Anda di halaman 1dari 3

Jawaban Ujian Tulis Amalia Ifanasari

1. Tata laksana kejang pada anak


Pertama ditanyakan dulu riwayat kejang dengan anamnesis terhadap orang tua/
pengantar, ditanyakan kejang berapa lama, sejak kapan, bagaimana bentuk kejang, respon
anak setelah kejang, dan apakah sudah diberikan tata laksana sebelumnya.
Kemudian dilakukan tata laksana amankan jalan napas, anak dipastikan dalam tempat
yang aman. Apabila kejang belum berhenti dan belum terpasang akses IV, maka dapat
diberikan diazepam melalui dubur, dengan dosis apabila anak lebih dari 12 kg dengan 10
mg, dan apabila anak dibawah 12 kg dengan 5 mg.
Kemudian dilakukan observasi. apabila anak sudah berhenti kejang, dapat dilakukan
assessment risiko kejang berulang. Apabila terdapat risiko kejang berulang dapat
diberikan fenitoin 5mg/kgbb dibagi dalam 2 dosis pemberian.

Namun apabila anak sudah diberikan diazepam melalui dubur pada saat pra hospital dan
sudah terdapat akses IV, maka dapat diberikan diazepam dengan dosis 0,2-0,5 mg/ kgbb
dengan bolus pelan IV. Perlu diperhatikan risiko depresi napas, sehingga resusitasi kit
sudah harus disiapkan. Selanjutnya anak dapat dilakukan observasi dan tetap dilakukan
assessment mengenai risiko kejang berulang. Apabila terdapat risiko kejang berulang
dapat diberikan pengobatan maintenance dengan fenitoin 5mg – 10 mg / kgbb yang
diberikan terbagi dalam 2 dosis.

Apabila kejang kemudian berulang, anak dapat diberikan fenitoin atau fenobarbital IV
kemudian dilanjutkan dengan monitoring.

2. Sebutkan dan jelaskan tata laksana rehidrasi cairan pada anak dg diare, klasifikasi
dehidrasinya.
Tata laksana cairan pada anak diare prinsipnya ada 5 pilar yaitu:
- Zinc
- Rehidrasi cairan bisa dengan pemberian
- Tetap minum asi/ susu
- Antibiotik bila perlu
- Pemberian vitamin
Tata laksana rehidrasi cairan dibagi pemberian dalam 8 jam pertama dan 16 jam
berikutnya
8 jam pertama : 2 – 5 ml/ kgbb habis dalam 8 jam pertama
16 jam berikutnya :
Klasifikasi diare berdasarkan dehidrasi:
Dehidrasi ringan-sedang : Terdapat 3 dari 5 tanda dehidrasi, diantaranya: mata
cekung, turgor menurun, keluar BAK, rewel. Anak masih mau minum.
Dehidrasi berat : Terdapat semua tanda dehidrasi, anak tidak mau minum/
nyusu, rewel, mata cekung, turgor menurun, bisa terjadi penurunan kesadaran, tidak
keluar BAK.
3. Kriteria diagnostik PEB
- terdapat ketonuria pada pemeriksaan urin atau tanpa ketonuria dengan kondisi
TD>160/110 baru
- TD > 160/110 dengan dipastikan dalam dua kali pemeriksaan
- Terdapat bengkak pada ekstremitas/ oedema periorbital/ sesak napas
- Terdapat trombosito
Tata laksana PEB
- Pasang monitor, lakukan anamnesis gejala, dan factor risiko
- Assesment apakah Berikan penurun tensi dengan nifedipin
- Berikan MgSO4 dengan dosis 4gr selama 5-10 menit, kemudian maintenance 1-2 gr
selama 24 jam post partum

4. Sebutan dan jelaskan tata laksana ACS


Pasien datang, dilakukan pemeriksaan airway, breathing, circulation, dilakukan
pemasangan monitor ekg, saturasi oksigen, usahakan segera pasang akses IV
Pasien diposisikan dalam bed dg aman
Dilakukan anamnesis Onset, Faktor yang mencetuskan apakah saat kondisi duduk/
berdiri/ istirahat, Quality apakah berat. ringan, Apakah menjalar nyerinya hingga tangan/
lengan/ leher/ punggung, Sudah berapa lama nyeri dada dan apakah hilang timbul atau
menetap, dimana lokasi nyeri dada, apakah factor yang memperberat/ memperingan
kondisi?
Tata laksana:
- apabila saturasi dibawah 90% dapat diberikan oksigen mulai 4 lpm
- diberikan aspirin 4 tablet 320 mg
- clopidrogel 300 mg (4 tablet)
- apabila terdapat nyeri dapat diberikan nitrat 1 mg setiap 3-5 menit, yang dapat
diberikan sebanyak 3x, dicek dulu apakah ada kontra indikasi pemberian, yaitu
apabila terdapat hipotensi, penggunaan verapamil/ diltiazem.
- kemudian apabila masih terdapat nyeri bisa diberikan morfin dengan diencerkan 10
ml, dan diberikan 2ml bolus pelan.
Kemudian lakukan pemeriksaan EKG 12 lead, dan interpretasikan. apabila terdapat
STEMI maka dipertimbangkan utk tata laksana repefusi apabila onset gejala masih <12
jam dan masih terdapat nyeri.
Apabila didapatkan NSTEMI, maka dilakukan observasi kondisi pada pasien.
5. Sebutkan dan jelaskan tata laksana hipoglikemia pada anak dan dewasa
Pada dewasa :
Apabila pasien sadar dapat diberikan 10 glukosa 10% secara oral / ngt sebanyak 50 ml
Apabila pasien mengalami penurunan kesadaran: tidak sadar: berikan larutan D10% IV
bolus (5ml/ kgbb)
Pada anak:
Apabila pasien idak sadar: berikan d5% sebanyak 2-5 ml/ kgbb diberikan secara IV
bolus

Anda mungkin juga menyukai