Anda di halaman 1dari 6

Ciptaan disebarluaskan di bawah

JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:


HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.72
Internasional. Internasional.

PENGARUH TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN TERHADAP


BEBAN KERJA PERAWAT RSPI PROF. Dr. SULIANTI SAROSO

Aditiya Puspanegara

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

kuridit@yahoo.com

Abstrak

Latar belakang: Fenomena yang terjadi di Indonesia setelah ada kebijakan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Jumlah kunjungan pasien di rumah sakit melonjak 70% sehingga
dapat mempengaruhi beban kerja perawat dan berakibat langsung terhadap stress perawat.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengabalisis pengaruh tingkat ketergantungan pasien,
terhadap beban kerja perawat. Jenis penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif korelatif dengan pendekatan crossectional. Analisis: Sampel penelitian ini adalah
perawat yang berdinas di ruang rawat inap dengan jenis ruangan yang berkarakteristik sama
jengan jumlah sampel 36 perawat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
tingkat ketergantungan pasien dengan beban kerja perawat (P = 0,000) dan perawat yang
mendapatkan pasien yang memiliki ketergantungan parsial 0,3 kali berpeluang membuat
beban kerja perawat menjadi produktif (OR=0,300). Kesimpulan dan saran: Diharapkan
pihak rumah sakit membuat supervisi khusus untuk perawat agar dapat lebih meningkatkan
produktifitas kerja, dengan supervisi keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, serta makin terbinanya hubungan antar perawat. Setiap ruang rawat melakukan
pengukuran beban kerja perawat secara berkala minimal sekali dalam setahun agar
terevaluasinya beban kerja perawat dan tercukupinya jumlah tenaga perawat di ruangan
sehingga meminimalisir beban perawat.

Kata kunci : Beban Kerja Perawat, Tingkat Ketergantungan Pasien

Pendahuluan pasien dan menunjang kesehatan pasien.


Perawat merupakan pekerja yang selalu ada
Perkembangan teknologi pada era di setiap rumah sakit yang bertanggung
globalisasi seperti sekarang ini cukup pesat jawab atas kesehatan pasien di ruang rawat
termasuk teknologi di bidang kesehatan. inap, rawat jalan, atau poliklinik dan
Penyakit yang masyarakat hadapi menjadi pelayanan gawat darurat. Sebagaimana kita
semakin kompleks, dan rumah sakit ketahui bersama pekerja kesehatan rumah
dituntut memberikan pelayanan dengan sakit yang terbanyak yang menurut
baik dan maksimal. Rumah sakit dengan pendapat Hamid (2007) menyatakan bahwa
tenaga medis yang ada didalamnya “perawat yang berjumlah sekitar 60% dari
diharapkan mampu melayani masyarakat tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit”.
dengan profesional dan berkualitas. Perawat Perawat merupakan sebuah profesi yang
merupakan salah satu tenaga medis di jumlahnya selalu mendominasi seluruh
rumah sakit yang memberikan pelayanan rumah sakit dan merupakan ujung tombak
untuk memberikan perawatan kepada pelayanan kesehatan rumah sakit.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 46


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.72
Internasional. Internasional.

Fenomena yang terjadi di Indonesia gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa


setelah ada kebijakan BPJS & Kebijakan monoton. Kebosanan dalam kerja rutin
Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang diluncurkan sehari-hari karena tugas atau pekerjaan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada yang terlalu sedikit, mengakibatkan
waktu itu membuat sejumlah rumah sakit di kurangnya perhatian dan konsentrasi pada
Jakarta kekurangan fasilitas dan tenaga pekerjaan sehingga potensial dapat
medis. Sejak KJS diluncurkan, jumlah membahayakan pasien.
pasien melonjak 70% atau sekitar 500.000
pasien. Akibatnya, antrian pasien panjang Metode Penelitian
bahkan ada yang tidak tertampung Penelitian ini menggunakan jenis
(Kusumawati 2015). penelitian deskriptif analitik non-
Berdasarkan data diatas sudah eksperimental, dengan pendekatan
sangat jelas bahwa jumlah pasien sangat kuantitatif, analisis korelasi dengan
mempengaruhi beban kerja perawat, hal pendekatan cross sectional. Penelitian
tersebut diungkapkan oleh Gillies (1994) analitik korelasi digunakan karena peneliti
dalam Gian (2012) yang mengatakan bahwa ingin mendapatkan gambaran masing-
bahwa “faktor- faktor yang mempengaruhi masing variabel penelitian, dan
beban kerja adalah jumlah pasien yang menghubungkan dua variabel dan
dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit, subvariabel dengan analisis korelasi serta
kondisi penyakit atau tingkat dengan melakukan penelitian sesaat pada
ketergantungan pasien, rata-rata hari waktu tertentu saja (Sastroasmoro & Ismail,
perawatan pasien”. Selain mempunyai 2008). Variabel bebas adalah tingkat
penyebab, beban kerja perawat juga ketergantungan pasien dan variabel terikat
mempunyai dampak ketika tuntutan adalah beban kerja perawat di ruangan.
melebihi kapasitas dari atasan untuk Populasi penelitian ini adalah
memenuhi tuntutan tersebut secara seluruh perawat ruangan yang bekerja di
memadai. Beban kerja yang terlalu sedikit ruangan rawat inap di RSPI Sulianti
juga dapat menyebabkan stres kerja. Karena Sarososebanyak 196 perawat dengan
beban kerja yang terlalu sedikit dimana jumlah sampel minimum sebanyak 50
pekerjaan yang terjadi karena pengulangan responden.

Hasil Penelitian

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Ketergantungan Pasien dan Beban Kerja Perawat
di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Frekuensi Persentase
Variabel
(orang) (%)
1. Beban Kerja
Kurang Produktif 14 38,9
Produktif 22 61,1
2. Tingkat Ketergantungan Pasien
Minimal 20 55,6
Parsial 16 44,4

Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui minimal yaitu sebesar 55,6%. Begitupula


bahwa untuk variabel tingkat variabel beban kerja lebih banyak masuk
ketergantungan pasien lebih banyak masuk dalam kategori beban kerja produktif
dalam kategori tingkat ketergantungan sebesar 61,1%.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 47


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.72
Internasional. Internasional.

Tabel 2. Pengaruh Tingkat Ketergantungan Pasien Dengan Beban Kerja Perawat di


RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Beban Kerja Perawat
Kurang Total
Variabel Produktif OR Pvalue
Produktif
n % n % n %
Tingkat Ketergantungan
Pasien
Minimal 14 70 6 30 20 100 0,300 0,000
Parsial 0 0 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui unit dapat diperkirakan dengan


bahwa dari 20 pasien yang memiliki memperhatikan komponen-komponen yaitu
ketergantungan minimal, mengakibatkan jumlah pasien yang dirawat per hari, per
beban kerja perawat menjadi kurang bulan dan per tahun, kondisi pasien, rata-
produktif sebesar 70% dan mengakibatkan rata pasien dirawat, tindakan langsung dan
beban kerja perawat menjadi produktif tidak langsung yang dibutuhkan pasien,
sebesar 30%. Diketahui pula dari 16 pasien frekwensi masing-masing tindakan yang
yang memiliki ketergantungan parsial, diperlukan dan rata-rata waktu yang
100% membuat beban kerja perawat dibutuhkan dalam melaksanakan tindakan
menjadi produktif. (Gillies, 1994 dalam Sutarni 2008).
Berdasarkan hasil analisis chi- Beberapa hasil penelitian yang
square didapatkan data bahwa pvalue 0,000 berkaitan dengan beban kerja yaitu hasil
< 0,05 yang berarti ada pengaruh tingkat penelitian yang dilakukan oleh Trisna
ketergantungan pasien dengan beban kerja (2007) di rumah sakit Haji Jakarta.
perawat, dan perawat yang mendapatkan Didapatkan bahwa kegiatan perawatan tidak
pasien yang memiliki ketergantungan langsung merupakan kegiatan yang banyak
parsial 0,3 kali berpeluang membuat beban dilakukan di ruang rawat inap dan faktor-
kerja perawat menjadi produktif. faktor yang mempengaruhi beban kerja
adalah jumlah pasien yang dirawat, jumlah
perawat yang bertugas, dan banyaknya
Pembahasan aktivitas keperawatan langsung dan tidak
langsung.
Berdasarkan hasil analisis chi- Hal ini juga terjadi pada hasil
square didapatkan data bahwa pvalue 0,000 penelitian (Sudirman, 2013) di rumah sakit
< 0,05 yang berarti ada pengaruh tingkat DR. Muhammad Hoesin Palembang bahwa
ketergantungan pasien dengan beban kerja variabel yang mempunyai hubungan
perawat, dan perawat yang mendapatkan bermakna dengan beban kerja adalah
pasien yang memiliki ketergantungan jumlah kegiatan, rata-rata waktu perawatan
parsial 0,3 kali berpeluang membuat beban tidak langsung serta sistem penugasan dan
kerja perawat menjadi produktif. fasilitas. Dari hasil penelitian diatas dapat
Berdasarkan analisis menunjukkan disimpulkan bahwa beban kerja disuatu
bahwa terdapat hubungan antara jumlah rumah sakit tidak bisa disamaratakan
pasien dengan beban kerja. Sebagaimana karena setiap rumah sakit mempunyai
kita ketahui beban kerja perawat adalah karakteristik yang berbeda sehingga setiap
seluruh kegiatan atau aktivitas yang rumah sakit sebaiknya menghitung beban
dilakukan oleh perawat selama tugas kerja untuk memperbaiki atau
disuatu unit pelayanan keperawatan meningkatkan kualitas. Hal ini seperti
(Marquis & Huston, 2000 dalam Sarah pendapat Gillies (1994) bahwa para ahli
2013). Beban kerja keperawatan pada suatu setuju bahwa untuk memperbaiki kualitas

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 48


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.72
Internasional. Internasional.

dan mengurangi biaya perawatan, manajer memberikan asuhan keperawatan yaitu


keperawatan harus mendefinisikan beban kepuasan kerja pada aspek prestasi,
kerja dengan lebih akurat serta menugaskan penghargaan, tanggung jawab, pekerjaan
perawat dengan jumlah dan katagori yang dan kemampuan berkembang sehingga
tepat, dan harus menimbang beberapa perawat bekerja dengan perasaan senang
variabel penting yaitu populasi pasien, yang tercermin pada sikap dalam
tindakan perawatan yang dilakukan masing- memberikan asuhan keperawatan kepada
masing pasien, metode pemberian asuhan pasien.
keperawatan, kemajuan keperawatan yang
mendukung, fasilitas dan iklim sosial
tempat perawatan diberikan (Trisna 2007) Referensi

Abdillah, Willy dan Jogiyanto Hartono.


Saran (2014). Partial Least Square (PLS).
Yogyakarta: Andi.
Beban kerja di ruangan perlu Aditama, T. Y. (2000). Manajemen
dikelola dengan tepat dengan Administrasi Rumah Sakit. Penerbit
memperhatikan kondisi pasien yang UI Press. Jakarta.
dirawat, jenis dan lama tindakan yang Adji, Irwan. (2012). Faktor-faktor Yang
dibutuhkan pasien, metode asuhan Berhubungan Dengan Kinerja
keperawatan yang digunakan, alat/fasilitas Perawat di Ruang Rawat Inap RSU
yang tersedia, kebutuhan tenaga baik Raden Mattaher Jambi. Tesis
jumlah dan kemampuannya. Sehingga Program Studi Ilmu Kesehatan
diharapkan perawat pelaksana yang Masyarakat Program Pasca Sarjana
berdinas mendapat keseimbangan antara UI. Depok
kemampuan dan pekerjaan yang diterima Ambarwati, Diah. (2014). Pengaruh Beban
menjadi tanggung jawabnya serta jumlah Kerja terhadap Stres Perawat IGD
perawat yang dibutuhkan dalam dengan Dukungan Sosial sebagai
menjalankan asuhan keperawatan. Untuk Variabel Moderating (Studi pada
memperbaiki kualitas dan mengurangi RSUP dr. Kariadi Semarang).
biaya perawatan, manajer keperawatan Semarang: Universitas Diponegoro.
harus mendefinisikan beban kerja dengan Arnold, John et al. (1995). Work
lebih akurat serta menugaskan perawat Psychology Understanding Human
dengan jumlah dan katagori yang tepat, dan Behavior In The Work Place. Second
harus menimbang beberapa variabel penting Edition. London: Pitman Publishing.
yaitu populasi pasien, tindakan perawatan Asad, Nargis & Khan, Saiqa. (2003).
yang dilakukan masing-masing pasien, Relationship Between Job-Stress and
metode pemberian asuhan keperawatan, Burnout: Organizational Support and
kemajuan keperawatan yang mendukung, Creativity As Predictor Variables.
fasilitas dan iklim sosial tempat perawatan Pakistan Journal of Psychological
diberikan. Research. ProQuest Psychology
Berdasarkan uraian diatas maka Journals.
diperlukan pengelola perawat mulai dari Asmadi. (2005). Konsep Dasar
kepala ruang sampai kepala bidang Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
keperawatan yang memperhatikan, Kedokteran EGC.
menganalisa, mengevaluasi dan melakukan Aviantono, (2009). Pengembangan Sistem
perbaikan beban kerja perawat pelaksana di Informasi Perencanaan Kebutuhan
setiap jenis pelayanan keperawatan. Selain Tenaga Kesehatan Puskesmas
itu kepuasan kerja perawat pelaksana juga Berdasarkan Beban Kerja di Dinas
harus diperhatikan dan difasilitasi dalam Kesehatan Kota Bandar Lampung,

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 49


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.72
Internasional. Internasional.

Jurnal Keperawatan, Volume I Perawat di Unit Rawat Inap RS


Nomor 2 tahun 2009. Pertamina Jaya.
Balfour, Danny L & Wechsler, Barton.
(1996). Organizational Commitment: Gian, Nurmaindah Hendianti. (2012).
Antecedents and Outcomes in Public Gambaran Beban Kerja Perawat
Organizations. Public Productivity & Pelaksana Unit Instalasi Gawat
Management Review. Vol.19 Darurat Rumah Sakit
Carayon, P. & Alvarado, C. (2007). Muhammadiyah Bandung. Bandung:
Workload and Patient Safety Among Unpad
Critical Care Nurse: Systems Gibson, James. (1996). Perilaku, Struktur,
Engineering Initiative for Patient Proses Organisasi. Erlangga. Jakarta
Safety. Crit Care Nurs Clin North Gillies, D.A. (1994). Nursing Management
Am. http://d.scribd.com/docs/ A System Approach. 3rd ed.
218ia37tlzcf0u7vve.pdf, tanggal 9 Philadelphia: W.B. Saunders
Feb 2017 Company
Coverman, Shelley. (1989). Role overload, Gitosudarmo, I & Sudita, I.N. (2008).
Role Conflict, and Stress: Addressing Perilaku keorganisasian (Edisi
Consequences of Multiple Role pertama).
Demands. Social Forces. Academic Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta
Research Library. Hamid, A.Y. (2007). Rencana Strategik
Dahlan, S. (2008). Langkah-langkah Keperawatan. PPNI
Membuat Proposal Penelitian Bidang Handoko, Hani. (2010). Manajemen
Kedokteran dan Kesehatan: Seri Personalia & Sumberdaya Manusia,
Evidence Based Medicine. Seri 3. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE
Jakarta: Sagung Seto. UGM.
Debora, Andhika. & M Sitorus. (2012). Hasibuan, Malayu. (2008). Manajemen
Gambaran Faktor-Faktor Yang Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Berhubungan Dengan Kinerja Bumi Aksara.
Pegawai Instalasi Laboratorium Hastono, S.P. (2007). Analisis Data
Klinik RSUP Fatmawati. Depok: Kesehatan: Modul Analisis Data.
FIKM UI Jakarta: FKM UI.
DepkesRI. (2009). Sistem Kesehatan Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar
Nasional. Jakarta Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Desiana, Putri Mega. (2006). Pengaruh Salemba Medika
Role Stressor dan Persepsi Mengenai Huber D.L., (2006). Leadership And Care
Dukungan Organisasi Terhadap Management (3nd ed.). Philadelpia
Kepuasan Kerja dan Komitmen Elsevier (USA)
Asisten Dosen di FEUI. Jakarta: Ilyas, Y. (2006). Perencanaan SDM Rumah
Magister Manajemen Fakultas Sakit Teori, Metoda dan Formula.
Ekonomi Universitas Indonesia. Depok : FKM Universitas Indonesia
Deviana, Gian Tareluan. (2016). Hubungan Irwady. (2007). Penilaian Beban Kerja
Antara Beban Kerja Dengan Perawat. //http://www.scribd.com/
Gangguan Pola Tidur Pada Perawat doc/36043707/Penilaian-Beban-Kerja
di Instalasi Gawat Darurat Non diakses tanggal 14 Januari 2017
Trauma RSUP Prof dr. R. D. Kandou Jauharia atika. (2015). Dampak Role
Manado. Conflict, Role Ambiguity, dan Role
Dyah Ratih Kanestren. (2009). Analisis Overload Terhadap Judgment
Hubungan Karakteristik Individu Dan Auditor.
Lingkungan Kerja Dengan Kinerja Jonni Syah R. (2011). Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Kinerja

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 50


Ciptaan disebarluaskan di bawah
JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA:
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.72
Internasional. Internasional.

Petugas Gizi Puskesmas di Kota Mitchell, R. Terence. (1978). People in


Pontianak dan Kabupaten Pontianak Organization: Understanding Their
Tahun. Tesis Program Pasca Sarjana Behavior. McGraw-Hill Inc
UI. Depok Mohammed G. Alghamdi.(2016). Nursing
Komite Etik Nasional Penelitian Kesehatan. Workload: a Concept Analysis.
(2007). Etika Penelitian Kesehatan. Community Practitioner.
20 Maret 2017. Munandar, M. (2011). Budgeting,
http//:www.litbang.depkes.co.id. Perencanaan Kerja Pengkoodinasian
Kopelman, R. (1986). Managing Kerja. Pengawasan Kerja. Edisi
Productivity in Organizations: a Pertama. BPFE Universitas Gajah
Practical, Peopleoriented Mada. Yogyakarta
Perspective. McGraw-Hill. New York Narbuko, C.& Achmad, A. (2005).
Kusumawati Diana. (2015). Hubungan Metodologi penelitian. Jakarta: Bumi
Beban Kerja Dengan Kinerja Aksara
Perawat di Ruang IGD RSUD Newstorm Davis, Keith, & John W. (1996).
Blambangan Banyuwangi. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta:
Margiati, Lulus. (1999). Stres Kerja: Latar Erlangga.
Belakang Penyebab Dan Alternatif. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi
Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Kebudayaan dan Politik. Surabaya: Jakarta: Rineka Cipta
PT. Citra Media Notoatmodjo, Soekidjo. (2009).
Marquis. (2010). Kepemimpinan dan Pengembangan Sumber Daya
Manajemen Keperawatan Teori Dan Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Nugraeni R. (2014). Hubungan Antara Role
Overload Dengan Stres Kerja Pada
Perawat

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 51

Anda mungkin juga menyukai