Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

V DENGAN DIAGNOSA
GASTROENTRITIS DI RUANG PENYAKIT DALAM
RSUD LAHAT

DOSEN PEMBIMBING : EKA HARIYANTI S.Pd, S.Kep, Ners, M.Kes

TRI WULANDARI PO7120522001

AZWAR ANAS PO7120522003

DWI ARTIKA RATU PO7120522004

DWI PUSPITA SARI PO7120522005

YOSI OKTARIA PO7120522013

DANIA AYULESTARI PO7120522023

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN LAHAT
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga saya ucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dengan judul " Asuhan Keperawatan Pada An.V
dengan Diagnosa Gastroentritis di Ruang Penyakit Dalam RSUD LAHAT” . Selain itu,
pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalahini dapat berguna bagi para pembaca.

Lahat, 16 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 6
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gastroentritis .................................................................................................. 8

2.2 Etiologi ......................................................................................................................... 8

2.3 Manifestasi Klinis ........................................................................................................ 10

2.4 Patofisiologi ................................................................................................................. 11

2.5 Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................... 11

2.6 Penatalaksanaan ........................................................................................................... 11

2.7 Komplikasi ................................................................................................................... 12

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian .................................................................................................................... 13

3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................................ 15

3.3 Perencanaan Keperawatan ........................................................................................... 15

3.4 Implementasi keperawatan............................................................................................ 16

3.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................................... 16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 17

4.2 Saran ............................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari gejala infeksi saluran
pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme seperti bakteri, virus, dan parasit.
Beberapa organisme tersebut biasanya menginfeksi saluran pencernaan manusia melalui
makanan dan minuman yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food borne disease)
(DEBI, 2019). Klien dengan diagnosa Gastroenteritis akut biasanya mengalami gangguan
kebutuhan nutrisi, kebutuhan istrahat tidur dan kebutuhan kenyamanan Berdasarkan data Word
Health Organization (WHO) 2018 (NILA, 2020), ada 2 milyar kasus diare infeksi pada orang
dewasa diseluruh dunia setiap tahun. Di Amerika Serikat7 insiden kasus Gastroenteritis akut
mencapai 200 juta hingga 300 juta kasus per tahun.

Kebutuhan dasar manusia ialah unsur-unsur yang dibutuhkan oleh setiap manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun pisikologis, salah satu kebutuhan dasar
manusia sering menjadi keluhan individu sehingga mencari tempat pelayanan kesehatan adalah
kebutuhan kenyamanan. Gangguan rasa nyaman merupakan suatu keadaan belum terpenuhinya
kebutuhan yang meliputi kenyamanan fisik, kenyamanan lingkungan, serta kenyamanan sosial.
Gangguan rasa nyaman sering dikeluhkan dengan gangguan rasa nyaman fisik, nyeri akut dan
nyeri kronis (Pratiwi, 2018). Beberapa penelitian menguraikan masalah kesehatan yang sering
di kaitkan dengan kebutuhan kenyamanan seperti pada penyakit Gastroenteritis Akut.

Berdasarkan hasil dari Profil Kesehatan Indonesia (2018) diketahui bahwa penyakit diare
merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit yang sering disertai
dengan kematian. Pada tahun 2017 terjadi 21 kali kasus diare yang tersebar di 21 provinsi
dengan jumlah penderita 1725 orang dan kematian 34 orang (1.97 %) (Hidayatun, 2020)
(Anhar, 2018) yang ditandai dengan mual (93%)muntah (81%) atau diare (89%), dan nyeri
abdomen (76%) umumnya merupakan gejala yang paling sering dilaporkan oleh kebanyakan
pasien

Data rekam medik RSUD Kota Kendari diketahui prevelensi pasien Gastroenteritis akut yang
menjalani perawatan selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 5% yang terdiri
dari tahun 2019 mencapai hingga 244 pasien, tahun 2020 sebanyak 263 pasien Gastroenteritis
akut, sedangkan pada tahun 2021 mencapai 269 pasien.

4
Berdasarkan pengambilan data awal dua bulan terakhir, rerata pasien yang menjalani perawatan
di ruang rawat inap Angrek RSUD Kota Kendari adalah pasien dengan diagnosa medis
Gastroenteritis akut. Dari data yang ditemukan dua bulan terakhir yaitu pada bulan Januari s.d
Februari pasien yang datang ke RS dan menjalani perawatan diruang Angrek ialah pasien
dengan diagnosa Gastroenteritis Akut mencapai 8 pasienUmumnya keluhan masuk yang
dirasakan pasien dengan diagnosa tersebut adalah mual, muntah, diare, dan nyeri.

Gastroenteritis akut dapat di sebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor, seperti faktor
makanan (makanan basiberacunalergi makanan)faktor infeksi (bakteri, dan Virus) dan faktor
malabsorsi (karbohidrat, protein, lemak) yang masuk ke dalam tubuh lalu mencapai usus halus
dan menstimulasi dinding usus halus yang mengakibatkan peningkatan isi (rongga) lumen
usus, yang pasien dengan diagnosa medis Gastroenteritis akut. Dari data yang ditemukan dua
bulan terakhir yaitu pada bulan Januari s.d Februari pasien yang datang ke RS dan menjalani
perawatan diruang Angrek ialah pasien dengan diagnosa Gastroenteritis Akut mencapai 8
pasien, Umumnya keluhan masuk yang dirasakan pasien dengan diagnosa tersebut adalah
mual, muntah, diare, dan nyeri.

Gastroenteritis akut dapat di sebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor, seperti faktor
makanan (makanan basi, beracun, alergi makanan)faktor infeksi (bakteri, dan Virus) dan faktor
malabsorsi (karbohidrat, protein, lemak) yang masuk ke dalam tubuh lalu mencapai usus halus
dan menstimulasi dinding usus halus yang mengakibatkan peningkatan isi (rongga) lumen
usus, yang mengakibatkan hiperperistaltik, peningkatan percepatan kontak makanan dan air
dengan mukosa usus, sehingga penyerapan makanan, air, elektrolit terganggu, dan
menyebabkan gangguan Gastroenteritis akut sehingga refleks spasme otot dinding perut dan
menyebabkan nyeri akut pada area abdomen.

Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan ialah melaksanakan proses


keperawatan secara komprehensif mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan.
Pada tahapan pengkajian, perawat mengkaji penyebab nyeri, kualitas nyeri, skala nyeri, lokasi
dan penyebaran nyeri serta durasi terjadinya nyeriDari pengkajian yang dilakukan, perawat
akan menentukan masalah keperawatan yang tepat. Adapun masalah keperawatan pada
gangguan kebutuhan rasa nyaman menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)
adalah nyeri akut, nyeri kronis dan gangguan rasa nyaman. Masalah keperawatan ini tentunya
membutuhkan penanganan keperawatan yang tepat (Pokja, 2017). Penanganan keperawatan

5
berfokus pada teknik farmakologi dan non farmakologi. Teknik non farmakologi adalah
penanganan nyeri selain obat-obatan yang terdiri dari teknik relaksasi nafas dalam.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Suryaningsih, 2019) bahwa Salah satu
Penanganan nyeri ialah dengan melakukan teknik relaksasi nafas dalam, teknik relaksasi nafas
dalam merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. Teknik
relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat
memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Sehingga tidak menutup
kemungkinan terdapat pengaruh pengurangan nyeri perut atau kram otot yang di akibatakan
karena penyakit Gastroenteritis akut.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prayotno, 2017) bahwa teknik relaksasi nafas
dalam dapat menurunkan nyeri perut pada pasien Gastroenteritis akut didapatkan hasil pasien
pertama dengan skala nyeri 7 menurun menjadi skala nyeri 2 dan pasien kedua dengan skala
nyeri 5 menurun menjadi skala nyeri 3 dan dapat disimpulkan bahwa nyeri taratasi setelah
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam selama 3 x 24 jam Hasil yang diperoleh setelah
dilakukan relaksasi nafas dalam klien merasa lebih nyaman dan tenang

Penanganan nyeri pada Gastroenteritis Akut dapat dilakukan dengan kombinasi terapi relaksasi
nafas dalam dengan analgetik dibuktikan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
(Prayotno, 2017) Pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan analgetik dapat menurunkan
skala nyeri, dari skala nyeri 5 menurun menjadi 4 dengan waktu 20 menit, dikarenakan teknik
relaksasi akan mengurangi aktivitas saraf simpatis yang mangembalikan tubuh pada keadaan
seimbang, pupil, pendengaran, tekanan darah, denyut jantung. pernafasan dan sirkulasi kembali
normal dan otot-otot menjadi relaks. Respon relaksasi merupakan efek penyembuhan yang
memberikan kesempatan untuk beristirahat dari stres lingkungan eksternal dan stres
lingkungan internal, sehingga dapat mempermudah terjadinya penurunan skala nyeri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan pada An. V dengan diagnosa Gatroenteritis Akut
di Ruang Penyakit Dalam RSUD LAHAT.

1.3 TUJUAN

a. Tujuan Umum

6
Melakukakan Asuhan Keperawatan pada An. V dengan Diagnosa Gastroentritis Akut di Ruang
Penyakit Dalam RSUD Lahat

b. Tujuan Khusus
1) Pembaca mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An. V dengan diagnosa
Gatroenteritis Akut
2) Pembaca mampu merumuskan diagnosa keperawatan An. V dengan diagnosa Gatroenteritis
Akut
3) Pembaca mampu menyusun rencana keperawatan An. V dengan diagnosa Gatroenteritis
Akut
4) Pembaca mampu melakukan implementasi keperawatan An. V dengan diagnosa
Gatroenteritis Akut
5) Pembaca mampu melakukan evaluasi keperawatan An. V dengan diagnosa Gatroenteritis
Akut
1.4 MANFAAT
a. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dalam ilmu pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa tentang
penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
kenyamanan
b. Bagi Institusi pendidikan
Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai penerapan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan kebutuhan kenyamanan
c. Bagi RSUD Lahat
Dapat dijadikan sebagai masukan bagi perawat yang ada untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang benar dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
pada pasien yang terganggu kebutuhan kenyamanannya

7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada bagian mukosa dari
saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan muntah. Gastroenteritis akut adalah diare
dengan onset mendadak dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari disertai dengan muntah
dan berlangsung kurang dari 14 hari (Desak, 2017)
Gastroenteritis akut juga didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari gejala infeksi saluran
pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme seperti bakteri, virus, dan parasit.
Beberapa organisme tersebut biasanya menginfeksi saluran pencernaan manusia melalui
makanan dan minuman yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food borne disease)
(DEBI, 2019)
Kata "Gastroenteritis" berasal dari kata Yunani gastron (perut) dan enteron (usus kecil). Secara
medis, gastroenteritis didefinisikan sebagai penyakit diare, dengan kata lain peningkatan
frekuensi buang air besar dengan atau tanpa muntah, demam dan nyeri perut. Peningkatan
frekuensi buang air besar didefinisikan oleh tiga atau lebih buang air besar encer dilam 24 jam
atau setidaknya 200 g fases per hari (Sattar & Singh, 2022).
2.2 ETIOLOGI
Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, menurut dari World
Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen yang bisa menyebabkan terjadinya
Gastroenteritis akut yaitu agen infeksi dan non- infeksiLebih dari 90 % diare akut disebabkan
karena infeksi, sedangkan sekitar 10% karena sebab lain yaitu (Desak, 2017):
I. Faktor Infeksi
a. Virus Di negara berkembang dan industrial penyebab tersering dari Gastroenteritis akut
adalah virus, beberapa virus penyebabnya antara lain:
1) Rotavirus
Merupakan salah satu terbanyak penyebab dari kasus rawat inap di rumah sakit dan
mengakibatkan 500.000 kematian di dunia tiap tahunnya, biasanya diare akibat rotavirus derat
keparahannya diatas rerata diare pada umumnya dan menyebabkan dehidrasi pada anak- anak
sering tidak terdapat gejala dan umur 3-5 tahun adalah umur tersering dari infeksi virus ini.
2) Human Caliciviruses (HuCVs)
Termasuk famili Calciviridae, dua bentuk umumnya yaitu Norwalk-like viruses (NLVs) dan
Sapporo-like viruses (SLVs) yang sekarang disebut Norovirus dan sapovirus. Norovirus
merupakan penyebab utama terbanyak diare pada pasien dewasa dan menyebabkan 21 juta
kasus per tahun. Norovirius merupakan penyebab tersering Gastroenteritis pada orang dewasa
dan sering menimbulkan wabah dan menginfeksi semua umur. Sapoviruses umumnya
menginfeksi anak- anak dan merupakan infeksi virus tersering kedua selain Rotavirus.

8
3) Adenovirus Umumnya menyerang anak-anak dan menyebabkan penyakit pada sistem
respiratori. adenovirus merupakan family dari Adenoviridae dan merupakan virus DNA tanpa
kapsul, diameter 70 nm, dan bentuk icosahedral simetris. Ada 4 genus yaitu Mastadenovirus,
Aviadenovirus, Atadenovirus, dan Siadenovirus
b. Bakteri
1) Infeksi bakteri
juga menjadi penyebab dari kasus Gastroenteritis akut bakteri yang sering menjadi
penyebabnya adalah Diarrheagenic Escherichia coli. Shigella species, Vibrio cholera,
SalmonellaBeberapa bakteri yang dapat menyebabkan gastroenteritis akut adalah:
Diarrheagenic Escherichia coli Penyebarannya berbeda-beda di setiap negara dan paling sering
terdapat di negara yang masih berkembang. Umumnya bakteri jenis ini tidak menimbulkan
bahaya jenis dari bakterinya adalah:
- Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
- Enteropathogenic E. coli (EPEC)
- Enteroinvasive E. coli (EIEC)
- Enterohemorrhagic E. coli (EHEC)
2) Campylobacter Bakteri
jenis ini umumnya banyak pada orang yang sering berhubungan dengan perternakan selain itu
bisa menginfeksi akibat masakan yang tidak matang dan dapat menimbulkan gejala diare yang
sangat cair dan menimbulkan disentri.
3) Shigella species
Gejala dari infeksi bakteri Shigella dapat berupa hipoglikemia dan tingkat kematiannya
sangatlah tinggi. Beberapa tipenya adalah:
- S. sonnei
- S. flexneri
- S. dysenteriae
4) Vibrio cholera
Memiliki lebih dari 2000 serotipe dan semuanya bisa menjadi pathogen pada manusia. Hanya
serogrup cholera Ol dan 0139 yang dapat menyebabkan wabah besar dan epidemicGejalanya
yang paling sering adalah muntah tidak dengan panas dan feses yang konsistensinya sangat
berair. Bila pasien tidak terhidrasi dengan baik bisa menyebabkan syok hipovolemik dalam 12-
18 jam dari timbulnya gejala awal
5) Salmonella
Salmonella menyebabkan diare melalui beberapa mekanisme. Beberapa toksin telah
diidentifikasi dan prostaglandin yang menstimulasi sekresi aktif cairan dan elektrolit mungkin
dihasilkanPada onset akut gejalanya dapat berupa mual, muntah dan diare berair dan terkadang
disentri pada beberapa kasus.

9
c. Parasitik
agents Cryptosporidium parvum, Giardia L, Entamoeba histolytica, and Cyclospora
cayetanensis infeksi beberapa jenis protozoa tersebut sangatlah jarang terjadi namun sering
dihubungkan dengan traveler dan gejalanya sering tak tampak. Dalam beberapa kasus juga
dinyatakan infeksi dari cacing seperti Stongiloide stecoralis, Angiostrongylus C., Schisotoma
MansoniS. Japonicum juga bisa menyebabkan Gastroenteritis akut.
II. Non-Infeksi
a. Malabsorpsi/ maldigesti Kurangnya penyerapan seperti :
1Karbohidrat: Monosakrida (glukosa), disakarida (sakarosa)
2Lemak: Rantai panjang trigliserida
3. Asam amino
4. Protein
5. Vitamin dan mineral
b. Imunodefisiensi
Kondisi seseorang dengan imunodefisiensi yaitu hipogamaglobulinemia,
panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA dan
imunodefisiensi IgA heavycombination.
c. Terapi Obat
Orang yang mengonsumsi obat-obatan antibiotik, antasida dan masih kemoterapi juga bisa
menyebabkan Gastroenteritis akut
d. Lain-lain
Tindakan gastrektomi, terapi radiasi dosis tinggi, sindrom Zollinger- Ellison, neuropati
diabetes sampai kondisi psikis juga dapat menimbulkan Gastroenteritis akut
2.3 MANIFESTASI KLINIS
GEAD sering disertai tanda dan gejala klinis lainnya seperti gelisah, suhu tubuh meningkat,
nafsu makan menurun, dehidrasi, tinja cair berlendir kadang bercampur darah, tugor kulit, bb
menurun, mata cekung, ubun-ubun kedalam(cekung) keadaan ini merupakan gejala infeksi
yang disebabkan oleh bakteri usus dan parasit (crown,2015)
Sedangkan menurut suruadi (2011), tanda dan gejala klinis dari GEAD antara lain:
•sering bab cair atau encer
•terdapat tanda dan gejala dehidrasi
•kram abdominal
•demam mual muntah, dan perubahan ttv
•urine menurun atau tidak pengeluaran

10
2.4 PATOFISIOLOGI
Gastroenteritis akut dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya pertama
factor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang
dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang
akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga
dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam usus sehingga
sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
Kedua, faktor malabsorbsi merupakan kegagalan yang dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kerongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis
akut. Ketiga, factor makanan, ini dapat terjadi apabila toksik yang ada tidak mampu diserap
dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan
kesempatan untuk menyerap makananan yang kemudian menyebabkan Gastroenteritis akut.
Keempat, factor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya penyerapan makanan yang dapat
mengakibatkan Gastroenteritis akut (ISNANI, 2019).
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Feses
Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula jika di duga ada inteloransi gula (sugar
intoleratec) adakah kuman untuk untuk mencari kuman penyebab dan uji resisten terhadap
antibiotik (pada diare resisten). Penetapan PH urine tidak berarti dalam perika penyaring
bermanfaat pada :
 Keadaan gangguan keseimbangan asam basa
 Infeksi saluran kencing untuk mendapat petunjuk kearah etiologi infeksi pada E.Coli
2. Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap analisis gas darah dan elektrolit (Na, K, Ca, dan P) serum pada diare
yang disertai kejang.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Jumlah cairan : Jumlah cairan yang harus diberikan
 Ada 2 jenis cairan yaitu:
1. Cairan rehidrasi oral (CRO)
2. Cairan rehidrasi parental (CRP)
2. Antibiotik
Pemberian antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi eksresi dan kontaminasi lingkungan.
Penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.

11
2.7 KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi yang lazim muncul pada klien dengan Gastroentritis menurut Betz
(2011) diantaranya ialah:
 Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
 Shok hipokalemik yang terdekompensasi (Hipotensi Asidosis Metabolik, Perkusi
Sistemik Buruk)
 Gejala demam
 Bakterimia

12
BAB III
ASKEP TEORITIS
GASTROENTRITIS AKUT
3.1 PENGKAJIAN
A. Biodata

1. Identitas Klien
Meliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir/ usia, jenis kelamin, agama, pendidikan,alamat,
tanggal masuk, pengkajian, diagnosa medis.
2. Identitas orang tua atau wali
Meliputi nama ayah dan ibu,usia, pendidikan, pekerjaan, sumber penghasilan, agama, dan
alamat.
3. Identitas Saudara kandung
Meliputi nama, usia, hubungan dan status kesehatan.

B. Riwayat kesehatan sekarang

1. Riwayat kesehatan sekarang


Keluhan utama, klien mengtakan keadaan umum pasien saat masuk rumah sakit.
Riwayat keluhan utama, menayakan awal mula dan kapan keluhan itu muncul, dan tindakan
apa saja yang sudah dilakukan untuk mengtasi keluhan tersebut.
Keluhan pada saat dikaji

2. Riwayat kesehatan masa lalu


a. Prenatal care
keluhan selama hamil yang dirasakan ibu, imunisasi TT
b. Natal
jenis persalinan, penolong persalinan, komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat
melahirkan dan setelah melahirkan.
c. Post natal
Kondisi bayi (APGAR), riwayat kecelakaan
C. Riwayat Imunisi
Jenis imunisasi,waktu pemberian prekuensi dan reaksi
D.Pengkajian Pola Fungsi Gordon
-Persefsi terhadap kesehatan dan manajemen kesehatan
-Pola epektif dan pelatihan
-Pola istirahat dan tidur

13
-Pola nutrisi
-Pola koping
-Pola eliminasi
F. .Pemeriksaan fisik
-Kesadaran umum pasien
-tanda-tanda vital
-berat badan
G. Pemeriksaan Head to toe
1.kepala
Lihat seluruh bagian kepala bentuk,warna dan penyebaran rambut
2.Mata
Kaji kemampuan mata,konjung pipa apakah normal atau tidak sklera normal atau
tidak
3.Hidung
Kaji bentuk hidung,simetris atau tidak
4.Mulut
Kemampuan bicara,keadaan bibir,selaput mukosa
5.Telinga
Kaji bentuk,dan kebersihan telinga
6.Leher
Kaji bentuk gerakan pembesaran tiroid
7. Dada
a. Infeksi: Bentuk dada, kelainan, dan pernafasan
b. Palpasi: Adanya nyeri tekan dan massa
c. Perkusi: Suara jantung
d. Auskultasi: Suara nafas
8. Abdomen
Infeksi: Bentuk abdomen
Palpasi: Adanya nyeri tekan
Perkusi: Suara tambahan
9. Genetallia anus
Insfeksi:
Palpasi:

14
10. Ekstermitas atas
Kesehatan, kelainanan jari, tonus otot, gerak dan kekeuatan bawah. Kekuatan
otot, gerakan, dan kelengkapan jari.

3.2 Diagnosa Keperawatan


A. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal (D0020)
B. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (D0023)
C. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient (D0019)

3.3 Perencanaan Keperawatan


NO Diagnosa Keperawatan Intervensi
1 Diare berhubungan dengan inflamsi Manajemen diare (I,03101)
gastrointestinal Observasi:
(D.0020) 1. Monitor warna, frekuensi dan
konsistesi tinja
2. Monitor jumlah pengeluaran
diare
Terapeutik:
3. Berikan cairan intravena
4. Berikan asupan oral
Edukasi:
5. Anjurkan melanjutkan pemberian
asi
Kolaborasi:
6. Kolaborasi pemberian obat

2 Hipovolemia berhubungan dengan Manajemen hypovolemia (I03116)


kehilangan cairan aktif (D.0023) Observasi:
1. Periksa tanda dan gejala
hypovolemia
2. Monitor intake dan output
Terapeutik:
3. Berikan asupan cairan oral
Edukasi:
4. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi:
5. Kolaborasi pemberian cairan
intravena

15
3 Defiisit nutrisi berhubungan dengan Manajemen nutrisi (I.0105)
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient Observasi:
(D.0019) 1. Monitor asupan makan
2. Monitor berat badan
Terapeutik:
3. Anjurkan makan sedikit tapi
sering
Edukasi:
4. Ajarkan posisi yang nyaman pada
saat makan
Kolaborasi:
5. Kolaborasi dengan tim gizi

3.4 Implementasi keperawatan


Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Impementasi merupakan keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksanakan, melaksanakan intervensi atau aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini
perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawat klien.
Komponen tahap implementasi :
1. Tindakan keperawatan mandiri
2. Tindakan keperawatan edukatif
3. Tindakan keperawatan kolaboratif
4. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan.
3.5 Evaluasi Keperawatan
Menurut (Suriadi, 2012) dalam buku dan penulisan asuhan keperawatan tahap penelilaian atau
evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana, tentang kesehatan klien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan
klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapat 2 jenis evaluasi:
1. Evaluasi formatif (proses)
Evaluasi formutif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan.
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses
keperawatan selesai dilakukan.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Gastroenteritis atau diare adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi feses lebih cair
dengan frekuensi >3 kali sehari, kecuali pada neonatus (bayi < dari 1 bulan) yang mendapatkan
ASI biasanya buang air besar dengan frekuensi lebih sering 5-6 kali sehari) dengan konsistensi
baik dianggap normal. (Riskesdas, 2018)
1. Pengkajian
Pengkajian pada area keperawatan anak, prinsip dasar yang digunakan adalah bersifat holistik.
Karena pemenuhan kebutuhan biopsikososial pada masa anak menjadi landasan bagi
terbentuknya pertumbuhan dan perkembangan perilaku anak di kemudian hari. Orientasi
keperawatan anak di masa lalu perhatiannya lebih banyak pada pemenuhan kebutuhan yang
bersifat fisiologis
2. Diagnosa keperawatan
Dalam tahap ini penulis menemukan kesenjangan diagnosa antara tinjauan teori dan studi kasus
di lapangan, dengan di lakukan studi kasus pada An V dengan gastroenteritis, penulis
mengangkat tiga diagnosa pada kasus ini yaitu:
A. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal (D0020)
B. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (D0023)
C. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient (D0019)
3. Perencanaan keperawatan
Pada tahap perencanaan pernulis membuat rencana keperawatan yang di sesuaikan dengan
teoritis. Namun, penulis harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi di
lapangan yang memungkinkan rencana tersebut dapat dilaksanakan. Rencana yang di susun
berfokus pada teknik pemenuhan kebutuhan cairan, memenuhi kebutuhan nutrisi dan
menghilangkan iritasi kulit.
4. Implementasi keperawatan
Selama dilakukan tindakan keperawatan pada pasien, penulis menyesuaikan dengan tujuan dan
perencanaan yang telah ditetapkan baik secara mandiri maupun kolaborasi dan hal ini didukung
pula oleh sikap keluarga pasien yang kooperatif. keluarga klien mengungkapkan perasaannya
sehingga terjalin hubungan yang baik, keluarga yang cukup berpartisipasi dengan baik saat
pelaksanaan tindakan keperawatan.
5. Evaluasi keperawatan
Pada tahap evaluasi berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang di tegakan makan penulis
menganalisa bahwa semua masalah yang di alami An. V hanya teratasi sebagian dengan
tindakan yang di berikan

17
4.1 Saran
Untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan
sistem pencernaan akibat gastroenteritis, penulis coba menyampaikan beberapa saran yang di
ajukan kepada:
1. Pihak Rumah Sakit
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi pasien anak dengan
gastroenteritis, hal yang harus di perhatikan adalah penyediaan sarana dan prasarana
pengetahuan perawat mengenai penyakit gastroenteritis itu sendiri harus di tambah dengan
cara mengikut sertakan para perawat dalam seminar yang berhubungan dengan penyakit
gastroenteritis semakin meningkat. Di perlukan juga penambahan jumlah tenaga perawat,
agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pasien-pasien dengan kasus
gastroenteritis pada anak
2. Perawat Ruang Anak
Bagi perawat ruangan anak agar lebih meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien dengan
gastroenteritis terutama dalam memberikan kebutuhan cairan (manajemen cairan) agar
asuhan keperawatan yang di berikan dapat lebih optimal dan selalu mengobservasi keadaan
area anus pasien untuk memastikan adanya lecet atau tidak.
3. Institusi pendidikan
Institusi pendidikan di harapkan lebih memberikan waktu untuk pelayanan asuhan
keperawatan khususnya pada pasien anak dengan gastroenteritis, lebih meningkatkan
pelatihan, penerapan dan pengajaran dan mengulang asuhan keperawatan kepada
mahasiswanya, penambahan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keterampilan
mahasiswanya dalam segi ilmu pengetahuan dan skill, sehingga mahasiswa dapat
menerapkan ilmunya sesuai dengan penyakit gastroenteritis yang ada dilapangan.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.poltekkeskaltim.ac.id/2016/1/22.%20Farah%20Afriyani%20H
usna.pdf
https://id.scribd.com/document/492624802/Askep-GEA-SDKI-SIKI-SLKI
https://www.academia.edu/41681610/ASKEP_GASTROENTERITIS
http://repository.poltekkeskdi.ac.id/3049/1/KTI%20Winaraja%20Bu%20dewi.p
df

19

Anda mungkin juga menyukai