Anda di halaman 1dari 15

Masuknya Islam di Tanah Banten

Alief Maulana, S.T., M.T.1, Muhammad Zidan Abdillah2, Bagas Mahadika3, Ibnu Hanif
Susanto4, Dini Austia Pratiwi5, Fani Anni Safitri6,Wijdaan Fajri Ramadhan6.
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia
Jl. Jenderal Sudirman Km3, Kotabumi, Kec. Purwakarta, Kota Cilegon
Email : 3332200101@untirta.ac.id

Abstrak
Banten merupakan provinsi yang terletak di Pulau Jawa, Indonesia. Banten dikenal di abad
14, pada awalnya Banten merupakan sebuah pelabuhan yang dan dikunjungi oleh para
pedagang dari berbagai wilayah. Banten merupakan tempat dilahirkannya banyak ilmuan-
ilmuan dan pejuang Islam. Masuk dan berkembangnya Islam di Banten yang membuat
wilayah Banten menjadi sebuah peradaban Islam baru di Nusantara. Dalam abad 16, dimana
Banten di pimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa yang membuat mengalami perubahan besar
bagi Banten dan hasilnya dapat terlihat dari segi sosial masyarakat Banten yang sejahtera,
kondisi politik yang tertata, dan peninggalan – peninggalan dari kesultanan Banten. Pada saat
VOC datang yang mengakibatkan dampak buruk serta kemunduran Kerajaan Islam di
Banten. Politik adu domba yang terjadi sengaja dibuat oleh VOC untuk melemahkan
kekuasaan dari Sultan Ageng Tirtayasa.

Kata Kunci : Islam, Banten, Sultan Ageng Tirtayasa, VOC

Abstract

Banten is a province located on the island of Java, Indonesia. Banten was known in the 14th
century, at first Banten was a port that was visited by traders from various regions. Banten is
the birthplace of many Islamic scientists and fighters. The entry and development of Islam in
Banten made the Banten region a new Islamic civilization in the archipelago. In the 16th
century, when Banten was led by Sultan Ageng Tirtayasa, Banten experienced major changes
and the results can be seen from the social aspects of the prosperous Banten community,
organized political conditions, and the legacy of the Banten sultanate. When the VOC came,
it had a negative impact and the decline of the Islamic Empire in Banten. The politics of
fighting against each other was deliberately created by the VOC to weaken the power of
Sultan Ageng Tirtayasa.
Keywords : Islam, Banten, Sultan Ageng Tirtayasa, VOC

A. Pendahuluan terhadap kultur budaya dan keagamaan di


Banten setelah masuknya Islam di Banten.
Islam merupakan agama yang damai,
maka proses masuknya Islam yang Perkembangan agama Islam di
dilakukan di tanah Banten berjalan dengan kawasan wilayah Banten pada akhirnya
baik. Banten adalah sebuah provinsi di menggantikan posisi politis. Para
Pulau Jawa, Indonesia. Banten sendiri kesultanan akhirnya bermunculan untuk
dikenal pada abad ke-14, awalnya menggoreskan tinta sejarahnya di wilayah
merupakan sebuah pelabuhan yang ramai Banten. Hal inilah yang membuatnya
di singgahi kapal dan dikunjungi oleh para dikaji tentang bagaimana perkembangan
pedagang dari berbagai wilayah. Provinsi kesultanan Banten dari masa ke masa dan
ini dahulu adalah bagian dari Provinsi masa kejayaannya kesultanan Banten
Jawa Barat, namun memisahkan diri sejak sebagai kerajaan Islam di Nusantara.
tahun 2000. Banten merupakan salah satu
Sultan pertama Banten adalah Maulana
tempat berdirinya suatu kerajaan besar
Hasanuddin yang pernah memerintah
Islam di Nusantara dan banyak melahirkan
kesultanan di Banten pada tahun 1527 –
para ulama ilmiah dan para pejuang.
1570. Pada masa kesultanan Maulana
Sebelum Islam berkembang di Banten,
Hasauddin, Banten berhasil mengusai
Banten masih bercorak Hindu pada
wilayah hingga ke sisi selat sunda dan
masyarakatnya. Proses Islamisasi di
meluas hingga ke Sumatra Selatan. Pada
Banten ini terjadi setelah dikuasainya
masa Maulana Hasanuddin, kesultanan
Pelabuhan Sunda-Pakwan, ulama Syarif
Banten menunjukan kemajuan yang
Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung
signifikan sebagai kerajaan Islam di
Jati dari Cirebon, meminta anaknya
Nusantara. Setelah masa Maulana
Mulana Hasanuddin dan pasukan Kerajaan
Hasanuddin, kesultanan Banten diganti
Demak untuk bertahan dan
oleh anaknya yaitu Maulana Yusuf sebagai
mengembangkan Islam serta memperkuat
Sultan kedua dan juga sebagai pengganti
kedudukan di Banten. Kedatangan Islam di
ayahnya sebagai pemberi strategi
Banten telah banyak membawa perubahan
pembangunan yang lebih difokuskan pada
yang terjadi tertama dalam kehidupan
pengembangan infrastruktur kota,
social di Banten, yang dimana dengan
pemukiman penduduk, keamanan wilayah,
menjadikan Banten sebagai sebuah
perdagangan dan pertanian.
Kesultanan sehingga adanya perubahan
Puncak kejayaan kesultanan Banten Dibalik kemajuan dan kejayaan pada
ada pada masa kekuasaan Sultan Abdul masa Sultan ageng Tirtayasa, pasti akan
Fatah atau lebih dikenal dengan Sultan ada yang namanya kemunduran akibat dari
Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa segi politik yang menyebabkan konflik
sudah memberikan pengaruh besar dan dari segi tersebut, yang dimana adanya
perubahan besar pada kerajaan Banten konflik dari Sultan Ageng Tirtayasa dan
serta membuat sosial masyarakat Banten anaknya yaitu Sultan Haji. Hasil dari
menjadi sejahtera. Beliau sudah dikenal konflik tersebut adalah terjadinya perang
sebagai orang yang ahli dalam strategi dan antara ayah dan anak untuk berkuasa di
berhasil membina mental para prajurit wilayah kesultanan Banten. Konflik ini
Banten dengan cara mendatangkan guru- tidak luput dari campur tangan VOC yang
guru agama dari Arab, Aceh, Makassar, mengadu domba antara Sultan Haji dan
dan daerah lainnya. Kesultanan Banten Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng
mulai berjelajah ke Batavia untuk Tirtayasa termasuk salah satu orang yang
melawan VOC dan memperluas kekuasaan sangat menentang segala bentuk
wilayahnya sampai ke kesultanan Sunda. penjajahan asing atas negaranya dan
Hal itu membuat tertarik pada pedagang bahkan tidak pernah berkeinginan untuk
dan adanya hubungan kerja antara dunia berkompromi dengan Belanda.
luar antara lain bangsa Eropa dan bangsa
Timur Tengah.

