Askep Ketuban Pecah Dini
Askep Ketuban Pecah Dini
Disusun Oleh:
Kata Pengantar
Adapun tujuan khusus Penyusun menulis makalah ini yaitu sebagai nilai
Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I. Kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu. Kami menyadari Makalah ini jauh dari
sempurna, baik dalam segi pengetahuan dan kurangnya keterampilan dalam
pembuatan Makalah ini. Kritik dan saran serta permohonan maaf bila ada
kesalahan dalam pembuatan Makalah ini. Tetapi Kami sudah melakukan yang
terbaik.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI...............................................................................................3
2.1 Pengertian Ketuban Pecah Dini..................................................................3
2.2 Penyebab Ketuban Pecah Dini....................................................................3
2.3 Tanda dan Gejala........................................................................................4
2.4 Anatomi Fisiologi........................................................................................4
2.5 Patofisiologi...........................................................................................6
2.6 Penatalaksanaan.....................................................................................8
BAB III....................................................................................................................9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KETUBAN PECAH DINI.....9
3.1 Pengkajian...................................................................................................9
3.2 Pemeriksaan fisik........................................................................................9
3.3 Diagnosa Keperawatan..............................................................................11
3.4 Intervensi Keperawatan..............................................................................12
3.5 Evaluasi Keperawatan..............................................................................15
BAB V....................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan atau sebelum inpartus,
pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.KPD preterm adalah
KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD
yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm
terjadi 1% dari semua kehamilan.70% kasus KPD terjadi pada kehamilan
cukup bulan.KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.
1. Infeksi genitalia
2. Gemeli
3. Hidramnion
4. Kehamilan preterm
5. Disproporsi sefalopelvik
3
10. Trauma
11. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 – 1500 cc
Ciri-ciri kimiawi :
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa
manis, reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya
terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel
epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik.Kadar protein
kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.
4
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk
mengetahui apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab
peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat
surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan
bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak
sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah
bercampur dengan mekonium.
2.5Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, 2001 manifestasi klinis ketuban pecah dini adalah :
1. Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
3. Janin mudah diraba.
5
4. Pada periksa dalam sepaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah bersih.
5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
dan air ketuban sudah kering.
6. Takikardi pada ibu hamil muncul kemudian, ketika ibu mulai demam.
2.5 Patofisiologi
Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
Pemeriksaan penunjang
Amniosentesis
Komplikasi
Infeksi
Partus preterm
6
Patofisiologi Ketuban Pecah Dini
Infeksi inflamasi
Kolagenase jaringan
Penjelasan patofisiologi:
Pada kondisi yang normal kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion,
fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas, sintesis maupun degradasi
jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1)
dan prostaglandin, tetapi karena ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan
aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga
terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan ketuban
tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah dini.
(Maria, 2009 : 2)
7
2.6 Penatalaksanaan
Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam
sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan.
8
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas ibu
2. Riwayat penyakit
c. Riwayat kesehatan keluarga : ada tidaknya keluhan ibu yang lain yang
pernah hamil kembar atau turunan kembar.
9
- Hidung : ada/tidaknya pembengkakan konka nasalis.
Ada/tidaknya hipersekresi mukosa
- Mulut : gigi karies/tidak, mukosa mulut kering, dan warna mukosa gigi.
b. Dada
Thorak
c. Abdomen
d. Genitalia
4. Pemeriksaan Diagnostik
10
a. Hitung darah lengkap untuk menentukan adanya anemia, infeksi.
11
3.4 Intervensi Keperawatan
No Intervensi Rasional
1 - Lakukan pemeriksaan - Pengulangan pemeriksaan vagina
inspekulum, ulangi bila pola berperan dalam insiden infeksi saluran
kontraksi atau perilaku ibu asendens.
menandakan kemajuan.
- Gunakan teknik aseptic selama - Mencegah pertumbuhan bakteri dan
pemeriksaan vagina. kontaminasi pada vagina.
- Anjurkan perawatan perineum - Menurunkan resiko infeksi saluran
setelah eliminasi setiap 4 jam dan asendens.
sesuai indikasi.
