Anda di halaman 1dari 35

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI
SEMESTER II

PENYUSUN :
TIM PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

PROGRAM D3 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
NUSAPUTERA
SEMARANG
2021-2022
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat-Nya.
Kami sebagai tim praktikum farmakognosi telah selesai menyusun buku petunjuk
praktikum farmakognosi untuk mahasiswa semester II. Kami berharap buku petunjuk
ini dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan
praktikum farmakognosi.
Dalam buku ini, kami memberikan acuan bagi mahasiswa agar dapat
memahami materi-materi yang diberikan selama praktikum. Kami berharap
mahasiswa dapat lebih aktif untuk menggali lebih dalam materi-materi yang
diberikan dalam buku petunjuk ini, dengan membaca literatur-literatur yang
mendukung proses praktikum.
Kami mengucapkan banyak terima kasih, kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan buku ini. Buku ini masih terbuka untuk menerima
kritik dan saran demi kemajuan bersama.

Semarang, Februari 2022

Tim Praktikum Farmakognosi


JADWAL PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI KELAS REGULER

Kelompok B : Senin, 07.00 – 08.40


Kelompok A : Senin, 12.20 – 14.00
Pengampu : Ayu Ina Solichah, M.Pharm.Sci
Apt. Alfi Rosya, S.Farm.

Pertemuan Ke- Materi Tanggal Pertemuan

1 Pengarahan Materi Praktikum 21/2/2022


2 Pembuatan Simplisia 7/3/2022
3 Simplisia Amilum 14/3/2022
4 Simplisia Folium 21/3/2022
5 Simplisia Radix dan Rhizoma 28/3/2022
6 Haksel 1 4/4/2022
7 Latihan Ujian 11/4/2022
8 Ujian Tengah Semester (UTS) Terjadwal
9 Simplisia Cortex 9/5/2022
10 Simplisia Fruktus 23/5/2022
11 Simplisia Flos 30/5/2022
12 Simplisia Semen 6/6/2022
13 Simplisia Lignum 13/6/2022
14 Haksel 2 20/6/2022
15 Latihan Ujian 27/6/2022
16 Ujian Akhir Semester Terjadwal
JADWAL PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI KELAS REGULER

Kelompok A : Sabtu, 07.00 – 08.20


Pengampu : Apt. Margareta Retno Priamsari, M.Sc.
Apt. Offy Melia Sandra, S.Farm.

Kelompok B : Sabtu, 08.20 – 09.40


Pengampu : Apt. Rizky Ardian Hartanto Sawal, M.Farm.
Apt. Offy Melia Sandra, S.Farm.

Pertemuan Ke- Materi Tanggal Pertemuan

1 Pengarahan Materi Praktikum 26/2/2022


2 Pembuatan Simplisia 5/3/2022
3 Simplisia Amilum 12/3/2022
4 Simplisia Folium 19/3/2022
5 Simplisia Radix dan Rhizoma 26/3/2022
6 Haksel 1 2/4/2022
7 Latihan Ujian 9/4/2022
8 Ujian Tengah Semester (UTS) Terjadwal
9 Simplisia Cortex 14/5/2022
10 Simplisia Fruktus 21/5/2022
11 Simplisia Flos 28/5/2022
12 Simplisia Semen 4/6/2022
13 Simplisia Lignum 11/6/2022
14 Haksel 2 18/6/2022
15 Latihan Ujian 25/6/2022
16 Ujian Akhir Semester Terjadwal
PERATURAN DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

1. Mahasiswa harus memenuhi syarat kehadiran 100%, jika sakit membawa surat
ijin dari dokter dan diserahkan pada hari dilaksanakan praktikum.
2. Jika kehadiran kurang dari 100% maka Mahasiswa yang bersangkutan harus
mengganti dengan praktikum mandiri sesuai dengan waktu yang telah disepakati
dengan dosen pengampu (Inhal).
3. Jika tidak mengikuti inhal maka mahasiswa tersebut tidak diperbolehkan
mengikuti UTS dan atau UAS.
4. Mahasiswa harus membawa peralatan praktikum sendiri-sendiri.
5. Peralatan yang wajib dibawa oleh mahasiswa meliputi: deck glass, object glass,
pipet tetes, lens tissue.
6. Mahasiswa masuk ke dalam laboratorium sudah memakai jas lab, siap dengan
laporan sementara, dan siap dengan materi yang akan dipraktekkan.
7. Apabila mahasiswa tidak membawa laporan sementara ataupun laporan resmi
maka mahasiswa tersebut tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
8. Mahasiswa tidak boleh terlambat lebih dari 15 menit, apabila terlambat lebih dari
itu tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
9. Mahasiswa dilarang meninggalkan laboratorium tanpa seijin dosen/ass.dosen
pengampu.
10. Mahasiswa wajib mengikuti instruksi dari dosen/ass.dosen pengampu selama
praktikum berlangsung.
11. Mahasiswa tidak diperbolehkan makan dan minum selama pelaksanaan
praktikum.

Semarang, Februari 2022

Tim Praktikum Farmakognosi


FORMAT LAPORAN

Laporan untuk praktikum OFFLINE


1. Laporan ditulis pada buku gambar kecil dengan format seperti gambar dibawah
2. Laporan di sampul dengan sampul yang sama untuk 1 kelompok (A dan B
berbeda)
3. Laporan diberi halaman cover yang sudah di ketik
Format laporan Offline:

Judul Mikroskopis:

Sinonim :
Tanaman :
Famili:
Kandungan : 1 2
Kegunaan : Perbesaran : Perbesaran:
Organoleptis :
Bentuk:
Rasa :
Bau :
Warna : 3
Perbesaran :

Keterangan :
1.
2.
3.

