Lockia 1-3 hari Perdarahan dengan gumpalan Bekuan besar, umlahnya banyak dalam
Rubra kecil, jumlahnya sedang 15 menit (tanda kemungkinan,
hingga sedikit, peningkatan pendarahan), Bau busuk (tanda
aliran saat berdiri atau infeksi)
menyusui, Fleshy Odor Fragmen plasenta
Lockia 4-10 hari Warna merah muda atau lanjutan dari lokhia rubra setelah hari
Serosa coklat ke 4, jumlahnya banyak dalamnya
Jumlah yang sedikit 15 menit (tanda kemungkinan
Peningkatan aliran selama pendarahan)
aktivitas fisik, Fleshy Odor Bau busuk (tanda infeksi)
Lokhia alba Setelah Berwarna kuning ke putih, pendarahan merah terang (tanda
hari ke jumlah sedikit, Fleshy Odor kemungkinan
10 pendarahan postpartum terlambat)
Bau busuk (tanda infeksi)
Perubahan-
perubahan
pada masa Tidak semua perdarahan dari vagina adalah lochia; perdarahan
nifas vaginal setelah persalinan dapat disebabkan karena vagina yang
unrepaired atau laserasi serviks.
Karakteristik dari perdarahan non lochial antara lain: bila
discharge perdarahan “muncrat” dari vagina, mungkin ada
robekan serviks atau vagina sebagai tambahan dari lochia
normal.
Jika jumlah perdarahan bertambah banyak dan berwarna merah
terang, mungkin sumbernya adalah robekan (Perry et al., 2014)
Perubahan-
perubahan Serviks, vagina, dan perineum
pada masa Serviks bersifat lunak segera setelah lahir. Dalam 2-3 hari pasca
nifas persalinan ostium serviks akan memendek, lebih “padat” (firm) dan
kembali ke bentuknya. Ostium serviks eksternal tidak akan kembali
ke penampilan seperti sebelum hamil.
Dinding vagina yang sangat terdistensi pada saat persalinan, akan
secara bertahap menurun ukurannya dan mendapatkan kembali
tonusnya meskipun tidak akan kembali sepenuhnya seperti keadaan
sebelum hamil. Rugae akan muncul kembali dalam 3 minggu. Mukosa
vagina dan lubrikasi vagina akan pulih kembali setelah ovarium
berfungsi atau setelah menstruasi.
Perineum yang mengalami laserasi atau episiotomi akan pulih dalam
2-3 minggu, tetapi diperlukan waktu 4-6 bulan untuk pemulihan
sepenuhnya (Beckman & Stock, 2013; Perry et al.,2014).
Perubahan-
perubahan Ovulasi
pada masa
nifas Wanita yang tidak menyusui: Tingkat prolaktin terus
menurun selama 3 minggu pertama postpartum.
Menstruasi dimulai 7-9 minggu setelah melahirkan.
Menstruasi pertama biasanya bersifat anovulasi. Ovulasi
biasanya terjadi pada siklus keempat.
Perubahan-
perubahan
pada masa
nifas
Abdomen
Dinding abdomen akan kembali ke keadaan semula dalam 6 minggu. Kulit
abdomen akan mencapai elastisitasnya tetapi beberapa striae akan tetap ada.
Kembalinya tonus otot abdomen tergantung dari tonus otot sebelumnya, latihan
yang tepat dan jumlah jaringan lemak.
Kadang-kadang otot dinding abdomen akan mengalami pemisahan, yang disebut
diastasis recti abdominis (Pillitteri, 2010; Perry et al., 2014).
Perubahan-
perubahan Payudara
pada masa
Hormon prolaktin yang meningkat selama kehamilan akan tetap
nifas meningkat, dan mencapai titik tertinggi pada bulan pertama
post partum dan akan tetap tinggi levelnya selama ibu
menyusui.
Serum protein level dipengaruhi oleh frekuensi menyusui,
durasi tiap kali menyusui, dan tingkat penggunaan pengganti Air
Susu Ibu (ASI).
Selama 24 jam post partum mungkin akan ada sedikit
perubahan pada jaringan payudara. Kolostrum akan mulai
keluar dari payudara.
Payudara secara bertahap akan menjadi penuh dan lebih berat
ketika kolostrum berubah menjadi ASI matur dalam waktu 72-
96 jam post partum (Pillitteri, 2010; Perry et al., 2014).
Perubahan-
perubahan Gastrointestinal
pada masa
nifas Ibu pasca persalinan dapat mentoleransi diet ringan.
Kebanyakan ibu baru akan merasa sangat lapar setelah pulih
sepenuhnya dari analgesia, anestesia, dan fatigue.
Evakuasi bowel spontan umumnya belum terjadi dalam 2-3 hari
post partum
Keterlambatan ini bisa disebabkan karena penurunan tonus
intestinum selama persalinan dan awal puerperium, diare
sebelum persalinan, kurangnya makanan, atau dehidrasi
(Pillitteri, 2010; Perry et al., 2014).
Perubahan- Uretra dan Kandung Kemih
perubahan
pada masa
nifas Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas
kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi
menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun
Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat
melahirkan, laserasi vagina atau episiotomy menurunkan
atau mengubah reflex berkemih, biasanya 6 jam post
partum ibu akan dapat berkemih secara spontan (Bobak,
dkk., 2004:498).
Pemeriksaan pascapartum segera
TTV
24 jam setelah persalinan temperatur ibu akan mengalami peningkatan.
Suhu tubuh ibu mencapai 38°C, penyebab peningkatan suhu tubuh ibu adalah karena diaphoresis
selama persalinan dan peningkatan vaskularisasi ke payudara untuk produksi ASI.
Setelah 24 jam pasca partum, suhu tubuh akan mengalami penurunan. Apabila masih mengalami
peningkatan maka akan dicurigai infeksi.
Denyut nadi berkisar antara 50-60x/menit (bradikardi) selama 6-10 hari pertama persalinan
karena terjadi peningkatan volume instravaskular. Takikardia pasca partum merupakan indikasi
dari komplikasi nifas yaitu perdarahan, partus lama, dan infeksi
Terjadi peningkatan tekanan darah ibu nifas terutama saat perubahan posisi.
Respirasi ibu nifas selalu berada dalam rentang normal yaitu 12-20x/menit. Peningkatan
respirasi mengindikasikan ibu berada dalam kondisi nyeri
Fundus
Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang air kecil
atau besar dengan sabun dan air
Mengganti pembalut dua kali sehari
Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelamin
Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi.
Istirahat dan Latihan
Beristirahat yang cukup
Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap
Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul
Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul:
o Menarik otot perut bagian bawah selagi menarik napas dalam posisi tidur
terlentang dengan lengan di samping, tahan napas sampai hitungan 5, angkat
dagu ke dada, ulangi sebanyak 10 kali
o Berdiri dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan dan kencangkan otot
pantat, pinggul sampai hitungan 5, ulangi sebanyak 5 kali
Gizi
Oleh:
Maria Paula Marla Nahak, S.Kep.,Ns, MPH
Pengertian
Bayi baru lahir atau neonatus adalah
periode dari bayi sesaat setelah lahir
hingga 28 hari
(Pillitteri, 2010; Perry et al., 2014).
Selama beberapa minggu, neonatus
mengalami masa transisi dari
kehidupan intrauterine ke
extrauterine dan menyesuaikan
dengan lingkungan yang baru.
Adaptasi fisiologis bayi baru lahir
Adaptasi fisiologis pada sistem kardiovaskuler diakibatkan oleh karena pada saat
intrauterine, kebutuhan oksigensi janin di suplay oleh ibu melalui plasenta
Sesaat setelah bayi lahir, sistem kardiovaskuler harus memenuhi kebutuhan oksigenasi
keseluruh tubuh.
Pada usia 1 minggu frekuensi jantung bayi rata-rata 128 saat tidur dan 167 saat
terbangun.
Frekuensi pernapasan berkisar antara 30-60 kali/menit.
Bayi cukup bulan umumnya memproduksi urin 15-60 ml/kg BB perhari hari (Pillitteri,
2010; Perry et al., 2014)
Pada sistem urinarius, kecepatan laju glomerulus (GFR) ialah 30% pada bayi baru lahir
sehingga kemampuan untuk mengeluarkan senyawa yang mengandung nitrogen dan
natrium menurun, menyebabkan cairan tertahan dalam tubuh.
Bayi cukup bukan umumnya akan mulai menghisap dan menelan.
Refleks muntah dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada
saat lahir hari (Pillitteri, 2010; Perry et al., 2014).
Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus.
Kapasitas lambung sangat terbatas yaitu kurang dari 30cc untuk seorang bayi baru
lahir cukup bulan.
Feses pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental yang
disebut mekonium.
Feses ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks, empedu, lanugo, zat sisa dari
jaringan tubuh lain.
Setelah bayi mendapat susu, fesesnya berubah yang disebut transisional kemudian
diikuti feses yang khas
Sistem integumen bayi baru lahir memiliki adaptasi yang cukup pesat.
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum
matanng sehingga epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan
sangat tipis. Kulit bayi sangat sensitif dan mudah rusak.
Sistem termoregulasi. Bayi rentan mengalami hipotermi karena
persentase lemak tubuh sedikit shg bayi mudah kehilangan panas.
Sistem imun. BBL kurang efektif melawan infeksi karena SDP berespon
lambat dalam menghadapi mikroorganisme
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR (BBL)
Fokus asuhan keperawatan selama periode neonatal adalah untuk melindungi dan
mendukung neonatus saat ia mengalami banyak perubahan fisiologis dan
menyesuaikan dengan kehidupan ekstrauterin, yang dilakukan dengan:
1. Mempertahankan panas tubuh.
2. Mempertahankan fungsi pernafasan.
3. Penurunan risiko infeksi.
4. Membantu orang tua dalam memberikan nutrisi yang tepat dan hidrasi.
5. Membantu orangtua dalam belajar untuk merawat bayi mereka.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Hal-hal yang harus diperhatikan
Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan
tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
Catat seluruh hasil pemeriksaan. Bila terdapat kelainan, lakukan rujukan
sesuai pedoman MTBS (lihat Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Kementerian Kesehatan RI).
Pengkajian BBL
a. Maternal (ibu): usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan sosial dan
riwayat pekerjaan.
b. Obstetri: paritas ibu, kondisi kehamilan terakhir, usia gestasi, lama dan
karakteristik persalinan, kondisi ibu (perdarahan), keadaan bayi (fetal
distress), penggunaan analgetik saat bersalin, dan metode melahirkan
(pervaginam, section cesarean, vakum).
c. Pengkajian fisik bayi: perhatikan warna kulit bayi, kuku, lipatan pada
telapak kaki, palpasi dada, bunyi nafas, auskultasi denyut jantung, kaji
refleks primitif pada bayi (refleks rooting, sucking, swallowing, moro,
tonick neck, babinski). Kaji suhu bayi, tingkat aktivitas/tonus otot
pemberian makan, interaksi ibu dengan bayi. Kaji APGAR skor pada menit
pertama dan kelima.
Lanugo
Vernix Caseosa
Prosedur tindakan pada BBL
1. Mempertahankan suhu tubuh melalui metode:
Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan
kain kering ganti selimut basah dengan selimut
kering, beri tutup kepala
Hangatkan bayi dengan metode kangoroo atau
menggunakan cahaya lampu 60 watt dengan jarak
minimal 60 cm
Kangaroo Mother Care (KMC) atau
Perawatan Metode Kanguru (PMK)
merupakan perawatan untuk bayi baru
lahir (BBL) dengan melakukan kontak
langsung antara kulit bayi dengan kulit
ibu atau skin-to-skin contact dimana
ibu menggunakan suhu tubuhnya
untuk menghangatkan bayi.