B. Tinjauan Pustaka

Sejak berdirinya Kesultanan Banten, Vida, Kehidupan masyarakat yang penuh


para sultan yang memimpin Kesultanan takhayul.
Tidak hanya sebagai penguasa
Meskipun ulama Banten sangat
pemerintahan, tetapi juga sebagai penyiar
menyadari bahwa ilmu yang digunakan
agama. Ada orang yang berperan sebagai
yaitu ilmu agama Islam, diperlukan untuk
muslim, khatib, imam salat, guru,
mengubah cara berpikir dan kehidupan
penggerak. Pendidikan Agama Islam.
masyarakat Banten, namun masyarakat
bukan hanya peran Sebagai komunikator
Banten tidak dapat memenuhi harapan
ajaran Islam, namun harus berhadapan
mereka karena keterbatasan pendidikan
dengan kondisi Orang-orang di bawah
mereka. lembaga dan memberikan
pemerintahan kolonial Belanda Takhayul,
kesempatan kepada anak-anak sejarah dengan mengacu pada hasil
pribumi.Menangani aturan penjajah penelitian yang dipublikasikan selama ini
Belanda yang bias dalam berpikir. Untuk dan pencarian publikasi resmi.
pergi ke sekolah. Dimulai dengan Pada penulisan jurnal ini materi yang
pengajaran agama Islam secara individu di di berikan mungkin saja ada kekurangan
rumah dan di masjid-masjid terdekat, atau kelebihan yang dipaparkan pada
dilanjutkan dengan mendirikan lembaga- jurnal ini yang dikarenakan kami mencari
lembaga pendidikan sesuai dengan informasi dengan informasi atau sumber
keinginan dan kebutuhan Banten dan yang terpisah pisah atau dalam arti masih
masyarakat sekitar Banten, sehingga para terpisah pisahcatau juga belum jadi satu
ulama berusaha mewujudkannya sendiri. bahasan. Dengan pembahasannya pada
Bagaimana sejarah kedatangan Islam artiker jurnal yang berjudul “Masuknya
di Banten, dimana mereka melawan islam ditanah banten” semoga dapat
penjajah Belanda, dan situasi mereka yang memudahkan bagi yang berkepentingan
masih menua? Bagaimana peran ulama dengan isi tulisan yang ada pada jurnal ini
dalam menyebarkan Islam di Banten? untuk mengetahui sejarah islam memasuki
Semua lembaga pendidikan Islam banten, kapan masuknya, siapa penyebar
didirikan dan dikembangkan dalam upaya islam dibanten, dengan metode apa
memenuhi kebutuhan masyarakat Banten disebarkannya atau lain lain yang di
akan pendidikan. Untuk mengkaji hal khususkan mendalami awal sejarah
tersebut, kami bermaksud untuk masuknya islam di banten.
membahas makalah ini berdasarkan fakta

