisnis karena
mengandung banyak elemen penting dalam bisnis (Anu H., 2010).
Business Model Canvas mendeskripsikan dari nilai yang
ditawarkan perusahaan kepada beberapa segmen pelanggan dan mitra
kerja untuk membuat, memasarkan, dan memberikan aliran pendapatan yang
menguntungkan dan berkelanjutan (Osterwalder, Pigneur & Tucci, 2005)
Business Model Canvas merupakan alat yang sering digunakan untuk
menilai suatu model bisnis dan telah memberikan kontribusi terhadap
penggunaan model bisnis pada suatu organisasi. Business Model Canvas (BMC)
juga lebih difokuskan pada pelaksanaan dari sebuah ide dalam hal menciptakan
nilai pada suatu organisasi (Bastian & Coes, 2014).
Tujuan dari model bisnis canvas adalah untuk memperkenalkan cara
standar dalam menilai suatu model bisnis yang dijalankan oleh sebuah
perusahaan. Dengan konsep model bisnis yang harus mudah dipahami dan dapat
dengan mudah dikomunikasikan melalui desain yang bagus, ini tidak berbicara
tentang pengembangan model bisnis tetapi menilai suatu model bisnis yang baik
(Osterwalder & Pigneur, 2012).
Salah satu analisis model bisnis yang banyak digunakan oleh analisis
industri adalah Business Model Canvas (BMC). Osterwalder dan Pigneur (2010)
menawarkan sebuah kanvas yaitu Business Model Canvas (BMC) juga
digunakan untuk memvisualisasikan gagasan, logika berpikir, atau kerangka kerja
para desainer untuk memudahkan pelaku dan pengambil keputusan bisnis meliputi
merancang, mengevaluasi, mengelola business modelnya. Kelebihan yang
dimiliki oleh model BMC ini adalah hasil analisa dapat membantu melihat
lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau akan dijalankan. Melalui
BMC ini maka analisis dapat melihat bisnis dari gambaran besar namun
tetap lengkap dan mendetail tentang apa saja elemen-elemen kunci terkait dengan
bisnis sehingga dapat dilihat gambaran utuh yang sangat membantu dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis yang dijalankan. Dengan
mengevaluasi satu demi satu elemen-elemen kunci, maka akan menjadi lebih
mudah menganalisis hal-hal yang kurang tepat dan pada akhirnya kita bisa
diambil langkah-langkah perbaikan untuk mencapai tujuan bisnis yang
dijalankan. Kelebihan lain dari BMC adalah dapat mengubah konsep model
bisnis yang rumit menjadi sederhana.
Dalam buku Business Model Generation Alexander Osterwalder
menjelaskan dengan baik dan sederhana agar mudah dimengerti, bahwa intinya
model bisnis terdiri dari 9 elemen yang disebut dengan 9 building blocks, yaitu
Customer Segments, Value Proposition, Channels, Customer Relationship,
Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnership, dan Cost
Structure.

Gambar 2.1 Business Model Generation oleh Alexander Osterwalder

Customers Segments
Pelanggan (customer) merupakan inti dari suatu bisnis model yang dapat
memberikan keuntungan (profit) bagi perusahaan. Tanpa pelanggan, tidak ada
perusahaan yang dapat bertahan lama. Perusahaan dapat mengelompokkan
pelanggan ke dalam segmen yang berbeda dengan kebutuhan umum, perilaku
umum, atau atribut lainnya. Sebuah model bisnis dapat menentukan besar atau
kecil segmen pelanggan. (Osterwalder & Pigneur, 2010).

Value Propositions
Value Propositions (Proposisi nilai) merupakan berbagai macam produk
dan jasa yang akan menciptakan nilai bagi pelanggan segmen tertentu.
(Osterwalder dan Pigneur, 2010). Value adalah alasan mengapa pelanggan
memilih produk dan jasa dari sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan lain
karena perusahaan tersebut dianggap memiliki kelebihan dalam memecahkan
permasalahan dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Channels
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), channels adalah media dari
perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggannya untuk menyampaikan
proposisi nilai.

Customer Relationships
Customer Relationships menjelaskan tentang menjaga hubungan antara
perusahaan dan konsumen. Perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang
ingin dibangun oleh masing-masing segmen pelanggan. Macam-macam jenis
hubungan mulai dari memberi bantuan personal perorangan kepada tiap
konsumen, memanfaatkan komunitas, atau bahkan berupa “self-service”
(Osterwalder & Pigneur, 2010). Revenue Streams
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), revenuestreams adalah
pendapatan atau pemasukan yang diterima perusahaan dari pelanggannya atas
value proposition yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan.

