FARMASI FISIKA
(Program Studi Sarjana Farmasi)
DISUSUN OLEH:
TIM DOSEN LAB. FARMASI FISIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2022
i
PERSETUJUAN MATERI PRAKTIKUM
TTD TTD
Dr. apt. Dian Ratih Laksmitawati, M.Biomed. apt. Lusiana Ariani, M.Farm.
ii
DAFTAR ISI
iii
DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM (DPP)
1. apt. Drs. M. F. Arifin, M.Si.
2. apt. Drs. Kosasih, M.Sc.
3. apt. Andri Prasetiyo, M.Farm.
4. apt. Lusiana Ariani, M.Farm.
5. apt. Safira Nafisa, M.Si.
Jadwal DPP
Senin (B) Selasa (A) Rabu (D) Kamis (E) Jumat (C)
apt. Drs. M. F. apt. Drs. apt. Drs. apt. Drs. M. F. apt. Lusiana
Arifin, M.Si. Kosasih, M.Sc. Kosasih, M.Sc. Arifin, M.Si. Ariani, M.Farm.
apt. Lusiana apt. Andri apt. Andri apt. Safira
apt. Lusiana
Ariani, Prasetiyo, Prasetiyo, Nafisa, M.Si.
Ariani, M.Farm.
M.Farm.*# M.Farm. M.Farm.
Keterangan:
*= DPP Koordinator
# = DPP penanggung Jawab Alat dan Bahan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatNya, Buku Panduan/ Pedoman Praktikum Farmasi Fisika dapat
terselesaikan. Penulisan Buku Panduan ini dilakukan dalam rangka untuk
mempermudah penyampaian materi praktikum Farmasi Fisika kepada
mahasiswa.
Pada praktikum Farmasi Fisika ini mahasiswa mempelajari beberapa materi
praktikum: kinetika reaksi dan stabilitas obat, viskositas dan reologi, mikromeritik,
emulsifikasi, kelarutan dengan penentuan konstanta dielektrik (KD) pada proses
peningkatan kelarutan suatu bahan obat.
Pembuatan Buku Panduan / Pedoman Praktikum Farmasi Fisika ini
tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara konteks maupun konten, untuk
itu kami membuka diri untuk saran dan kritik demi perbaikan ke depan.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak
memberikan kontribusi dalam penyusunan buku panduan ini, semoga Allah SWT
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga buku
panduan ini bermanfaat bagi peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap
aplikasi Farmasi Fisika dalam bidang formulasi dan analisis sediaan farmasi.
Tim Penyusun
v
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
vi
JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
SEMESTER GENAP T.A 2021/2022
Tentatif
Pertemuan Tanggal Materi Keterangan
1 28 Februari – Responsi Semua
4 Maret 2022 mahasiswa
(ZOOM)
2 7 – 11 Maret Responsi Semua
2022 mahasiswa
(ZOOM)
3 14 – 18 Maret Presentasi laporan sementara Semua
2022 (kinetika reaksi, stabilita, mahasiswa
mikromeritik) (ZOOM)
4 21 – 25 Maret Presentasi laporan sementara Semua
2022 (kelarutan, emulsifikasi, viskositas Mahasiswa
reologi) (ZOOM)
5 28 Maret – 1 Praktikum offline (A1.1, E1.1) Praktikum di
April 2022 Lab
6 4 – 8 April Praktikum offline (A1.2-E1.2) Praktikum di
2022 Lab
7 11 – 15 April Praktikum offline (A1.3-E1.3) Praktikum di
2022 Lab
18-29 April 2022
(UTS KULIAH)
LIBUR PRAKTIKUM
8 9 – 13 Mei Praktikum offline (A1.4-E1.4) Praktikum di
2022 Lab
9 16 – 20 Mei Presentasi video materi kinetika Semua
2022 reaksi, stabilita, mikromeritik, Mahasiswa
kelarutan, emulsifikasi, viskositas (ZOOM)
reologi)
10 23 – 27 Mei Presentasi Hasil Praktikum dan Semua
2022 Diskusi (kinetika reaksi, stabilita, Mahasiswa
mikromeritik) (ZOOM)
11 30 Mei – 3 Presentasi Hasil Praktikum dan Semua
Juni 2022 Diskusi (kelarutan, emulsifikasi, Mahasiswa
viskositas reologi) (ZOOM)
12 6 – 10 Juni UTS
2022
13 13 – 17 Juni UAS
2022
14 20 – 24 Juni HER
2022
vii
FORMAT LAPORAN
LAPORAN RESMI
(ditulis tangan per kelompok, yang membuat laporan diberi tanda bintang,
diupload melalui google classroom sesuai masing-masing kelas praktikum).
viii
Percobaan I
Tingkat Reaksi
I. Tujuan Percobaan
Setelah mengikuti percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1. Menentukan tingkat reaksi penguraian suatu zat
2. Menghitung konstanta kecepatan reaksi
III. Prinsip
1. Pembuatan larutan asetosal
Ditimbang 30 g natrium sitrat, buat larutan jenuh natrium sitrat dalam air
hangat ad 500 mL, dinginkan. Ditimbang 12,5 g asetosal, dilarutkan
dalam larutan jenuh natrium sitrat sedikit demi sedikit.