➢KMC lebih sering dilakukan pada bayi
berat lahir rendah atau prematur untuk
mempertahankan kehangatan tubuh
bayi.
Prosedur KMC
1. Lepas baju bayi, biarkan hanya mengenakan popok, kaus kaki
dan topi sehingga terjadi kontak kulit dengan kulit ibu.
2. Tempatkan bayi pada posisi tegak di dada ibunya
3. Bayi dilekatkan ke ibu dengan kain Panjang atau baju KMC
4. Prosedur dilakukan dengan durasi minimal 1 jam
5. Selama prosedur anjurkan ibu untuk menyusui bayinya
KMC bermanfaat menjaga suhu tubuh bayi, meningkatkan
hubungan fisik dan emosi ibu dan bayi, meningkatkan pemberian
ASI secara langsung.
Cara merawat tali pusat bayi dengan benar:
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali
pusat.
Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan keluarganya.
Apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau
lembab.
Sebelum meninggalkan bayi, lipat popok di bawah puntung tali pusat.
Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat mengering dan terlepas
sendiri.
Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan segera keringkan
secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau
berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
Jika tetes mata antibiotik profilaksis belum diberikan, berikan sebelum 12 jam setelah persalinan.
Pemberian ASI (Inisiasi menyusui dini / IMD)
Adalah adalah proses untuk memberikan ASI segera
setelah bayi dilahirkan yang biasanya dilakukan dalam
kurun waktu 30 menit sampai 1 jam pasca persalinan
Prosedur:
1. Letakkan Bayi di Atas Perut Ibu
2. Tengkurapkan Bayi di Atas Perut Ibu
3. Biarkan Stimulasi Terjadi
4. Bayi Akan Mencapai Puting
Memberikan salep mata
Pada bayi baru lahir biasanya diberikan salep /tetes mata mata antibiotik
dalam waktu 24 jam setelah persalinan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata bayi yang dikenal dengan neonatal conjunctivitis
Prosedur:
1. mencuci tangan
2. jelaskan pada keluarga tentang maksud dantujuan pemberian salep mata,
3. Berikan salep mata pada mata bayi dalam satugaris lurus mulai dari bagian
terdekat hidung menuju keluarmata,
4. Jaga ujung tabung salep tidak menyentuh mata bayi
5. Informasikan kepada keluarga untuk tidak menghapus salep mata
1. Imunisasi HB-0
Vaksin HB0 mampu mencegah hepatitis B pada bayi hingga 95 persen
Vaksin Hb 0 dinjeksikan secara intramuskular (di otot) pada kanan
Diberikan 1 jam setelah injeksi Vit K
Memandikan BBL, dilakukan 24 jam setelah persalinan
Bayi tidak boleh dimandikan segera setelah lahir, karena akan
menghilangkan vernix caseosa, yaitu lapisan pelindung pada kulit bayi
yang berfungsi memberikan perlindungan dari bakteri dan jamur
sekaligus memberikan kehangatan alami pada bayi dan menjaga kulit
bayi tetap lembab
Pemulangan bayi
Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan seharusnya dipulangkan
minimal 24 jam setelah lahir apabila selama pengawasan tidak
dijumpai kelainan.
Sedangkan pada bayi yang lahir di rumah bayi dianggap
dipulangkan pada saat petugas kesehatan meninggalkan tempat
persalinan.
Pada bayi yang lahir normal dan tanpa masalah petugas kesehatan
meninggalkan tempat persalinan paling cepat 2 jam setelah lahir.
DIAGNOSA KEPERAWATAN