Anda di halaman 1dari 7

Islamisasi Tanah Jawa Abad ke-13 M dalam

Kitab Musarar Karya Syaikh Subakir

Siti Rumilah, Indah Wulandari, Ainiyah Syafitri, Dina Maulidia,


Hilmi Musyafa’, Nur Laila Zulfa, Wan Khairina Hanim
UIN Sunan Ampel, Surabaya-Indonesia (st.rumilah@gmail.com)

Abstrak:
Kitab Musarar merupakan salah satu karya termasyhur Syaikh Subakir yang di dalamnya dijelaskan
kondisi tanah Jawa sebelum dan sesudah kedatangan Syaikh Subakir pada abad ke-13 M di tanah
Jawa dalam misi Islamisasi. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berdasarkan
Kitab Musarar yang telah ditulis ulang pada buku cetakan terjemahan berbahasa Indonesia ejaan
lama berjudul Kitab Musarar Syaikh Subakir-Asal Muasal Tanah Jawa karya Sukri (2011) dan buku
Melacak Jejak Syaikh Subakir: Riwayat Penumbalan Tanah Jawa dan Walisanga Generasi Pertama karya
Romadhon (2017). Hasil pada kajian ini yaitu: (1) Adanya sejarah awal mula dunia hingga masuknya
Islam di tanah Jawa pada abad ke-13 M dalam Kitab Musarar karya Syaikh Subakir, (2) Adanya
tokoh-tokoh yang berperan meruqyah tanah Jawa pada abad ke-13 M dalam Kitab Musarar karya
Syaikh Subakir, dan (3) Adanya cerita zaman sangsara dan profil Ratu Adil di tanah Jawa dalam Kitab
Musarar karya Syaikh Subakir. Secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa dalam Kitab Musarar
terdapat jejak Islamisasi Jawa yang dibawa oleh Syaikh Subakir pada abad ke-13 M.
Kata Kunci:
Babad Tanah Jawa, Kitab Musarar, Syekh Subakir

Abstract:
Kitab Musarar is one of the famous works of Syaikh Subakir described the condition of Java both before
and after the arrival of Syaikh Subakir in the 13th century in Java on the mission of Islamization. This
study uses a qualitative research method based on the Kitab Musarar which has been rewritten in an
old spelling Indonesian translation printed book titled Kitab Musarar Syaikh Subakir-Asal Muasal Tanah
Jawa karya Sukri (2011) and the book of Melacak Jejak Syaikh Subakir: Riwayat Penumbalan Tanah Jawa
dan Walisanga Generasi Pertama written by Romadhon (2017). The results of this study are: (1) The
existence of the early history of the world until the entry of Islam in Java in the 13th century in the Kitab
Musarar by Syaikh Subakir, (2) The existence of figures who played a role of rukyat in Java in the 13th
century based on the Kitab Musarar by Syaikh Subakir, and (3) The story of sangsara era and Ratu Adil
profil in the Kitab Musarar by Syaikh Subakir. Overall, it can be seen that there are traces of Javanese
Islamization brought by Syaikh Subakir in the 13th century based on the Kitab Musarar.
Keywords:
Babad Tanah Jawa, Kitab Musarar, Syaikh Subakir

SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya | 37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Siti Rumilah

