Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT INFEKSI

(5 - 25%)

• Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)


• Infeksi Saluran Pernapasan Bawah (ISPB)
• Influenza
• Tuberkulosis
• Infeksi Saluran Kemih
• Infeksi Saluran Pencernaan
• Infeksi Parasit
• Penyakit Menular Seksual
• Infeksi Jamur
• Vaksin dan Toksoid
• HIV – AIDS

Penyakit Infeksi
Yang harus diperhatikan dalam memilih antibiotika diantaranya ialah penetrasi dalam

tubuh;

Penetrasi Antibiotika

Chloramphenicol, Metronidazole, Rifampicin,

Cotrimoxazole (Sangat Baik) Penicillin dan Turunannya,

Gol Carbapenem, Cefepime, Cefotaxim, Ceftazidim,

CNS Ceftizoxim, Ceftriaxone, Cefuroxim, Ciprofloxacin,

Ofloxacin (Baik) Aminoglikosida, Azithromycin,

Clarithomycin, Clindamycin, Erithromycin, Vancomycin

(Kurang – Buruk)

Tulang Cefazolin (Sangat Baik)

Prostat Cotrimoxazole, Fluoroquinolon

Sumber: Optimizing the Dose of Fluconazole (Dutcher, 2008) dalam Praktik Farmasi
Klinik (Widyati, 2015).
ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS) dan ISPB (INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN BAWAH)

Penyakit Penyebab Tatalaksana Utama Keterangan


Otitis Media Streptococcus 1st: Amoksisilin Biasa terjadi pada bayi
pneumoniae, 2nd:Amoksilin- dan anak anak 6 bulan
Haemophilus Klavulanat, – 3 tahun.
influenzae, kotrimoksazol, Penggunaan antibiotika
Moraxella sefalosporin 2,3 empiris selama 5-10 hari
catarrhalis
Sinusitis Streptococcus 1st: Amoksilin/ • Sinusitis viral
pneumoniae, Amoksiklav, dibedakan dari sinusitis
Haemophilus Kotrimoksazol, bakteri bila gejala
influenzae, eritromisin, doksisiklin menetap lebih dari 10
Moraxella 2nd: Sefalosporin 2, hari atau gejala
catarrhalis makrolida, quinolon memburuk setelah 5-7
(levofloxacin) hari
• Penggunaan
antibiotika 10-14 hari
Faringitis Streptococcus, 1st:Amoksilin/klavulanat Faringitis oleh
Laringitis virus: HSV, 2nd: Makrolida (pilihan Streptococcus grup A
Tonsilitis Epistein barr, untuk alergi penisilin), biasanya sembuh
Influenza, sefalosporin 2 atau 3, dengan sendirinya,
rhinovirus quinolon (levofloxacin) demam dan gejala lain
biasanya menghilang
Kasus gagal dan setelah 3-4 hari
menetap: klindamisin 10 meskipun tanpa
hari antibiotika.
Tatalaksana antibiotika
dapat dimulai dari hari
ke 9 setelah gejala
muncul (tujuan:
minimalisir resistensi)
Bronkitis Chlamydia 1st:Amoksilin/klavulanat Antibiotik digunakan 5-
pneumoniae ,kuinolon 14 hari
ataupun 2nd: makrolida,
Mycoplasma sefalosporin
pneumonia,
rhinovirus, Kronik: meropenem
influenza A dan B
Pneunomia Streptococcus Sebelumnya sehat:
pneumonia, H. makrolida
influenzae, DM, Ginjal, Jantung:
Sefalosporin
CAP/Aspirasi: Penisilin,
klindamisin/aminoglikosi
da lainnya.
Nosokomial:
karbapenem, kuinolon,
piperasilin
Keterangan umum penyakit: Peradangan pada mukosa dan jaringan sekitarnya.
Tatalaksana pendukung secara umum: dekongestan, analgesik, antipiretik,
antihistamin
Kondisi Hamil hindari: Levofloxacin (florokuinolon) [C] menyebabkan ruptur tendon
pada janin, klotrimoksazol [D] menyebabkan malformasi janin.
Tatalaksana Antibiotik General: Penisilin-Sefalosporin- Makrolida- Kuinolon

