Anda di halaman 1dari 2

Novi Rahmanita (20190102013)

PERTANYAAN:
1. Jelaskan secara singkat tentang Temuan Audit dalam tekinik audit manajemen?
Jawab:
Temuan audit dalam teknik audit manajemen adalah kondisi penyimpangan-penyimpangan dari
norma/kriteria yang dapat diterima, diidentifikasi oleh auditor manajemen dan memerlukan tindakan
korektif. Tidak semua kesalahan yang ditemukan auditor manajemen perlu dilaporkan. Beberapa
kesalahan mungkin tidak signifikan dan tidak memerlukan perhatian manajemen. Kesalahan lain
mungkin sangat signifikan dan memerlukan tindakan perbaikan.

2. Jelaskan secara singkat langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh auditor manajamen dalam
tahap dikumentasi pada survey pendahuluan?
Jawab:
a. Daftar pengingat (to do list) yang memuat langkah-langkah/hal-hal yang harus dilakukan oleh
auditor saat penugasan audit; daftar ini akan membantu auditor dalam melakukan pekerjaan
secara terorganisasi dan lebih sederhana serta mengorganisasi kertas kerja.
b. Daftar masalah-masalah yang harus ditangani yang dibuat sebelum tahap perencanaan audit,
yang akan membantu auditor dalam mengidentifikasi masalah-masalah dan untuk membuat
acuan kertas kerja.
c. Kuesioner, yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ke auditee.

3. Kualifikasi apakah yang dibutuhkan oleh seorang Auditor manajemen? Jelaskan.


Jawab:
a. Kemampuan berpikir analitis.
b. Gaya berpikir yang inkuisitif.
c. Kemampuan menerapkan teknik-teknik audit.
d. Kemampuan menggunakan pendekatan multidisipliner.
e. Keterampilan berkomunikasi dengan efektif.

4. SOAL KASUS:
Pada kwartal akhir tahun 2019 dunia keuangan dan asuransi Indonesia dihebohkan dengan terjadinya
gagal bayar premi yang telah jatuh tempo oleh perusahaan asuransi BUMN PT. JIWASRAYA. Jika anda
ditugaskan sebagai salah seorang team auditor yang memeriksa aktivitas operasional dan organisasi,
apa yang akan anda kerjakan berdasarkan tahapan audit manajemen.
Jelaskan secara singkat dan jelas langkah-langkah yang anda akan lakukan!
Jawab:
Seharusnya auditor melakukan perencanaan dalam audit dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahapan perencanaan, yang harus dilakukan sebagai team audit adalah melakukan
prosedur analitik untuk mengetahui dan memahami bisnis klien,mulai melakukan perencanaan
audit dengan memulai mengumpulkan informasi untuk menilai dan membuktikan resiko
kecurangan klien,serta menilai resiko dari bisnis klien tersebut.
b. Tahap Pengumpulan bukti
Hal yang harus di lakukan auditor di tahap ini adalah mengumpulkan bukti, untuk menjamin
bahwa perusahaan telah melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien, sedangkan dalam
jiwasraya hal yang ditemukan adalah terdapatnya penyimpangan saving plain dan Investasi hal
ini di buktikan dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu tahun 2016, Auditor mengungkap 16
temuan terkait dengan pengelolaan bisnis,investasi, pendapatan dan operasional jiwasraya
selama 2014-2015. Temuan tersebut antara lain investasi pada saham TRIO,SUGI,LCGP tahun
2014 dan 2015, yang tidak didukung oleh kajian usulan penempatan saham yang memadai.
Kemudian Jiwasraya berpotensi gagal bayar atas transaksi Investasi pembelian Medium Term
Note PT. Hanson Internasional.Sedangkan pada tahun 2006 Jiwasraya memperoleh laba namun
untung tersebut bersifat semu sebagai akibat dari rekayasa akuntansi dimana sebenarnya
perusahaan telah mengalami kerugian. Lalu, pada 2017 perusahaan memperoleh laba Rp. 2,4
Triliun tetapi tidak wajar dikarenakan ada kecurangan pencadangan Rp.7,7 Triliun. Pada 2018
Jiwasraya merugi Rp15,3 triliun, berlanjut September 2019 kerugian mencapai Rp13,7 triliun.
Pada posisi November 2019 diperkirakan mengalami negatif equity sebesar Rp27,2 triliun.
Kerugian tersebut diyakini karena Jiwasraya menjual produk saving plan dengan imbal hasil tinggi
di atas bunga deposito, serta dana tersebut diinvestasikan di reksadana kualitas rendah akibatnya
terdapat selisih marjin yang negatif.Alhasil pada Oktober 2018 lalu, Jiwasraya terpaksa menunda
pembayaran kewajiban polis yang jatuh tempo untuk 711 polis produk bancassurance JS Saving
Plan senilai Rp802 miliar. Produk saving plan sendiri memang memberikan kontribusi pendapatan
tertinggi pada Jiwasraya. Namun produk yang ditawarkan melalui bank (bancasurance) ini
menawarkan bunga tinggi dengan tambahan manfaat asuransi. Tapi benefit yang ditawarkan ini
tidak mempertimbangkan biaya atas asuransi yang dijual.
c. Tahap Analisis dan Penyelidikan
Pada tahap Analisis dan Penyelidikan, auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain
dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan,
dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung
kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan. Dalam kasus jiwasraya Terdapat
banyak sekali masalah dan persoalan berkaitan dengan laporan keuangan Jiwasraya.Masalah ini
bermula pada tahun 2006 ketika Jiwasraya melaporkan pemalsuan profit dalam laporan keuangan
mereka; kondisi sebenarnya adalah Jiwasraya mengalami kerugian (loss) namun pada laporan
keuangan, mereka menyatakan bahwa mereka mendapatkan profit. Pada tahun 2015, Jiwasraya
menawarkan produk baru asuransi mereka yaitu JS Saving Plan dimana mereka menjanjikan
return (imbal hasil) yang lebih tinggi jika dibandingkan Surat Utang Negara (SUN). Namun, pada
kenyataannya, dana dari konsumen tersebut dikumpulkan dan diinvestasikan di saham yang
berkinerja buruk (“saham gorengan”). Pada akhirnya, di akhir tahun 2019, Jiwaraya melaporkan
ekuitas mereka negatif dan mereka tidak dapat membayar tuntutan pelanggan atas JS Saving Plan.
Jiwasraya membuat laporan keuangan mereke terlihat sangat “menarik” sehingga orang – orang
akan berpikir bahwa laporan keuangan mereke memiliki profitability yang bagus ketika
kenyataannya, mereka mengalami kerugian. Jiwasraya menyembunyikan jumlah hutang mereka
untuk membuat perusahaan terlihat “sehat”. Hal ini dapat dikategorikan sebagai material
misstatement karena dampak dari kecurangan tersebut sangat besar dan signifikan terhadap
keberlangsungan bisnis Jiwasraya.
d. Tahap Penentuan Tindakan
Dalam tahap Penentuan Tindakan, auditor melakukan pelaporan hasil audit dan melakukan tindak
lanjut. Dalam hal ini auditor memberikan pendapat “Opini dengan Modifikasi” Opini tersebut
mencakup salah satu dari tiga jenis opini auditor yaitu opini wajar tanpa pengecualian,opini tidak
wajar dan opini tanpa memberikan pendapat. Opini ini terjadi dikarenakan tidak sesuainya antara
material laporan keuangan dengan standar akuntansi atau karena auditor kekurangan
memperoleh bukti karena berbagai sebab sehingga tidak cukup untuk memberikan opini wajar
tanpa pengecualian”

Anda mungkin juga menyukai