Key Resources
Key Resources menjelaskan aset yang paling penting yang dibutuhkan
untuk membuat sebuah model bisnis berjalan dengan baik. Setiap model bisnis
membutuhkan key resources (sumber daya utama). Key resources ini
memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan menawarkan value
proposition (proposisi nilai), menjangkau pasar, menjaga hubungan dengan
pelanggan, dan memperoleh pendapatan (Osterwalder & Pigneur, 2010).

Key Activities
Key Activities menjelaskan hal yang paling penting yang harus dilakukan
oleh perusahaan untuk membuat model bisnisnya bekerja (Osterwalder & Pigneur,
2010).

Key Partnership
Key partnership menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang
membuat model bisnis berjalan dengan baik. Perusahaan menjalin kemitraan
karena berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan banyak model bisnis.
Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis mereka,
mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya (Osterwalder & Pigneur,
2010).

Cost Structure
Struktur Biaya menjelaskan semua biaya yang dikeluarkan
untuk mengoperasikan model bisnis. Cost structure menggambarkan biaya yang
paling penting yang terjadi saat beroperasi di model bisnis tertentu. Menciptakan
dan memberikan nilai, menjaga hubungan pelanggan, dan menghasilkan
pendapatan semua dikenakan biaya (Osterwalder & Pigneur, 2010).

Hadirnya e-commerce membuat para praktisi bisnis mengubah total


modal bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Penyebab utama
kepopuleran model bisnis adalah karena ditengarai banyak organisasi yang
tumbuh pesat karena kemampuannya menciptakan model bisnis yang tepat. Salah
satu konsep model bisnis yang unik adalah model bisnis kanvas atau yang lebih
dikenal dengan Business Model Canvas (BMC). Konsep model bisnis yang
dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2010) ini berhasil
mengubah konsep model bisnis yang rumit menjadi sederhana.
Dengan pendekatan kanvas, model bisnis ditampilkan dalam satu lembar
kanvas dan berisi peta sembilan elemen (kotak) yang saling berkaitan.
Osterwalder dan Pigneur percaya bahwa model bisnis terbaik dapat digambarkan
melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukkan bagaimana sebuah
perusahaan bermaksud untuk mendapatkan uang. Setiap dari nine basic building
blocks, dapat menjadi langkah awal untuk menentukan darimana suatu perusahaan
melakukan transformasi model bisnis mereka. Sembilan blok meliputi empat
bidang utama bisnis, yaitu: pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kemampuan
finansial.

2.4 Analisa Swot


Untuk mengembangkan BMC, organisasi dapat memulai langkah dari
memotret kondisi saat ini, diikuti dengan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat). Hasil SWOT dapat digunakan untuk merancang model
bisnis perbaikan dari prototype model - model bisnis masa depan.

Gambar 2.2 Matriks SWOT

Menurut Jogiyanto (2005), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-


kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki
perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang
dihadapi
Menurut David (David, 2011), Semua organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama
kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman
dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan
tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan
kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Penjelasan Analisa SWOT
(David,Fred R., 2011) yaitu :
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan
lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan
pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.
Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan di pasar
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya
keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat
meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu
sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya
hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan
gambaran peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi
posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-
peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan
ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

Menurut Prentice Hall (2009) analisis SWOT adalah: the swot


analysis provides helpful information for matching resources and capabilities to
the competitive in which the organisation operates. The model can be use as an
instrument for devising and selecting strategy, and is equally applicable in any
decision-making situation, provided the desired objective has been clearly
defined. Analisis SWOT menyediakan informasi yang berguna untuk
menyesuaikan sumber daya dan kemampuan untuk kompetitif di mana
organisasi beroperasi. Model dapat digunakan sebagai alat untuk merancang dan
memilih strategi, dan sama-sama berlaku dalam setiap situasi pengambilan
keputusan, asalkan tujuan yang diinginkan telah jelas didefinisikan.
Sedangkan Richard L. Daft (2010) menegaskan bahwa “analisis
SWOTadalah mencangkup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan”.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Business Model Canvas Toko Oleh-Oleh Malang


Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai deskripsi dari 9 elemen dalam
business model canvas pada Toko Oleh-Oleh Malang.
A. Current Business Model Canvas
1. Customer Segments
Customer segments yaitu segmen pelanggan yang menjadi target sebuah bisnis.
Toko Oleh-Oleh Malang lebih mengarahkan customer segmentsnya pada tipe
segmented di mana pembeli dikelompokkan berdasarkan gender (pria dan wanita).
2. Value Propositions
Value propositions yaitu nilai yang ingin diberikan oleh sebuah bisnis kepada
customer segmentsnya. Perspektif dari value propositions Toko Oleh-Oleh malang
tidak sekedar profit oriented di mana hanya mementingkan profit saja namun juga
kualitas, trend, service dan hubungan yang baik dengan customer. Dilihat dari
elemen yang terdapat pada value propositions yaitu :
a. Newness
Owner, customer dan pengelola mengatakan bahwa ada rencana
untuk menambah produk lain, dengan tambahan dari owner yaitu kerajinan-
kerajinan yang di buat oleh pengrajin di malang, dan keripik buah rasa
terbaru.
b. Performance
Toko Oleh-Oleh Malang melihatnya dari dua sisi yaitu kinerja
pegawai dan kinerja produk, narasumber mengatakan bahwa pegawai sangat
ramah, walaupun kadang ada customer ingin melihat-lihat produknya saja
pegawai tetap melayani dengan ramah dan santun, sedangkan dari segi produk
bisa dilihat dari kualitas dan harga.
c. Customization
Customer dapat membeli dengan segala produk yang tersedia toko
tersebut, mulai dari makanan, baju dan aksesoris lainya yang sesuai dengan
keinginannya.
d. Brand
Produk yang dijual banyak dari produk lokal yang di buat langsung
oleh masyarakat malang, sehingga produk lokal ini bisa salah satu alternatif
menjadikan wisatawan atau pelancong bisa lebih menyukai produk lokal.
e. Price
Harga yang diberikan bervariasi tergantung jenis produk, beriku kami
mengelompokkan sesuai jenis produk dalam bentuk tabel;

No. JENIS HARGA KETERANGAN


1. Makanan Rp 12.000- 100.000 Segala jenis kripik buah,
dan makanan ringan
lainnya.
2. Baju Rp 200.000- Baju batik wanita, Blouse,
500.000 Blazzer dll.
3. Aksesoris Rp. 10.000- 100.000 Tas keranjang kecing,
kerajinan tangan, dll