Sumber: Dirjen Bina Kefarmasian. Pharmaceutical Care untuk ISPA. Departemen


Kesehatan RI

TUBERCULOSIS

Tuberkulosis:
Kategori 1 = Pasien Kasus Baru
Kategori 2 = Pasien Kasus Lama (Kambuhan, Pindahan, Lalai, Gagal, Kronis)
Kategori 3 = Profilaksis TB/Suspek TB (BTA-, bercak +)

Singkatan nama obat; H=Isoniazid; R=Rifampicin;

Z=Pyrazinamide; E=Ethambutol; S=Streptomycin


Sputum
Smear pada
bulan kedua
Kasus Baru 2HRZE + 4H3R3
dan
kelima

2HRZE+1HRZE+5H3R3E3
*Streptomisin dipakai jika
resisten etambutol
*1HRZE : regimen Sputum
sisipan menunggu hasil Smear pada
kultur resistensi. bulan ketiga,
*Kanamisin digunakan kelima dan
Kambuhan kedelapan
jika alergi streptomisin

Tuberculosis
Grup 1 (Injeksi)
Streptomycin
Amikacin 15-20 mg/kg
Capreomycin 15-20 mg/kg
Kanamycin 15-20 mg/kg
15-20 mg/kg

Grup 2 (FluorQ)
Resistensi 750-1000 mg qd
Ofloxacin
750-1000 mg qd
MDR- Levofloxacin 400 mg qd
Moxifloxacin
XDR

Aturan Penggunaan Regimen TB:

Keterangan Waktu Tatalaksana


Lanjutkan pengobatan
Lalai Berobat / Tidak < 2 minggu
sesuai jadwal
Patuh / Menghentikan
≥ 4 Bulan : (BTA, Klinik -)
Terapi > 2 minggu
Stop Pengobatan
≥ 4 Bulan : (BTA +)
Gunakan regimen
Kambuhan
< 4 Bulan : (BTA+) ulangi
pengobatan dari awal
dengan regimen yang
sama.
(2-4 minggu)< 4 Bulan:
(BTA-) pengobatan
dilanjutkan sesuai jadwal

Kondisi Khusus:

Kondisi Khusus Tatalaksana Keterangan


Menyebabkan ototoksik
Wanita Hamil KI: Streptomisin
Permanen
Gunakan kontrasepsi mekanik Interaksi Rifampicin
Penggunaan terhadap obat hormonal
(kondom, spiral) atau Estrogen
Kontrasepsi  Kegagalan
dosis tinggi
Obat Kontrasepsi
Terapi TB selama 2-8 minggu,
kemudian dilanjutkan bersama Rekomendasi Pemberian
HIV
terapi HIV. INH seumur hidup

Terapi Hepatitis hingga


Jika darurat gunakan
Hepatitis Akut perbaikan hepar terlebih
regimen 3SE/6RH
dahulu.
Rekomendasi:
Hepatitis Kronis KI: Pirazinamid 2HRES/6RH atau
2HES/10HE
Warning!:
Rekomendasi:
Ginjal penggunaan Etambutol &
2RHZ/6HR
Streptomisin
Interaksi Rifampicin dengan
Sulfonil Urea.
DM
Warning!:
Penggunaan Ethambutol

EFEK SAMPING OBAT TB


Sumber: Antibiotic Guidelines 2015-2016 (Cosgrove et al, 2015); Guidelines for the
Management of Typhoid Fever (WHO, 2011); Tuberculosis Treatment and Management
(Zumla et al, 2015) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Tuberkulosis Indonesia.

