Toaz - Info Satuan Acara Penyuluhan Sap Pencegahan TB Paru Berulang Pada Anak PR
Toaz - Info Satuan Acara Penyuluhan Sap Pencegahan TB Paru Berulang Pada Anak PR
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penjelasan tentang pencegahan TB paru berulang
selama 30 menit, diharapkan keluarga dan orangtua dapat mengerti dan
memahami tentang berbagai pencegahan, penularan, dan tanda gejala
TB paru.
III.Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
V. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pemberitahuan kepada klien bahwa akan dilakukan pendidikan
kesehatan tentang pencegahan TB paru berulang pada anak
b. Materi, media pendidikan kesehatan tersedia
c. Tempat pendidikan kesehatan dilaksanakan di Ruang Rawamerta
RSUD Karawang
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga klien kooperatif selama dilakukan pendidikan kesehatan
b. Pendidikan kesehatan dilakukan sesuai materi dan waktu yang
telah ditetapkan
c. Mahasiswa bertugas sesuai dengan perannya
d. Keluarga klien aktif dalam diskusi atau tanya jawab
3. Evaluasi hasil
a. Jelaskan pengertian penyakit TB paru pada anak?
b. Bagaimana penularan dan penyebaran bakteri TB paru pada
anak?
c. Apa saja gejala klinis penyakit TB paru pada anak?
d. Sebutkan pencegahan penyakit TB paru pada anak?
e. Jelaskan tindakan lanjut anak dengan penyakit TB paru?
VI. Hasil
1. Keluarga mampu menjelaskan pengertian penyakit TB paru
2. Keluarga mampu menyebutkan penularan dan penyebaran bakteri
TB paru pada anak
3. Keluarga mampu menjelaskan gejala klinis penyakit TB paru
pada anak
4. Keluarga mampu menyebutkan pencegahan penyakit TB paru
pada anak
5. Keluarga mampu menjelaskan tindakan lanjut anak dengan
penyakit TB paru
LAMPIRAN MATERI
A. Definisi
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
ke bagian atau organ lain dalam tubuh, dan TB jenis ini lebih berbahaya
dari TB paru. Bila kuman TB menyerang otak dan sistem saraf pusat,
seluruh organ tubuh, seperti ginjal, jantung, saluran kencing, tulang, sendi,
oleh anak <15 tahun.1 Seorang anak dikatakan terpapar TB jika anak
memiliki kontak yang signifikan dengan orang dewasa atau remaja yang
terinfeksi TB, pada tahap ini test tuberkulin negatif, rontgen toraks negatif.
paru dan jaringan limfoid sekitarnya, pada tahap ini rontgen toraks bisa
normal atau hanya terdapat granuloma atau kalsifikasi pada parenkim paru
dari populasi dunia sudah tertular dengan TB. Seseorang yang tertular
suatu dinding sel berupa lapisan lilin yang tebal. Bila sistem kekebalan
B. Manifestasi klinis
bervariasi dan bergantung pada faktor kuman TB, penjamu serta interaksi
Tanda dan gejala pada balita dan dewasa muda cenderung lebih signifikan
Manifestasi sistemik adalah gejala yang bersifat umum dan tidak spesifik
1. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas,
2. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan
dengan penanganan gizi atau naik tetapi tidak sesuai dengan grafik
pertumbuhan.
3. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat
multipel.
5. Batuk lama lebih dari 3 minggu, dan sebab lain telah disingkirkan,
1. TB Asimptomatis
2. TB Paru Primer
dan limfadenitis regional. Tanda yang khas pada penyakit ini adalah
daerah adenitis yang relatif besar berbanding lokus pada paru. Karena
kanan, nodus pada bagian kanan atas paratrakeal sering dinilai paling
terafeksi.
yang paling sering adalah batuk non produktif dan dispneu. Gangguan
3. TB Paru Progresif
primer. Kompleks primer yang menjadi fokus awal paru yang tidak
nafas.
4. TB Paru Kronis/Reaktivasi
dewasa, dengan gambaran infiltrat pada lobus atas dan kavitas. Anak
dan hemoptisis.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Uji tuberkulin
seseorang yang telah terinfeksi TB, maka akan terjadi reaksi berupa
negatif.
2. Uji interferon
3. Radiologi
- Konsolidasi segmental/lobar
- Milier
- Kalsifikasi dengan infiltrat
- Atelektasis
- Kavitas
- Efusi pleura
- Tuberkuloma
4. Serologi
Akan tetapi, hingga saat ini belum ada satupun pemeriksaan serologis
5. Mikrobiologi
terdapat minimal 10 basil per milliliter spesimen. Saat ini PCR masih
Parameter 0 1 2 3
Batuk - ≥ 3 minggu - -
Pembesaran - ≥ 1 cm, jumlah - -
kelenjar koli,
aksila, inguinal > 1, tidak nyeri
Pembengkakan - Ada - -
tulang / sendi pembengkakan
panggul, lutut,
falang
Foto Thorak Normal/kelainan Gambaran - -
tidak jelas sugestif TB
Catatan:
Demam dan batuk tidak ada respon terhadap terapi sesuai baku.
Pada anak yang diberi imunisasi BCG, bila terjadi reaksi cepat BCG (≤ 7
13).
Jika ditemukan gambaran milier, kavitas atau efusi pleura pada foto toraks,
F. Penatalaksanaan
Obat TB utama (first line, lini utama) saat ini adalah rifampisin (R),
2. Isoniazid
yang sangat efektif saat ini, bersifat bakterisid dan sangat efektif
seluruh jaringan dan cairan tubuh termasuk CSS, cairan pleura, cairan
bentuk tablet 100 mg dan 300 mg, dan dalam bentuk sirup 100
sputum, dan CSS dapat dicapai dalam 1-2 jam dan menetap selama
pada dewasa. Isoniazid pada air susu ibu (ASI) yang mendapat
isoniazid dan dapat menembus sawar darah plasenta, tetapi kadar obat
3. Rifampisin
jam sebelum makan), dan kadar serum puncak tercapai dalam 2 jam.
Saat ini, rifampisin diberikan dalam bentuk oral dengan dosis 10-20
ludah, sputum, dan air mata, menjadi warna oranye kemerahan. Selain
kapsul 150 mg, 300 mg dan 450 mg, sehingga kurang sesuai
4. Pirazinamid
bentuk tablet 500 mg, tetapi seperti isoniazid, dapat digerus dan
5. Etambutol
Eksresi utama melalui ginjal dan saluran cerna. Interaksi obat dengan
6. Streptomisin
merusak saraf pendengaran janin yaitu 30% bayi akan menderita tuli
berat.
** Rifampisin tidak boleh diracik dalam satu puyer dengan OAT lain karena
dapat mengganggu bioavailabilitas rifampisin. Rifampisin diabsorpsi
dengan baik melalui sistemgastrointestinal pada saat perut kosong (satu
jam sebelum makan.
Gambar 5.1. Obat antituberkulosis yang biasa dipakai dan dosisnya
G. Pencegahan
1. Imunisasi BCG
sebelum 2 bulan. Dosis untuk bayi sebesar 0,05 ml dan untuk anak
ulkus tidak menggangu struktur otot dan sebagai tanda baku). Bila
BCG diberikan pada usia lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji
relatif aman, jarang timbul efek samping yang serius. Efek samping
berat, gizi buruk, dan gagal tumbuh. Pada bayi prematur, BCG ditunda
2. Kemoprofilaksis
ulang. Jika tetap negatif dan sumber penularan telah sembuh dan tidak
primer, profilaksis sekunder dan terapi TB, tetap dievaluasi tiap bulan
1. Komplikasi
penyebaran ke ginjal, mata, telinga tengah dan kulit dapat terjadi. Bayi
2. Prognosis
Kesimpulan
bisa menyebar ke bagian atau organ lain dalam tubuh, dan TB jenis
sebab yang jelas, berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau
patologi anatomi.
intensif dan dilanjutkan dengan dua macam obat pada fase lanjutan
(4 bulan atau lebih). Obat TB utama (first line, lini utama) saat ini
dan streptomisin.
DAFTAR PUSTAKA