Laporan untuk praktikum ONLINE


1. Laporan ditulis pada Kertas Folio seperti format dibawah
2. Laporan di jilid dan diberi sampul yang sama untuk 1 kelompok (A dan B
berbeda)
3. Laporan diberi halaman cover yang sudah di ketik
Format laporan Online:
1. Judul
2. Tinjauan pustaka
3. Alat dan bahan
4. Cara kerja (dalam bentuk skema)
5. Hasil pengamatan
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
8. Daftar pustaka
9. Lampiran (jika ada)
Contoh Cover Laporan

Laporan Praktikum Farmakognosi


Dosen pengampu : …………………..

Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa
NIM
Nama Kelompok: (jika ada)
1.
2.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
NUSAPUTERA
SEMARANG
2021-2022
BAB I
PEMBUATAN SIMPLISIA DAN SERBUK SIMPLISIA

A. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pembuatan simplisia dan serbuk simplisia.

B. Tinjauan Pustaka
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan tidak lebih dari 60oC (BPOM, 2019).
Jenis-jenis simplisia:
1. Simplisia nabati: simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau
eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar
dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya
dan belum berupa senyawa kimia murni
2. Simplisia hewani
3. Simplisia pelikan (mineral)
Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak mengandung
bahaya kimia, mikrobiologis, dan bahaya fisik, serta mengandung zat aktif yang
berkhasiat. Ciri simplisia yang baik adalah dalam kondisi kering (kadar air < 10%),
untuk simplisia daun, bila diremas bergemerisik dan berubah menjadi serpihan,
simplisia bunga bila diremas bergemerisik dan berubah menjadi serpihan atau mudah
dipatahkan, dan simplisia buah dan rimpang (irisan) bila diremas mudah dipatahkan.
Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang
menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa
kandungan, kontminasi dan stabilitas bahan. Namun demikian simplisia sebagai
produk olahan, variasi senyawa kandungan dapat di perkecil, diatur atau
dikonstankan (DEPKES RI, 2000).
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku dan produk siap konsumsi langsung
dapat dipertimbangkan 3 konsep untuk menyusun parameter standar umum:
1. Simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya memenuhi 3 parameter mutu
umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian
(bebas dari kontaminasi kimia dan biologis) serta aturan penstabilan (wadah,
penyimpanan dan transportasi).
2. Simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap
diupayakan memenuhi 3 paradigma produk kefarmasian, yaitu Quality–Safety-
Efficacy (mutu- aman-manfaat).
3. Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung jawab
terhadap respon biologis harus mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi
komposisi (jenis dan kadar ) senyawa kandungan (DEPKES RI, 2000).
Standarisasi suatu simplisia tidak lain pemenuhan terhadap persyaratan
sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk seperti yang
ditetapkan sebelumnya. Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa
simplisia yang akan digunakan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi
Departemen Kesehatan (Materia Medika Indonesia). Sedangkan sebagai produk yang
langsung dikonsumsi (serbuk jamu dsb.) masih harus memenuhi persyaratan produk
kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku (DEPKES RI, 2000).
Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan bahan baku: kualitas bahan baku simplisia sangat dipengaruhi
beberapa faktor, seperti : umur tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu
panen, bagian tumbuhan, waktu panen dan lingkungan tempat tumbuh.
2. Sortasi basah: Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
bahan asing lainnya setelah dilakukan pencucian dan perajangan.
3. Pencucian: dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya
yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih.
4. Perajangan
5. Pengeringan: mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan
simplisia.
6. Sortasi kering: tujuannya untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-
bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih
ada dan tertinggal pada simplisia kering.
7. Pengepakan
8. Penyimpanan dan pemeriksaan mutu (DEPKES RI, 1985).
Rimpang kunyit adalah rimpang Curcuma domestica Val., suku
Zingiberaceae, mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 3,02% v/b dan
kurkuminoid tidak kurang dari 6,60% dihitung kurkumin. Simplisia dari rimpang
kunyit memiliki kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga
kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan; bau khas, rasa agak pahit, agak pedas,
lama kelamaan menimbulkan rasa tebal; bentuk hamper bundar sampai bulat panjang,
kadang-kadang bercabang; lebar 0,5-3 cm, panjang 2-6 cm, tebal 1-5 mm; umumnya
melengkung tidak beraturan, kadang- kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal
akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata,
berdebu, warna kuning jingga sampai cokelat kemerahan (MENKES RI, 1994)
Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan deraiat
halus yang cocok; bahan bakunya berupa simplisia sediaan galenik, atau
campurannya. Serbuk Simplisia adalah sediaan Obat Tradisional berupa butiran
homogen dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari simplisia atau campuran
dengan Ekstrak yang cara penggunaannya diseduh dengan air panas (BPOM, 2019).
Serbuk dari simplisia memiliki beberapa persyaratan yaitu:
1. Kadar air. Tidak lebih dari 10 %.
2. Angka lempeng total. Tidak lebih dari 10
3. Angka kapang dan khamir. Tidak lebih dari 10
4. Mikroba patogen. Negatif.
5. Aflatoksin. Tidak lebih dari 30 bpj.
Untuk penggunaan bahan tambahan seperti pengawet, serbuk dengan bahan
baku simplisia dilarang ditambahkan bahan pengawet. Wadah dan penyimpanan
untuk serbuk simplisia ialah dalam wadah tertutup baik; disimpan pada suhu
kamar, di tempat kering dan terlindung dari sinar matahari (DEPKES RI, 2000).

C. Cara Kerja
1. Pembuatan Simplisia
a. Pengumpulan rimpang kunyit yang akan dijadikan sebagai bahan baku
simplisia
b. Dilakukan sortasi basah untuk memisahkan kotoran dari rimpang
c. Rimpang kunyit dicuci bersih dengan air mengalir
d. Rimpang kunyit yang telah bersih dirajang ± 1mm
e. Setelah dirajang, rimpang dikeringkan menggunakan wadah
2. Pembuatan Serbuk Simplisia
a. Simplisia yang telah dibuat dipastikan kering, dipastikan dengan hasil rajangan
mudah diremah dan mudah patah.
b. Simplisia yang telah kering lalu didisortasi kering untuk menghilangkan
kotoran yang masih ada.
c. Simplisia ditimbang kemudian dibuat menjadi serbuk menggunakan alat
penyerbukan hingga halus.
d. Serbuk yang telah halus diayak kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam
wadah, diberi label.
BAB II
PEMERIKSAAN BAHAN NABATI SECARA MIKROSKOPIS

A. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami anatomi atau bagian-bagian dari tumbuhan termasuk isi sel
yang memiliki bentuk tertentu.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop dan
menyebutkan ciri khas dari simplisia yang diperiksa.

B. PENDAHULUAN
Pada praktikum farmakognosi akan dilakukan identifikasi simplisia nabati
berdasarkan ciri-ciri anatominya. Parameter yang digunakan sebagai standar mutu
tanaman yaitu pemeriksaan organoleptis, pengamatan morfologi dan anatomi serta
identifikasi kandungan kimia. Identifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu determinasi, pemeriksaan makroskopi, dan mikroskopi.
Metode mikroskopi merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi
simplisia baik dalam keadaan tunggal maupun campuran, berbentuk bahan utuh atau
rajangan (serbuk). Pemeriksaan mikroskopi dilihat bentuk fragmen yang ada.Metode
ini dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pemalsuan suatu simplisia
secara kualitatif. Sedangkan untuk metode makroskopis yang diamati adalah bentuk,
kekerasan, permukaan luar, warna luar, warna dalam, bau dan rasa.

C. PERCOBAAN
Pembuatan preparat :
Sedikit serbuk bahan pada obyek glass ditambah beberapa tetes larutan Kloralhidrat
(50 gr Kloralhidrat dalam 20 ml aquadest), dihangatkan diatas nyala spirtus (jangan
sampai mendidih), tutup dengan cover glass. Jika terlalu kering bisa ditambah
kloralhidrat lagi. Kloralhidrat yang berlebih dihisap dengan tissue. Setelah dingin,
diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah terlebih dulu, bila perlu dilihat
dengan perbesaran kuat.
1. Amilum
Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan
kering umbi kentang. Amilum termasuk salah satu contoh polisakarida. Amilum
berbentuk granul atau butir-butir kecil dengan lapisan-lapisan karakteristik.
Beberapa spesies tanaman mempunyai lapisan-lapisan serta ukuran dan bentuk
granul yang khas sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanaman
asalnya. Secara umum,amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan
80% bagian yang tidak larut air (amilopektin).
a. Amylum Oryzae
Nama Latin : Amylum Oryzae
Tanaman Asal : Oryza sativa
Familia : Gramineae
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk sangat halus
Warna : putih kusam
Bau : tak berbau
Rasa : tak berasa
Mikroskopis :

Gambar mikroskopis Amylum Oryzae

Perhatian :
o Pati beras mudah menggumpal
o Di samping butir yang sangat kecil, berbidang banyak dan bersudut-sudut (2
– 10 µm), di dalam tepung itu terdapat pula butir majemuk (ukuran sampai
60 µm) yang terbentuk dari butir tunggal dan masih menampakan sel
endosperm. Bila digerus, butir majemuk hancur menjadi butir tunggal kecil.
o Cincin dan hilum tidak dapat diamati.
b. Amylum Tritici
Nama Latin : Amylum Tritici
Tanaman Asal : Triticum aestivum L atau Triticum vulgare Vill
Familia : Gramineae
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk sangat halus, bergeresek bila diremas
Warna : putih kusam
Bau : tak berbau
Rasa : tak berasa
Mikroskopis :

Gambar mikroskopis Amylum Tritici

Perhatian :
o Terdiri atas butir besar berbentuk lensa (garis tengah 20-35 µm dan jarang)
sampai 50 µm, dengan tebal 9-15 µm) dan butir kecil membulat (2-9 µm)
o Pola cincin sangat halus, yang hanya dapat diamati pada butiran besar.
o Ukuran peralihan jarang ditemukan (beda dengan butir pati gandum hitam)
c. Amylum Maydis
Nama Latin : Amylum Maydis
Tanaman Asal : Zea mays. L
Familia : Gramineae
Organoleptis :
Bentuk : serbuk halus
Warna : putih
Bau : tidak berbau
Rasa : rasa lemah
Mikroskopis :

Gambar mikroskopis Amylum Maydis

Perhatian :
o Terdiri atas butir pati yang berasal dari endosperm tanduk (berbidang banyak
dan bersudut-sudut dengan garis tengah 2-23µm) dan endosperm tepung
(berbidang banyak membulat, dan agak lebih besar (garis tengah 25-32µm).
d. Amylum Solani
Nama Latin : Amylum Solani
Tanaman Asal : Solanum tuberosum L
Familia : Solanaceae
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk, bergeresek bila diremuk
Warna : Putih mengkilap yang,
Bau : Tak berbau
Rasa : Tak berasa
Mikroskopis :

Gambar mikroskopis Amylum Solani

Perhatian :
o Butir pati berbentuk khas, bulat telur memanjang, dengan garis keliling yang
tak teratur. Ukuran berkisar antara 45-75µm.
o Hilus berbentuk sepatu kuda, terletak di tengah, kecil dan tidak jelas. Cincin
tampak nyata. Kadang-kadang ditemukan butir pati dengan dua pusat cincin
(butir pati setengah majemuk)

2. Folium
Simplisia folium adalah bagian tanaman yang berupa daun. Bagian ini
merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional. Simplisia ini dapat berupa lembaran daun tunggal atau majemuk.
Simplisia daun biasanya dipakai dalam bentuk segar atau kering. Sebagiannya
terkadang berupa pucuk tanaman yang terdiri dari beberapa daun muda.
a. Psidii Folium
Sinonim : Daun jambu biji
Tanaman : Psidium guajava
Familia : Myrtaceae
Kandungan : tanin, minyak atsiri, minyak lemak, asam malat
Kegunaan : Antidiare
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Hijau keabu-abuan
Bau : Khas aromatik
Rasa : Kelat
Mikroskopis :
1) Epidermis atas : terdiri dari satu lapis sel, pipih, terentang tangensial,
bentuk poligonal, dinding antiklinak lurus, tidak terdapat stomata.
2) Epidermis bawah : sel lebih kecil, pipih, terentang tangensial, bentuk
poligonal, dinding antiklinak lurus.
3) Stomata : tipe anomositik, banyak terdapat pada permukaan bawah.
4) Rambut penutup : terdapat pada kedua permukaan, lebih banyak pada
permukaan bawah, bentuk kerucut ramping yang umumnya agak bengkok,
terdiri dari satu sel, berdinding tebal, jernih, kadang-kadang mengandung
zat warna kuning kecoklatan.
5) Idioblast
6) Hablur kalsium oksalat berbentuk roset dan prisma.

Gambar Mikroskopis Serbuk Daun Jambu

Keterangan gambar:
1. Epidermis bawah
2. Rambut penutup
3. Epidermis dengan mesofil bagian atas
4. Epidermis bawah dengan stomata
5. Mesofil bagian atas
6. Hablur kalsium oxalate

b. Abri Folium
Sinonim : Daun saga
Tanaman : Abri precatorius
Familia : Papilionaceae
Kandungan : Glisirisin
Kegunaan : Anti sariawan
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Hijau
Bau : Lemah
Rasa : Agak manis, khas
Mikroskopis :
1) Epidermis atas : dinding antiklinak jelas bergelombang kecuali sel
epidermis di atas tulang daun yang berdinding antiklinak lurus, tidak
terdapat stomata atau rambut penutup.
2) Epidermis bawah : sel lebih kecil dari epidermis atas, dinding antiklinak
sangat bergelombang.
3) Rambut penutup : berbentuk kerucut ramping, terdiri dari 3 sel dengan 2
sel pertama yang sangat pendek dan sel ke-3 atau sel ujung yang sangat
panjang, dinding sel rambut penutup berbintik.
4) Mesofil : jaringan palisade terdiri dari 2 lapis sel palisade berbentuk bulat
telur terbalik dengan bagian atas membulat dan bagian bawah mengecil.
5) Tulang daun disertai deretan sel parenkim yang berisi hablur kalsium
oksalat berbentuk prisma.
6) Berkas pembuluh dengan penebalan spiral.

Gambar Mikroskopis Serbuk Daun Saga

Keterangan gambar:
1. Rambut penutup
2. Epidermis atas
3. Pembulluh kayu
4. Palisade
5. Epidermis bawah dengan stomata dan rambut penutup
6. Hablur kalsium oxalate pada tulang daun

3. Cortex
Cortex adalah kulit batang, merupakan bagian kulit yang digunakan
sebagai ramuan obat. Simplisia ini umumnya diambil dari bagian kulit terluar
tanaman tingkat tinggi yang berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan
ramuan meliputi kulit batang, cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis.
a. Cinnamomi Cortex
Sinonim : Kulit kayu manis, kulit kayu manis padang, keningar
Tanaman : Cinnamomum burmanni
Familia : Lauraceae
Kandungan : tanin damar, minyak atsiri, lendir, kalsium oksalat
Kegunaan : Karminatif
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Cokelat kekuningan
Bau : Khas aromatik
Rasa : Agak manis, agak pedas, kelat
Mikroskopis :
1) Jaringan parenkim dengan sel lendir atau sel minyak
2) Sklereida : berbentuk isodiametrik, kadang-kadang agak terentang
tangensial, penebalan dinding berbentuk huruf U dengan dinding dalam
dan dinding radial lebih tebal dari dinding luar, berlapis-lapis, warna
kekuningan, bernoktah, berlignin tebal, lumen agak lebar.
3) Korteks : terdiri dari beberapa lapis sel parenkim dengan dinding berwarna
coklat, diantaranya terdapat kelompok sel batu, sel lendir dan sel minyak.
4) Serabut perisikel : berdinding sangat tebal, agak jernih, berlignin, lumen
sempit, garis tengah serabut lebih kecil dari garis tengah sel batu.
5) Hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.

Gambar Mikroskopis Serbuk Kulit Kayumanis

Keterangan gambar:
1. Sel minyak dan sel lender pada parenkim
2. Sel batu
3. Serabut sklerenkim
4. Sel minyak dan sel batu pada parenkim
5. Periderm sebagian selnya membatu
6. Habblur kalsium oxalate
7. Serabut sel minyak pada parenkim
b. Alstoniae Cortex
Sinonim : Kulit pule
Tanaman : Alstonia scholaris
Familia : Apocynaceae
Kandungan : Alkaloid ekitamina, ekitenina, alstonina, akiserina, ekitina
Kegunaan : Antipiretik, stomakik, antelmintik, antidiabetik
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Kelabu kecoklatan
Bau : Tidak berbau
Rasa : Pahit yang tidak mudah hilang
Mikroskopis :
1) Butir-butir amilum
2) Kristal kalsium oksalat berbentuk prisma
3) Sel-sel batu
4) Sklereida

Gambar Mikroskopis Serbuk Kulit Pule

Keterangan gambar:
1. Sel batu
2. Jaringan gabus dengan sel gabus membatu
3. Hablur kalsium oxalate
4. Serabut
5. Sel gabus tangensial
6. Sel gabus yang membatu, tangensial
7. Butir pati

4. Radix
Radix (akar) merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam
tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop),
meninggalkan udara dan cahaya. Radix (akar) adalah bagian pokok disamping
batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan cormus.
a. Rhei Radix
Sinonim : Rimpang reum, Rhubarb, kelembak
Tanaman : Rheum palmatum
Familia : Polygonaceae
Kandungan : Antraglikosida dan aglikonnya (rein, emodin reum, emodin
aloe, krisofanol)
Kegunaan : Pencahar
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Cokelat muda
Bau : Khas
Rasa : Pahit aromatik, berderak bila dikunyah (drus kalsium oksalat)
Mikroskopis :
1) Hablur kalsium oksalat berbenttuk roset besar, sangat banyak, khas.
2) Butir pati tunggal, membulat, berkelompok, terdapat hilus
3) Fragmen pembuluh jala bernoktah kasar, sangat lebar, tebal, banyak, khas
4) Fragmen parenkim dengan sel mamanjang atau membulat bersudut-sudut
(poligonal), berdinding tipis.

Gambar Mikroskopis Akar Kelembak

Keterangan gambar:
1. Butir pati
2. Parenkim dengan jari empulur, trakea dan Kristal kalsium oxalate bentuk bintang besar
3. Parenkim dengan jari-jari empulur dan kristal kalsium oxalate
4. Parenkim dengan trakea
5. Jaringan gabus
6. Kristal kalsium oxalate bentuk bintang besar
7. Parenkim dengan kristal kalsium oxalate

b. Glycyrrhizae Radix
Sinonim : Akar manis, licorice
Tanaman : Glycyrrhiza glabra
Familia : Papilionaceae
Kandungan : Asam glisirat, likuiritin, glisirisa
Kegunaan : Ekspektoran, diuretik, spasmolitik
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Cokelat muda
Bau : Agak aromatik lemah
Rasa : Sangat manis, agak sepat tapi tidak pahit
Mikroskopis :
1) Hablur tunggal kalsium oksalat yang berasal dari lapisan sel hablur, sangat
banyak dan khas.
2) Fragmen empulur dengan lapisan sel hablur dan dibawahnya terdapat
serabut sklerenkim warna kekuningan. Yang terakhir ini panjang, sempit,
dengan dinding sel yang sangat menebal. Sangat banyak dan sangat khas.
3) Fragmen kekuningan, seringkali berupa pembuluh yang sangat lebar
dengan daerah berongga dan dinding sel yang menebal banyak dan khas.
4) Fragmen sel (sering masih mengandung pati) dari parenkim kulit, sangat
banyak, tidak khas.

Gambar Mikroskopis Serbuk Akar Manis

Keterangan gambar:
a. Hablur tunggal kalsium oxalate berasal dari lapisan sel hablur, sangat banyak dan khas
b. Fragmen empulur dengan laposan sel hablur dan dibawahnya terdapat serabut sklerenkim
berwarna kekuningan. Yang terakhir ini panjang, sempit, dengan dinding sel yang sanngat
menebal. Sangat banyak dan khas
c. Fragmen serabut sklerenkim banyak dan kurang khas
d. Fragmen kekuningan, seringkali berupa pembuluh yang sangat lebar dengan daerah
berongga dan dinding sel yang menebal banyak dan khas
e. Bagian pati yang berasal dari parenkim kulit dan kayu, berbentuk bulat atau bentuk
kesempatan, sampai bentuk batang, ukurannya 2-20 µm, sangat banyak, tidak begitu khas
f. Fragmen sel (sering masih mengandung pati) dari parenkim kulit, sangat banyak, tidak
begitu khas
5. Rhizoma
Rhizoma adalah modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar
dibawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-
ruasnya. Suku temu-temuan (zingiberaceae) dan paku-pakuan (pteridophyta)
merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang memiliki
organ ini.
a. Zingiberis Rhizoma
Sinonim : Rimpang jahe
Tanaman : Zingiber officinale
Familia : Zingiberaceae
Kandungan : Minyak atsiri : zingiberen, felandren, limonen, borneol,
sineol, sitral dan zingiberol, minyak damar yang mengandung
zingeron.
Kegunaan : Karminatif
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Kuning muda
Bau : Aromatik
Rasa : Pedas
Mikroskopis :
1) Periderm terdiri dari beberapa lapis sel gabus
2) Korteks terdiri dari parenkim isodiametrik, dinding sel tipis, berkas
pembuluh tersebar, banyak idioblast, sel idioblast, sel idioblast hampir
bulat, berisi damar minyak, warna kuning kehijauan sampai jingga atau
berwarna coklat kekuningan sampai coklat kemerahan.
3) Berkas pembuluh yang terdapat langsung disebelah dalam endodermiss
tersusun teratur dalam satu deretan, berkas-berkas hampir bersentuhan satu
sama lain, umumnya tanpa serabut.
4) Serabut berkelompok, dinding tipis, panjang, bernoktah berbentuk celah
miring, salah satu tepi sedikit bergelombang.
5) Butir pati memenuhi parenkim korteks, butir tunggal, bentuk bulat telur
pipih sampai hampir segi empat, hilus terdapat pada tonjolan di ujung butir,
lamela melintang.
Gambar Mikroskopis Serbuk Rimpang Jahe

Keterangan gambar:
1. Parenkim berisi butir pati
2. Jaringan gabus dilihat tangensial
3. Berkas pembuluh
4. Butir pati (diperbesar)
5. Periderm
6. Pembuluh kayu
7. Serabut
8. Parenkim dengan sel sekresi

b. Curcumae Rhizoma
Sinonim : Rimpang temulawak
Tanaman : Curcuma xanthorrhiza
Familia : Zingiberaceae
Kandungan : Minyak atsiri : kamfer, mirisen, zat warna kurkumin
Kegunaan : Kolagogum
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Aromatik
Rasa : Tajam dan pahit
Mikroskopis :
1) Epidermis bergabus
2) Rambut penutup : berbentuk kerucut, bersel satu
3) Parenkim korteks berdinding tipis, berisi butir pati, dalam parenkim
tersebar banyak sel minyak yang berwarna kuning dan jingga.
4) Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang sampai bulat telur memanjang,
lamela jelas, hilus di tepi.
5) Berkas pembuluh di sebelah dalam endoder,is tersusun dalam lingkaran
dan letaknya lebih berdekatan satu dengan lainnya.
Gambar Mikroskopis Serbuk Rimpang Temulawak

Keterangan gambar:
1. Fragmen berkas pembuluh
2. Fragmen parenkim korteks
3. Serbuk klerenkim
4. Butir pati (diperbesar)
5. Fragmen jaringan gabus bentuk polygonal
6. Rambut penutup

6. Fructus
Buah (fructus) adalah ovarium yang telah matang yang tumbuh
berkembang dan berubah strukturnya menjadi mengeras, mengulit, dan
mendaging. Fructus merupakan simplisia yang diambil dari bagian tanaman yang
berupa buah yang biasa dijadikan sebagai obat tradisional dan bahan masakan.
a. Piperis albi Fructus
Sinonim : Lada putih, merica putih
Tanaman : Piper albi
Familia : Piperaceae
Kandungan : Minyak atsiri : felandren, dipenten, kariopilen,
Alkaloid : piperina dan kavisina.
Kegunaan : Karminatif
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Cokelat muda
Bau : Khas aromatik
Rasa : Pedas
Mikroskopis :
1) Epikarp tersusun dari sel-sel berbentuk persegi empat membulat, berisi zat
berwarna coklat sampai kehitam-hitaman.
2) Hipodermis terdiri dari jaringan parenkim, berdinding tipis dan
berkelompok-kelompok sel batu.
3) Sel batu berbentuk isodiametrik sampai persegi panjang, berdinding tebal
berlapis-lapis, berlignin, warna kuning kecoklatan, lumen cukup lebar dan
berisi zat berwarna coklat tua, saluran noktah mudah.
4) Mesokarp terdiri dari beberapa lapisan parenkim besar berbentuk poligonal
berisi butir pati diantara sel parenkim tersebar sel berisi minyak berwarna
kekuningan atau berisi damar.
5) Perisperm terdapat lapisan aleuron dan sel sekresi, berisi butir pati kecil
dan berkelompok.

2 4

6
5

Gambar Mikroskopis Serbuk Buah Lada Hitam

Keterangan gambar:
1. Kelompok sel batu dan hypodermis
2. Fragmen epikad berikut hipodermis
3. Kelompok sel batu dari endokarp
4. Fragmen mesofil
5. Fragmen parenkim dengan butir pati dan sel sekresi
6. Butir pati
7. Fragmen epikarp berikut hipodermis tampak tangensial

b. Foeniculi Fructus
Sinonim : Buah Adas
Tanaman : Foeniculum vulgare
Familia : Apiaceae (Umbelliferae)
Kandungan : Minyak atsiri, minyak lemak
Kegunaan : Karminatif
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Cokelat kekuningan
Bau : Aromatik
Rasa : Mirip kamfer
Mikroskopis :
1) Epikarp terdiri dari satu lapis sel tetrahedral atau polihedral, kutikula tidak
bergaris, stomata tipe anomositik (Ranunculaceae).
2) Serabut sklerenkim bernoktah sempit dan berlignin.
3) Saluran minyak atau vitae dengan satu lapis sel epitelium berwarna coklat..
4) Endokarp, sel-sel berbentuk memanjang dan tersusun dalam kelompok-
kelompok sel berlainan arah.
5) Endosperm terdiri dari sel-sel parenkim berbentuk polihedral, berdinding
tebal tidak berlignin, berisi minyak lemak dan butir-butir aleuron yang
berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset kecil.

Gambar Mikroskopis Serbuk Buah Adas

Keterangan gambar:
1. Sel-sel saluran minyak
2. Saluran minyak
3. Endokarp (diperbesar)
4. Parenkim berpenebalan jala
5. Serabut
6. Endosperm beris, butir butir minyak dan butir-butir aleuron yang berisi hablur kalsium
oksalat bentuk roset kecil
7. Epikarp, kadang-kadang terdapat stomata
8. Endokarp

7. Flos
Flos adalah bagian tanaman berupa bunga. Kebanyakan simplisia dibuat
dari bunga yang masih kuncup. Simplisia bunga dapat berupa bunga tunggal atau
majemuk, bagian dari bunga majemuk, atau komponen penyusun pada bunga.
a. Carthami Flos
Sinonim : Bunga kesumba, bunga pulu
Tanaman : Carthamus tinctorius L.
Familia : Asteraceae
Kandungan : Zat warna merah kartamin, zat kuning saflawer, lendir,
minyak lemak
Kegunaan : Laksatif
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Cokelat kemerahan
Bau : Agak aromatik
Rasa : Rasa agak tebal
Mikroskopis :
1) Fragmen kepala putik bagian ujung dengan papila pendek berujung
membulat.
2) Fragmen kapala putik di bawah bagian ujung dengan papila lebih panjang
berujung agak meruncing.
3) Pembuluh kayu dengan penebalan spiral didampingi oleh deretan sel berisi
zat berwarna coklat.
4) Sel epidermis berbentuk persegi empat panjang dengan dinding
bergelombang.

Gambar Mikroskopis Serbuk Bunga Kesumba

Keterangan gambar:
1. Fragmen kepala putik (bagian ujung) dengan papil pendek
2. Fragmen tangkai kepada putik (dibawah bagian ujung) dengan papil panjang
3. Fragmen tangkai putik
4. Fragmen tangkai sari
5. Serbuk sari
6. Papila
7. Fragmen mahkota bunga

b. Caryophylli Flos
Sinonim : Buah cengkeh, clove
Tanaman : Eugenia caryophyllata, syzygium aromaticum
Familia : Myrtaceae
Kandungan : Minyak atsiri : eugenol, kariofilena
Kegunaan : Desinfektan dan anastetik lokal
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Cokelat tua
Bau : Aromatik manis
Rasa : Tajam, pedas
Mikroskopis :
1) Fragmen anter
2) Fragmen parenkim kuncup dengan kelenjar sekresi, residu dari kelenjar
sekresi, banyak, khas.
3) Butir serbuk sari dengan tipe tonjolan, garis tengah 15 µm, bila dilihat dari
tepi yang lebar tampak seperti segitiga membulat, sedangkan dari tepi yang
sempit tampak lonjong, banyak, tidak begitu khas.
4) Serat sklerenkim kuncup
5) Fragmen jaringan dengan banyak kelenjar sekresi dan pembuluh, fragmen
sebelah kiri dengan serat sklerenkim.
6) Fragmen dinding kuncup, residu kelenjar sekresi dapat terlihat
7) Fragmen tangkai benang sari dengan ikatan pembuluh pusat dan dua
kelenjar sekresi.

Gambar Mikroskopis Serbuk Buah Cengkeh

Keterangan gambar:
1. Fragmen dasar bunga
2. Epidermis dasar bunga
3. Kelenjar minyak zkizalasiges
4. Epidermis daun mahkota
5. Sel batu dan seklereida
6. Berkas pembuluh dan serabut sklerenkim
7. Fragmen tangkai sari
8. Fragmen kepala sari
9. Serbuk sari berkelompok atau leper
10. Kristal kalsium oksalat

8. Semen
Semen (biji) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah
masak.
a. Myristicae Semen
Sinonim : Biji pala
Tanaman : Myristica fragrans
Familia : Myristicaceae
Kandungan : Minyak atsiri : miristisin, linalool, borneol, terpineol, minyak
lemak
Kegunaan : Karminatif, penenang
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Cokelat muda
Bau : Khas aromatik
Rasa : Agak pahit, agak pedas dan agak menimbulkan rasa tebal di
lidah
Mikroskopis :
1) Perisperm sekunder terdiri dari beberapa sel minyak yang besar, sel
parenkim berbentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat. Sel minyak
berisi minyak atsiri berwaqrna kuning, di dalam tiap lipatan perisperm
sekunder terdapat berkas pembuluh bikolateral, di sekeliling berkas
pembuluh terdapat sel parenkim kecil berbentuk poligonal, lumen jernih,
dinding tipis.
2) Endosperm terdiri dari sel parenkim besar, bentuk poligonal, dinding tipis
berwarna coklat, tiap sel endosperm berisi butir pati dan satu butir aleuron.
3) Butir pati berbentuk bulat kecil.

Gambar Mikroskopis Serbuk Biji Pala

Keterangan gambar:
1. Perisperm sekunder dengan sel minyak
2. Endosperm dengan butir pati dan aleuron
3. Butir pati
4. Perisperm primer terlihat tangensial
5. Berkas pembuluh

b. Nigellae Semen
Sinonim : Biji jinten hitam
Tanaman : Nigella sativa
Familia : Ranunculaceae
Kandungan : Minyak atsiri, glikosida saponin, zat pahit, minyak lemak
Kegunaan : Karminatif, stimulan, diaforetika
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Kelabu kehitaman
Bau : Khas aromatik
Rasa : Pahit
Mikroskopis :
1) Epidermis luar terdiri dari selapis sel yang termampat, bentuk memanjang,
kadang-kadang berupa papila pendek, dinding tipis, warna coklat muda
atau coklat kehijauan.
2) Fragmen lapisan sel berisi hablur berbentuk prisma terlihat tangensial.
3) Sel parenkimatik, bentuk memanjang, termampat, tidak berwarna atau
berwarna kehijauan.
4) Endosperm terdiri dari sel berbentuk poligonal, dinding tipis, tidak
berwarna, penuh berisi butir aleron dan tetes-tetes minyak.