INFEKSI SALURAN KEMIH


Gejala:
• Disuria
• Poliuria
• Pyuria
• Gejala Tambahan (Demam, Nyeri Perut, Leukosit Dalam Urin)

Kondisi Penyakit Tatalaksana


Ada Gejala Tambahan ISK Atas / Pyulonefritis IV Gentamicin (GFR>60)
IV Seftriakson (GFR<60)
Oral Klotrimoxazol, Penicilin
Tidak Ada Gejala Tambahan ISK Bawah / Cystitis Oral Klotrimoxazol, Cefixim,
Amoksilin, Nitrofurantoin.
Kondisi Hamil hindari: Nitrofurantoin (hindari pada trimester 3), Klotrimoxazol (hindari
Trimester 1)

Sumber: Dipiro.JT., 2009, Pharmacoterapy Handbook 9th edition, Mc Graw Hill, New York.

INFEKSI SALURAN PENCERNAAN

Penyakit Penyebab Tatalaksana Utama Keterangan


Pada infeksi ringan
Disentri basiler Shigella Klotrimoksazol,
dapat sembuh
bakteri shigella ciprofloxacin, amoksilin
Disentri sendiri pada 4-7
Disentri amoeba Histolitica
hari tanpa
E. Histolitica Metronidazole
antibiotik

Shigella Klotrimoksazol,
Compylobacter ciprofloxacin, amoksilin Diare normalnya
jejui, Histolitica akan sembuh
Diare salmonella, Metronidazole dengan sendirinya
shigella, Compylobacter jejui pada rentang
histolitica, e.coli eritromisin/fluorokuinloon, waktu 2-8 hari
tetrasiklin

Tatalaksana
Regimen:
antibiotik digunakan
Peptic Helicobacter PPI, amoksisilin,
untuk eradikasi
Ulcer pylori klaritromisin/
bakteri H.
metronidazole.
pylori
Trilogi
Kloramfenikol, Penatalaksanaan:
Ciprofloksasin, • Perawatan dan
Rickettsia
Sefalosforin generasi 3 Istirahat
Thypus bacteria,
(Ceftriakson, cefotaksim, • Diet dan Terapi
Salmonella typh
cefixim), Klotrimoksazol Supportif/
dan Amoxicillin. Simptomatik
• Antibiotik.
Keterangan:
Ibu Hamil: Amoxicillin,Sefalosporin
Efek Samping Mayor:
Kloramfenikol : Grey Syndrome pada Neonatus, Anemia Aplasia
Siprofloksasin: Tendon ruptur, periferal Neuropati.
Klotrimoksazol: malformasi kongenital, abnormalitas kardiovaskular pada janin.

Perbedaan disentri dengan diare?

Parameter Disentri Diare


Bentuk feses Berlendir, berdarah Encer
Perut keram, demam
Gejala tambahan (frekuensi lebih tinggi Demam
dibanding diare)
Patofisiologi Infeksi usus besar Infeksi usus halus
Komplikasi bakterimia -

INFEKSI PARASIT

Penyakit Penyebab Tatalaksana Utama Keterangan


Permetrin, Benzil • Balurkan ke
Benzoat (Hindari seluruh tubuh,
untuk Anak) pada anak harus
hingga leher
Sarcoptes
Scabies Terapi tambahan: wajah dan telinga.
scabeiei
Antihistamin. • Digunakan selama
Kortikosteroid, 3 hari berturut-
pengboatan eksim turut. Jangan cuci
dan pruritis. tangan.
• Penggunaan
dilakukan
sebanyak dua
kali dengan jarak
Pediculus 7 hari untuk
Kutu Permetrin,
humanus cegah kutu timbul
Kepala Fonetrin
capitis lagi.
• Penggunaan
disarankan 12 jam
pemaparan ketika
malam.
Dipakai biarkan
hingga mengering,
Permetrin, Fonetrin, dicuci setelah 12
Kutu pubis Ptihrus Pubis
malation jam. Digunakan
kembali setelah 7
hari.
Tatalaksana General:
Permetrin, pilihan terapi pertama untuk pengobatan Scabies, Kutu Kepala,
Kutu Pubis.

