LIS YULITASARI MURDIANA LATAR BELAKANG Alquran adalah sebuah kitab suci bagi orang Islam, baik ketika masih hidup Rasullullah saw maupun sesudah beliau wafat sampai sekarang. Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan oleh Allah swt. dengan cara tawqifi yaitu cara yang pengerjaannya tidak dibuat-buat atau asal jadi, atau memberikan tambahan didalamnya sesuai dengan kehendak manusia. Pendekatan kesejarahan ini amat dibutuhkan dalam memahami Alquran, karena Alquran itu sendiri turun dalam situasi yang konkrit bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan. TUJUAN PENELITIAN
1. Bagaimana sejarah penulisan Al-Qur’an?
2. Bagaimana sejarah pengumpulan Al-Qur’an? 3. Bagaimana Sejarah Penyusunan Al-Qur’an?
1. Untuk mengetahui sejarah penulisan Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui sejarah pengumpulan Al-Qur’an. 3. Untuk mengetahui sejarah penyusunan Al-Qur’an. PEMBAHASAN Definisi Al-Qur’an Al-Qur’an adalah risalah Allah SWT pada manusia semuanya. Seperti dijelaskan dalam surat Al-Furqan ayat pertama, sebagai berikut :
Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Q.S.Al-Furqan:1) SEJARAH PENULISAN AL-QUR’AN Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad ditempuh dengan dua cara : 1. Al Jam’u Fis Sudur (menunggu turunnya wahyu dengan rasa rindu, lalu menghafal dan memahaminya) Masa Nabi 2. Al Jam’u Fis Suthur (mengangkat para penulis Muhammad SAW wahyu Al-Qur’an dari sahabat-sahabat terkemuka seperti Ali, Mu’awiyah, Ubay bin Ka’b dan Zaid bin Sabit)
1. Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
(pengumpulan naskah-naskah atau manuskrip Al Quran yang susunan surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin nuzul). Masa Khulafa’ur 2. Masa Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan (Harus Rasyidin terbukti mutawatir, Mengabaikan ayat yang bacaannya dinasakh, mencakupi qira’at yang berbeda sesuai dengan lafazh-lafazh Al-Qur’an ketika turun. SEJARAH PENULISAN AL-QUR’AN Masa Setelah Khulafa’ur Rasyidin
Pada masa ini, Al-Qur’an mulai dalam tahap penyempurnaan dalam
penulisannya. Mushaf yang ditulis pada masa ‘Utsman bin ‘Affan tidak memiliki harakat dan tanda titik sehingga dapat dibaca dengan salah satu qira’at yang tujuh. Setelah banyak orang non-Arab memeluk Islam, mereka merasa kesulitan membaca mushaf yang tidak berharakat dan bertitik itu. SEJARAH PENGUMPULAN AL-QUR’AN
Pengumpulan ayat-ayat Alquran di masa Nabi saw.
terbagi atas dua kategori, yakni pertama; pengumpulan dalam dada, yaitu dengan cara Pengumpulan Al- menghapal, menghayati dan mengamalkan; kedua, Qur’an pada masa pengumpulan dalam dokumen, dengan cara Nabi menulis pada kitab, atau diwujudkan dalam bentuk ukiran
1. Masa Abu Bakar (Ia mengutus Zaid bin Tsabit
dan menyuruhnya agar segera menangani dan mengumpulkan Alquran dalam satu mushaf.). 2. Masa ‘Utsman bin ‘Affan (meminta agar Hafshah mengirimkan mushaf yang disimpannya untuk disalin kembali menjadi Pada Masa al-Khulafā’ beberapa mashaf. Setelah itu, Khalifah Usman al-Rasyidūn bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin ‘Ash, dan Abdurrahman bin Harits untuk bekerjasama menggandakan Al qur an) 1. Fase Pertama adalah Pengumpulan Al Qur’an pada masa Rasulullah Sallahu ‘Alaihi wa Sallam. Pada masa ini Al Qur’an di kumpulkan dengan dua cara : • Pengumpulan Al Qur’an dengan hafalan • Pengumpulan Al Qur’an dengan tulisan 2. Fase Kedua adalah Kodifikasi Al Qur’an pada masa Abu Bakar Ash Shiddiq • Al Qur’an yang di tulis di hadapan Rasulullah Sallahu ‘Alaihi wa Sallam • Hapalan para penghapal Al Qur’an. 3. Fase Ketiga adalah Kodifikasi Al Qur’an pada Masa Umar bin Khattab Mushaf tersebut diperintahkan untuk di salin kembali ke dalam lembaran ( shahifah ) yang lebih baik. 4. Fase Keempat adalah Kodifikasi Al Qur’an pada Masa Utsman bin Affan Menulis Al Qur’an dengan dialek bahas Qurasy