C. Pembahasan

Kesulatan Banten adalah salah satu menjadikannya sebagai pangkalan militer


kerajaan islam yang pernah mencapai serta kawasan perdagangan. Dalam proses
puncak kejayaan yang luar biasa selama perluasan kawasan itu Maulana
hampir 3 abad. Kesultanan terbentuk di Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati
Provinsi Banten berawal sekitar tahun penaklukan tersebut dan beliau mendirikan
1526, ketika Kerajaan Demak memperluas benteng pertahanan yang dinamakan
pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Surosowan, inilah awal cikal bakal
Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa berdirinya kesultanan banten.
kawasan pelabuhan kemudian
A. Keadaan Banten pra islam Pandeglang, Cikupa, Cipari dan Babakan
Berdasarkan data arkeologis, masa Tanggerang.
awal masyarakat Banten dipengaruhi oleh B. Pendiri agama islam (tokoh ulama)
beberapa kerajaan yang membawa di banten
keyakinan Hindu-Budha, seperti 1. Maulana hasanudin (1570)
Tarumanagara, Sriwijaya dan Kerajaan Maulana Hasanuddin adalah pendiri
Sunda. Sebelum Islam berkembang di Kesultanan Banten yang berkuasa pada
Banten, masyarakat Banten masih hidup 1552-1570 Masehi. Selain sebagai sultan
dalam tata cara kehidupan tradisi pertama Banten, Maulana Hasanuddin juga
prasejarah dan dalam abad-abad permulaan merupakan sosok pelopor sejarah syiar
masehi ketika agama Hindu berkembang Islam di wilayah tersebut. Dikutip dari The
di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Sultanate of Banten (1990) karya Hasan
peninggalan purbakala dalam bentuk Muarif Ambary dan Jacques Dumarçay,
prasasti arca-arca yang bersifat Hiduistik Maulana Hasanuddin memperoleh gelar
dan bangunan keagamaan lainnya. Sumber Pangeran Sabakingkin atau Seda Kinkin.
naskah kuno dari masa pra Islam Pemberi gelar itu adalah kakeknya, yaitu
menyebutkan tentang kehidupan Prabu Surosowan, Bupati Banten. maulana
masyarakat yang menganut Hindu. Hasanuddin adalah putra dari Syarif
Selain itu di Banten terdapat sisa-sisa Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati
kebudayaan megalitik tua (4500 SM ( (1479-1568 M), penguasa Kesultanan
hingga awal masehi) seperti menhir di Cirebon yang juga menjadi salah satu
lereng gunung Karang di Padeglang, anggota Wali Songo, majelis penyebar
dolmen dan patung-patung simbolis dari Islam di Jawa pada era Kesultanan Demak.
desa Sanghiang Dengdek di Menes, kubur
tempayan di Anyer, kapak batu di 2. Sultan Maulana Yusuf ( 1570 –
Cigeulis, batu bergores di Ciderasi desa 1580)
Palanyar Cimanuk, dan lain sebagainya. Setelah ayahnya mangkat, Maulana
(Sukendar;1976:1-6) Penggunaan alat-alat Yusuf di daulat untuk menjadi pengganti
kebutuhan yang dibuat dari perunggu yang Sultan II Banten Darussalam. Pada masa
terkenal dengan kebudayaan Dong Son Pemerintahannya pembangunan di titik
(500-300 SM) juga mempengaruhi beratkan pada pembangunan kota,
penduduk Banten. Hal ini terlihat dengan keamanan wilayah, perdagangan dan
ditemukannya kapak corong terbuat dari pertanian. Pada masa itu Banten adalah
perunggu di daerah Pamarayan, Kopo wilayah perdagangan maritim yang sangat
maju. Dengan majunya kota Surosowan, Aceh, kemudian ke Yaman dan seterusnya
menjadikannya kota pelabuhan terbesar di ke Madinah dan Mekkah, lalu ke
Pulau Jawa. Ramainya kota baru ini Damaskus(Arab) ibukota Suriah dan
membuat di berlakukannya sistem terakhir ke Istanbul Turki. Kemudian pada
penataan dan penempatan penduduk tahun 1668 beliau kembali ke Makasar dan
berdasarkan keahlian dan asal daerah pergi ke Banten pada tahun 1671. Pada
penduduk. Penataan ini selain bertujuan tanggal 22 Maret 1684, beliau beserta
untuk kerapian dan keserasian kota juga pengikutnya di tangkap dan di buang ke
untuk kepentingan keamanan, sekaligus Srilanka. Di sini dia tetap berdakwah,
upaya penyebaran penduduk untuk menulis buku-buku dan menyebarkan