2. Dimasukkan 50 mL larutan kedalam 3 buah vial, tutup rapat. Vial
disimpan dalam oven dengan temperatur 70 oC, selama 30 menit.
1
3. Setelah pemanasan 30 menit, ambil 1 vial, dinginkan. ditentukan
konsentrasi asetosal. Cara yang sama dilakukan setelah pemanasan 60
menit dan 90 menit.
4. Konsentrasi awal (Co) ditentukan dari larutan awal (tanpa pemanasan).
5. Penentuan konsentrasi asetosal :
Dipipet 10 mL larutan dan titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1 N
menggunakan indikator PP. lakukan titrasi masing-masing triplo.
Perhitungan :
Asetosal asam asetat + asam salisilsat
X–Y Y Y
Misalkan : asam asetat yang terbentuk Y, asetosal mula-mula X, maka
asetosal yang tersisa pada waktu t = X – Y, sehingga :
( X –Y ) + Y + Y = mL NaOH x N NaOH
X + Y = mmol NaOH
Y = mmol NaOH – X
Maka konsentrasi asetosal pada waktu t ( Ct ) dapat diperoleh.
TUGAS :
Hitung dan tentukan tingkat reaksi peruraian asetosal dengan cara substitusi
dan cara grafik.
2
Percobaan II
Stabilitas
I. Tujuan Percobaan
1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suatu zat.
2. Menentukan energi aktivasi dari penguraian suatu zat.
3. Menentukan waktu paruh suatu zat.
4. Menentukan batas umur simpan suatu zat.
5. Menggunakan data kinetika kimia untuk memperkirakan stabilitas suatu
zat.
Atau
ln k = ln A
3
mempengaruhi arah dan kecepatan gerak molekul sehingga molekul
bergerak dengan kecepatan dan arah yang berbeda.
III. Prinsip
1. Pembuatan larutan asetosal
Ditimbang 30 g natrium sitrat, buat larutan jenuh natrium sitrat dalam air
hangat ad 500 mL, dinginkan. Ditimbang 12,5 g asetosal kemudian
larutkan dalam larutan jenuh natrium sitrat sedikit demi sedikit.
2. Dimasukkan 50 mL larutan kedalam 3 buah vial, tutup rapat. Vial
disimpan dalam oven dengan temperatur 60 oC,70 oC, dan 80 oC.
3. Setelah pemanasan 1 jam , ambil masing-masing 1 vial dari semua suhu,
dinginkan. Tentukan konsentrasi asetosal pada waktu tersebut (Ct). Cara
yang sama dilakukan setelah pemanasan 2 jam dan 3 jam.
4. Konsentrasi awal (Co) ditentukan dari larutan awal (tanpa pemanasan).
5. Penentuan konsentrasi asetosal :
Dipipet 10 mL larutan dan titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1 N
menggunakan indikator PP. lakukan titrasi masing-masing triplo.
Perhitungan :
Asetosal asam asetat + asam salisilsat
X–Y Y Y
Misalkan : asam asetat yang terbentuk Y, asetosal mula-mula X, maka
asetosal yang tersisa pada waktu t = X – Y, sehingga :
( X –Y ) + Y + Y = ml NaOH x N NaOH
X+Y = mmol NaOH
Y = mmol NaOH – X
Maka konsentrasi asetosal pada waktu t (Ct) dapat diperoleh.
TUGAS:
➢ Hitung waktu paruh asetosal berdasarkan tingkat reaksinya
➢ Hitung energi aktivasi ( Ea ) menggunakan persamaan arhenius
dan tentukan tetapan laju reaksi pada suhu kamar (25 0C).
➢ Hitung batas umur simpan asetosal pada suhu kamar (25 0C)
4
Percobaan III
Viskositas dan Reologi
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan arti Viskositas dan Reologi
2. Membedakan sifat cairan Newton dan non Newton
3. Menggunakan alat-alat penentuan Viskositas dan Reologi
4. Menentukan Viskositas dan reologi cairan Newton dan non Newton
F/A dv/dx
F/A = dv/dx
Cairan yang mengikuti hukum Newton viskositasnya tetap pada suhu dan
tekanan tertentu dan tidak tergantung pada kecepatan geser. Oleh karena
itu viskositasnya dapat ditentukan pada satu kecepatan geser saja dengan
menggunakan viskometer kapiler atau bola jatuh.