- Pantau dan gambarkan karakter - Pada infeksi, cairan amnion menjadi
cairan amniotic. lebih kental dan kuning pekat serta
dapat terdeteksi adanya bau yang
kuat.
- Pantau suhu, nadi,
pernapasan, dan sel darah
- Dalam 4 jam setelah membrane
putih sesuai indikasi.
rupture, insiden korioamnionitis
meningkat secara progresif sesuai
dengan waktu yang ditunjukkan
- Tekankan pentingnya mencuci melalui TTV.
tangan yang baik dan benar. - Mengurangi perkembangan
mikroorganisme
12
2. Gangguan kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
proses penyakit.
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran gas
pada janin kembali normal.
Kriteria hasil:
a. klien menunjukkan DJJ dan variabilitas denyut per denyut dalam batas
normal.
b. Bebas dari efek-efek merugikan dan hipoksi selama persalinan.
No Intervensi Rasional
1 - Pantau DJJ setiap 15-30 menit. - Takikardi atau bradikardi janin adalah
indikasi dari kemungkinan penurunan
yang mungkin perlu intervensi
- Periksa DJJ dengan segera bila - Mendeteksi distress janin karena
terjadi pecah ketuban dan periksa kolaps alveoli.
15 menit kemudian, observasi
perineum ibu untuk mendeteksi
prolaps tali pusat.
- Perhatikan dan catat warna serta - Pada presentasi vertex, hipoksia yang
jumlah cairan amnion dan lama mengakibatkan caira amnion
waktu pecahnya ketuban berwarna seperti mekonium karena
rangsangan fagal yang
merelaksasikan spingter anus janin.
- Mendeteksi beratnya hipoksia dan
- Catat perubahan DJJ selama
kemungkinan penyebab janin rentan
kontraksi. Pantau aktivitas
terhadap potensi cedera selama
uterus secara manual atau
persalinan karena menurunnya
elektronik.
kadar oksigen
Bicara pada ibu atau pasangan
dan berikan informasi tentang
13
situasi tersebut.
No Intervensi Rasional
1 - Tinjau proses penyakit - Memberikan pengetahuan dasar
dan harapan masa depan dimana klien dapat membuat
- Dorong periode pilihan.
istirahat yang adekuat - Agar klien tidak merasa jenuh dan
dengan aktifitas mempercepat proses
terjadwal penyembuhan
- Berikan pelayanan kesehatan - Agar klien mengerti dengan
mengenai penyakit nya. bahaya infeksi dan penyakitnya
- Jelaskan kepada klien apa - Menunjukkan realitas situasi yang
yg terjadi, berikan dapat membantu klien atau orang
kesempatan untuk bertanya terdekat menerima realitas dan
dan berikan jawaban yang mulai menerima apa yang terjadi.
terbuka dan
jujur
14
4. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik
Tujuan : Aktivitas kembali sesuai kemampuan pasien.
Kriteria Hasil : Pasien bisa beraktivitas seperti biasa
No Intervensi Rasional
1 - Bantu pasien dalam - Agar kebutuhan sehari – hari
memenuhi kebutuhan sehari- klien dapat terpenuhi seperti
hari seminimal mungkin. biasanya
- Beri posisi nyaman - Agar klien merasa nyaman dan
tenang
- Anjurkan menghemat energy - Kelelahan dapat menyebabkan
hindari kegiatan yang lama nya proses penyembuhan
melelahkan. klien,,jadi dengan menghindari
kegiatan yang melelahkan dapat
membantu proses penyembuhan
3.5Evaluasi Keperawatan
15
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Ketuban pecah dini harus dihindari karena dapat menyebabkan infeksi
karena dapat membuat kuman masuk melalui jalan lahir , untuk mencegahnya
diharapkan para calon ibu jangan melakukan aktifitas yang berat dan lebih
baik beristirahat dan lakukan kegiatan dalam batas kemampuan.
16
Daftar Pustaka
Pillitteri, Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. EGC:
Jakarta
Meoandre.blogspot.com/2013/08/asuhan-keperawatan-pada-ketuban-pecah.html
Mikimikiku.wordpress.com/2013/09/23/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-
ketuban-pecah-dini-kpd/
17