Anda di halaman 1dari 11

PROSES EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN MINYAK KELAPA SAWIT DAN

KELAPA HIJAU

Alma Gita Putri Maulidiyah 1 , Farah Zafira Ariza 2 , Farwaa Alisha Daina
Danastri 3 , Muhammad Iman Alfandi 4 , Nazarudin 5 , Raka Wijaksana
Luhung Pangestu 6

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Cemp. Putih, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan,
Banten 15412
Email: raka.wijaksana20@mhs.uinjkt.ac.id

ABSTRACT
Ekstraksi adalah proses pemisahan minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung lemak atau minyak. Pemurnian minyak dilakukan untuk mengurangi
unsur-unsur yang tersisa di dalam kandungan minyak. Ekstraksi minyak secara umum
dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode utama yaitu, rendering, pengepresan
mekanik dan ekstraksi dengan pelarut. Minyak sawit mengandung asam lemak dalam
jumlah cukup banyak. Kandungan kimia minyak sawit mentah (CPO) dihasilkan dari
mesokarp buah kelapa sawit atau daging buah kelapa sawit, sedangkan minyak yang
dihasilkan dari inti kelapa sawit disebut minyak inti sawit (MIS). Secara umum
pembuatan minyak kelapa hijau terbagi menjadi beberapa macam yaitu: cara basah,
cara kering, dan cara ekstraksi pelarut. Pemurnian pada minyak kelapa dilakukan agar
dapat menghasilkan minyak berkualitas baik, memiliki warna yang jernih, dan siap
untuk dikonsumsi. Salah satu cara untuk memurnikan kelapa sawit adalah dengan
pemucatan (bleaching). Metode lain untuk memurnikan minyak kelapa sawit adalah
dengan menggunakan bioadsorben
Kata Kunci : Ekstaksi, pemurnian, kelapa sawit, minyak kelapa sawit

ABSTRAK
Extraction is the process of separating oil or fat from materials suspected of containing
fat or oil. Oil refining is done to reduce the remaining elements in the oil content. Oil
extraction in general can be carried out using three main methods namely, rendering,
mechanical pressing and solvent extraction. Palm oil contains quite a lot of fatty acids.
The chemical content of crude palm oil (CPO) is produced from the mesocarp of oil palm
fruit or palm fruit flesh, while the oil produced from palm kernel is called palm kernel oil
(MIS). In general, the manufacture of green coconut oil is divided into several types,
namely: the wet method, the dry method, and the solvent extraction method. Purification
of coconut oil is carried out so that it can produce good quality oil, has a clear color,
and is ready for consumption. One way to purify oil palm is by bleaching. Another method
for refining palm oil is to use a bioadsorbent
keyword : Extraction, refining, palm oil, palm oil
1
PENDAHULUAN ekstraksi dibedakan menjadi dua

Kebutuhan dunia terhadap minyak dan macam, yaitu ekstraksi padat-cair

lemak. Indonesia merupakan salah satu (leaching) dan ekstraksi cair-cair.

produsen minyak kelapa sawit terbesar di Ekstraksi padat-cair atau leaching

dunia. industri minyak kelapa sawit adalah proses pemisahan solut dari

masih melakukan proses ekstraksi dan padatan yang tidak dapat larut yang

pemurniaan untuk menghilangkan disebut inert.

komponen lain yang masih tersisa. Petani Pemurnian minyak dilakukan

umumnya mengolah buah kelapa untuk mengurangi unsur-unsur yang

menjadi produk primer berupa kopra dan tersisa di dalam kandungan minyak.

kelapa butiran. Produk yang dapat Pemurnian minyak tersebut mengurangi

dihasilkan berupa minyak kelapa dalam kadar asam lemak bebas yang ada di

bentuk VCO dan minyak goreng sehat dalam minyak.

dengan melalui proses ekstraksi dan


pemurniaan. Metode Umum Ekstraksi dan
Pemurnian

METODE PENELITIAN Ekstraksi minyak secara umum

Penelitian ini dilakukan dengan studi dapat dilakukan dengan menggunakan

kepustakaan yang merujuk pada tiga metode utama, yaitu :

pengumpulan informasi-informasi 1. Rendering yaitu cara ekstraksi

yang relevan seperti buku-buku dan minyak atau lemak mengandung

jurnal dengan masalah yang diteliti. minyak atau lemak dengan kadar air

Informasi yang telah dikumpulkan yang tinggi dengan menggunakan

tersebut bertujuan untuk pemanasan agar protein pada

mendeskripsikan materi lemak dan dinding sel menggumpal sehingga

topik lain yang berkaitan dengan dinding pecah, lalu minyak keluar

lemak. dan mengapung, kemudian air


menguap. Rendering dibagi dengan

PEMBAHASAN dua cara yaitu: Wet rendering dan

Pengertian Ekstraksi & Pemurnian Dry rendering.

Ekstraksi adalah proses 2. Pengepresan Mekanik (mechanical

pemisahan minyak atau lemak dari expression) yaitu cara ekstraksi

bahan yang diduga mengandung lemak minyak atau lemak dari bahan yang

atau minyak. Secara garis besar berkadar minyak tinggi. Pada cara
2
ini dibutuhkan perlakuan trigliserida. Menurut Morad et al.
pendahuluan sebelum minyak atau (2006) komponen trigliserida dalam
lemak dipisahkan dari bijinya seperti minyak sawit kasar mencapai 95
pembuatan dan Pengepresan Berulir persen. Rantai asam lemak yang
serpih, perajangan dan penggilingan terdapat pada trigliserida minyak sawit
serta tempering atau pemasakan. dapat bervariasi jumlah atom karbon
Salah satu pengepresan mekanis dan strukturnya (adanya ikatan rangkap
dapat dilakukan dengan cara seperti ketidakjenuhan). Variasi
Pengepresan Hidraulik. struktur dan jumlah karbon pada rantai
3. Ekstraksi dengan pelarut yaitu cara asam lemak menggambarkan sifat fisik
ekstraksi minyak atau lemak dari dan kimia minyak sawit (Basiron
bahan minyak atau lemak seperti 2005).
petroleum eter, gasoline carbon Kandungan kimia minyak sawit
disulfide, karbon tetra klorida, mentah (CPO) dihasilkan dari
benzene dan n-heksan. Contoh mesokarp buah kelapa sawit atau
ekstraksi dengan pelarut seperti daging buah kelapa sawit, sedangkan
metode sokletasi yaitu pelarut minyak yang dihasilkan dari inti kelapa
organik yang dilakukan secara sawit disebut minyak inti sawit (MIS).
berulang-ulang dan menjaga jumlah Perbedaan kedua jenis minyak ini
pelarut relatif konstan dengan terutama terletak pada kandungan
menggunakan alat soklet. Contoh karotenoidnya (Fauzi , 2004). Choo
ekstraksi dengan pelarut seperti dkk., (1996) menjelaskan bahwa
metode sokletasi yaitu pelarut komponen utama buah kelapa sawit
organik yang dilakukan secara adalah trigliserida (94%), sedangkan
berulang-ulang dan menjaga jumlah sisanya berupa asam lemak bebas (3-
pelarut relatif konstan dengan 5%) dan komponen minor (1%) dan
menggunakan alat soklet. lain-lain.

Ekstraksi Minyak Kelapa Ekstraksi cara basah, kering, pelarut


Minyak sawit tersusun dari Minyak kelapa hijau merupakan
unsur-unsur C, H, dan O. Minyak sawit minyak yang dihasilkan dari daging
mengandung asam lemak dalam jumlah buah kelapa hijau. Secara umum
cukup banyak dan asam lemak tersebut pembuatan minyak kelapa hijau terbagi
berikatan dengan gliserol membentuk menjadi beberapa macam yaitu: cara

3
basah, cara kering, dan cara ekstraksi dengan cara kering adalah sebagai
pelarut. berikut :
1. Cara Kering a. Kopra dicacah, kemudian
Metode pembuatan minyak dihaluskan menjadi serbuk kasar.
kelapa dengan cara kering, terlebih b. Serbuk kopra dipanaskan,
dahulu daging buah kelapa dibuat kemudian dipres sehingga
dalam bentuk kopra. Untuk dibuat mengeluarkan minyak. Ampas
dalam bentuk kopra, maka daging yang dihasilkan masih
buah kelapa dibuat menjadi kering mengandung minyak. Ampas
dengan jalan menjemur pada terik digiling sampai halus, kemudian
matahari atau dikeringkan melalui dipanaskan dan dipres untuk
oven. Pengeringan daging kelapa mengeluarkan minyaknya.
dengan penjemuran sangat c. Minyak yang terkumpul
tergantung pada kondisi cuaca, diendapkan dan disaring.
sehingga pengeringan akan lebih d. Minyak hasil penyaringan diberi
baik ketika berada pada musim perlakuan berikut:
panas. Dan apabila pengeringan - Penambahan senyawa alkali
dilakukan pada musim penghujan, (KOH atau NaOH) untuk
proses pengeringan dapat memakan netralisasi (menghilangkan
waktu yang lebih lama. asam lemak bebas).
Waktu yang lama dalam proses - Penambahan bahan penyerap
pengeringan akan sangat (absorben) warna, biasanya
mengganggu kualitas kopra yang menggunakan arang aktif
dihasilkan yang disebabkan karena agar dihasilkan minyak yang
adanya proses biologis. Untuk jernih dan bening.
proses pengeringan dengan - Pengaliran uap air panas ke
menggunakan oven akan lebih cepat dalam minyak untuk
dibandingankan dengan cara menguapkan dan
pengeringan melalui penjemuran menghilangkan
pada sinar matahari. Pengeringan senyawasenyawa yang
dengan menggunakan oven akan menyebabkan bau yang tidak
memakan biaya operasional yang dikehendaki.
lebih besar. Adapun langkah- e. Minyak yang telah bersih, jernih,
langkah pembuatan minyak kelapa dan tidak berbau dikemas di

4
dalam kotak kaleng, botol plastik pemanasan dan sentrifugasi.
atau botol kaca. Santan disentrifugasi untuk
2. Cara Basah memisahkan krim. Setelah itu
a. Cara Basah Tradisional Daging krim dipanaskan untuk
buah diparut, kemudian menggumpalkan padatan bukan
ditambah air dan diperas minyak. Minyak dipisahkan dari
sehingga mengeluarkan santan. bagian bukan minyak dengan
Setelah itu dilakukan pemisahan cara sentrifugasi. Minyak yang
minyak dari santan dengan diperoleh disaring untuk
pemanasan. Santan dipanaskan memperoleh minyak yang
sehingga airnya menguap dan bersih.
tinggal padatan yang c. Cara Basah Fermentasi (Tanpa
menggumpal. Gumpalan Menggunakan Api) Cara basah
padatan ini disebut blondo fermentasi agak berbeda dari
(galendo). Minyak dipisahkan cara basah tradisional. Pada cara
dari blondo dengan cara basah fermentasi, santan
penyaringan. Blondo masih didiamkan untuk memisahkan
banyak mengandung minyak skim dari krim. Selanjutnya krim
sehingga masih bisa diambil difermentasi untuk
minyaknya dengan cara diperas. memudahkan penggumpalan
b. Cara basah setrifugasi bagian bukan minyak (terutama
Pemisahan minyak dari santan protein) dari minyak pada waktu
dapat dilakukan dengan pemanasan. Mikroba yang
sentrifugasi. Santan diberi berkembang selama fermentasi,
perlakuan sentrifugasi pada terutama mikroba penghasil
kecepatan 3000-3500 rpm asam. Asam yang dihasilkan
sehingga terjadi pemisahan krim menyebabkan protein santan
dari skim. Selanjutnya krim mengalami penggumpalan dan
diasamkan, kemudian diberi mudah dipisahkan pada saat
perlakuan sentrifugasi sekali lagi pemanasan. Siapkan tabung air
untuk memisahkan minyak dari mineral kemudian parut
bagian bukan minyak. beberapa buah kelapa dan
Pemisahan minyak dapat juga diperas menjadi santan. Setelah
dilakukan dengan kombinasi itu santan diencerkan dengan air

5
dan dibiarkan selama 8 jam kamar. Setelah kurun waktu itu,
hingga terjadi pemisahan antara minyak akan terpisah sendiri.
“santan prima” dengan air. Proses selanjutnya, seperti yang
Santan prima (kental) itu, pertama yaitu dipanaskan hingga
keasamannya diturunkan hingga panas kuku selama 15 menit, dan
suasana asam (pH 4,2), dengan minyak yang dihasilkan siap
menggunakan cuka makan. dikemas.
Campuran ini kemudian d. Cara Basah Lava Process. Cara
dibiarkan 12 - 24 jam. Dalam basah lava process agak mirip
proses ini, santan prima terpisah dengan cara basah fermentasi.
menjadi tiga bagian. Lapisan Pada cara ini, santan diberi
bawah berupa air, kemudian perlakuan sentrifugasi agar
galendo dan di bagian atasnya terjadi pemisahan skim dari
minyak murni. Minyak disaring krim. Selanjutnya krim
dengan tisu atau kain kasa halus, diasamkan dengan
lewat keran yang sudah menambahkan asam asetat,
disiapkan sebelumnya. Minyak sitrat, atau HCl sampai pH
yang terkumpul, kemudian e. Setelah itu santan dipanaskan
dihangatkan selama selama 15 dan diperlakukan seperti cara
menit ditambah antioksidan. basah tradisional atau cara basah
Minyak yang dihasilkan, sudah fermentasi. Skim santan diolah
dapat dikemas dan dikonsumsi. menjadi konsentrat protein
Proses ini masih dapat berupa butiran atau tepung.
dilanjutkan ke proses pembuatan f. Cara Basah “Kraussmaffei
minyak berikutnya. Galendo Process”. Pada cara basah ini,
atau blondo itu mengandung santan diberi perlakuan
mikroba aktif untuk pembuatan sentrifugasi, sehingga terjadi
minyak fermentasi. Galendo cair pemisahan skim dari krim.
disemprotkan ke seluruh Selanjutnya krim dipanaskan
permukaan dalam galon dan untuk menggumpalkan
dibiarkan hingga kering. padatannya. Setelah itu diberi
Kemudian masukkan santan cair perlakuan sentrifugasi sehingga
dan dibiarkan selama 12 jam minyak dapat dipisahkan dari
dalam kehangatan temperatur gumpalan padatan. Padatan hasil

6
sentrifugasi dipisahkan dari Kondensat (uap pelarut yang
minyak dan dipres untuk mencair) akan mengalir ke ruang
mengeluarkan sisa minyaknya. ekstraksi dan melarutkan lemak
Selanjutnya, minyak disaring serbuk kopra. Jika ruang
untuk menghilangkan kotoran ekstraksi telah penuh dengan
dan padatan. Skim santan diolah pelarut, pelarut yang
menjadi tepung kelapa dan madu mengandung minyak akan
kelapa. Setelah fermentasi, krim mengalir (jatuh) dengan
diolah seperti pengolahan cara sendirinya menuju ruang
basah tradisional. penguapan semula.
3. Cara Ekstraksi Pelarut c. Di ruang penguapan, pelarut yang
Untuk membuat minyak dengan mengandung minyak akan
cara ekstraksi pelarut, daging buah menguap, sedangkan minyak
kelapa juga dibuat dalam bentuk tetap berada di ruang penguapan.
kopra. Prinsip dari cara ini yaitu Proses berlangsung terus
menggunakan pelarut yang dapat menerus sampai 3 jam.
melarutkan minyak. Adapun d. Pelarut yang mengandung
karakteristik pelarut yang digunakan minyak diuapkan. Uap yang
untuk ekstraksi minyak kelapa terkondensasi pada kondensat
diantaranya bertitik didih rendah, tidak dikembalikan lagi ke ruang
mudah menguap, tidak berinteraksi penguapan, tapi dialirkan ke
secara kimia dengan minyak dan tempat penampungan pelarut.
residunya tidak beracun. Urutan dari Pelarut ini dapat digunakan lagi
proses ekstraksi minyak kelapa untuk ekstraksi. penguapan ini
dengan menggunakan bahan pelarut dilakukan sampai diperkirakan
yaitu: tidak ada lagi residu pelarut pada
a. Kopra dicacah, kemudian minyak.
dihaluskan menjadi serbuk. e. Selanjutnya, minyak dapat diberi
b. Serbuk kopra ditempatkan pada perlakuan netralisasi, pemutihan
pruang ekstraksi, sedangkan dan penghilangan bau. Meskipun
pelarut pada ruang penguapan. cara ini cukup sederhana, tapi
Kemudian pelarut dipanaskan jarang digunakan karena
sampai menguap. Uap pelarut biayanya relatif mahal.
akan naik ke ruang kondensasi.

7
Pemurnian Salah satu cara untuk
1. Pemurnian Minyak Kelapa memurnikan kelapa sawit adalah
Pemurnian pada minyak kelapa dengan pemucatan (bleaching).
dilakukan agar dapat menghasilkan Menurut Haryono (2012), proses ini
minyak berkualitas baik, memiliki bertujuan untuk memisahkan secara
warna yang jernih, dan siap untuk proses fisik kotoran dari minyak
dikonsumsi. Dalam melakukan yang berupa sisa-sisa getah (gum),
netralisasi minyak, metode yang residu sabun, logam, produk-produk
digunakan adalah proses netralisasi oksidasi, dan pigmen seperti
(dengan larutan NaOH 0,96%), klorofil. Proses ini membuat minyak
filtrasi (menggunakan kain saring), kelapa sawit menjadi lebih terang.
dan degumming (menggunakan Proses pemucatan minyak dengan
garam). Ketiga cara tersebut menggunakan arang aktif bisa
merupakan cara yang dianggap mencapai hasil kondisi terbaik saat
mudah dan aman untuk diterapkan suhu bleaching 120 oC dan
di kalangan masyarakat. konsentrasi arang aktif 5% (%berat),
Pemurnian minyak kelapa dengan tingkat kecerahan warna 40
secara tradisional menghasilkan mg/L Pt, bilangan asam 5,66 mg
produk yang memuaskan dan KOH/g minyak, bilangan
menunjukan perbedaan warna penyabunan 170, 33 mg KOH/g
secara fisik. Sebelum dilakukan minyak, kadar fosfor 3,31 ppm, dan
pemurnian, minyak kelapa memiliki kadar air 0,06%.
warna yang gelap dan memiliki bau Metode lain untuk memurnikan
yang menyengat khas kelapa. minyak kelapa sawit adalah dengan
Setelah pemurnian dilakukan, menggunakan bioadsorben.
terjadi perubahan warna menjadi Bioadsorben berfungsi
lebih jernih dan bau menyengat untukmengurangi asam lemak bebas
berkurang. Minyak yang telah yang ada di dalam kandungan
dimurnikan menghasilkan minyak, terutama minyak kelapa
perbedaan secara fisik, yaitu sawit. Tabel Penurunan Kadar FFA
perubahan warna yang menjadi di Berbagai Massa Bioadsorben.
lebih jernih dibandingkan sebelum
dilakukan pemurnian.
2. Pemurnian Kelapa Sawit

8
berkualitas baik, memiliki warna yang
jernih, dan siap untuk dikonsumsi.
Salah satu cara untuk memurnikan
kelapa sawit adalah dengan pemucatan
(bleaching). Metode lain untuk
memurnikan minyak kelapa sawit
adalah dengan menggunakan
Pada tabel tersebut dapat bioadsorben
diketahui bahwa bioadsorben yang
digunakan dalam proses pemurnian SUMBER PUSTAKA
minyak kelapa sawit tersebut
berpengaruh terhadap berkurangnya Ali, M., & Wahyuni, H. (2012).
kadar asam lemak bebas (FFA). Pemucatan Minyak Sawit Mentah
Semakin besar massa bioadsorben Menggunakan Arang Aktif.
yang digunakan dalam pemurnian Jurnal Teknik Kimia, 6(2), 41-45.
kelapa sawit, maka efektivitas Amri Aji, Syamsul Bahri, Tantalia
pengurangan kadar FFA akan (2017). Pengaruh waktu ekstraksi
semakin besar pula. dan konsentrasi HCI untuk
pembuatan pektin dari kulit jeruk
KESIMPULAN bali
Ekstraksi adalah proses pemisahan https://ojs.unimal.ac.id/index.php
minyak atau lemak dari bahan yang /jk/article/download/467/380#:~:
diduga mengandung lemak atau text=Ekstraksi%20adalah%20pro
minyak terutama pada komoditi kelapa ses%20erpindahan%20suatu,kom
sawit dalam kasus ini. Ekstraksi ponen%2yang%20ada%20dalam
minyak secara umum dapat dilakukan %20campurn.
dengan menggunakan tiga metode Program Studi Diploma Fakultas
utama yaitu, rendering, pengepresan Matematika & Ilmu Pengetahuan
mekanik dan ekstraksi dengan pelarut. Alam. (2009, Maret 17). Program
Pemurnian minyak dilakukan untuk Studi Diploma Fakultas
mengurangi unsur-unsur yang tersisa di Matematika & Ilmu Pengetahuan
dalam kandungan minyak Pemurnian Alam. Retrieved from TEKNIK-
pada minyak kelapa juga dilakukan TEKNIK PEMBUATAN
agar dapat menghasilkan minyak MINYAK KELAPA:

9
https://diploma.chemistry.uii.ac.i
d/teknik-teknik-pembuatan-
minyak-kelapa/
RAHMA, A. (2018). EKSTRAKSI
MINYAK DARI MESOKARP
KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DAN
PENGUJIAN TOTAL
KOLESTEROL DARAH PADA
TIKUS. PROGRAM STUDI
SARJANA FARMASI FAKULTAS
FARMASI UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA MEDAN.
Suswanto, I. (2020). Teknologi Tepat
Guna Pemurnian Minyak Kelapa
Tradisional Di Desa Mengkalang
Jambu Kabupaten Kubu Raya
Kalimantan Barat. Dinamisia:
Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(3), 482-489.
Yustinah, Y., Rahayu, R. A. N., &
Cardosh, S. R. (2014). Pengaruh
Massa Bioadsorben dari Enceng
Gondok pada Proses Pemurnian
Minyak Sawit Mentah (CPO).
Prosiding Semnastek, 1(1).

10
11

Anda mungkin juga menyukai