5
Bila digambar didapat reogram sebagai berikut :
8
7
dv/dx
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8
F/A
6
2. Viskometer banyak titik
Viskometer ini dapat digunakan untuk menentukan viskositas dan
rheologi cairan Newton dan non Newton, yang termasuk kedalam jenis
ini adalah : viskometer rotasi Stormer, Brookfield, dan lain-lain.
III. Prinsip
1. Dengan viskometer Brookfield
Tentukan viskositas absolute dari cairan :
➢ Minyak Nabati
2. Gunakan cairan yang sudah diketahui viskositasnya untuk menentukan
konstanta alat viskometer Stormer.
3. Tentukan sifat alir macam-macam zat pengental suspensi dan emulsi
dengan menggunakan viskometer stormer dan Brookfield
a. Dispersi HPMC 2%
b. Emulsi Parafin Liq dengan emulgator Gom Acacia 10 %
c. Emulsi Minyak Nabati dengan emulgator CMC Na 2 %
d. Emulsi Parafin Liq dengan emulgator CMC Na 2,5 %
4. Tabelkan data yang diperoleh
TUGAS :
Hitung viskositas minyak / larutan serta buat kurva reologi dari masing-masing
larutan yang ditentukan.
7
Percobaan IV
Mikromeritik / Ukuran Partikel
I. Tujuan Percobaan
1. Mengukur ukuran partikel zat dengan metode mikroskopik
2. Mengukur ukuran partikel zat dengan metode pengayakan
8
3. “diameter terproyeksi” = dp adalah diameter partikel berbentuk bola
yang mempunyai daerah pengamatan = partikel yang diselidiki jika
dilihat secara normal pada bidangnya yang paling stabil.
4. “diameter stoke” = dst adalah diameter yang mempunyai kecepatan
sedimentasi = kecepatan sedimentasi partikel yang diselidiki.
Tipe diameter yang diperoleh menggambarkan metode pengukuran yang
digunakan, misal :
“diameter permukaan” : diperoleh dengan metode mikroskopik
“diameter volume” : diperoleh dengan metode adsorpsi
“diameter terproyeksi” : diperoleh dengan metode sedimentasi
“diameter stoke” : diperoleh dengan metode “Coulter
Counter”
Metode penentuan ukuran partikel yang paling sederhana adalah dengan
metode mikroskopik dan pengayakan.
III. Prinsip
A. Mengukur diameter dengan menggunakan metode mikroskopik
1. Kalibrasi skala okuler : tempatkan mikrometer dibawah mikroskop.
Himpitkan garis awal skala okuler dengan garis awal skala objektif
kemudian tentukan garis kedua yang tepat berhimpit. Tentukan jarak
skala lensa okuler.
2. Buat suspensi encer partikel yang akan dianalisa dan buat beberapa
preparat diatas gelas objek.
3. Lakukan pengelompokkan : tentukan ukuran partikel yang terkecil dan
terbesar, bagilah jarak ukur yang diperoleh menjadi beberapa bagian.
4. Ukurlah partikel dan golongkan kedalam grup/kelompok yang telah
ditentukan dan ukurlah sedikitnya 300-500 partikel.
TUGAS
Buat kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan harga diameter rata-
rata seperti dibawah ini :
a) Panjang jumlah rata-rata : dln =
(length-number mean)
b) Luas jumlah rata-rata : dsn =
(surface-number mean)
9
c) Volume-jumlah rata-rata : dvn =
d) Luas-panjang atau panjang bobot : dsl =
(surface-length)
e) Luas-volume atau luas bobot rata-rata : dvs =
(surface-volume)
f) Volume bobot rata-rata : dwm =
Keterangan : n = jumlah partikel dalam tiap rentang ukuran partikel.
d = rata-rata rentang ukuran partikel dalam mikron.
TUGAS
Buat kurva distribusi ukuran partikel dan hitung diameter rata-rata partikel
dengan persamaan berikut:
d = W1d1 + W2d2
Wt
d = diameter rata-rata partikel
d1 = diameter lubang pengayak yang menahan serbuk
10
d2 = diameter lubang pengayak yang dibawahnya yang
menahan serbuk
W1 dan W2 = bobot serbuk yang dapat ditahan oleh masing-masing
pengayak
Wt = bobot serbuk total yang tertahan pada masing-masing
pengayak.
Diskusi hasil :
1. Dari hasil percobaan tentukan klasifikasi serbuk berdasarkan nomor
pengayak (mesh)
2. Dari distribusi ukuran partikel yang diperoleh berikan penjelasan
bagaimana keadaan partikel yang diamati.
Bahan yang digunakan adalah Lactose DC / Avicel PH 102 / Granul Hasil
Formulasi.
11
Percobaan V
Kelarutan
I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui kelarutan suatu zat aktif obat dalam bentuk padat oleh
pelarut campur (kosolven) dan surfaktan.
2. Dapat menghitung nilai konstanta dielektrik (KD) dari pelarut campur dan
menentukan kadar kelarutan zat aktif dalam pelarut campur.
3. Dapat menentukan kadar kelarutan zat aktif dalam surfaktan.
12
ada pelarut yang disebut sebagai pelarut semi-polar (alkohol). Pelarut jenis
ini dapat melarutkan senyawa non-polar karena dapat menginduksi polaritas
senyawa non-polar.
Kelarutan suatu zat aktif obat (solut) dalam pelarut campur dapat
diperkirakan dengan menghitung nilai KD-nya. Nilai KD yang baik adalah
antara 25 sampai 80. Pelarut campur atau kosolven yang sering digunakan
dalam pembuatan obat bentuk sediaan larutan adalah campuran air-etanol,
sorbitol, gliserol, propilen glikol. Rumus perhitungan KD dari pelarut campur
adalah dengan fraksi (%) atau jumlah dari masing-masing pelarut dikalikan
dengan nilai KD.
Misal suatu zat aktif obat dilarutkan dalam etanol A% (nilai KD = 24,3)
+ Gliserol B% (KD = 42,5) + Propilen glikol C% (KD = 33,0) dan Air D% (KD =
78,5). Maka nilai KD pelarut campur tersebut adalah :
KD pelarut campur =
13
B. Lakukan percobaan untuk membuat formula eliksir parasetamol dengan
dosis 250 mg/ 25 mL, sebagai berikut :
14
Penambahan surfaktan pada konsentrasi tertentu dalam air menyebabkan
ada sebagian kecil dari molekul tersebut, teradsorbsi pada antarmuka udara-
air. Penambahan lebih lanjut menyebabkan terjadinya kesetimbangan jumlah
antara molekul yang teradsorbsi dengan yang di ruahan cairan.
Penambahan lebih lanjut menyebabkan bagian hidrofob saling bertemu dan
terbentuk agregat yang disebut misel. Misel adalah molekul surfaktan yang
berbentuk sferis yang terdispersi dalam media air berukuran koloid. Zat aktif
obat yang sulit larut dalam air, akan mudah larut bila terjadi inklusi molekul
obat dalam misel.
15
Percobaan VI
Emulsifikasi
I. Tujuan Percobaan
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Menentukan HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan
emulsi.
2. Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam
pembuatan emulsi.
3. Membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan
4. Mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi.
16
Cara kerja :
a. Buat satu seri emulsi dengan HLB butuh masing-masing 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12 dan 13.
b. Hitung jumlah tween 80 dan span 80 yang dibutuhkan untuk masing-
masing harga HLB butuh
c. Timbang masing-masing bahan yang diperlukan untuk tiap formula
d. Campur paraffin liq dan span, tween dan air, masing-masing
dipanaskan diatas penangas air
e. Fase minyak ditambahkan kedalam fase air sedikit-sedikit sambil
diaduk dengan pengaduk listrik pada kecepatan dan waktu yang
sama (3 menit)
f. Emulsi yang sudah homogen dimasukkan kedalam tabung
sedimentasi, beri tanda masing-masing HLB
g. Amati kestabilannya, catat pada harga HLB berupa emulsi relatif
paling stabil
h. Hitung parameter kestabilan emulsi dengan menghitung volume
sedimentasi (F) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
F = Vu/Vo
Vu = volume sedimentasi
Vo = volume awal
Nilai F semakin mendekati 1 semakin baik atau emulsi stabil.
2. Penentuan HLB butuh paraffin liq dengan rentang HLB yang sempit.
Cara kerja :
a. Tentukan HLB butuh paraffin liq yang paling stabil yang diperoleh
pada percobaan 1
b. Misalkan dari percobaan diperoleh 2 nilai HLB butuh paraffin liq 6 dan
12
c. Buat satu seri emulsi dengan HLB butuh masing-masing 5 s.d 7 dan
10 s.d 12 dengan rentang masing-masing 0,5
d. Selanjutnya lakukan seperti pada percobaan 1.
17