MARET 2021
Oleh:
Fathur Rahman, S.Ked
K1A1 16 124
Pembimbing :
dr. Hj. Syamsiah Pawennei, M.Kes
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan penulis
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan tugas laporan kedokteran keluarga ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah
subhanahu wa ta’ala atas limpahan nikmat sehat, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
laporan ini sebagai tugas dalam rangka menyelesaikan stase ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu kedokteran komunitas dengan judul “Upaya Pendekatan
Kedokteran Keluarga Pada Pasien Osteoarthritis Di Puskesmas Lepo-Lepo”.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing dr. Hj. Syamsiah Pawennei, M.Kes yang telah membimbing dalam
penulisan laporan ini. Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................4
DAFTAR TABEL.................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................6
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................7
B. Tujuan.................................................................................................8
C. Manfaat...............................................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Osteoarthritis......................................................................................10
B. Ilmu Kedokteran Keluarga.................................................................13
BAB III. HASIL PENGUMPULAN DATA
A. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah..............................21
B. Identitas Pasien...................................................................................21
C. Anamnesis..........................................................................................22
D. Pemeriksaan Fisik...............................................................................23
E. Diagnosis Kerja..................................................................................24
F. Diagnosis Holistik..............................................................................24
G. Penatalaksanaan Holistik....................................................................25
H. Genogram Keluarga............................................................................26
I. Denah Rumah.....................................................................................27
J. Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan
Kehidupan Keluarga...........................................................................27
K. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Penggunaan Pelayanan Kesehatan, dan
Perilaku...............................................................................................28
4
L. Lingkungan Tempat Tinggal..............................................................28
M. Data Pola Hidup Keluarga..................................................................28
N. Identifikasi Fungsi-Fungsi dalam Keluarga.......................................29
O. Daftar Masalah...................................................................................33
P. Penyelesaian Masalah.........................................................................33
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Pembahasan.........................................................................................34
BAB V. PENUTUP
B. Simpulan..............................................................................................35
C. Saran....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menerapkan dan memperkaya ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
perkuliahan yang diterapkan dalam kedokteran keluarga secara langsung
kepada pasien.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
9
Sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh instansi
terkait sebagai bahan evaluasi dan bahan pertimbangan mengenai kasus
Osteoarthritis dalam pencegahan dan diagnosis secara holistik yang
mempertimbangkan faktor keluarga dalam pengobatan dan
pencegahannya.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan informasi dan pemahaman tidak hanya untuk pasien
tetapi juga keluarga pasien mengenai peranan keluarga dalam menangani
penyakit yang diderita.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Osteoarthritis
1. Definisi
2. Epidemiologi
terjadi pada pria dan 65,1% pada wanita, dengan kelompok usia te rbanyak
11
3. Patogenesis
4. Faktor Risiko
a. Faktor Predisposisi
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Ras/etnis
4) Genetik
b. Faktor Biomekanis
2) Kelainan anatomis
3) Pekerjaan
4) Aktivitas fisik
5. Diagnosis
a. Anamnesis
14
dikursi atau di jok mobil dalam perjalanan jauh. Kaku sendi pada
OA tidak lebih dari 15-30 menit dan timbul istirahat beberapa saat
misalnya setelah bangun tidur
b. Pemeriksaan Fisik
15
Pada tingkat lanjut osteoartritis, dapat terjadi deformitas berat
( misal pada osteoartritis lutut, kaki menjadi berbentuk O atau X),
hipertrofi (pembesaran) tulang, subluksasi, dan kehilangan
pergerakan sendi (Range of Motion,ROM). Pada saat melakukan
gerakan aktif atau digerakkan secara pasif. Adapun predileksi
osteoartritis adalah pada sendi-sendi tertentu seperti carpometacarpal
I, matatarsophalangeal I, sendi apofiseal tulang belakang, lutut
(tersering) dan paha (ACR, 2019).
c. Pemeriksaan Penunjang
16
sampai sedang, peningkatan sel peradangan (<8000/m) dan peningkatan
protein. (Joewono dkk. 2014).
6. Tatalaksana
a. Edukasi
b. Diet
c. Terapi Fisik
18
persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk
melindungi sendi yang sakit. Pada pasien OA dianjurkan untuk
berolah raga tapi olah raga yang memperberat sendi sebaiknya
dihindari seperti lari atau joging. Hal ini dikarenakan dapat
menambah inflamasi, meningkatkan tekanan intraartikular bila ada
efusi sendi dan bahkan bisa dapat menyebabkan robekan kapsul
sendi. Untuk mencegah risiko terjadinya kecacatan pada sendi,
sebaiknya dilakukan olah raga peregangan otot seperti m.
Quadrisep femoris, dengan peregangan dapat membantu dalam
peningkatan fungsi sendi secara keseluruhan dan mengurangi
nyeri. Pada pasien OA disarankan untuk senam aerobic low
impact/intensitas rendah tanpa membebani tubuh selama 30 menit
sehari tiga kali seminggu. Hal ini bisa dilakukan dengan olahraga
naik sepeda atau dengan melakukan senam lantai. Senam lantai
bisa dilakukan dimana pasien mengambil posisi terlentang sambil
meregangkan lututnya, dengan cara mengangkat kaki dan secara
perlahan menekuk dan meluruskan lututnya (ACR, 2019).
d. Terapi Farmakologis
19
dengan inhibitor pompa proton atau misoprostol. Injeksi
kortikosteroid intraartikuler bisa diberikan terutama pada pasien
yang tidak ada perbaikan setelah pemberian asetaminophen dan
OAINS. Tramadol bisa diberikan tersendiri atau dengan kombinasi
dengan analgetik (ACR, 2019).
20
b. DK memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan
memberikanperhatian kepada penderitanya secara lengkap dan
sempurna,jauh melebihiapa yang dikeluhkannya
c. DK memberikan pelayanan kesehatan dengan tujuan utama
meningkatkanderajat kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan
mengenal sertamengobatinya penyakit sedini mungkin
d. DK menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan tingkat pertama
danikut bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan
e. DK mengutamakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhandan berusaha memenuhi kebutuhan itu sebaik-baiknya.
(Anggraini dkk., 2015)
2. Prinsip Kedokteran Keluarga
Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah
memberikan/mewujudkan):
a. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
b. Pelayanan yang kontinu
c. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
d. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
e. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integrasi
darikeluarganya.
f. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja,
danlingkungan tempat tinggalnya.
g. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
h. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggung jawabkan.
i. Pelayanan yang sadar biaya dan mutu (Anggraini dkk., 2015).
3. Karakteristik Dokter Keluarga
Karakteristik dokter keluarga diantaranya yaitu :
a. Tempat kontak medis pertama, dalam sebuah sistem pelayanan
kesehatan, membuka dan menyelengarakan akses tak terbatas kepada
penggunanya, menggarap semua masalah kesehatan, tanpa
21
memandang golongan usia, jenis kelamin, atau karakter individual
yang dilayani.
b. Memanfaatkan sumber daya secara efisien, melalui sistem pelayanan
yang terkoordinasi, kerjasama dengan paramedis lainnya di layanan
primer, dan mengatur keperluan akan layanan spesialis dan dibuka
peluang untuk advokasi bagi pasien jika diperlukan.
c. Mengembangkan “Person-centred approach” berorientasi pada
individu, keluarganya, dan komunitasnya.
d. Mempunyai cara konsultasi yang unik yang menggambarkan
hubungan dokter-pasien sepanjang waktu, melalui komunikasi efektif
antara dokter-pasien.
e. Mempunyai proses pengambilan keputusan yang istimewa
mempertimbangkan insidens dan prevalensi penyakit di masyarakat
f. Menangani masalah kesehatan akut dan kronik setiap individu pasien.
g. Menangani penyakit yang masih belum jelas dalam fase dini, yang
mungkin memerlukan intervensi segera.
h. Meningkatkan taraf kesehatan dan kesejahteraan melalui intervensi
yang pas dan efektif.
i. Mempunyai tanggung jawab khusus untuk kesehatan masyarakat.
j. Mengelola masalah kesehatan dalam dimensi jasmani, rohani
(psikologi) sosial, kultural, dan eksistensial. (Kurniawan, 2015).
4. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami-istri,atau suami istri dan anak atau ayah dengan anak atau ibu
dengan anak (UU RI No. 10 Th 1992). Menurut Depkes RI, (1998)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
KepalaKeluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Anggraini dkk., 2015).
22
5. Fungsi Keluarga
Fungsi-fungsi keluarga harus dipahami oleh dokter keluarga untuk
membantu menegakkan diagnosis masalah kesehatan yang dihadapi oleh
para anggota keluarga dan juga dalam mengatasi masalah kesehatan setiap
anggotakeluarga tersebut. Fungsi keluarga banyak macamnya. Di
Indonesia fungsi keluarga dibedakan menjadi 8 macam menurut PP no.21
tahun 1994.
a. Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
b. Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhatian diantara anggota keluarga
d. Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman
e. Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan
tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
g. Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
23
h. Fungsi pembinaan lingkungan : fungsi keluarga yang memberikan
kemampuan kepada setiap keluarga dapat menempatkan diri secara
serasi, selaras dan seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan
lingkungan yang berubah secara dinamis (Anggraini dkk., 2015).
6. Genogram Keluarga
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map)
dari silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan
kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota
keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram
adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus
kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar
anggota keluarga (Anggraini dkk., 2015).
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat
perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik,
tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan
emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga, hubungan penting
dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan
(Anggraini dkk., 2015).
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga
dan selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota
keluarga pada kunjungan kunjungan selanjutnya. Setiap kejadian
emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3
generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3
generasi. Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
a. Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara
kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga.
b. Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi (Anggraini dkk., 2015).
7. Pengukuran Fungsi Keluarga
Pengukuran fungsi keluarga dapat diukur dengan menggunakan :
24
a. APGAR family (Adaptation, Partnership, Growth, Affection,
Resolve) Diciptakan oleh Smilkstein untuk mengetahui fungsi
keluarga secara cepat. Merupakan instrumen skrining untuk
disfungsi keluarga dan mempunyai reliabilitas dan validitas yang
adekuat untuk mengukur tingkat kepuasan mengenai hubungan
keluarga secara individual, juga beratnya disfungsi keluarga. Bila
pertanyaan dijawab sering / selalu nilai 2, kadang-kadang nilai 1,
jarang / tidak nilai 0. Bila hasil penjumlahan kelima nilai diatas
adalah antara :
7-10 : fungsi keluarga baik
4-6 : fungsi keluarga kurang baik
0-3 : fungsi keluarga tidak baik
b. SCREEM (Social Cultural Religion Economic Education Medical).
Jika APGAR family untuk melihat fungsi keluarga secara fisiologis,
maka SCREEM adalah untuk melihat fungsi keluarga secara
patologis.
1) Apakah antara anggota keluarga saling memberi perhatian, saling
membantu kalau ada kerepotan masing-masing.Apakah interaksi
dengan tetangga sekitarnya juga berjalan baik dan tidak ada
masalah (Social).
2) Apakah keluarga puas terhadap budaya yang berlaku di daerah
itu (Culture).
3) Apakah keluarga taat dalam beragama (Religion).
4) Apakah status ekonomi keluarga cukup (Economic)
5) Apakah pendidikan tergolong cukup (Education)
6) Apakah dalam mencari pelayanan kesehatan mudah dan ada alat
transportasi (Medical) (Anggraini dkk., 2015).
8. Syarat Kesehatan Rumah Tinggal Keluarga
Persyaratan kesehatan rumah tinggal berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 sebagai berikut :
25
1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
mebahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :
26
Kualitas udara didalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai
berikut:
a. Suhu udara nyaman berkisar18-30 C.
b. Kelembaban udara berkisar antara 40 % sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara (air exchangerate) 5 kaki kubik/menitper
penghuni
e. Konsentrasigas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam konsentrasi
gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi: Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen
minimal 10 dari luas lantai
6. Binatang penular penyakit: Tidak ada tikus bersarang diluar rumah.
7. Air
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
dan/atau air minum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman.
9. Limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber
air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan
tanah
b. Limbah padat harus dikelolah agar tidak menimbulkan bau,
pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah.
10. Kepadatan hunian rumah tidur
Luas ruang tidur minimal 8 meter2, dan tidak dianjurkan digunakan
lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak
dibawah umur 5 tahun (Anggraini dkk., 2015).
27
28
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA
29
1) Melakukan follow up perkembangan terapi penyakit pasien
2) Melakukan pengambilan data APGAR score pada suami pasien
3) Memberikan edukasi kepada suami pasien terkait dengan penyakit
pasien
Status
No. Nama Kedudukan L/P Usia Pendidikan Pekerjaan
Imunisasi
C. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 41 tahun
3. Status : Menikah
4. Agama : Islam
5. Suku : Muna
6. Alamat : Jln. Laode Hadi Bypass
7. Pekerjaan : Wiraswasta
D. Anamnesis
1. Riwayat Medis
Keluhan Utama : Nyeri pada lutut kiri dan kanan
Pasien Ny. M 41 tahun, datang ke poliklinik umum Puskesmas
Lepo-Lepo dengan keluhan nyeri pada lutut kiri dan kanan sejak 11 hari
30
sebelum pemeriksaan. Nyeri awalnya dikatakan hilang timbul namun
pagi hari sebelum berobat ke puskesmas, nyeri dikatakan menetap. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terlokalisir pada lutut kiri dan kanan.
Nyeri dirasakan sangat berat oleh pasien hingga pasien tidak dapat
beraktivitas. Nyeri pada lutut dirasakan memberat terutama jika pasien
berjalan, berdiri agak lama atau bangun dari posisi jongkok. Keluhan
juga dikatakan memberat saat pagi hari dan tidak membaik jika pasien
beristirahat. Pasien juga mengatakan sering merasakan nyeri pada lutut
kanan sejak sekitar 2 tahun yang lalu dan sudah pernah memperoleh
pengobatan dari dokter.
Pasien juga mengeluh lutut kiri dan kanannya agak kaku sehingga
sulit untuk digerakkan. Kaku dikatakan bersamaan dengan timbulnya
rasa nyeri pada lutut dan dirasakan sekitar 5-10 menit kemudian hilang.
Kaku dirasakan biasanya pada pagi hari saat bangun dari tidur dan
setelah pasien duduk lama. Riwayat demam disangkal oleh pasien. Mual-
muntah disangkal oleh pasien.
2. Riwayat Penyakit Pasien
Riwayat penyakit pasien sekarang adalah osteoarthritis.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah Pasien memiliki riwayat penyakit nyeri lutut kronis sama
seperti pasien.
4. Riwayat Kebiasaan
Ny. M saat ini bekerja sebagai padagang yang sebagian besar
aktivitasnya adalah melayani pembeli dan mengatur dan membereskan
barang dagangannya. Setiap hari, Ny. M melakukan pekerjaan rumah
seperti ibu rumah tangga pada umumnya.
5. Riwayat Ekonomi
Dari segi ekonomi pasien termasuk golongan ekonomi menengah
kebawah dimana penghasilan pasien didapatkan hasil penjualan harian
pasien.
31
6. Riwayat Gizi
Ny. M memiliki berat badan 71 kg dan tinggi badan 155 cm. Jadi,
indeks masa tubuh (IMT) pasien saat ini adalah 29,5 kg/m 2 yang
termasuk kategori obesitas kelas 1.
E. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum:
1. Kesan : Sakit ringan
2. Tekanan darah: 110/80 mmHg
3. Kesadaran : E4M6V5 (Compos mentis)
4. Nadi : 88 x/menit
5. Suhu : 36,7 oC
6. Pernapasan: 20 x / menit
7. Sianosis: (-)
8. Anemis: (-)
9. Ikterus : (-)
10. Gizi: Baik
11. Lingkar Pinggang : 118 cm
12. TB : 155 cm
13. BB : 71 kg
14. IMT : 29,5 (Obesitas grade I)
15. Pemeriksaan Toraks: dbn
16. Pemeriksaan Abdomen : dbn
17. Pemeriksaan Lutut:
a) Inspeksi : lutut kiri dan kanan berwarna kemerahan dibanding daerah
disekitarnya
b) Palpasi : teraba hangat, terdapat nyeri tekan, serta terdapat
keterbatasan gerak sendi pada lutut kiri
32
F. Diagnosis Kerja
Osteoarthtritis genu
G. Pemeriksaan penunjang
1. Hasil laboratorium : -
2. Saran pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan: Foto X-Ray Genu
H. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
a. Keluhan : Ny. M sering nyeri pada lutut kiri dan kanan dirasakan
memberat terutama jika pasien berjalan, berdiri agak lama atau bangun
dari posisi jongkok yang hilang timbul
2. Aspek Klinis
menjaga warungnya.
33
M dalam menjalankan aktifitas hariannya
mulai dari berdagang sampai mengurus rumah.
d. Budaya : Ny. M cenderung jarang memeriksakan
kondisi kesehatan di pusat layanan kesehatan.
5. Derajat Fungsional
I. Penatalaksanaan Holistik
2. Non Farmakologi :
34
J. Genogram Keluarga
Tn. LH Ny. S
An.
Sn
Keterangan :
: Meninggal : Laki-laki : Penderita Arthritis
: Perempuan : Pasien
K. Denah Rumah
35
L. Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan
Keluarga
Tabel 4. Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan
Keluarga
Faktor Keterangan Kesimpulan
Sarana pelayanan kesehatan
yang digunakan oleh Puskesmas Memuaskan
keluarga
36
Penggunaan pelayanan kesehatan: Ny. M cenderung jarang
3
memeriksakan kondisi kesehatan di pusat layanan kesehatan
37
O. Data Pola Hidup Keluarga
1. Pola kesehatan
a) Ny. M dan keluarga jarang memeriksakan kesehatannya ke fasilitas
pelayanan kesehatan
b) Ada yang merokok dalam rumah (suami pasien)
c) Berobat menggunakan BPJS
2. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola makan
1) Semua anggota keluarga makan 3x sehari
- Sarapan: nasi putih, ikan/tahu/tempe/ayam, sayur
- Makan siang: nasi putih, ikan/tahu/tempe/ayam, sayur
- Makan malam: nasi putih, ikan/tahu/tempe/ayam, sayur
2) Penyediaan makanan : Kukus, rebus dan tumis
3) Air minum : Air yang di masak dan air galon
b) Pola kebersihan
1) Mandi 2x/ hari. Ganti baju 2x/ hari.
2) Mencuci tangan sebelum makan
3) Membersihkan rumah setiap hari
4) Sumber air untuk mencuci dan mandi yaitu mata air tanah
P. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Keluarga pasien memiliki penyakit yang sama dengan pasien yaitu
ayah pasien yang menderita penyakit Arthritis kronik.
2. Fungsi Sosial
Ny. M dan keluarga bersosialisasi bersama tetangga sekitar rumah
dengan baik dan selalu berusaha untuk berkumpul bersama keluarga yang
lain saat waktu luang.
38
3. Fungsi Psikologis
Dari segi psikologis, Ny. M dan keluarga tidak memiliki masalah.
Pendapatannya bersama suami sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar
keluarga sehingga tidak ada hambatan yang berarti dalam hal
pengobatan. Komunikasi antar Ny. M dan keluarganya terjalin baik
dengan selalu mendukung dan saling membantu dalam aktivitas
kesehariannya.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan pasien sehari-hari masih dapat terpenuhi dengan adanya
pedapatan pasien dan suaminya sebagai pedagang.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Pasien rutin mengonsumsi obat yang diberikan dari Dokter
Puskesmas. Saat berada dirumah pasien selalu berusaha lebih aktif
melakukan aktivitas seperti membersihkan rumah dan juga rutin
beribadah.
6. Fungsi Fisiologis (Skor APGAR)
a. Adaptation: kemampuan anggota keluarga beradaptasi dengan
anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran
dari anggota keluarga yang lain.
b. Partnership: menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling
mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami
oleh keluarga tersebut.
c. Growth: menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru
yang dilakukan anggota keluarga lain.
d. Affection: menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi
antar anggota keluarga.
e. Resolve: menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga
yang lain.
f. Penilaian :
39
Hampir selalu : 2 poin
Kadang-kadang : 1 poin
Hampir tak pernah : 0 poin
g. Penyimpulan :
Nilai rata-rata ≤ 5 : Kurang
Nilai rata-rata 6-7 : Cukup/sedang
Nilai rata-rata 8-10 : Baik
40
A Saya puas dengan cara keluarga saya √
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi
saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi √
waktu bersama-sama
Untuk Tn. S, Ny. M dan An. S, APGAR Score dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Adaptation: Ny. M dan anggota keluarga lain yang tinggal dengan
Ny. M merasa puas terhadap dukungan dan saran yang diberikan
keluarganya jika menghadapi masalah. Meskipun ada beberapa
anggota keluarga yang tinggal berjauhan tetapi mereka masih tetap
saling mendukung dan memberikan saran terutama tentang kesehatan
Ny. M
b. Partnership: Komunikasi Ny. M dengan keluarganya tergolong baik.
Keluarga dekat Ny. M yang tinggal jauh sering menghubungi dan
menanyakan kabarnya sehingga komunikasi diantara mereka tetap
lancar.
41
c. Growth: Keluarga Ny. M, sangat mendukung keinginan Ny. M untuk
sembuh yaitu dengan selalu mengingatkan untuk rutin melakukan
aktivitas fisik dan membantu keinginan pasien untuk memperbaiki
status gizinya.
d. Affection: Ny. M puas dengan kasih sayang dan perhatian yang
diberikan keluarganya.
e. Resolve: Ny. M merasa cukup mendapat waktu bersama anggota
keluarganya dan kadang merindukan saat anak-anaknya lengkap
berkumpul bersama.
Total APGAR Score Tn. S = 9, Ny. M = 10, dan An. S = 10 (baik)
42
Tingkat pendidikan dan pengetahuan Ny. M
Educational dan keluarga tergolong cukup baik di lihat -
dari latar belakang pendidikan dan
pengetahuan mengenai penyakitnya
Medical Dalam pembiayaan kesehatan Ny. M dan -
keluarga menggunakan Kartu BPJS.
O. Daftar Masalah
1. Masalah Medis
a. Osteoarthritis
b. IMT 29,5 kg/m2 (Obesitas I)
2. Masalah Non-Medis
Pasien masih sulit untuk meluangkan waktunya memeriksakan
kesehatannya ke fasilitas kesehatan
P. Penyelesaian Masalah
Tindakan yang perlu dilakukan adalah yaitu :
1. Pasien disarankan rutin meminum obat yang telah diberikan oleh dokter
sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.
2. Pasien disaranakan untuk melakukan diet untuk mendapatkan berat badan
yang ideal dan mengurangi beban kerja pada lutut pasien.
3. Pasien disarankan sebisa mungkin menghindari aktivitas fisik yang
memperberberat kerja sendi lututnya, namun tetap melakukan aktivitas fisik
harian disela-sela kesibukan pasien
43
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pasien datang ke poliklinik umum Puskesmas Lepo-lepo dengan keluhan
nyeri lutut nyeri pada lutut kiri dan kanan sejak 11 hari sebelum pemeriksaan.
Nyeri awalnya dikatakan hilang timbul lalu lama-kelamaan menetap dan disertai
dengan rasa kaku sehingga sulit untuk digerakkan, yang muuncul bersamaan
timbulnya rasa nyeri pada lutut. Rasa kaku umunya dirasakan biasanya pada pagi
hari saat bangun dari tidur dan setelah pasien duduk lama. Karena gejala yang
timbul, pasien merasa tidak nyaman dan atas dorongan keluarga, pasien
memutuskan untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan. Kemudian
dilakukan anamnesis oleh dokter dan dokter menduga bahwa pasien mengalami
osteoarthritis setelah dilakukan pemeriksaan fisik.
44
mediator inflamasi seperti prostaglandin, bradykinin dan lain-lain, sehingga
menurunkan proses peradangan pada sendi pasien.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Masalah
Kesehatan
a. Aspek Risiko Klinis
1) Pasien merasakan persendiaannya terasa kaku dan nyeri apabila
digerakkan. Pada mulanya hanya terjadi pagi hari, dan lama-
kelamaan menimbulkan rasa sakit setiap menekuk kakinya. Dari
hasil pemeriksaan fisik, ditemukan tanda-tanda peradangan pada
persendian pasien berupa kemerahan dan pembengkakkan, serta
terdapat keterbatasan gerak dari persendian tersebut
2) Diagnosis: Osteoarthritis
b. Aspek Faktor Risiko Internal
1) Pasien adalah seorang wanita yang telah berusia 41 tahun
2) Pasien memiliki indeks massa tubuh (IMT) Obesitas grade I
3) Riwayat keluarga: Ayah pasien menderita penyakit yang sama
B. Saran
1. Bagi Pasien dan Keluarga
a. Rajin untuk memeriksakan atau mengontrol kondisi kesehatan di pusat
pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas
b. Patuh dalam meminum obat sesuai anjuran dari petugas Puskesmas
atau dokter
c. Menjaga atau menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehingga dapat
mencegah timbulnya komplikasi dari penyakit.
2. Bagi Keluarga
a. Keluarga pasien tetap selalu memantau dan mengingatkan pasien
untuk selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat serta untuk patuh
dalam meminum obat.
b. Keluarga pasien selalu memberikan motivasi ataupun semangat kepada
pasien.
c. Keluarga pasien selalu waspada terhadap komplikasi yang dapat
muncul
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat mengetahu tentang osteoarthritis dan
komplikasinya jika tidak tertangani, serta mengenali faktor-faktor risiko
yang berhubungan dengan kejadian osteoarthritis sehingga masyarakat
dapat mengurangi atau menghindari faktor-faktor risiko tersebut.
47
4. Bagi Instansi Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan penyuluhan atau edukasi mengenai
bahaya dan faktor risiko osteoarthritis kepada masyarakat sehingga dapat
menambah pengetahuan masyarakat sehingga dapat dilakukan
pencegahan dan penanganan dini pada pasien
48
DAFTAR PUSTAKA
Osteoarthritis Guidelines.
Joewono, S., Haryy, I., Handono, K., Rawan, B., Riardi. 2014. Chapter 279 :
Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV FKUI. 1195- 1202
15(2).
49
LAMPIRAN
Rumah Pasien