Source: Pionas POM RI. Infeksi Parasit. Pionas.pom.go.id

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


Penyakit Penyebab Tatalaksana Utama
Sifilis Treponem Stadium 1:
pallidum Benzatin, Benzil Penisilin (IV)
Stadium 2:
Penisilin – Prokain (IV) selama 21 hari

Gonnorea Neiserria 1st: cefixim, levofloksasin


gonnorea
2nd: kanamisin. Tiamfenikol, seftriakson
Chlamydia Chlamydia 1st: Azitromisin Oral, doksisiklin
tracomatis
2nd: Eritromisin
Herpes HSV Asiklovir oral 7 hari
Genital Vansiklovir oral 7 hari
Trikomoniasis Trichomonas Metronidazole
vaginalis
Candidiasis Candida 1st: Myconazole, Klotrimazol, Fluconazol,
albicans Itraconazol

2nd: Nistatin
Keterangan:
Alergi penisilin (tidak hamil) doksisiklin oral 30 hari, eritromisin selama 30 hari
Alergi penisilin (hamil)  lakukan desensitisasi

Source: Pionas POM RI. Infeksi Parasit. Pionas.pom.go.id

VAKSIN
Vaksin Kegunaan Diberikan Pada
Bayi < 3 bulan, jika > 3 tahun,
BCG Tuberkulosis lakukan uji tuberkulin, jika hasil positif,
jangan diberikan.
Diberikan sebanyak 5 kali pada usia:
Difteri 2-4-6-18 bulan-(4-6) tahun atau
DPT Pertusis 2-3-4-18 bulan-SD kelas 1
Tetanus Dapat diulang 10 tahun sekali

Bayi usia 9 bulan dan diulang pada


Campak umur 2 tahun dan pada saat masuk SD
Campak
(Virus Morbili)

Bayi usia 12-15 bulan, jika hingga usia


13 tahun ke atas (belum mengalami
cacar atau belum mendapat vaksin)
Cacar Air (Varicella harus diberikan dua dosis dengan
Cacar Air
zoster) interval sekurang-kurangnya 28 hari

Bayi mendapat 3 dosis vaksin


Dosis pertama: Saat lahir sebelum usia
Hepatitis B Hepatitis B 12 jam Dosis kedua: Saat usia 1-2 bulan
Dosis ketiga: Saat usia 6-12 bulan

Meningitis
Pneumonia Diberikan 3 atau 4 dosis pada usia 2, 4,
Hib
(Haemophilus 6 bulan dan diulang pada umur 12-15
influenzae B) bulan
Diberikan tiap tahun pada usia 6 bulan
Influenza Flu sampai 8 tahun
Meales(Campak) Diberikan dalam 2 dosis vaksin Dosis
pertama: Usia 12-15 bulan
Mumps(Gondongan)
MMR Dosis kedua: Usia 4-6 tahun (atau lebih
Rubella(Campak
cepat)
Jerman)
Pneumonia
Sepsis Diberikan secara rutin pada bayi usia
Pneumokokus Otitis Media 2, 4, 6 dan 12-15 bulan
Konjugasi Meningitis
(Streptococcus
pneumoniae)
Diberikan 4 dosis vaksin dengan
jadwal sebagai berikut, dosis
Polio Polio pertama saat lahir, dilanjutkan pada
usia 2, 4, 6 bulan Vaksin polio
diulang pada usia 18 bulan dan
pada 4-6 tahun
Jadwal pemberian vaksin rabies pra-
paparan adalah dalam 3 dosis
Dosis satu: Bila dibutuhkan
Rabies Rabies Dosis dua: 7 hari setelah dosis satu
Dosis tiga: 21 hari atau 28 hari
setelah dosis ke satu
Diberikan 2 atau 3 dosis Vaksin
diberikan pada usia 2, 4, (dan 6 bulan
Rotavirus Diare bila 3 dosis) dengan cara diminum
bukan disuntik
Wisatawan yang akan pergi ke wilayah
endemik tifoid (satu suntikan 2 minggu
Demam Tifoid sebelum berangkat) Dosis booster
Tifoid
(Salmonella typhi) dapat diberikan setiap 3 tahun sekali

Toxoplasmosis, Waktu pemberian: 3 bulan sebelum


rubella, menikah / 3 bulan sebelum kehamilan.
Torch
cytomegalovirus
herpes.

