Anda di halaman 1dari 177

KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
1) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

1) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
2) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
3) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
4) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

2. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
2) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

3. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
3) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

4. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
4) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

5. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
5) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

6. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
6) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

7. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
7) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

8. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
8) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

9. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
9) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

10. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
10) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

11. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
11) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

12. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
12) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

13. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
13) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

14. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
14) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

15. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
15) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

16. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.
vKERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah
yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari masuknya islam di kalimantan.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu melalui dua
jalur. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur Malaka
yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan
penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh
dan komunitas Islam kebanyakan mendiami pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang
digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak
berdiri. Demak mengirimkan banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula
yang akhirnya melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Pada beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan
majapahit yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut
kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah
Raden Patah dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama
islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan dan Sulawesi.
Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena
penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah
Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah
karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-
kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri. Pada
beragama waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit
yang hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian
mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah
dengan delapan menterinya Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?

2. Apa saja Kerajaan Islam di Kalimantan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses awal mulanya kerajaan Islam ke pulau Kalimantan
2. Untuk mengetahui Kerajaan apa saja yang ada di Kalimantan
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu


berperang dengan Kerajaan Islam, tetapi akhirnya Kerajaan Hindu menyerah diantaranya
Kerajaan Hindu di Candi Laras dan Candi Agung di Tanjung pura. Sebagian rakyat
memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak yang telah masuk Islam termasuk,
ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakan di kuala kapuas.
Tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku
dayak, hanya sudah memeluk agama Islam.
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah
Brunai sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520),
maka Brunai menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke
Pilipina.Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara
Sambas. Islam masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-
orang dari Johor, menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas
pengaruh dari Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama
Islam setelah mendapat bantuan dari Sultan Demak. Daerah Timur Kalimantan terdapat
kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar tahun 1620 M. Islam masuk ke
daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab dengan putri-putri raja di daerah 

A. Kerajaan Pontianak

Kondisi Geografis
Kerajaan Pontianak didirikan di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas
Besar. Pusat pemerintahan Kerajaan Pontianak ditandai dengan berdirinya Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman dan Istana Kadriah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Struktur tanah di Pontianak termasuk jenis tanah liat. Jenis tanah ini merupakan
bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Keadaan tanah ini sangat labil dan daya dukungnya bagi
pertanian sangat indahan rendah.
16) Sumber Sejarah Kerajaan Pontianak

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Pontianak, diantaranya:

 Keraton Kadriah ( Terlertak di Kampung Benting,


Kalimantan Barat)

 Kursi singgasana

 Cermin pecah seribu

 Keris

 e. Meja giok

 f. Meriam

2) Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Pontianak tidak lepas dari peranan rombongan
dakwah dari Tarim. Rombongan tersebut terdiri atas beberapa ulama yang
bertujuan untuk mengajarkan Alquran, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Salah satu
rombongan dakwah tersebut adalah Syarif Idrus. Syarif Idrus bersama anak
buahnya menyusuri Sungai Kapuas sambil berdakwah hingga menetap di suatu
tempat yang kemudian berkembang menjadi pusat Kota Pontianak. Pada
perkembangan selanjutnya Syarif Idrus diangkat sebagai pemimpin masyarakat
Pontianak dengan gelar Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus. Syarif Idrus
kemudian membangun Istana Kadriah dan benteng pertahanan dari kayu. Sejak
saat itu, rakyat Pontianak menganggap Syarif
Idrus sebagai raja Pontianak. Penobatan Syarif Idrus Abdurrahman al-Alydrus sebagai
raja Pontianak dilakukan oleh Sultan Raja Haji, penguasa Kesultanan Riau. Penobatan
tersebut dihadiri oleh para pemimpin dari sejumlah kerajaan, antara lain Kerajaan
Matan, Sukadana, Kubu, Simpang, Landak, Mempawah, Sambas, dan Banjar. Syarif
Idrus Abdurrahman al-Alydrus memang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarga
Kesultanan Riau. Syarief Idrus adalah menantu Opu Daeng Manambon, sedangkan
Sultan Raja haji adalah putra Daeng Celak, saudara sekandung Opu Daeng Manambon.
Syarif Idrus memerintah Kerajaan Pontianak pada tahun 1771-1808.
3) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan Pontianak sangat bergantung pada kegiatan
perdagangan. Kegiatan perdagangan Kerajaan Pontianak berkembang pesat
karena letak Pontianak berada di persimpangan tiga sungai. Selain itu, kerajaan
Pontianak membuka pelabuhan sebagai tempat interaksi dengan pedagang dari
luar.
Komoditas utama perdagangan Pontianak antara lain garam, berlian, emas,
lilin, rotan, tengkawang, karet, tepung sagu, gambir, pinang, sarang burung, kopra
lada, dan kelapa. Perdagangan garam menyebabkan banyak pedagang dari luar
Pontianak tertarik berdagang di Pontianak. Melalui perdagangan pula VOC dapat
menanamkan pengaruhnya di Pontianak. Selain dengan VOC, pedagang
Pontianak melakukan hubungan dagang dengan pedagang dari berbagai daerah.
Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Muhammad Alqadrie banyak pemilik
modal yang berasal dari Riau, Palembang, Batavia, Malaka, dan India
menanamkan modalnya di bidang perkebunan. Bersama petani dari Bugis dan
Melayu, para pemilik modal membuka perkebunan karet, kelapa, dan kopra di
Pontianak.
4) Kehidupan Agama
Islam merupakan agama yang mendominasi Kerajaan Pontianak.
Perkembangan agama Islam di Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peranan
rombongan pendakwah dari Tarim. Salah satu ulama terkenal dan melakukan
syair Islam adalah Habib Husein al-Gadri. Dengan kesaktiannya, Habib Husein
berhasil menarik simpati rakyat Pontianak memeluk Islam. Habib Husein
melaksanakan kegiatan dakwahnya secara berpindah-pindah. Setelah berdakwah
di matan. Habib
Husein memindahkan dakwahnya ke Mempawah hingga wafat. Setelah wafat,
peranan dakwah Habib Husein akan digantikan putranya yang bernama Pangeran
Sahid Abdurrahman Nurul Alam.
5) Kehidupan Sosial
Secara sosial masyarakat Pontianak dikelompokkan berdasarkan
perbedaan etnis. Pada saat itu masyarakat Pontianak terbagi atas tiga etnis, yaitu
masyarakat asli(Dayak), kelompok pedagang(Melayu, Bugis, dan Arab) dan
imigran Cina. Suku Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan biasanya tinggal
didaerah pedalaman. Komunitas ini dikenal tertutup, lebih mengutamakan
kesamaan dan kesatuan sosio-kultural. Kelompok pedagang Melayu, Bugis, dan
Arab dikenal sebagai pengaruh Islam terbesar di Pontianak. Kelompok pedagang
ini lebih menekankan aspek sosio-historis sebagai kelas penguasa. Adapun
imigran dari Cina lebih memilih tinggal di daerah pesisir yang dikenal sebagai
satu kesatuan sosio-ekonomi.

17. Kerajaan Banjar

1) Kondisi Geografis
Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Pusat Kerajaan Banjar
diperkirakan terletak di Hulu Sungai Nagara, Banjarmasin. Sungai Nagara
memiliki peran penting bagi perkembangan Kerajaan Banjar dan kerajaan
pendahulunya. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh
masyarakat di Kalimantan baik di Banjarmasin maupun wilayah lainnya seperti
Balikpapan, Kandangan, dan Amuntai. Daerah sekitar Sungai Nagara merupakan
wilayah paling subur di Kalimantan. Faktor kesuburan inilah yang menyebabkan
wilayah Sungai Nagara berkembang menjadi pusat Kerajaan Banjar.

2) Sumber sejarah

a) Hikayat Banjar dan kronik Banjar, menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan


Banjar

b) Negarakertagama, menceritakan mengenai hubungan Kerajaan Daha sebagai


kerajaan sebelum Kerajaan Banjar dengan majapahit
3) Kehidupan Politik
Raja pertama Kerajaan Banjar adalah Sultan Suryanullah. Selain sebagai raja
pertama, dalam Hikayat Banjar Diceritakan bahwa Sultan Suryanullah merupakan pendiri
Kerajaan Banjar. Nama asli Sultan suryanullah adalah Pangeran Samudra. Sebelum
masuk Islam, Pangeran Samudra adalah seorang bangsawan Kerajaan Daha dalam
memerintah Kerajaan Banjar Pangeran Samudra dibantu oleh beberapa patih yaitu sejak
masa pemerintahan Patih Masin, Muhur, Balit, dan Kuwin.
Sejak masa pemerintahan Sultan Suryanullah Kerajaan Banjar meluaskan wilayah
kekuasaannya hingga Sambas, Bantanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madani,
dan Sambangan. Pada masa Sultan Mustain Billah, ibu kota Kerajaan Banjar dipindahkan
dari Hulu Sungai Nagara ke Martapura. Sultan Mustain Billah dianggap raja terbesar
Banjar karena memiliki kekuatan cukup besar dengan 50.000 prajurit. Pada masa ini pula
Kerajaan Banjar terlihat konfrontasi dengan kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin
Sultan Agung. Akan tetapi, karena Banjar memiliki pasukan yang kuat, usaha Mataram
untuk menguasai Banjar akhirnya gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah,
Kerajaan Banjar berusaha meluaskan wilayah kekuasaan. Wilayah yang berhasil dikuasai
Kerajaan Banjar meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Utara. Bahkan, Kesultanan Brunei pun tunduk kepada Kerajaan Banjar
dengan selalu mengirim upeti sebagai bentuk ketaatan.
Berikut adalah Raja- raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

a). Sultan Suryanullah atau Raden Samudra ( 1520-1546 M)


b) Sultan Rahmatullah (1546-1570 M)
c). Sultan Hidayatullah (1570-159 M)
d). Sultan Marhum Penembahan atau Sultan Mustain Billah (1595-1641 M)
e. Sultan Adam ( 1825-1857 M)

4) Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Banjar bergantung pada kegiatan perdagangan dan
pertanian. Kegiatan perdagangan Banjar cukup berkembang karena letaknya berada di
tepi Sungai Nagara yang cukup lebar. Lada merupakan komoditas dagang utama
Kerajaan Banjar yang di perjualbelikan oleh banyak pedagang dari Demak dan Gowa.
Kegiatan Banjar berkembang karena sungai Nagara
Memilki debit aiar cukup deras dan membawa endapan aluvial yang berguna bagi
kegiatan pertanian
5) Kehidupan Agama
Kehidupan keagamaan Kerajaan Banjar tidak dapat dilepaskan dari peranan raja
dan ulama. Sultan Suryanullah adalah raja pertama yang memeluk agama islam dan
menjadikan islam sebagai agama resmi kerajaan. Perhatian sultan terhadap agama Islam
cukup besar yang dibuktikan dengan pembangunan masjid Kesultanan Banjar sebagai
pusat ibadah umat islam. Selain itu, sultan dan ulama merupakan satu-kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan syariat islam di
Kerajaan Banjar. Hubungan baik antara ulama dan Sultan Suryanullah terlihat jelas dalam
kitab Sabilul Muhatadin dan Parukunan yang ditulis atas permintaan Sultan Suryanullah.
Kedua kitab tersebut kemudian dijadikan pedoman hukum Kerajaan Banjar.

6) Kehidupan Sosial
Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segitiga
piramida. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan minoritas.
Lapisan kedua adalah orang-orang Belanda. Lapisan terbawah adalah petani, pedagang, dan
nelayan yang merupakan golongan mayoritas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam
di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-kerajaan hindu-hudha dapat ditaklukkan oleh kerajaan
Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan.
Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-hudha yang
kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran
Kerajaan Islam di Kalimantan ialah Pangeran samudera hal itu terjadi karena pangeran samudera
menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-hudha yang kemudian diislamkan oleh Pengeran
samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan
mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul
kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hindu-hudha tersebut. Adapun
Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu, Kerajaan Pontianak, dan Kerajaan Banjar
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan banyak perubahan
perubahan yang menjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai
dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat
memeliki derajat yang sama. Islamjuga membawa perubahan-perubahan baik di bidang
politik,ekonomi, sosial, agama, dan budaya. Isalam juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah.

B. SARAN
Maklah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia. Kami yakin dalam penulisan makalah
ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritikan ,atau mungkin komentarnya demi kekurangan tugas
kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://riskaprastiwi15.blogspot.com/2017/03/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajaan-islam-di-
kalimantan.html
https://tugasanaksekolah2.blogspot.com/2018/02/makalah-sejarah-kerajaan-islam-
di.html

Wildian, Anggita  2014  Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.


http:// anggiwildian. blogspot. co. Id/ 2014/ 03/s ejarah-kerajan-kerajaan-islam-
dihtml. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.

Anda mungkin juga menyukai