memperluas kota. Pada tahun 1579 M agama Islam. Pada Juli 1693 Belanda
Sultan Maulana Yusuf berhasil merebut kemudian mengasingkannya lagi ke tempat
Pakuan, ibukota Kerajaan Pajajaran dan yang lebih jauh. Dengan menggunakan
menguasai seluruh bekas Kerajaan kapal Voetboog, Sultan Yusuf beserta para
Pajajaran. Sultan Maulana Yusuf wafat pengikutnya di bawa ke Zandvliet, yang
pada tahun 1580 M dan dimakamkan di sekarang bagian dari wilayah Cape Town,
Pakalangan Gede dekat kampung Afrika Selatan. Disana dia mengajarkan
Kasunyatan sekarang, bergelar Pangeran dan menyebarkan Islam dan di kenal
Panembahan Pakalangan Gede atau sebagai Syekh. Karena itu beliau dianggap
Pangeran Pasarean. Namun menurut kisah sebagai salah satu wali. Lima tahun
yang beredar bahwa sebenarnya makam kemudian tepatnya pada tanggal 23 maret
Sultan Maulana Yusuf juga ada di Afrika 1699, beliau wafat dan di makamkan di
Selatan. Ini membuat saya jadi penasaran kawasan yang sekarang di sebut Macassar,
dan bertanya-tanya mengapa bisa terjadi sekitar 35 kilometer dari pusat kota Cape
kontroversi demikian? Saya akhirnya Town. Ketika Syekh Yusuf wafat kabar itu
mencari dan mengumpulkan beberapa kemudian di sampaikan oleh Belanda
informasi dari berbagai media. Akhirnya kepada keluarga Sultan Banten dan Raja
saya mendapat penjelasan dan rangkuman Gowa. Kedua kerajaan itu meminta agar
bahwa sebenarnya Sultan Maulana Yusuf jenazahnya dikirimkan, namun permintaan
memang di buang oleh Belanda ke Afrika itu ditolak. Lalu pada tahun 1704 Raja
Selatan, karena perlawanannya terhadap Gowa Abdul Jalil kembali meminta
Belanda sewaktu di Banten. Pada usia 18 Belanda mengirimkan kerangka jenazah ke
tahun Syekh Yusuf meninggalkan kota Gowa, dan kali ini di setujui.
Makasar menuju Banten, setelah itu ke
3. Sultan Maulana Muhammad (1580 belakangnya). Lembaran bait dari Pupuh
– 1596) (Sinom, 9) juga tertulis “kang tingkah
Dalam bait Pupuh Dudukwuluh, Kanjeng Gusti diamumule ing guru ten
Sajarah Banten ada petunjuk terkait kela kedatengan atilar langgeng dipati
pribadi Maulana Muhammad, yang tinedaken Pangeran ing Kasunyatan”
rakyatnya memanggilnya “Ratu ing (Maulana Muhammad langsung
Banten”. Pribadi yang istimewa jika dinilai meninggalkan kesibukannya sebagai sultan
secara agamis. Putera bungsu dari Kanjeng ketika gurunya datang). Masyhur dalam
Sultan Maulana Yusuf ini ditabalkan benak pikiran rakyat Banten kala itu (1596
menggantikan mendiang ayahnya yang M) bahwa Maulana Muhammad, Pangeran
wafat di tahun 1580 M di saat masih Ratu ing Banten adalah pribadi yang soleh
berumur 6 bulan. Kemudian Maulana dan alim. Ia santri kesayangan Kiai Dukuh
Muhammad dinobatkan sebagai sultan (Syaikh Muhammad Madani Syah) asal
menggantikan Maulana Yusuf saat itu Madinah. Menurut Husein Djajadiningrat
masih usia 9 tahun, akan tetapi karena (Doktor Sejarah yang pertama dari
Maulana Muhammad masih anak-anak, Indonesia) dalam salah satu bukunya Serat
sehingga jalannya pemerintahan kerajaan Banten Rante-Rante, Sang Syaikh yang
diatur oleh Mangkubumi Jayanegara datang dari Madinah Arab tersebut
selama kurun waktu tahun 1580 hingga kemudian bermukim di Kasunyatan setelah
1596 sembari menunggu Maulana mukim terlebih dahulu di Minangkabau,
Muhammad dewasa. Setelah enam belas Swarnadwipa. Karena jasa dan
tahun berlalu, Ketika sudah dewasa pengabdiannya dalam pengajaran ilmu
Maulana Muhammad mulai menduduki agama Islam, serta telah membentuk
jabatan sebagai penguasa Kesultanan karakter Maulana Muhammad sebagai
Banten. Saat masa kepemimpinannya pribadi yang alim dan soleh, maka
Sultan Maulana Muhammad melakukan kemudian Sang Maulana menganugerahi
perluasan wilayah. Pupuh itu tertulis gelar terhadap gurunya itu Kiai Dukuh
“Molana yen pinarek ing jeng Sultan atau Pangeran Kasunyatan.
majeng mangidul pasti kitab kang
sinandhing, kang pedek paselir iku wonten C. Proses penyebaran islam di

Dening kang ing Wuri” (kalau Maulana kesultanan Banten

Muhammad sudah duduk ke arah selatan


Pada awalnya Kawasan Banten juga
pasti kitablah yang disampingnya,
dikenal dengan Banten Girang merupakan
sedangkan para pelayan dan selir ada di
bagian dari Kerajaan Sunda. Kedatangan Setelah Pangeran Hasanuddin menginjak
pasukan Kerajaan Demak di bawah dewasa, syarif Hidayatullah pergi ke
pimpinan Maulana Hasanuddin ke Cirebon mengemban tugas sebagai
kawasan tersebut selain untuk perluasan Tumenggung di sana. Adapun tugasnya
wilayah juga sekaligus penyebaran dalam penyebaran Islam di Banten
dakwah Islam. Kemudian dipicu oleh diserahkan kepada Pangeran Hasanuddin,
adanya kerjasama Sunda-Portugal dalam di dalam usaha penyebaran agama Islam
bidang ekonomi dan politik, hal ini Ini Pangeran Hasanuddin berkeliling dari
dianggap dapat membahayakan daerah ke daerah seperti dari G. Pulosari,
kedudukan Kerajaan Demak selepas G. Karang bahkan sampai ke Pulau
kekalahan mereka mengusir Portugal dari Panaitan di Ujung Kulon.
Melaka tahun 1513. Atas perintah (Djajadiningrat;1983:34) Sehingga
Trenggana, bersama dengan Fatahillah berangsur-angsur penduduk Banten Utara
melakukan penyerangan dan penaklukkan memeluk agama Islam.
Pelabuhan Kelapa sekitar tahun 1527, Dalam Babad Banten menceritakan
yang waktu itu masih merupakan bagaimana Sunan Gunung Jati bersama
pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda. Maulana Hasanuddin, melakukan
penyebaran agama Islam secara intensif
Penyebaran Islam di Banten dilakukan kepada penguasa Banten Girang beserta
oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan penduduknya. Beberapa cerita mistis juga
Gunung Jati, pada tahun 1525 M dan 1526 mengiringi proses islamisasi di Banten,
M. Seperti di dalam naskah Purwaka termasuk ketika pada masa Maulana Yusuf
Tjaruban Nagari disebutkan bahwa Syarif mulai menyebarkan dakwah kepada
Hidayatullah setelah belajar di Pasai penduduk pedalaman Sunda, yang ditandai
mendarat di Banten untuk meneruskan dengan penaklukan Pakuan Pajajaran.
penyebaran agama Islam yang sebelumnya Selain mulai membangun benteng
telah dilakukan oleh Sunan Ampel. Pada pertahanan di Banten, Maulana
tahun 1475 M, beliau menikah dengan Hasanuddin juga melanjutkan perluasan
adik bupati Banten yang bernama Nhay kekuasaan ke daerah penghasil lada di
Kawunganten, dua tahun kemudian Lampung. Ia berperan dalam penyebaran
lahirlah anak perempuan pertama yang Islam di kawasan tersebut, selain itu ia
diberinama Ratu Winahon dan pada tahun juga telah melakukan kontak dagang
berikutnya lahir pula pangeran dengan raja Malangkabu(Minangkabau,
Hasanuddin. Kerajaan Inderapura), Sultan Munawar
Syah dan dianugerahi keris oleh raja Disamping itu Banten juga menjadi
tersebut. pusat penyebaran agama Islam, banyak
orang-orang dari luar daerah yang sengaja
Islam menjadi pilar pendirian datang untuk belajar, sehingga tumbuhlah
Kesultanan Banten, Sultan Banten dirujuk beberapa perguruan Islam di Banten
memiliki silsilah sampai kepada Nabi seperti yang ada di Kasunyatan. Ditempat
Muhammad, dan menempatkan para ulama ini berdiri masjid Kasunyatan yang
memiliki pengaruh yang besar dalam umurnya lebih tua dari masjid Agung
kehidupan masyarakatnya, seiring itu Banten. (Ismail;1983:35) Disinilah tempat
tarekat maupun tasawuf juga berkembang tinggal dan mengajarnya Kiayi Dukuh
di Banten. Sementara budaya masyarakat yang bergelar Pangeran Kasunyatan guru
menyerap Islam sebagai bagian yang tidak dari Pangeran Yusuf.
terpisahkan. Beberapa tradisi yang ada Seiring dengan kemunduran Demak
dipengaruhi oleh perkembangan Islam di terutama setelah meninggalnya Trenggana,
masyarakat, seperti terlihat pada kesenian Banten yang sebelumnya vazal dari
bela diri Debus. Kerajaan Demak, mulai melepaskan diri
Karena semakin besar dan maju dan menjadi kerajaan yang mandiri.
daerah Banten, maka pada tahun 1552 M, Maulana Yusuf anak dari Maulana
Kadipaten Banten dirubah menjadi negara Hasanuddin, naik tahta pada tahun 1570
bagian Demak dengan Pangeran melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan
Hasanuddin sebagai Sultannya. Atas pedalaman Sunda dengan menaklukkan
petunjuk dari Syarif Hidayatullah pusat Pakuan Pajajaran tahun 1579. Kemudian ia
pemerintahan Banten dipindahkan dari digantikan anaknya Maulana Muhammad,
Banten Girang ke dekat pelabuhan di yang mencoba menguasai Palembang
Banten Lor yang terletak dipesisir utara tahun 1596 sebagai bagian dari usaha
yang sekarang menjadi Keraton Banten dalam mempersempit gerakan
Surosowan. (Djajadiningrat;1983:144) Portugal di nusantara, namun gagal karena
Pada tahun 1568 M, saat itu Kesultanan ia meninggal dalam penaklukkan tersebut.
Demak runtuh dan digantikan oleh Pada masa Pangeran Ratu anak dari
Panjang, Barulah Sultan Hasanuddin Maulana Muhammad, ia menjadi raja
memproklamirkan Banten sebagai negara pertama di Pulau Jawa yang mengambil
merdeka, lepas dari pengaruh Demak atau gelar "Sultan" pada tahun 1638 dengan
pun Panjang (Hamka;1976:181) nama Arab Abu al-Mafakhir Mahmud
Abdulkadir. Pada masa ini Sultan Banten
telah mulai secara intensif melakukan pengawas untuk melihat kedatangan kapal
hubungan diplomasi dengan kekuatan lain di Banten.
yang ada pada waktu itu, salah satu Berdasarkan Sejarah Banten, lokasi
diketahui surat Sultan Banten kepada Raja pasar utama di Banten berada antara
Inggris, James I tahun 1605 dan tahun Masjid Agung Banten dan Ci Banten, dan
1629 kepada Charles I. dikenal dengan nama Kapalembangan.
Setelah Banten muncul sebagai Sementara pada kawasan alun-alun
kerajaan yang mandiri, penguasanya terdapat paseban yang digunakan oleh
menggunakan gelar Sultan, sementara Sultan Banten sebagai tempat untuk
dalam lingkaran istana terdapat gelar menyampaikan maklumat kepada
Pangeran Ratu,Pangeran Adipati, Pangeran rakyatnya. Secara keseluruhan rancangan
Gusti, dan Pangeran Anom yang kota Banten berbentuk segi empat yang
disandang oleh para pewaris. Pada dpengaruhi oleh konsep Hindu-Budha atau
pemerintahan Banten terdapat seseorang representasi yang dikenal dengan
dengan gelarMangkubumi, Kadi, Patih namamandala. Selain itu pada kawasan
serta Syahbandar yang memiliki peran kota terdapat beberapa kampung yang
dalam administrasi pemerintahan. mewakili etnis tertentu, seperti Kampung
Sementara pada masyarakat Banten Pekojan (Persia) dan Kampung Pecinan.
terdapat kelompokbangsawan yang Kesultanan Banten telah menerapkan cukai
digelari dengan tubagus (Ratu Bagus), ratu atas kapal-kapal yang singah ke Banten,
atau sayyid, dan golongan khusus lainya pemungutan cukai ini dilakukan oleh
yang mendapat kedudukan istimewa Syahbandar yang berada di kawasan yang
adalah terdiri atas kaum ulama, pamong dinamakan Pabean. Salah seorang
praja, serta kaum jawara. syahbandar yang terkenal pada masa
Pusat pemerintahan Banten berada Sultan Ageng bernama Syahbandar
antara dua buah sungai yaitu Ci Banten Kaytsu.
dan Ci Karangantu. Di kawasan tersebut
dahulunya juga didirikan pasar, alun-alun D. Puncak kejayaan kesultanan Banten
danIstana Surosowan yang dikelilingi oleh Kesultanan Banten merupakan
tembok beserta parit, sementara disebelah kerajaan maritim dan mengandalkan
utara dari istana dibangun Masjid Agung perdagangan dalam menopang
Banten dengan menara perekonomiannya. Monopoli atas
berbentukmercusuar yang kemungkinan perdagangan lada di Lampung,
dahulunya juga berfungsi sebagai menara menempatkan penguasa Banten sekaligus
sebagai pedagang perantara dan dimanfaatkan oleh Vereenigde
Kesultanan Banten berkembang pesat, Oostindische Compagnie (VOC) yang
menjadi salah satu pusat niaga yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji,
penting pada masa itu. Perdagangan laut sehingga perang saudara tidak dapat
berkembang ke seluruh Nusantara, Banten dielakkan. Sementara dalam memperkuat
menjadi kawasan multi-etnis. Dibantu posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu
orang Inggris,Denmark dan Tionghoa, Nashar Abdul Qahar juga sempat
Banten berdagang dengan Persia, India, mengirimkan 2 orang utusannya, menemui
Siam, Vietnam, Filipina, Cina dan Jepang. Raja Inggris di London tahun 1682 untuk
Masa Sultan Ageng Tirtayasa mendapatkan dukungan serta bantuan
(bertahta 1651-1682) dipandang sebagai persenjataan. Dalam perang ini Sultan
masa kejayaan Banten. Di bawah dia, Ageng terpaksa mundur dari istananya dan
Banten memiliki armada yang pindah ke kawasan yang disebut dengan
mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, Tirtayasa, namun pada 28 Desember 1682
serta juga telah mengupah orang Eropa kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji
bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam bersama VOC. Sultan Ageng bersama
mengamankan jalur pelayarannya Banten putranya yang lain Pangeran Purbaya dan
juga mengirimkan armada lautnya ke Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah
Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14
(Kalimantan Barat sekarang) dan Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap
menaklukkannya tahun1661. Pada masa kemudian ditahan di Batavia.
ini Banten juga berusaha keluar dari
tekanan yang dilakukan VOC, yang Sementara VOC terus mengejar dan
sebelumnya telah melakukan blokade atas mematahkan perlawanan pengikut Sultan
kapal-kapal dagang menuju Banten. Ageng yang masih berada dalam pimpinan
Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf. Pada
E. Hilangnya kekuasaan kesultanan 5 Mei 1683, VOC mengirim Untung
banten akibat perang saudara dan Surapati yang berpangkat letnan beserta
pengaruh VOC pasukan Balinya, bergabung dengan
Sekitar tahun 1680 muncul pasukan pimpinan Letnan Johannes
perselisihan dalam Kesultanan Banten, Maurits van Happel menundukkan
akibat perebutan kekuasaan dan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur, di
pertentangan antara Sultan Ageng dengan mana pada 14 Desember 1683 mereka
putranya Sultan Haji. Perpecahan ini berhasil menawan Syekh Yusuf.
Sementara setelah terdesak akhirnya Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun
Pangeran Purbaya menyatakan 1687, VOC mulai mencengkramkan
menyerahkan diri. Kemudian Untung pengaruhnya di Kesultanan Banten,
Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj sehingga pengangkatan para Sultan Banten
untuk menjemput Pangeran Purbaya, dan mesti mendapat persetujuan dari Gubernur
dalam perjalanan membawa Pangeran Jendral Hindia-Belanda di Batavia. Sultan
Purbaya ke Batavia, mereka berjumpa Abu Fadhl Muhammad Yahya diangkat
dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh mengantikan Sultan Haji namun hanya
Willem Kuffeler, namun terjadi pertikaian berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya
di antara mereka, puncaknya pada 28 digantikan oleh saudaranya Pangeran
Januari 1684, pos pasukan Willem Adipati dengan gelar Sultan Abul Mahasin
Kuffeler dihancurkan, dan berikutnya Muhammad Zainul Abidin dan kemudian
Untung Surapati beserta pengikutnya dikenal juga dengan gelar Kang Sinuhun
menjadi buronan VOC. Sedangkan ing Nagari Banten.
Pangeran Purbaya sendiri baru pada 7
Februari 1684 sampai di Batavia. Perang saudara yang berlangsung di
Banten meninggalkan ketidakstabilan
Bantuan dan dukungan VOC kepada pemerintahan masa berikutnya. Konfik
Sultan Haji mesti dibayar dengan antara keturunan penguasa Banten maupun
memberikan kompensasi kepada VOC di gejolak ketidakpuasan masyarakat Banten,
antaranya pada 12 Maret 1682, wilayah atas ikut campurnya VOC dalam urusan
Lampung diserahkan kepada VOC, seperti Banten. Perlawanan rakyat kembali
tertera dalam surat Sultan Haji kepada memuncak pada masa akhir pemerintahan
Mayor Issac de Saint Martin, Admiral Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa
kapal VOC di Batavia yang sedang Zainul Arifin, di antaranya perlawanan
berlabuh di Banten. Surat itu kemudian Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat
dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal konflik yang berkepanjangan Sultan
22 Agustus 1682 yang membuat VOC Banten kembali meminta bantuan VOC
memperoleh hak monopoli perdagangan dalam meredam beberapa perlawanan
lada di Lampung. Selain itu berdasarkan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten
perjanjian tanggal 17 April 1684, Sultan telah menjadi vassal dari VOC.
Haji juga mesti mengganti kerugian akibat Pada tahun 1808 Herman Willem
perang tersebut kepada VOC. Daendels, Gubernur Jenderal Hindia
Belanda 1808-1810, memerintahkan
pembangunan Jalan Raya Pos untuk 2. Maulana Yusuf atau Pangeran
mempertahankan pulau Jawa dari serangan Pasareyan 1570 - 1585
Inggris. Daendels memerintahkan Sultan 3. Maulana Muhammad atau Pangeran
Banten untuk memindahkan ibu kotanya Sedangrana 1585 - 1596
ke Anyer dan menyediakan tenaga kerja 4. Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud
untuk membangun pelabuhan yang Abdulkadir atau Pangeran Ratu 1596
direncanakan akan dibangun di Ujung - 1647
Kulon. Sultan menolak perintah Daendels, 5. Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1647 -
sebagai jawabannya Daendels 1651
memerintahkan penyerangan atas Banten 6. Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan
dan penghancuran Istana Surosowan. Abu al-Fath Abdul Fattah 1651-1682
Sultan beserta keluarganya disekap di Puri 7. Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar
Intan (Istana Surosowan) dan kemudian Abdul Qahar 1683 - 1687
dipenjarakan di Benteng Speelwijk. Sultan 8. Sultan Abu Fadhl Muhammad
Abul Nashar Muhammad Ishaq Yahya 1687 – 1690
Zainulmutaqinkemudian diasingkan dan 9. Sultan Abul Mahasin Muhammad
dibuang ke Batavia. Pada 22 November Zainul Abidin 1690 - 1733
1808, Daendels mengumumkan dari 10. Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa
markasnya di Serang bahwa wilayah Zainul Arifin 1733 - 1747
Kesultanan Banten telah diserap ke dalam 11. Ratu Syarifah Fatimah 1747 - 1750
wilayah Hindia Belanda. 12. Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri
Kesultanan Banten resmi dihapuskan 1753 - 1773
tahun 1813 oleh pemerintah kolonial 13. Sultan Abul Mafakhir Muhammad
Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhammad Aliuddin 1773 - 1799
bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 14. Sultan Abul Fath Muhammad
dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh Muhyiddin Zainussalihin 1799 -
Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini 1803
merupakan pukulan pamungkas yang 15. Sultan Abul Nashar Muhammad
mengakhiri riwayat Kesultanan Banten. Ishaq Zainulmutaqin 1803 - 1808
16. Sultan Muhammad bin Muhammad
F. Daftar Penguasa Kesultanan Muhyiddin Zainussalihin 1809 –
Banten 1813
1. Maulana Hasanuddin atau Pangeran
Sabakingkin 1552 - 1570
D. Kesimpulan Hasanuddin, melakukan penyebaran
agama Islam secara intensif kepada
Kondisi masyarakat Banten
penguasa Banten Girang beserta
dipengaruhi oleh beberapa kerajaan yang
penduduknya. Masa keemasan kesultanan
membawa keyakinan Hindu-Budha , yang
Banten yaitu pada masa Sultan Ageng
lebih menganut pada tradisi prasejarah.
Tirtayasa tahun (1651-1682) , dibuktikan
Penyebaran agama Islam di Banten
dengan armada yang mengesankan,
dipengaruhi oleh Walisongo dan juga
mengupah orang Eropa bekerja pada
ulama terdahulu yang berkembang pesat
Kesultanan Banten Dalam mengamankan
menjadi kesultanan Banten. Pelopor Islam
jalur pelayarannya Banten, mengirimkan
utama adalah Sultan Maulana Hasanuddin
armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan
yang diawali dengan kedatangannya dari
Tanjungpura (Kalimantan Barat sekarang)
kerjaan Demak sebagai bentuk perluasan
dan menaklukkannya tahun1661.
daerah dan penyebaran syi'ar agama Islam.
Kesultanan banten akan kekuatan maritim
Proses penyebaran agama Islam di Banten
dan Perdaganganya sebagai penopang
dilakukan oleh Syarif Hidayatullah
perekonomian , kesultanan Banten
atau Sunan Gunung Jati, pada tahun 1525
memonopoli perdagangan lada dilampung
M dan 1526 M. Beliau menikah dengan
yang mengahasilkan perkembangan pesat
adik bupati Banten yaitu Nhay
serta menjadikan Banten sebagai pusat
Kawunganten serta dikaruniai anak Ratu
perdagangan pada masanya. Dibantu orang
Winaho dan pangeran Hasanuddin.
Inggris,Denmark dan Tionghoa,
Pangeran Hasanuddin menginjak dewasa,
kesultanan Banten tidak hanya berdagang
syarif Hidayatullah pergi ke Cirebon
di Nusantara, Banten Berdagang dengan
bertugas sebagai Tumenggung . Adapun
Persia, India, Siam, Vietnam, Filipina,
tugasnya dalam penyebaran Islam di
Cina dan Jepang. Hilangnya kesultanan
Banten diserahkan kepada Pangeran
Banten dipicu oleh perang saudara pada
Hasanuddin. Pangeran Hasanuddin
tahun 1680 Antara Sultan Ageng Tirtayasa
berkeliling dari daerah ke daerah seperti
dan anaknya yaitu Sultan haji yang mana
dari G. Pulosari, G. Karang bahkan sampai
pada sisi bagian kubu Sultan haji didukung
ke Pulau Panaitan di Ujung Kulon.
oleh bantuan dari VOC. Perang saudara
Sehingga berangsur-angsur penduduk
yang berlangsung di Banten meninggalkan
Banten Utara memeluk agama Islam.
ketidakstabilan pemerintahan masa
Dalam Babad Banten menceritakan Sunan
berikutnya. Pada 22 November 1808,
Gunung Jati bersama Maulana
Daendels mengumumkan dari markasnya
di Serang bahwa wilayah Kesultanan Hasanuddin. Ushuluddin dan adab
Banten telah diserap ke dalam wilayah UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Hindia Belanda. Serta resmi dihapuskan
pada tahun 183 oleh pemerintah kolonial
kerajaan Inggris.

E. Daftar Pustaka
[1] Muslimah. E Journal Sejarah
Masuknya Islam dan Pendidikan Islam
Masa Kerajaan Banten Periode 1552-
1935. Volume 13, Nomor 1, Juni 2017
Kalimantan Tengah. IAIN Palangka
Raya.

[2] Fakhruddin, Muhammad. “Tiga Pilar


Penyebaran Islam di Kesultanan
Banten”. 29 November 2012. [online]
dapat diakses :
https://www.republika.co.id/berita/me
85x4/tiga-pilar-penyebaran-islam-di-
kesultanan-banten. [Diakses 15 April
2022]

[3] Dinda, S, A., Haykal, Attamimi.,


Jumardi. “Perkembangan Kerajaan
Islam di Banten pada Masa Sultan
Ageng Tirtayasa dalam Aspek Politik
dan Sosial”. Jurnal Pemikiran
Pendidikan dan Penelitian
Kesejarahan, 2020. Vol. 7, No. 2. Pp.
146 – 159.

[4] Mahmudah Nisaul, proses masuk dan


penyebaran dakwah sunan gunung jati
bersama putranya Maulana

Anda mungkin juga menyukai