UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
I. PENDAHULUAN
Saat ini Industri di seluruh dunia sedang mengalami kenaikan yang cukup
signifikan, sebab di zaman yang mana semua serba modern maka segala sesuatu
hal harus direspon dengan cepat, dilihat dari hadirnya sistem informasi teknologi
yang canggih. Baik dari sisi Industri, sisi smartphone atau industri kopi yang sangat
terlihat peningkatan nya dari waktu ke waktu. Maka dari itu supply chain manajemen
pada suatu perusahaan merupakan hal yang vital dalam keberlangsungan
perusahaannya.
Starbucks menjual minuman panas dan dingin berbahan dasar biji kopi dan
non kopi, selain itu juga menjual makanan seperti roti, salad, sandwich, kue kering,
dan camilan. Starbucks juga menjual merchandise berupa gelas dan tumbler yang
dapat digunakan saat pembelian minuman. Dalam penjualan makanan dan
minuman, Starbucks menawarkan menu yang bersifat musiman atau spesifik sesuai
dengan lokasi gerai berdiri.
● Sampai saat ini, jumlah gerai mencapai lebih dari 32.000 kedai yang
tersebar di 79 negara
Perkembangan dan pertumbuhan Starbucks dapat dikatakan cukup pesat,
dengan peningkatan pendapatan dari $ 4,1 miliar pada tahun 2003 menjadi $ 10,4
miliar pada tahun 2008. Kemudian selama krisis keuangan tahun 2008, biaya rantai
pasokan di Amerika Serikat meningkat dari US $ 750 juta menjadi lebih dari US $
825 juta, namun penjualan untuk toko AS yang telah dibuka setidaknya satu tahun
turun 10 persen selama periode yang sama. Krisis ini mengisyaratkan perlunya
dilakukan pendekatan strategi yang berbeda.
A. Management Operation
Turban, et al. menyatakan ada empat tipe umum Supply chain yaitu:
1. Integrated Make-to-Stock
Tipe ini merupakan proses pelacakan permintaan konsumen pada
waktu yang sama (real time), sehingga proses produksi dapat
menyediakan persediaan ulang barang secara lebih efisien integrasi
dalam tipe ini biasanya dapat dilakukan dengan sebuah sistem
informasi yang memadai dalam sebuah perusahaan.
2. Continuous Replenishment
Tipe ini merupakan cara perusahaan untuk memenuhi persediaan
ulang secara tetap dengan bekerja sama dengan pemasok atau
perantara. Apabila proses penyediaan melibatkan banyak pengiriman
sehingga biaya menjadi tinggi, maka proses supply chain pun akan
buruk. Untuk itu, diperlukan integrasi ketat antara proses pemenuhan
pesanan dan proses produksi. Informasi yan g didapat secara real time
mengenai perubahan permintaan dibutuhkan agar proses produksi
sesuai jadwal dan penyediaan ulang barang dapat terpenuhi.
3. Build-to-order
Penerapan tipe ini terjadi apabila perusahaan dapat langsung
memproduksi saat konsumen melakukan permintaan atau pemesanan.
4. Channel Assembly
Channel assembly merupakan modifikasi singkat dari model build-to
order. Pada model ini, komponen produk digabungkan dan dirakit
selama pergerakan arus produk melalui saluran distribusi.
C. Delivery Dependability
D. Persediaan (Inventory)
III. METODOLOGI
Tindak Lanjut penyelesaian permasalahan yang dihadapi Starbucks pada
tahun 2008 terkait adanya kelemahan dari rantai pasok, tim supply chain
management starbuck menjalankan beberapa perbaikan yaitu:
Improving processes
Setiap kelompok mendapat tugas untuk menganalisis dan melakukan
perbaikan. Misalnya, kategori source mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kenaikan harga. Selain itu, kualitas layanan dapat
ditingkatkan dengan memperkenalkan weekly scorecard dengan metrik seperti
productivity, cost, savings, dan safety. Perusahaan juga menggunakan sistem
informasi otomatis yang memungkinkan untuk memantau permintaan, persediaan,
kapasitas, dan penjadwalan secara real time. Oleh karena itu, Starbucks dapat
dengan cepat menyesuaikan rencana dan operasinya sesuai kebutuhan.