Sumber: Informasi Vaksin Untuk Orang Tua (IDAI, 2014)

TOKSOPLASMA

Penyakit Penyebab Tatalaksana Utama Keterangan


Toksoplasm Toxoplas Primetamin dan suladiazin Pada ibu
a ma Gondii diberikan beberapa minggu. hamil
Primetamin kombinasi digunakan
klindamisin/klaritromisin/azitro spiramisin
misin (makrolida) untuk
mengurangi
transmisi
maternal
pada
janin
HIV – AIDS

Terapi Infeksi HIV

Europenan AIDS Clinical Society (EACS) Guidelines for the Clinical Management and

Treatment of HIV-infected Adults


Penatalaksanaan Infeksi HIV dengan Regimen yang Direkomendasikan

Regimen yang
Keterbatasan
Disarankan

• Tidak dapat digunakan pada


trimester pertama kehamilan
Efavirenz + Tenofovir + • Not in women without
NNRTI Emtricitabine adequate contraception
based

Darunavir + Ritonavir + Tenofovir


+ Emtricitabine Ruam

Atazanavir + Ritonavir + • Jangan gunakan bersama PPI


Tenofovir + Emtricitabine
• Ruam

Reltegnavir + Ritonavir +
Tenofovir + Emtrivitabine
Twice daily (not once)

Efavirenz + (Abacavir atau Efikasi turun pada kondisi


PI based Zidovudine) + Lamivudine viral load tinggi (Abacavir)
Nevirapine + Zidovudine + • Tidak bisa untuk pasien
Lamivudine gangguan hati sedang – berat
• Wanita dengan CD4 > 250
atau pria dengan CD4 > 450
Atazanavir-Ritonavir + (Abacavir Lihat diatas
atau Zidovudine)+ Lamivudine

Regimen atau Komponen yang Sebaiknya TIDAK Digunakan

Regiman atau Komponen Alasan

Semua regimen NRTI Efikasi rendah

Abacavir +Diadanosine + Tenofovir Data tidak memadai


• Dapat menyebabkan fat loss
Stavudine • Neuropati perifer
• Asidosis laktat

Ritonavir Intoleransi GI
Keterangan: NRTI = Nucleoside Reverse Transciptase Inhibitors, NNRTI =
Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors, PI = Protease Inhibitors

Karakter Farmakologi Beberapa Obat Antiretroviral

Obat Efek Samping

Nucleoside Reverse Transciptase Inhibitors (NRTI)

Abacavir Hipersensitivitas

Didanosine Neuropati perifer, pankeatitis

Emtricitabine Pigmentasi

Lamivudine Sakit kepala, pankreatitis

Stavudine Lipoatropi, neuropati perifer

Tenofovir Tokisisitas ginjal

Zidovudine Anemia, neutropenia, miopati

Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)

Delavirdine Ruam, peningkatan hasil tes hati

Efavirenz Gangguan SSP, teratogen

Etravirine Ruam, mual

Nevirapine Potensial ruam, hepatoksik

Protease Inhibitors (PI)

Atazanavir Ruam

Indinavir Nefrolitiasis

Lopinavir Hiperlipidemia, intoleransi GI

Ritonavir Intoleransi GI

Sumber: Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in HIV-Infected Adult and Adolscents
(DHHS, 2009)

Terapi Antiretroviral Pada Kehamilan

Tujuan :
Untuk mencegah terjadinya transmisi vertikal dari ibu kepada anak

dan juga untuk mengoptimalkan pengobatan yang diterima ibu..

• Efavirenz (memiliki efek teratogenik)

• Kombinasi stavudin/didanosine (asidosis laktat).

• Nevirapine digunakan selama kehamilan harus dengan pemantauan fungsi hati harus

dilakukan, terutama selama 18 minggu pertama pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai