1
Manna Khalil al-Qattan, StudiIlmu-Ilmu Al-Qur’an, Terj.Mudzakir AS, (Bogor:PustakaLiteraAntar Nusa,
2011), hlm. 17.
2
Manna Khalil al-Qattan, StudiIlmu-Ilmu Al-Qur’an ..., hlm.185-186.
3
Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selamalamanya.
Pada awal penyalinan Al-Qur‟an, tentu masih menggunakan media
sederhana yang terdapat di sekeliling para Sahabat. Sehingga belum dibukukan
dalam satu mushaf. Setelah terjadi perang Yamamah pada masa Khalifah Abu
Bakar, sedikitnya 70 para penghafal Al-Qur‟an gugur di medan perang. Hal ini
menjadi kekhawatiran sebagian besar para Sahabat akan hilangnya Al-Qur‟an.
Maka atas usulan Sayyidina „Umar bin Khattab serta para Sahabat kepada
Khalifah Abu Bakkar, dilakukanlah pengumpulan Al-Qur‟an yakni
memindahkan semua tulisan atau catatan Al-Qur‟an yang semula masih
bertebaran di berbagai media, kulit binatang, tulang belulang, batu, pelepah
kurma dan lainnya, untuk disatukan dalam satu mushaf dengan menertibkan
ayat-ayat dan surahnya, sesuai dengan petunjuk Rasulullah kepada mereka
(Tauqīfī).
4
Manna Khalil al-Qattan, StudiIlmu-Ilmu Al-Qur’an ..., ,hlm. 197-199.
memeluk Islam secara resmi melalui peng-Islam-an sang Raja. Namun,
mushaf Al-Qur‟an dari masa ini tidak di temukan.5
Penyalinan al-Qur’an secara tradisional terus berlangsung
sampai akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 yang berlangsung
di berbagai kota atau wilayah penting masyarakat Islam masa lalu,
seperti Aceh, Padang, Palembang, Banten, Cirebon, Yogyakarta,
dan lain-lain. Warisan masa lampau tersebut kini tersimpan di
berbagai perpustakaan, museum, pesantren, ahli waris, dan
kolektor dalam jumlah yang banyak.3Meskipun demikian, kita
tidak menemukan Al-Qur’an dari abad ke-13 itu, dan Al-Qur’an
tertua dari kawasan Nusantara yang diketahui sampai saat ini
berasal dari akhir abad ke-16. 6
Pada fase ini dimulai sejak abad ke-13 Masehi, yang saat ini
tersimpan di beberapa tempat, seperti museum, perpustakaan, pesantren,
musholla, dan ada juga yang menjadi koleksi pribadi. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Badan Puslitbang Lektur Keagamaan
Depag RI tahun 2003-2005 berhasil menemukan naskah mushaf sekitar
241 buah yang mencakup 18 tempat yang tersebar diberbagai daerah
5
Annabel Teh Gallop, “Seni Mushaf di Asia Tenggara”, Lektur, (Terj. Ali Akbar),
(Jakarta,Lektur Keagamaan, 2004), Vol. 2, No. 2,hlm. 123.
6
Fadhal AR. Bafadhal (ed.), dkk. Mushaf-mushaf Kuno Indonesia,
h.viii
7
Ali Akbar, “Mushaf Sultan Ternate Tertua di Nusantara? Menelaah Ulang Kolofon”,
Suhuf, (Jakarta:Jurnal Laktur Keagamaan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2010), Vol.
8, No. 2, hlm. 283-296.
yang ada di Indonesia, diantaranya adalah Aceh, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa, dan lain-lain.29
2. MusafCetakMesin
i i
8
Jan Van Der Putten “Printing in Riau : Two stpes toward Modernity” , dalam jurnal Bijdragen tot de Taal-,
i i ii ii ii i i ii ii ii i
9
Ali Akbar, “Pencetakan Mushaf Al-Qur’an di Indonesia”, Jurnal Suhuf, Vol. 4, No. 2
i i i i i i i i i i i i i
(2011), 272.
i i
Gambar 1. Mushaf Cetakan Muhammad Azhari
Palembang tahun 1848 M
i Cetakan India i
11
4http://quran-nusantara.blogspot.com/.di
akses pada tanggal 1agustus 2022
ini merupakan generasi awal cetakan
mushaf Alquran di Indonesia
tahun 1950/1957 M. i
12
Mushaf ini biasanya digunakan oleh para huffadz yang mempunyai ukuran 15,5 x 11,5
cm.
Mushaf Alquran rasm al-‘uthmani13, Mushaf Alquran Bahriyyah14
dan Mushaf Alquran Braille38.15
c. Mushaf
i Cetakan Tahun 1984-2003 i16
Ada i i sekitar i 6
i i i mushaf i yang dicetak di Indonesia pada tahun
1984-2003 (sekitar 20 tahun), diantaranya :
i i
13
Mushaf ini menjadi "edisi resmi" Kementerian Agama RI yang mempunyai ukuran 24 x 16
i
14
Model mushaf ini diambil dari mushaf Turki yang cenderung memiliki rasm imla’i.
i i
15
Mushaf ini dikhususkan bagi penyandang tunanetra dan menggunakan huruf Braille Arab.
i
16
http://quran-nusantara.blogspot.com/. Diakses tanggal 1 Agustus 2022
Gambar 11. Mushaf Alquran Standar Indonesia (Bahriyah)
tahun 1991 M.