Anda di halaman 1dari 3

Nama : Malisda Daud

Npm : 2140603001

Lokal : A1

SOAL LATIHAN

1. Dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi berbagai macam persoalan. Bagaimana


peran filsafat dalam membantu manusia menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan
tersebut?
Jawab :
1. Filsafat berperan membantu kita untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara
radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), sehingga kita melihat sesuatu melalui kacamata yang
lebih luas.
2. Filsafat berperan memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara
dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.
3. Filsafat berperan mengajak untuk berpikir secara sistematis dan holistik sehingga kita tidak
hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam
surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai
pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
4. Filsafat berperan membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang
mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan
sebagian dari kebenaran.
5. Filsafat berperan memberi bekal dan kemampuan pada kita untuk memperhatikan
pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis. Kemampuan berfikir secara
jernih, menalar secara logis, dan mengajukan serta menilai argumen, menolak asumsi yang
diterima begitu saja, dan pencarian akan prinsip-prinsip pemikiran.
2. Filsafat pada hakikatnya adalah menggunakan rasio (berpikir), tetapi tidak semua berpikir
disebut filsafat. Ada 4 golongan berpikir manusia, yaitu:
a. Pemikiran Pseudo-ilmiah
b. Pemikiran Awam (biasa)
c. Pemikiran Ilmiah
d. Pemikiran Filosofis

Jelaskan masing-masing jenis pemikiran di atas!

Jawab :

a. Pemikiran Pseudo-ilmiah
Pemikiran pseudo ilmiah, bertumpu pada aspek kebudayaandan mitos (contoh :
Kepercayaan terhadap astrologi dan buku Primbon).
b. Pemikiran Awam (biasa)
Pemikiran awam, merupakan pemikiran orang dewasa yang dapat menggunakan akal sehat,
karena menurut orang awam, memecahkan kesulitan dalam kehidupan cukup dengan
menggunakan akal sehat tanpa melakukan penelitian terlebih dahulu.
c. Pemikiran Ilmiah
Pemikiran Ilmiah, lazim menggunakan metode-metode, tata pikir dalam paradigma ilmu
pengetahuan tertentu dilengkapi dengan penggunaan hipotesis untuk menguji kebenaran
konsepteori atau pemikiran dalam dunia empiris (yang tdk pernah selesai).
d. Pemikiran Filosofis
Pemikiran filosofis adalah kegiatan berpikir reflektif meliputi kegiatan kegiatan analisis,
pemahaman, deskripsi, penilaian,penafsiran dan perekaan yg bertujuan untuk memperoleh
kejelasan,kecerahan,keterangan pembenaran, pengertian dan penyatupaduan tentang
obyek.
3. Apa manfaat filsafat bagi dunia pendidikan?
Jawab :
Seseorang yang sedang menuntut ilmu pendidikan dituntut untuk memikirkan masalah-masalah
hakiki mengenai pendidikan. Pemikiran mengenai masalah-masalah pendidikan baik dalam
lingkup luas maupun mengerucut akan lebih terasah melalui filsafat pendidikan. Hal tersebut
membuat pelajar atau praktisi pendidikan lebih kritis dalam memandang persoalan pendidikan.
Disamping itu filsafat ini juga akan membuat pelajar untuk merenungkan masalah hakiki
pendidikan yang secara otomatis akan memperluas cakrawala berpikir dan menjadi lebih arif
dalam memahami persoalan pendidikan. Filsafat pendidikan akan menuntut pelajar untuk
berpikir reflektif menggunakan kebebasan intelektual yang bertanggung jawab (sistematis).
Selain itu, menurut Amka (2019, hlm. 26) filsafat (pendidikan) memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Filsafat menolong mendidik.
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalanpersoalan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas.
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri.
5. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan
sebagainya.
4. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa kecerdasan (kepintaran) adalah diwariskan
(diturunkan) dari orang tua, namun sebagian masyarakat beranggapan bahwa kecerdasan
(kepintaran) adalah hasil dari kegiatan belajar. Bagaimana menurut pendapatmu
sendiri,jelaskan!
Jawab :
Menurut pendapat saya, kecerdasan anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan nurture.
Tingkat kecerdasan dipengaruhi faktor genetik, khususnya yang berasal dari pihak ibu. Ibu
membawa dua kromosom X (XX) sedangkan ayah membawa kromosom X dan Y (XY). Nah,
intelektualitas serta aspek kognitif seseorang banyak 'tercetak' dalam kromosom X. Karenanya,
tidak mengherankan jika kemudian kecerdasan seorang anak banyak disangkutpautkan dengan
sosok ibu.
Terlepas dari kaitan antara kromosom X dengan tingkat kecerdasan,kecerdasan merupakan
faktor nurture (lingkungan dan kebiasaan), bukannya nature (sebab alami). Faktor lingkungan
dan nutrisi memiliki peran yang lebih dominan dibanding faktor genetik. Artinya, meski anak
memiliki kecerdasan tinggi tapi akan sia-sia bila dia tidak mendapat stimulus serta asupan nutrisi
yang tepat.
Kecerdasan anak tidak hanya berkutat pada faktor genetik namun turut juga dipengaruhi oleh
faktor nurture (keluarga, pola asuh orang tua, serta lingkungan).

Note: jawaban dikirim ke googleclass (kode: s65ztyr)

Anda mungkin juga menyukai