Pendahuluan Hasil dan Pembahasan


Sejarah pulau Jawa menjelaskan bahwa Seputar Tokoh Syaikh Subakir
pada mulanya kondisi tanah Jawa di bawah Syaikh Subakir adalah sosok wali yang
pengaruh magis yang begitu kuat. Disebutkan mempunyai pengetahuan luas serta olah batin
bahwa jin dan setan menghuni setiap sudut yang kuat. Melalui kemampuan ini, diceritakan
tanah Jawa yang pada saat itu merupakan hutan dalam Kitab Musarar beliau dapat berinteraksi
belantara (Romadhon, 2017). Karena kondisi dengan dunia gaib. Selama di pulau Jawa,
tanah Jawa tersebut, Raja Rum meminta Syaikh Syaikh Subakir dikenal sebagai penakluk tanah
Subakir untuk meruqyah dominasi jin dan Jawa dari dominasi jin dan setan. Dijelaskan
setan di tanah Jawa serta melakukan dakwah pula bahwa beliau memiliki keahlian dalam
Islamisasi di tanah Jawa (Romadhon, 2017). membersihkan daerah yang dikenal angker
Sejarah datang dan peranan Syaikh Subakir (Romadhon, 2017).
dalam merukyah tanah Jawa tersebut tercatat Syaikh Subakir memiliki nama asli
dalam Kitab Musarar karya Syaikh Subakir Syaikh Tambuh Aly bin Syaikh Baqir. Nama
yang menjadi fokus pada kajian ini. ini merupakan nama asli yang dimiliki beliau
Berdasarkan pendahuluan di atas, maka sebelum menginjakkan kaki di tanah Jawa.
dapat diketahui bahwa kajian ini bertujuan Beliau merupakan seorang ulama dari Negara
untuk: (1) Mengetahui sejarah awal mula Persia yang sekarang dikenal dengan Negara
dunia hingga masuknya Islam di tanah Jawa Iran. Persia merupakan kawasan dengan
pada abad ke-13 M dalam Kitab Musarar karya catatan historis peradaban dan keilmuan yang
Syaikh Subakir, (2) Mengetahui tokoh-tokoh unggul (Romadhon, 2017).
yang berperan meruqyah tanah Jawa pada abad Seterusnya, Sultan Al-Ghabbah dalam
ke-13 M dalam Kitab Musarar karya Syaikh misi mengislamkan tanah Jawa, (nama daerah
Subakir, dan (3) Mengetahui cerita zaman dekat Samarkand) dari negeri Rum mengirim
sangsara dan profil Ratu Adil di tanah Jawa 4000 keluarga muslim untuk menghuni pulau
dalam Kitab Musarar karya Syaikh Subakir. Jawa. Namun dikisahkan semua keluarga
muslim tersebut tewas dibunuh siluman yang
Metode Kajian menghuni pulau Jawa. Sultan Al-Ghabbah
Kajian ini menggunakan metode kualitatif kembali mengirim 2000 keluarga muslim untuk
berdasarkan data yang dikumpulkan melalui menghuni pulau Jawa, namun semuanya kembali
berbagai cara yaitu: (1) Menggunakan tewas. Akhirnya Sultan Al-Ghabbah mengutus
objek Kitab Musarar karya Syaikh Subakir Syaikh Baqir atau masyhur dengan nama Syaikh
yang telah ditulis ulang pada buku cetakan Subakir ke tanah Jawa untuk meruqyah tanah
terjemahan berbahasa Indonesia ejaan lama Jawa sebagai awal pembuka jalan dakwah,
oleh penerjemah Sukri (2011) dengan judul serta menghilangkan anasir-anasir jahat akibat
Kitab Musarar Syaikh Subakir (Asal Muasal dominasi jin dan siluman yang terkait dengan
Tanah Jawa). Sementara terkait pendekatan ritual agama dan kepercayaan yang dianut
Islamisasi Jawa, maka kajian ini dianalisis (2) masyarakat setempat sebelumnya (Quswandhi,
Menggunakan konsep Islamisasi tanah Jawa 2008).
dengan merujuk pada buku Melacak Jejak Syaikh
Subakir: Riwayat Penumbalan Tanah Jawa dan Sejarah Awal Mula Dunia hingga Masuknya
Walisanga Generasi Pertama karya Romadhon Islam di Tanah Jawa pada Abad ke-13 M
(2017). dalam Kitab Musarar
Di dalam Kitab Musarar bab Serat Jangka