Gambar Mikroskopis Serbul Biji Jinten Hitam

Keterangan gambar:
1. Fragmen epidermis dalam terlihat tangensial
2. Fragmen kulit biji
3. Fragmen palisade terlihat tangensial
4. Fragmen lapisan sel berisi hablur berbentuk prisma terlihat tangensial
5. Fragmen endosperm

9. Lignum
Lignum adalah bagian kayu dan batang. Jaringan dari akar maupun batang yang
berada di sebelah dalam kambium. Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas
kuliltnya dan potong-potong kecil. Secara botani adalah bagian xilem yang
berkayu.
a. Strychnos lucida Lignum
Sinonim : Kayu bidara laut
Tanaman : Strychnos lucida
Familia : Loganiaceae
Kandungan : Alkaloid, brusina, striknina, tanin, steroid
Kegunaan : Tonika, diaforetik, obat eksem
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Kuning
Bau : Tidak berbau
Rasa : Pahit
Mikroskopis :
1) Fragmen berkas serabut dengan seludang kristal kalsium oksalat bentuk
prisma
2) Fragmen berkas pembuluh dengan penebalan jala
3) Fragmen serabut sklerenkim, panjang, lumen jelas

Gambar Mikroskopis Serbuk Kayu Bidara Laut

Keterangan gambar:
1. Serbuk sklerenkim dengan trakea, jari-jari empulur dan idioblas berisi kristal
kalsium oksalat
2. Serbuk sklerenkim dengan trakea, dan jari-jari empulur
3. Kristal kalsium oksalat bentuk prisma
4. Serabut sklerenkim dengan jari-jari empulur
5. Butir pati

b. Santali Lignum
Sinonim : Kayu cendana
Tanaman : Santalum album
Familia : Santalaceae
Kandungan : Minyak atsiri, harsa, zat samak
Kegunaan : Karminatif, diuretik, antispasmodik
Organoleptis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Kuning
Bau : Harum
Rasa : Agak pahit, khas
Mikroskopis :
1) Pada penampang melintang tampak jari-jari xilem berisi sedikit butir pati
kecil, tunggal.
2) Serabut xilem berkelompok, tersusun radier, terdiri dari 5-40 serabut,
dinding serabut tebal berlignin, lumen jelas, diantara kelompok serabut
terdapat sel parenkim yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma
dan berisi minyak berwarna kuning.
3) Pembuluh kayu atau trakea dinding tebal, berlignin,bernoktah dengan
lubang berbentuk celah umumnya berisi zat warna kuning.
4) Butir pati tunggal

Gambar Mikroskopis Serbuk Kayu Cendana

Keterangan gambar:
1. Serabut
2. Hablur kalsium oksalar bentuk prisma
3. Trakea
4. Parenkim silet
5. Seludang hablur kalsium oksalat
6. Serabut xilem dengan jari-jari
BAB II
HAKSEL

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi haksel dan mengetahui ciri-ciri yang harus
diperhatikan dalam mengamati haksel.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan
dalam ramuan obat tradisional.

B. PENDAHULUAN
Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen, atau utuh
yang biasanya ditemukan dalam ramuan atau sediaan. Perlu ditegaskan, bahwa haksel
tidak berbentuk serbuk. Pertelaan atau pemerian yang perlu dideskripsikan meliputi
tanaman atau tumbuhan asal, suku atau familia, bentuk sediaan dan pemerian secara
organoleptis, ciri khas, ukuran (bila perlu) serta gambar haksel tersebut.

C. PERCOBAAN
Bahan : bahan tanaman yang terdapat dalam pemeriksaan mikroskopis
Metode : ambil contoh simplisia kemudian sebutkan tanaman asal, familia,
deskripsi bentuk secara umum dan ciri khas. Lakukan uji secara organoleptik dan
jika perlu dirobek, dipatahkan atau diremuk.

D. DAFTAR SIMPLISIA
1. RHIZOMA
a. Curcumae Rhizoma = Rimpang Temulawak
b. Curcumae domesticae Rhizoma = Rimpang Kunir
c. Kaempferiae Rhizoma = Rimpang Kencur
d. Zingiberis Rhizoma = Rimpang Jahe
e. Languatis Rhizoma = Rimpang Laos

2. RADIX
a. Eurycomae Radix = Akar Pasak Bumi
b. Glycyrrhizae Radix = Akar Manis
c. Rhei Radix = Akar Kelembak
d. Vetiveriae Radix = Akar Wangi
3. CORTEX
a. Alyxiae Cortex = Kulit Pulosari
b. Alstoniae Cortex = Kulit Pule
c. Cinnamomi Cortex = Kulit Manis Jangan
d. Parameriae Cortex = Kulit Kayu Rapat
e. Granati Fructus Cortex = Kulit Buah Delima

4. LIGNUM / CAULIS
a. Tinosporae Caulis = Batang Brotowali
b. Strychnos Lignum = Kayu Bidara Laut
c. Santali Lignum = Kayu Cendana
d. Sappan Lignum = Kayu Secang

5. HERBA
a. Andrographidis Herba = Herba Sambiloto
b. Centellae Herba = Herba Pegagan
c. Phyllanthi Herba = Herba Meniran

6. FOLIUM
a. Abri Folium = Daun Saga
b. Caryophylli Folium = Daun Cengkeh
c. Orthosiphonis Folium = Daun Kumis Kucing
d. Sonchi Folium = Daun Tempuyung
e. Psidii Folium = Daun Jambu Biji

7. FLOS
a. Caryophylli Flos = Bunga Cengkeh
b. Carthami Flos = Bunga Kesumba / Kembang Pulu

8. FRUCTUS
a. Foeniculi Fructus = Buah Adas Pahit
b. Piperis albi Fructus = Buah Merica Putih
c. Piperis nigri Fructus = Buah Lada Hitam
d. Coriandri Fructus = Buah Ketumbar
e. Melaleucae Fructus = Buah Merica Bolong
f. Amomi Fructus = Buah Kapulaga
g. Anisi Fructus = Buah Adas Manis

9. SEMEN
a. Myristicae Semen = Biji Pala
b. Nigellae Semen = Biji Jinten Hitam
c. Swietenia Semen = Biji Mahoni
d. Ocimum basillicum Semen = Biji Selasih

Anda mungkin juga menyukai