Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aisyah Rachmawati

NPM : 17700071
Kelas : 2017 / A

Tugas Mata Kuliah Kulit dan Kelamin

SOAL
1. Orang yang memiliki kulit gelap dibandingkan dengan orang yang memiliki kulit terang jika
dijemur mana yang lebih banyak menghasilkan Vit. D ?
2. Berjemur paling baik dilakukan pada pukul berapa ?
3. Jika kita cuci tangan berlebihan karena takut corona apa saja yang bisa terjadi pada kulit ?
4. Jika kita menggunakan alcohol yang berlebihan karena takut corona apa saja yang bisa terjadi
pada kulit kita ?
5. Permukaan kulit ada apa saja ?
6. Mengapa anatomi genitalia itu penting ?
7. Kelenjar sebasea yang tidak berhubungan dengan rambut bagian mana ?
Jawaban
1. Pada orang berkulit gelap, durasi paparan sinar matahari harus lebih lama dibandingkan mereka
yang berkulit putih atau kuning langsat. Dokter spesialis gizi klinik Samouel Oetoro mengatakan
bahwa orang berkulit gelap memiliki lebih banyak pigmen yang dapat menghalangi sinar
ultraviolet ke dalam tubuh.
Idealnya kan berjemur 10-15 menit untuk orang berkulit putih atau kuning langsat. Tapi
kalau berkulit gelap bisa 20-30 menit, ujar dr Samuel.

2. Namun tentu saja kegiatan berjemur demi mendapatkan paparan sinar matahari ini hanya dapat
dilakukan pada jam-jam tertentu. Dr.Samuel mengatakan sinar matahari pagi yang paling baik
untuk pembentukan vitamin D ada pada pukul 07.00-09.00 pagi.Sinar matahari pagi di jam-jam
tersebut dapat mengubah kolesterol dibawah kulit menjadi vitamin D. Jadi jangan takut terkena
paparan sinar matahari pagi.Tentu saja di jam-jam lainnya, Anda harus berhati-hati dengan
paparan sinar matahari. Hal ini terkait dengan peningkatan risiko mengidap kanker kulit dan
berbagai penyakit kulit lainnya akibat paparan sinar matahari berlebihan.
3. Hilangnya bakteri baik
Menurut ahli ilmu penyakit kulit Universitas California-San Diego, Richard Gallo, mencuci
tangan dengan sabun tidak menghilangkan bakteri baik di kulit.Bakteri baik ini justru penting
bagi kesehatan kulit.

Resiko Alergi Meningkat


Reaksi berlebihan tersebut bisa menyebabkan gatal, peradangan, gejala sinus, serta gangguan
pernapasan dan pencernaan. Bila terlalu sering mencuci tangan, tubuh tidak berkesempatan
‘mengenal’ zat asing yang berpotensi menyebabkan alergi di kemudian hari.

Risiko iritasi dan penyakit kulit


Bahan-bahan kimia dalam sabun cuci tangan dan alkohol dalam hand sanitizer dapat
menyebabkan iritasi jika terlalu sering digunakan.Kulit yang terpapar bahan-bahan ini secara
berlebihan cenderung menjadi kering, pecah-pecah, bahkan berdarah.Begitu kulit menjadi pecah-
pecah, bakteri bisa memasuki tubuh dengan mudah melalui celah yang terbentuk.

4. Kulit Kering
Salah satu efek samping umum yang pasti dialami setiap orang yang menggunakan hand sanitizer
berlebihan adalah kulit kering. Hal ini karena kandungan alkohol di dalam gel pembersih tangan
ini bisa mengikis kelembapan kulit. Akibatnya, kulit jadi terasa kering, pecah-pecah, bahkan
timbul eksim pada orang dengan kulit sensitif.

Risiko Diare Meningkat


Secara alami, di berbagai bagian tubuh sebenarnya terdapat ekosistem mikroorganisme, termasuk
bakteri. Mikroorganisme ini punya peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh, mencegah
infeksi, dan melawan bakteri jahat. Nah, hand sanitizer mampu membunuh semua jenis bakteri
pada kulit, termasuk yang baik. Mahmoobeh Mahdavina, profesor rekanan bagian alergi dan
imunologi di Rush University, mengatakan bahwa ketika koloni bakteri baik di tangan terbunuh,
mikroorganisme di usus juga akan terpengaruh. Akibatnya, sistem imun jadi ikut melemah dan
tubuh kamu jadi lebih sensitif terhadap bakteri yang bisa menimbulkan masalah pencernaan,
seperti diare.Meski begitu, Mahdavina mengatakan bahwa efek ini bisa diatasi dengan memberi
asupan bakteri baik pada tubuh, seperti mengonsumsi yoghurt. Namun, penting juga untuk tidak
terlalu berlebihan dalam menggunakan hand sanitizer.
Tidak Bisa Membunuh Semua Jenis Bakteri

