KERANGKA ACUAN
PROGRAM TB PARU
I. PENDAHULUAN
Menurut WHO jumlah pasien Tuberkulosis di Indonesia sekitar 10% jumlah pasien
TB di dunia dan merupakan ke 3 terbanyak di dunia setelah India dan China. Diperkirakan
saat ini jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8 % dari total jumlah pasien TB di dunia dan
setiap tahun terdapat 539.000 kasus baru.Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007
menyatakan penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit stroke,
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kondisi ini diperparah oleh kejadian HIV yang
semakin meningkat dan bertambahnya jumlah kasus kekebalan ganda kuman TB terhadap
OAT atau MDR-TB bahkan XDR-TB. Keadaan ini akan memicu epidemic TB yang sulit dan
terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama.
Pada tahun 2015 jumlah penduduk di Puskesmas Yosowilangun sebanyak 564 6
jiwa. Dari jumlah tersebut diperkirakan suspek TB sebanyak 604 suspek sedangkan target
penemuan BTA positif sebanyak 61 pasien. Pencapaian suspek di Puskesmas Yosowilangun
dari bulan Januari sampai Desember 2015 sebanyak 482 suspek.sedangkan untuk pencapaian
BTA positif sebanyak 56 Dari data tersebut penemuan suspek belum mencapai target, dan
penemuan BTA positif belum memenuhi target berdasr setimasi dari dinas kesehatan..
III. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Menurunkan angka kesakitan dan kematian dengan cara memutuskan rantai
penularan sehingga penyakit TB tidak lagi menjadi masalah kesehatan
masyarakat
2. TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan kasus baru TB Paru BTA positif
Tercapainya angka kesembuahan minimal 85 %
Meningkatkan cakupan penjaringan suspek TB
VI. SASARAN
Cakupan penjaringan suspek tb 100%
Cakupan penemuan bta positif meningkat 10% dari suspek TB
Angka keberhasilan pengobatan meningkat 90%
VII. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan penjaringan suspek dan pengobatan TB Paru di lakukan setiap hari di
hari efektif kerja,
Sedang untuk penyuluhan dilakukan satu kali untuk setiap desa (jadwal terlampir)
Pemeriksaan kontak dilakukan jika ada pasien positif TB Paru
Pelacakan pasien mangkir dilakukan jika adapasien yang mangkir atau tidak mau
minum obat
Lumajang , 2016
Mengetahui