38 | Volume 1, Nomor 1, Maret 2019

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Islamisasi Tanah Jawa Abad ke-13 M

Syaikh Subakir, yang terangkum dalam Pupuh nyata dan sadar.1


Asmaradana, Syaikh Subakir telah menceritakan Menurut Koentjaraningrat (2005) dalam
awal mula dunia ini telah wujud selama sepuluh Afdillah (2010), Agama Hindu merupakan
ribu delapan belas tahun. Diceritakan pada agama pertama yang mulai bersentuhan
masa itu, Tanah Jawa masih belum berpenghuni dengan budaya Jawa. Agama Hindu mulai
(Romadhon, 2017). Hal tersebut terdapat pada memasuki Tanah Jawa pada abad ke-4 M namun
Pupuh Asmaradana nomor 3 sebagai berikut: sinkretisme kebudayaan Hindu-Jawa baru
tampak pada abad ke-8 M. Agama Buddha yang
“Demikian awal cerita, dari Kitab Musarar, di bawa oleh Dinasti Syailendra dari Sumatera
yang diuraikan dengan kata berbahasa pada abad yang sama turut memperkaya
Jawa. Mulai dunia lahir, sampai hari kiamat, khazanah keberagamaan masyarakat Jawa
sudah ada sepuluh ribu delapan ratus tahun, pada masa tersebut. Sementara agama Islam
lamanya dunia digelar (Sukri, 2011).” mulai masuk ke Tanah Jawa sekitar abad ke-7
M tetapi pada masa ini penyebarannya tidak
Jawa, atau biasa disebut oleh penduduknya begitu meluas. Hal ini karena, pada masa itu
dengan nama tana (tanah) Jawa, atau nusa masyarakat Jawa masih berpegang teguh
(pulau) Jawa adalah nama lain dari Nusa Hara- dengan kepercayaan yang mendominasi Tanah
hara, atau Nusa Kendang, yang berarti pulau Jawa yakni agama Hindu dan Buddha (Afdillah,
yang masih liar atau yang bertepian perbukitan 2010). Selain itu, kepercayaan masyarakat
(Raffles, 2104). Keadaan tersebut sesuai terhadap perkara yang bersifat gaib, mistis dan
dengan gambaran dalam Kitab Musarar, Tanah magis juga masih dipercayai dan diamalkan
Jawa sebelumnya adalah sebuah kepulauan oleh masyarakat Jawa. Oleh karena hal itu,
yang liar dan dipenuhi hutan belantara. Seperti sukar bagi agama Islam diterima masyarakat
yang terdapat pada Pupuh Asmaradana nomor luas pada saat itu, walaupun banyak utusan
26 sebagai berikut: yang dihantar untuk menyebarkan Agama
Islam.
“Ada cerita yang tertulis untuk tanah Tanah Jawa pada masa itu digambarkan
Jawa, dari Arab asalnya. Sejarah di pulau banyak dihuni oleh jin dan setan karena
Jawa, waktu masih berupa hutan. Keadaan kebanyakan kawasan di Tanah Jawa pada masa
hutan selalu gelap gulita dan sepi, serta ini masih ditutupi hutan belantara. Hal ini juga
berserakan daun asam (Sukri, 2011).” terangkum di dalam Pupuh II Sinom nomor 1
yaitu:
Sebelum menerima pengaruh dari
kebudayaan dan agama Hindu, suku Jawa Awal mula yang diceritakan, disaat keko-
mempunyai kepercayaan animisme dan songan tanah Jawa. Masih berupa hutan
dinamisme. Yaitu memuja roh nenek moyang berbahaya. Isinya hanya hantu, peri, dan
serta percaya pada adanya kekuatan gaib jin, serta segala makhluk halus, seperti
atau daya magis yang terdapat pada benda, dewarak-sasa dan banaspati, ilu-ilu, serta
tumbuh-tumbuhan, binatang, dan pada objek jeram-bangan (Sukri, 2011).
di sekeliling mereka yang dianggap sakral.
Kepercayaan dan pemujaan tersebut, belum Oleh karena itu, kepulauan Jawa dianggap
termanifestasikan dalam bentuk agama secara angker dan telah banyak utusan yang dihantar

1 Muhammad Afdillah, 2010, Agama Jawi: Sejarah, Ajaran dan Perkembangannya, https://www.academia.edu/1823530/Agami_
Jawi_Sejarah_Ajaran_dan_Perkembangannya (16 Mei 2019).

SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya | 39

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Siti Rumilah

oleh Raja Rum untuk menyebarkan Islam di generasi pertama, oleh Sultan Muhammad
tanah Jawa gagal karena keangkeran tanah I. Keberangkatannya ke tanah Jawa untuk
Jawa pada masa itu. Dikabarkan, banyak utusan misi mulia yakni berdakwah di pulau Jawa
yang mati dibunuh oleh jin dan setan karena (Romadhon, 2017). Hal ini dijelaskan dalam
mereka tidak menerima apa yang dibawa oleh Serat Jangka Syekh Subakir Pupuh II Sinom
utusan-utusan itu. Hal ini membuat Raja Rum nomor 17, sebagai berikut:
mengambil keputusan untuk mengutus Syaikh
Subakir yang dikenali dengan keahliannya Kalau bagitu mari cepat, menemui sang resi.
dalam meruqyah sebuah daerah yang dikenal Utusan Sri Raja Rum, yang menyuruh pergi
angker (Romadhon, 2017). semua hantu. Kemudian, Ki Semar bertanya
Sejarah menyebutkan bahwa, masuknya kabar. Menanyakan niat apa kemari, sampai
Islam di tanah Jawa terjadi pada masa mengerikan, para hantu menjadi geger
pemerintahan raja-raja Hindu. Kehadiran dan (Sukri, 2011).
proses penyebaran Islam di Tanah Jawa dapat
dibuktikan berdasarkan data arkeologis, dan Syaikh Subakir:
sumber-sumber maanuskrip babad, hikayat, Sosok ini merupakan seorang yang alim
legenda, serta berita asing. Antara sumber serta berpengetahuan yang luas. Karena hal
yang ditemui adalah prasasti makam Fatimah tersebut menunjukkan bahwa Syaikh Subakir
binti Maimun yang ada di Leran, Gresik. orang yang genius serta mampu melakukan
Menurut prasati ini, Islam telah menyebar di interaksi. Perjuangan Syaikh Subakir dalam
tanah Jawa, khususnya di Jawa Timur pada melakukan penyebaran agama Islam yang
masa pemerintahan Hindu yakni pada masa banyak memberikan pencerahan dalam
pemerintahan Raja Airlangga. Peran para mengatasi kegelapan dan kemusyrikan pada
ulama dalam Islamisasi di Tanah Jawa adalah masyarakat Jawa. Adapun Syaikh Subakir
sangat penting. Ulama merupakan medium dalam hal ini, beliau juga memiliki keahlian
untuk memperkenalkan Islam ke masyarakat dalam meruqyah. Digunakan sebagai metode
dan mempersatukan masyarakat dengan ajaran penyembuhan dengan cara membacakan
yang dibawa. Metode dakwah yang digunakan sesuatu kepada orang yang sakit, sengatan
oleh para ulama yaitu melalui perdagangan, hewan, sihir, racun, kerasukan, gangguan jin,
perkawinan, pendidikan, dan Islamisasi dan sebagainya.
kultural (Tjandrasasmita, 2012). Tujuan Syaikh Subakir dalam meruqyah
tanah Jawa karena tanah Jawa merupakan
Tokoh-Tokoh yang Berperan Meruqyah tempat yang masih kosong untuk efektifitas
Tanah Jawa pada Abad ke-13 M dalam Kitab syiar Islam. Meskipun dalam proses
Musarar perkembangannya Islamisasi di Jawa ditempuh
Raja Rum: dengan jalan perkawinan antara pribumi
Nama asli Raja Rum adalah Sultan dengan muslim pendatang yang melakukan
Muhammad I. Beliau menyukai syair, adab, dan transaksi dagang di pulau Jawa. Berdasarkan
seni. Sultan Muhammad I merupakan salah satu hal tersebut maka Syaikh Subakir berperan
Sultan Utsmani yang memiliki kemasyhuran besar dalam meruqyah kawasan-kawasan yang
yang tinggi dari pada sultan lainnya. Karena dijadikan basis syiar Islam di Jawa. Berkat
jiwanya yang memiliki kemanusiaan tinggi, keahliannya meruqyah tanah Jawa tersebut,
maka Syaikh Subakir diutus ke tanah ia mampu mengusir jin, peri, banaspati, ilu-
Jawa bersama-sama dengan Walisongo ilu serta jerambang yang menghuni kawasan-