Meski ampuh dalam membersihkan tangan dan direkomendasikan WHO untuk membunuh virus
corona, hand sanitizer kenyataannya tidak bisa memberantas semua jenis bakteri. Gel pembersih tangan
ini tidak bisa membunuh bakteri penyebab diare, Clostridium difficile (C.diff), norovirus dan
Cryptosporidium. Tak hanya itu, kotoran yang terlihat seperti debu dan partikel tanah tidak akan bersih
hanya dengan menggunakan hand sanitizer. Jadi, ketika tangan sedang dalam kondisi sangat kotor,
sebaiknya bersihkan dengan air mengalir dan sabun, alih-alih hanya menggunakan hand sanitizer. Soma
Mandal, internis di Summit Medical Group Berkeley Heights, New Jersey, Amerika Serikat,
merekomendasikan penggunaan hand sanitizer sebagai selingan saja. Bukan sebagai pengganti dari
kegiatan cuci tangan.

Mengganggu Perkembangan Imunitas Anak

Pembentukan sistem imun atau imunitas anak sangat penting pada tahun-tahun pertama kehidupannya.
Meski ingin anak terhindar dari bakteri dan virus penyebab penyakit, salah kaprah jika malah
menjauhkannya dari semua hal yang kotor. Sebab, paparan bakteri dan patogen pada anak-anak justru
dapat membantu imunitasnya terbangun kuat.

5. Kulit terdiri dari tiga lapisan utama:


Epidermis, yang tahan air dan berfungsi sebagai penghalang terhadap infeksi
Epidermis, "epi" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "lebih" atau "pada", adalah lapisan
terluar dari kulit. Ini membentuk pembungkus, tahan air pelindung atas permukaan tubuh dan
terdiri dari epitel skuamosa berlapis dengan lamina basal yang mendasarinya.Epidermis tidak
mengandung pembuluh darah, dan sel-sel di lapisan terdalam dipelihara oleh difusi dari darah
kapiler memanjang hingga ke lapisan atas dari dermis. Jenis utama dari sel-sel yang membentuk
epidermis adalah sel Merkel, keratinosit, dengan melanosit dan sel Langerhans. Epidermis dapat
dibagi lagi menjadi strata berikut (dimulai dengan lapisan terluar): korneum, lucidum (hanya di
telapak tangan dan telapak kaki), granulosum, spinosum, basale.
Dermis, yang berfungsi sebagai lokasi untuk pelengkap kulit
Dermis adalah lapisan kulit di bawah epidermis yang terdiri dari jaringan ikat dan bantal tubuh
dari stres dan ketegangan. Dermis erat terhubung ke epidermis dengan membran dasar. dermis
juga merupakan pelabuhan banyak ujung saraf yang menyediakan indra peraba dan panas. dermis
berisi folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebaceous, kelenjar apokrin, pembuluh limfatik
dan pembuluh darah. Pembuluh darah di dermis menyediakan makanan dan pembuangan sampah
dari sel sendiri serta dari basale Stratum dari epidermis.

Dermis secara struktural dibagi menjadi dua daerah: daerah yang dangkal berbatasan dengan
epidermis, yang disebut daerah papiler, dan area dalam tebal dikenal sebagai wilayah reticular.
Hipodermis (subkutan lapisan adiposa)
Hipodermis bukan merupakan bagian dari kulit, dan terletak di bawah dermis. fungsinya untuk
menempelkan kulit ke tulang dan otot yang mendasarinya serta menyuplai dengan pembuluh
darah dan saraf. Ini terdiri dari jaringan ikat longgar dan elastin. Jenis sel utama adalah fibroblast,
makrofag dan sel lemak (hipodermis mengandung 50% lemak tubuh). Lemak berfungsi sebagai
bantalan dan isolasi untuk tubuh.

Mikroorganisme seperti Staphylococcus epidermidis mengkolonisasi permukaan kulit. Kepadatan


flora kulit tergantung pada daerah kulit. Permukaan kulit didesinfeksi akan rekolonisasi dari
bakteri yang berada di daerah yang lebih dalam folikel rambut, usus, dan bukan urogenital.
6. Karena dengan mengetahui anatomi atau gambaran jelas genitalia baik laki – laki maupun
perempuan kita bisa mengetahui pula fungsi masing – masing bagian yang terdapat pada genitalia
tersebut. Disamping itu dengan kita mengetahui anatomi genitaliakita juga mengetahui cara
merawat dan menjaga genitalia dengan baik dan benar.
7. Kelenjar sebasea tidak terdapat pada Palm dan Sole

Anda mungkin juga menyukai