f. Risk reduction
Pihak toko memberikan garansi pada produk yang dijualnya dengan
syarat pihak toko tidak bisa melakukan apa-apa apabila produk yang telah
dibeli mengalami kecacatan atau kerusakan beberapa hari setelah pembelian
karena sebelum pembeli membayar, pihak toko akan meminta pembeli untuk
mengecek terlebih dahulu kondisi barangnya. Misal ada yang cacat atau rusak,
pihak toko akan menukarnya dengan yang baru. Namun apabila customer
tidak mengatakan apa-apa, pihak toko akan menganggapnya barang yang
layak dan normal serta tidak ada cacatnya. Jadi apabila tiba-tiba setelah lewat
beberapa hari dan ada yang mengatakan bahwa produk tersebut rusak atau
cacat, pihak toko tidak bisa menggantikannya dengan yang baru kecuali
complaint pada hari yang sama.
3. Channel
Channel merupakan cara perusahaan dalam menjangkau / berkomunikasi
dengan pelanggan. Toko Oleh-Oleh Malang menjangkau customer secara direct
(channels sendiri) dan indirect (partner channels). Proses transaksi yang
dilakukan oleh Toko Oleh-Oleh khas Malang, secara langsung (pelanggan datang
ke toko).
4. Customer Relationships
Customer relationships merupakan jenis hubungan yang ingin dibangun
perusahaan dengan masing-masing customer segments tertentu. Toko Oleh-Oleh
Malang berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga hubungan baik dengan
customer. Dapat dikatakan pula bahwa kategori customer relationships yang
diterapkan dalam Toko Oleh-Oleh Malang adalah personal assistance (customer
berkomunikasi secara langsung dengan pihak toko baik itu dengan karyawan
maupun owner), dedicated personal assistance (customer khusus dilayani secara
khusus oleh owner).
5. Revenue Streams
Revenue streams merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan dari
customer segments. Toko Oleh-Oleh Malang memperoleh pendapatan dari
penjualan produk. Mekanisme harga yang digunakan adalah fixed menu pricing di
mana harga ditetapkan berdasarkan kualitas.
6. Key Resources
Key resources merupakan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan
perusahaan dalam membuat dan menawarkan value proposition, meraih pasar,
menjaga hubungan dengan customer segments dan memperoleh pendapatan. Key
resources dapat dilihat dari 3 elemen yaitu physical (fasilitas fisik yaitu keranjang
buat naro barang yang beli), intellectual (brand dan partnerships), human
(karyawan), financial (uang tunai).
7. Key Activities
Key activities yaitu tindakan paling penting yang harus perusahaan ambil agar
operasinya berhasil. Toko Oleh-Oleh Malang tidak melakukan aktivitas produksi
dan hanya melakukan distribusi kepada customer. Aktivitas yang dilakukan oleh
Toko Oleh-Oleh Malang yaitu melakukan pemesanan barang di toko, di cek
barang apa saja yang di beli, melakukan stock, menata barang yang dijual,
memajang produk yang baru, melakukan penjualan.
8. Key Partnerships
Key partnerships merupakan pihak yang menjalin hubungan kerja sama dengan
perusahaan. Toko Oleh-Oleh Malang memiliki partner yang potensial seperti
supplier dan customer yang dapat membantu owner dalam mencapai tujuannya.
Selain itu, partner yang dimiliki oleh Toko Oleh-Oleh Malang saat ini berpotensi
untuk memiliki hubungan dalam jangka panjang.
9. Cost Structure
Cost structure yaitu semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Toko
Oleh-Oleh Malang menyeimbangkan antara cost driven dan value driven. Biaya
yang dikeluarkan oleh Toko Oleh-Oleh Malang yaitu biaya perlengkapan, biaya
peralatan, biaya bensin, biaya gaji karyawan, biaya sewa took dan biaya kirim.
Karakteristik cost structure Toko Oleh-Oleh Malang terbagi menjadi 4 yaitu fixed
costs (biaya gaji karyawan, biaya peralatan untuk dekorasi toko), variable costs
(keripik, makanan ringan, baju wanita, aksesoris, tas dan dompet yang dijual,
buku nota harian, biaya bensin), economies of scale (pada saat tertentu di mana
penjualan harian tergolong ramai, maka biaya operasional yang dikeluarkan akan
cenderung menurun) serta economies of scope (produk yang dijual bukan hanya
sebuah produk saja namun berbagai produk yang digabung menjadi dagangan
pada 1 toko di mana hal ini menyebabkan scope lebih besar sehingga biaya yang
seharusnya digunakan untuk membuka 2 toko menjadi turun).
Gambar 4.1 Bisnis Model Canvas
4.2 Analisa SWOT
Analisa SWOT mendeskripsikan tentang strengths, weakness, opportunity
dan threats dari Toko Oleh-Oleh Malang di mana Toko Oleh-Oleh Malang
memiliki strengths dalam hal value propositions (tempatnya strategis, karyawan
santun dan ramah, harga terjangkau, kualitas bagus, brand toko positif di mata
customer, keseimbangan antara profit dan kualitas) dan key partnerships
(hubungan dengan customer, supplier dan rekan kerja cukup baik). Sedangkan
weakness dalam hal channel (mengandalkan customer ke toko), revenue streams
(hanya memiliki 1 sumber pendapatan), dan cost structure (fixed costs besar) dan
tidak ada toko online shopnya. Opportunity yang dimiliki yaitu ketertarikan
masyarakat ketika berwisata/berkunjung ke suatu tempat untuk membeli oleh-
oleh. Threats yang ada yaitu perbedaan selera customer dan banyaknya pesaing
dalam dunia bisnis yang sama.
Tabel 4.2. Analisa SWOT Toko Moi Collection
Strengths Weakness
- Tempat strategis - Toko mengandalkan customer
- Karyawan santun dan ramah untuk datang ke toko
- Harga terjangkau - Pendapatan hanya berasal dari 1
- Kualitas bagus - Hubungan sumber
dengan customer, supplier dan - Fixed costs cukup besar
rekan kerja cukup baik - Brand - Tidak ada toko online shop
toko positif di mata
- customer
- Memiliki fokus yang seimbang
antara profit dan kualitas

Opportunity Threats
- Ketertarikan masyarakat ketika - Selera customer yang
berwisata/berkunjung ke suatu berbeda-beda
tempat untuk membeli oleh-oleh - Cukup banyaknya pesaing dalam
dunia bisnis yang sama

C. Blue Ocean Strategy dan Future Business Model Canvas


1. Customer Segments
Toko Oleh-Oleh malang mengembangkan customer segmentsnya
kepada pasar yang bersifat diversified dengan membuat onlineshop dan web.
2. Value Propositions
Toko Oleh-Oleh malang hendaknya meningkatkan value propositions
yang ada saat ini. Toko Oleh-Oleh malang bisa mendesign produk dari model-
model seperti baju wanita yang telah direquest oleh customer sebelumnya.
3. Channels
Toko Oleh-Oleh malang bisa mengembangkan jangkauan melalui
channel sendiri dengan meningkatkan kinerja karyawan agar lebih semangat
dalam mengajak/memanggil customer untuk datang ke toko. Sedangkan untuk
cara tidak langsung, Toko Oleh-Oleh malang bisa menggunakan dan
memanfaatkan media sosial untuk menarik customer.
4. Customer Relationships
Pada elemen ini, Toko Oleh-Oleh malang dapat tetap mempertahankan
fungsi customer relationshipsnya. Toko Oleh-Oleh malang mengembangkan
kategori customer relationships menjadi self service (menggunakan sistem
online).
5. Revenue Streams
Toko Oleh-Oleh malang menambah sumber pendapatan dari
mengambil barang dari toko lain yang tidak ada di toko dan hasil penjualannya
menggunakan sistem bagi hasil.
6. Key Resources
Key resources yang dapat dikembangkan oleh Toko Oleh-Oleh malang
misalnya berupa fasilitas fisik yaitu mobil box, sumber daya manusia yaitu
karyawan dengan melakukan briefing setiap seminggu sekali dan training bagi
karyawan baru serta teknologi berupa media internet dalam handphone maupun
komputer.
7. Key Activities
Aktivitas yang dilakukan oleh Toko Oleh-Oleh malang yaitu
menetapkan customer segments yang baru, merencanakan konsep yang akan
dikembangkan, mengimplementasikannya, melakukan briefing setiap seminggu
sekali dan mengarahkan karyawan agar lebih baik lagi, memperbaiki sistem
pembayaran dengan memintanya untuk mengecek ulang apakah barang tersebut
barang yang layak pakai atau tidak dan apabila terdapat kecacatan, owner harus
bersedia untuk menggantinya dengan yang baru sampai pada proses
pembayaran.
8. Key Partnerships
Toko Oleh-Oleh malang dapat menambah supplier dari karya-karya
yang baru. Dari segi customer, sebaiknya Toko Oleh-Oleh malang memberikan
kekhususan kepada customer yang menjadi resellernya ataupun pembeli
borongan, misalnya dengan memberikan diskon ataupun membuat kartu
member agar customer tersebut merasa lebih eksklusif. Toko Oleh-Oleh malang
dapat menambah wholesale club atau toko grosir sebagai partner tambahan
sekaligus menambah jenis produk baru dengan harga grosir. Pada bagian
sumber daya keuangan, Toko Oleh-Oleh malang sebaiknya tetap menggunakan
uang tunai hasil dari penjualan produk.
9. Cost Structure
Toko Oleh-Oleh malang dapat tetap fokus pada cost driven dan value
driven. Toko Oleh-Oleh malang perlu untuk mengurangi fixed costs yaitu biaya
gaji karyawan.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai current business model canvas,


analisa SWOT, blue ocean strategy dan future business model canvas pada Toko
Moi Collection, dapat disimpulkan bahwa :
DAFTAR PUSTAKA

Kalpande, S.D., Gupta, G.C., Dandekar, M.D. (2010). A SWOT Analysis of


Small and Medium Scale Enterprises Implementing Total Quality
Management. International Journal of Business, Management and Social
Sciences, 1(1), 59-64.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Osterwalder, A. dan Pigneur, Y. (2009). Business model generation: A handbook
for visionaries, game changers, and challengers. Self published.
Sugiama, A. Gima. (2008). Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung :
Guardaya Intimarta

Anda mungkin juga menyukai