40 | Volume 1, Nomor 1, Maret 2019

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Islamisasi Tanah Jawa Abad ke-13 M

kawasan angker. Hal ini dijelaskan dalam Serat penjajah Belanda dalam naskah ini justru
Jangka Syekh Subakir Pupuh II Sinom nomor 1 diposisikan sebagai salah satu pertanda Pulau
yakni sebagai berikut: Jawa memasuki zaman sangara. Maksud zaman
sangara dalam naskah ini adalah suatu masa
“Awal-mula yang diceritakan, di saat di mana Pulau Jawa mengalami banyak fitnah
kekosongan tanah Jawa, masih berupa dan hilangnya kebenaran akibat setan yang
hutan berbahaya, isinya hanya hantu, peri, bercampur dengan manusia. Zaman sangsara
dan jin, serta segala makhluk halus, seperti ini boleh dikatakan sebagai zaman hilangnya
dewaraksasa dan banaspati, ilu-ilu serta moralitas manusia dan timbulnya kesengsaraan
jerambangan (Sukri, 2011).” di Jawa.
Ketika bangsa Belanda menjajah di
Sebagai generasi awal Walisongo di Nusantara. Salah satu usaha pemerintah
tanah Jawa, yang diutus untuk menyebarkan kolonial Belanda untuk mempertahankan
agama Islam di tanah Jawa, terdapat banyak kekuasaannya di bumi Nusantara ini adalah
hambatan dalam melakukan syiar Islam. dengan cara mendekati dan mengambil hati
Selain faktor perbedaan kepercayaan dengan para tokoh bangsawan kaum pribumi. Para
tetua adat dan masyarakat pribumi, hal lain tokoh pribumi ini diberikan beberapa fasilitas
yang menjadi tantangan berat pada saat itu kekuasaan dan dijadikan sebagai partner
adalah membersihkan pengaruh magis yang dalam kehidupan sosial dan budaya. Alasan
memang masih kuat di tanah Jawa. Jin dan mereka menjadikan para bangsawan sebagai
setan menempati setiap sudut tanah Jawa partner adalah dalam rangka menghadapi
yang masih kosong. Walaupun Syaikh Subakir kekuatan umat Islam yang selalu berusaha
mampu meredam amukan sekaligus dapat melepaskan diri dari cengkeraman kekuasaan
mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, Belanda. Melalui cara demikian, mereka bisa
kodratullah masih berlaku. Yaitu kepercayaan bekerjasama dengan para kepala adat dan
lama tidak bisa dihilangkan. Bagi seseorang lembaga adat untuk membendung pengaruh
yang imannya lemah, maka akan menyembah Islam di kepulauan Nusantara. Kerjasama ini
roh halus. Hal ini dijelaskan dalam Serat Jangka nampak sangat jelas misalnya dalam perang
Syekh Subakir Pupuh II Sinom nomor 9 sebagai Diponegoro, perang Paderi, dan perang Aceh
berikut: (Suminto, 1985). Banyak para pribumi yang
berkhianat dan berpihak kepada bangsa
Akhirnya memanggil Syekh Subakir: Tidak Belanda demi mendapatkan harta dan tahta
lama kemudian datang menghadap. Ucap yang dijanjikan oleh pihak Belanda.
Sang Raja, Bapak ku minta berlayar ke Zaman sangara ini, antara lain ditandai
pulau Jawa, Bapak harus memasang tumbal dengan banyaknya bermunculan fitnah,
di gunung-gunung, agar pergi makhluk penganiayaan sesama saudara, pembunuhan
halus dari pulau Jawa (Sukri, 2011). kebohongan, menipisnya hasil sumber daya
alam, hilang rasa malu pada wanita, dan
Zaman Sangsara dalam Kitab Musarar banyaknya kaum gay. Digambarkan bahwa
Serat Jangka Syaikh Subakir ini sudah pada zaman ini setan telah bercampur dengan
seharusnya ditempatkan sebagai fakta sejarah manusia sehingga tidak diketahui lagi kebaikan.
yang tercatat dalam manuskrip kuno. Sejarah Sehingga timbul hukuman dari penguasa
tersebut juga bercampur dengan kisah-kisah alam raya berupa beraneka macam bencan
mitologi wayang. Sementara itu, datangnya alam9 (Tanoyo, 1940). Keadaan tersebut juga

SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya | 41

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Siti Rumilah

disampaikan dalam Serat Jangka Syekh Subakir mewakili ide perlawanan terhadap kekua-saan
Pupuh III Pangkur nomer 17 sebagai berikut: kerajaan. Ratu Adil tampil sebagai ideologi
yang kontra dengan kekuasaan yang membawa
“Zaman sangsara orang Jawa banyak kesengsaraan. Rakyat jelata selalu mempunyai
mendapat fitnah, dari teman. Banyak harapan dengan datangnya era emas yang akan
dikhianati saudara. Banyak berbohong, dan dibawa oleh sang Ratu Adil (Wibowo, 21014).
kurang hasil pertanian. Wanita sudah tidak Sosok Ratu Adil merujuk pada sejarah Perang
punya malu (Sukri, 2011).” Jawa (1825-1830) di bawah pimpinan Pangeran
Diponegoro saat melawan penjajah Belanda.
Harapan Datangnya Ratu Adil dalam Kitab Dengan demikian, selain menceritakan
Musarar kondisi tanah Jawa sebelum masuknya Islam.
Zaman sebagai wujud era amoralitas dan Juga menceritakan terkait tokoh bernama
kesengsaraan ini, menurut naskah Jangka Syaikh Subakir, maka Kitab Musarar ini secara
Syaikh Subakir, bukannya tanpa akhir. Semua tidak langsung juga mencoba mengangkat
permasalahan itu akan teratasi dengan adanya profil Ratu Adil di tanah Jawa yang
munculnya raja yang berasal dari keturunan membawa keadilan dan kesejahteraan sebagai
Kanjeng Nabi Rasul yang bertindak sebagai Ratu ganti zaman sangsara yang dibawa oleh penjajah
Adil. Hal ini diungkapkan dalam Serat Jangka Belanda.
Syekh Subakir Pupuh III Pangkur nomor 25
sebagai berikut: Kesimpulan
Berdasarkan kajian di atas, maka dapat
“Mencipta Raja, saat masih kecil keluar dari diketahui bahwa Syaikh Subakir merupakan
gunung Srandil. Masih keturunan Kanjeng seorang ulama yang berperan besar dalam
Rasul. Ibu dari Mataram, keturunan meruqyah dan membersihkan pulau Jawa dari
percam-puran yang akan memimpin tanah dominasi jin dan setan dalam misi Islamisasi
Jawa, akan menjadi Ratu Adil (Sukri, 2011).” Jawa.
Selain itu, Kitab Musarar juga
Keadilan raja ini tidak diragukan. menceritakan kondisi awal pulau Jawa sebelum
Keadilannya merupakan hasil dari menjalan- datangnya Syaikh Subakir. Kitab Musarar juga
kan syariat Islam secara kaffah, dengan menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan
berperilaku layaknya santri sejati. Serat Jangka dalam Islamisasi Jawa selain Syaikh Subakir,
Syaikh Subakir menggambarkannya dalam yaitu Sultan Muhammad I.
Pupuh III Pangkur nomor 29 sebagai berikut: Seterusnya Kitab Musarar juga
menceritakan adanya zaman sangsara karena
“Hilang orang berbohong dan orang jahat. datangnya penjajah ke pulau Jawa, serta
Kebutuhan sudah terpenuhi, karena datangnya Ratu Adil di bawah pimpinan
keadilan. Sang Raja banyak berdiam di Pangeran Diponegoro yang membawa
masjid untuk bersujud, mengingatakan kemakmuran bagi masyarakat Jawa.
kebaikan dan menjadi santri mursyid Secara keseluruhan, dapat diketahui
(Sukri, 2011).” bahwa terdapat sejarah Islamisasi Jawa abad
ke-13 M dalam Kitab Musarar karya Syaikh
Menurut Kartodirdjo, Ratu Adil adalah Subakir, yang ditandai dengan datangnya
sebuah gerakan harapan yang tradisional Syaikh Subakir ke tanah Jawa.

42 | Volume 1, Nomor 1, Maret 2019

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Islamisasi Tanah Jawa Abad ke-13 M

Daftar Pustaka Raffles, Thomas Stamford. 2014. The History Of


Afdillah, Muhammad. 2010. “Agama Jawi: Java (terj). Yogyakarta: Narasi.
Sejarah, Ajaran dan Perkembangannya”. Romandhon. 2017. Melacak jejak Syekh Subakir:
ht t ps://w w w.academia.edu/1823530/ Riwayat Penumbalan Tanah Jawa dan
Agami_ Jaw i_ Sejarah _ Ajaran _dan _ Walisanga Generasi Pertama. Yogyakarta:
Perkembangannya [16 Mei 2019]. Araska.
Aqib Suminto, Husnul. 1985. Politik Islam Hindia Sukri, Mat. 2011. Kitab Musarar Syaikh Subakir
Belanda. Jakarta: LP3ES. (Asal Muasal Tanah Jawa). Haura Pustaka:
Tanoyo, R. 1940. Djangka Djajabaja Sech Bakir: Yogyakarta.
Ngewrat Pralambang Djangkaning Djaman Susilo, Mohafe. 2019. Sejarah Penemuan serta
ing Djagad Punika, Toewin Amratelakaken Cerita dan Mitos di Patilasan ataupun Makam
Tetoeroetaning Babad sarta Djangkanipoen Syekh Subakir. Skripsi Sarjana pada IAIN
Tanah Djawi, Wiwit Kaisen Manoesa Sakig Tulungagung: tidak diterbitkan.
Ngeroem Ngantos Doemoegi Kijamatipoen Tjandrasasmita, Uka. 2012. Indonesia dalam
Poelo Djawi. Sadoe-Boedi: Surakarta. Arus Sejarah Jilid 3. Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Quswandhi, Muhammad Dhiyauddin. 2008. Van Hoeve.
Waliyah Zainab Putri Pewaris Syeikh Sitti Wibowo, A. Setyo. 2014. Ratu Adil: Kuasa dan
Jenar-Sejarah Agama dan Peradaban di Pulau Pemberontakan di Nusantara. Yogyakarta:
Bawean. Bawean: Yayasan Waliyah Zainab BWCF.
Diponggo.

SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya | 43

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai