Anda di halaman 1dari 14

WUDHU MENCEGAH WABAH PANDEMI COVID-19

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata


kuliah Fiqh A

Dosen Pengampu Mata Kuliah: H. M. Quzwini, M.Ag

Disusun oleh Kelompok 5


Muhammad Abrar 21.12.5337
Muhammad Donie Olan Saputra 21.12.5338
Muhammad Fajar Adhitya 21.12.5339
Muhammad Hafi 21.12.5341
Muhammad Pajeri 21.12.5351
Rizky Yannor 21.12.5364
Muhammad Ainul Kaunain 21.12.5393

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
2022 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Swt. Selawat beriring salam semoga selalu
terlimpah kepada Nabi Muhammad saw dan kepada keluarga, sahabat, juga
pengikutnya hingga akhir zaman. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada
Bapak H. M. Quzwini, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqh A yang
senantiasa memberikan ilmu serta bimbingan hingga kami dapat menyelasaikan
tugas makalah ini.
Makalah yang berjudul “Wudhu Mencegah Wabah Pandemi Covid-19” ini
ditulis untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Fiqh A. Apabila ada
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini kami menghaturkan permohonan
maaf. Sebab, kami menyadari masih banyak dari makalah ini yang perlu diperbaiki.
Kami memohon kritik, saran, dan masukan dari pembaca agar bisa semakin baik
untuk kedepannya.
Semoga makalah ini memberikan manfaat, baik kepada penulis maupun
pembaca, untuk menambah wawasan, ilmu pegetahuan, serta dapat dijadikan
perbandingan untuk penulisan makalah lainnya.

Martapura, 07 Maret 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1

BAB II ......................................................................................................................2

PEMBAHASAN ......................................................................................................2

A. Wudhu; Seputar Penamaan dan Maknanya ..................................................2

B. Wudhu; Hubungannya dengan Virus Covid-19 ............................................3

C. Wudhu; Beberapa Anjuran dari Para Tokoh .................................................5

D. Wudhu; Manfaatnya Bagi Kesehatan ...........................................................7

BAB III ..................................................................................................................10

PENUTUP ..............................................................................................................10

A. Kesimpulan .................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini berita penyebaran virus corona (COVID-19) begitu
mengharubirukan dunia maya dan menghiasi berita-berita media massa, baik cetak
maupun elektronik, dan wabah virus yang menyerang seluruh negara di dunia ini
belum ditemukan tanda-tanda mereda. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para
ahli untuk menangkal virus ini, tapi sampai hari ini belum ditemukan kepastian
obatnya.
Usaha penyembuhan dari virus corona tidak hanya dilakukan oleh para ahli
virus dan ahli farmasi, tetapi juga oleh para ahli agama atau tokoh-tokoh pemikir
Muslim. Yang disebutkan terakhir itu, yakni tokoh-tokoh pemikir cukup menarik
ketika mereka menyimpulkan adanya tawaran bahwa virus corona bisa dicegah
penyebarannya dengan “wudhu”. Persoalan yang menarik adalah ada apa dengan
wudhu sehingga bisa mencegah penyebaran virus yang jahat itu?

B. Rumusan Masalah
1. Apa Makna Wudhu?
2. Apa Hubungannya Dengan Pencegahan Wabah Covid-19?
3. Apa Manfaatnya Untuk Kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Makna Wudhu
2. Mengetahui Hubungannya Dengan Pencegahan Virus Covid-19
3. Mengetahui Manfaatnya Untuk Kesehatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Wudhu; Seputar Penamaan dan Maknanya


Istilah “wudhu” berasal dari kata “wadha’a” yang artinya adalah kebaikan,
kebersihan, dan keindahan (lihat: Kitab al-Shihah Tâj al-llughoh wa Shihâhul
Arabiyyah, Jilid 1, hal. 80). Selanjutnya dalam kitab ‘Ain dan kitab Lisânul Arab
dijelaskan bahwa sebelum Islam diturunkan tidak dikenal istilah “wudhu” (dengan
baris dhomah di huruf waw-nya).
Apa yang dikenal dalam percakapan orang Arab jahiliyah sehari-hari
sebelum Islam datang adalah “wadhu” (baris fathah pada huruf waw-nya) yang
berarti alat untuk bersuci, yakni air (lihat: Kitab Lisânul Arab, jilid 1, hal. 194).
Kemudian ketika Islam turun, barulah orang Arab mengenal istilah “wudhu” (baris
dhommah pada huruf waw-nya) yang maksudnya pekerjaan untuk bersuci.
Jadilah istilah wudhu sebagai istilah syar’i yang datang sebagai syariat Islam untuk
mensucikan diri ketika hendak melaksanakan shalat.
Tegasnya istilah “wudhu” menjadi istilah syariat yang datang bersamaan
turunnya Islam dan dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana
dijelaskan oleh Abdullah bin Abdurrahman dalam Syarh Umdatul Ahkam bahwa
kata wudhu adalah kata yang bersifat syar’i dan tidak di ketahui oleh orang-orang
Arab sebelum datangnya Islam. Oleh karena itu kata wudhu adalah kata yang ada
karena datangnya Islam, dan sejak datangnya Islam itulah kata wudhu menjadi
populer karena bersamaan dengan pekerjaan lima waktu sehari-hari, yakni
melaksanakan shalat.
Selanjutnya perlu juga dijelaskan di sini bahwa kata wudhu menjadi populer
dengan mengandung perluasan makna menjadi makna “indah” dan “bersinar”,
sehingga jadilah wudhu didefinisikan menjadi “bersih, indah, dan bersinar”.
Mengapa istilah wudhu meluas dengan makna “indah dan bersinar”? Hal ini karena
terkait dengan Hadits Rasul yang mengatakan “Antumul ghurrul muhajjalûn”,
sebagaimana hadits yang telah diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. : Saya
mendengar Nabi SAW bersabda: “Pada hari kebangkitan nanti pengikut saya akan

2
disebut ‘al-Ghurrul Muhajjalûn’ dari jejak wudhu dan siapa pun yang bisa
meningkatkan wilayah pancaran cahayanya haruslah dilakukan (dengan melakukan
wudhu secara teratur)”.
Kata wudhu terkait dengan “ghurrul muhajjalûn” itu dikarenakan orang
yang berwudhu akan memperoleh keindahan di dunia dan keindahan di akhirat.
Keindahan di akhirat biasa dikenal dengan “ghurrul muhajjalûn” yang artinya
adalah keindahan yang tampak sangat memancar karena adanya bekas wudhu.
Disamping mengandung makna “ghurrul muhajjalûn”, ternyata ada tambahan
kandungan makna lagi dengan “bersinar”. Tambahan makna “bersinar” itu karena
kata wudhu memiliki derivasi makna dengan akar kata dari “dho’u” (sinar) seperti
pada kata: “dho’u al-syamsi” (sinar matahari). Oleh karena itulah orang yang
berwudhu adalah orang yang “bersih, indah, dan bersinar”.

B. Wudhu; Hubungannya dengan Virus Covid-19


Sebagaimana informasi yang kita ketahui bahwa virus corona itu,
berdasarkan pendapat para pakar virus, bermula muncul dan berkembang di
wilayah Wuhan China yang masyarakatnya terbiasa mengkonsumsi makanan dari
hewan dan binatang melata yang diharamkan dalam Islam. Binatang buas,
serangga, dan binatang melata diperjualbelikan secara bebas di Wuhan. Ada daging
ular, kelelawar, tikus, kalajengking, babi, anjing, srigala dan lain-lain diperjual
belikan di sana untuk dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari. Kesimpulan para
peneliti virus adalah bahwa dari binatang-binatang seperti itulah virus Corona
muncul dan berkembang ke seluruh dunia.
Dalam ajaran Islam kita mengenal bahwa binatang-binatang dan makhluk
melata itu diharamkan syari’at. Konteks keharaman itu bisa dideteksi dan dianalisa
dari jenis binatang buas dan atau menjijikan yang terbiasa hidup dalam alam yang
sangat kotor. Alam kotor yang dimaksud di sini bisa dipahami bukan sekedar alam
fisik, tetapi juga secara alam non fisik (psikis).
Alam fisik adalah kotoran yang menjijikan, najis, bau, dan sangat
membahayakan bagi kesehatan manusia. Sedangkan kotoran dalam makna non fisik
(psikis) adalah kotoran jiwa berupa perilaku kebinatangannya. Perilaku kotor

3
binatang misalnya bisa dilihat dari perilaku yang suka menerkam, menyengat,
menyembur, menggigit, mencabik, mencengkram, dan mengerat.
Binatang-binatang buas dan melata itu biasanya menerkam dengan
kejamnya, menyengat mengeluarkan racun, menyembur dengan mendesiskan bisa,
menggigit dan mengerat dengan gigi-gigi tajam yang mengandung enzim
racun/bisa yang mematikan, serta mencakar dan menyambar dengan kuku-kuku
tajam dan kuku kotornya. Ketika kondisi fisik (kotoran nyata) dan psikis (kotoran
sifat kebinatangan) itu berbaur menjadi satu, maka akan muncul atau lahir kotoran-
kotoran yang dapat menumbuhkembangkan virus Corona atau penyakit lainnya.
Dalam konteks itulah kemudian air yang dipakai untuk berwudhu
sesungguhnya merupakan air yang bersih, suci dan menyucikan sebagai gabungan
antara “air fisik” dengan “air suci”. Air fisik itu menjadi suci dan menyucikan
karena sudah dibacakan lafazh-lafazh atau asma-asma Allah, dibacakan lafazh niat
yang suci, dan dido’akan dengan lafazh-lafazh ikhlas karena Allah. Inilah yang
akan menjadi “energi fisik” dan “energi spiritual” yang bisa mematikan virus
Corona. Energi fisik yang terkandung dalam air suci untuk berwudhu sesungguhnya
dapat berfungsi membersihkan kotoran lahir yang menjadi tempat populasinya
virus corona. Sementara itu energi spiritual/bathin adalah mematikan sifat-sifat dan
perilaku kebinatangan dan perilaku kemelataan yang menjadi sumber munculnya
virus Corona seperti dijelaskan di atas. Ini tentunya menjadi klop antara energi fisik
dan energi spiritual yang bergabung mematikan virus Corona.
Kalau sekedar air biasa (bukan air untuk berwudhu atau bersuci), di China
(Wu Han) pun sesunguhnya pasti banyak air, tetapi berbeda dengan air wudhu yang
suci menyucikan dan sudah memiliki “kekuatan energi spiritual” yang sangat besar.
Itulah makanya istilah wudhu yang dimaknai sebagai “bersih, indah, dan bersinar”
sesungguhnya dapat mencegah dan menghilangkan virus Corona. Untuk itu dalam
protokol pencegahan menyebarnya virus Corona selalu dianjurkan menjaga
kebersihan dan sering mencuci tangan. Dalam kaitan ini, bagi ummat Islam
tentunya menjadi sangat signifikan jika protokol kesehatan itu ditambah dengan
berwudhu yang di dalamnya mengandung energi spiritual, dan energi tersebut
sangat efektif untuk mencegah dan menghilangkan virus Corona.

4
C. Wudhu; Beberapa Anjuran dari Para Tokoh
Belum ada hasil uji klinis yang menyebutkan aktivitas wudhu, yang
merupakan kegiatan bersuci yang dilakukan umat Islam, bisa mengobati corona.
Namun, sejumlah pakar kesehatan dan pejabat menganjurkan umat untuk
melakukan wudhu sebagai langkah pencegahan virus corona. Berikut anjuran
mereka:
Pada akhir Januari 2020 lalu, Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RS
Islam Banjarmasin, dr H Meldy Muzada Elfa SpPD, menjelaskan bahwa aktivitas
cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS). Salah satu tujuannya adalah menghindari kontak kuman atau infeksi dari
tangan masuk ke dalam tubuh manusia.
Cuci tangan dengan sabun yang direkomendasikan berdasarkan Badan
Kesehatan Dunia atau WHO dengan tata cara yang sudah ditentukan. Sementara
itu, berwudhu merupakan salah satu kewajiban seseorang Muslim ketika ingin
melaksanakan shalat. Di samping itu, seorang Muslim pun dianjurkan untuk selalu
menjaga wudhu setiap saat.
Menurut Meldy, memang belum didapatkan penelitian apakah cuci tangan
dengan sabun sesuai standar WHO mempunyai efektivitas yang sama dalam
pencegahan penularan penyakit dibandingkan dengan seseorang yang rutin
berwudhu. Namun, secara logika, ketika seseorang rutin berwudhu, selain untuk
shalat lima waktu, ditambah dengan shalat sunah seperti Dhuha dan Tahajud, dalam
satu hari orang tersebut sudah mencuci tangan dan anggota yang lainnya sebanyak
tujuh kali bahkan lebih.
“Menurut pandangan saya, tentu ini akan berpengaruh terhadap kebersihan
diri, apalagi saat wudhu dianjurkan untuk berkumur-kumur dan membersihkan
rongga hidung. Karena, kita ketahui bersama, selain tangan, penularan bakteri atau
virus melalui udara tentu akan melewati saluran napas dan sangat mungkin bakteri
atau virus ini banyak terdapat di lubang hidung dan mulut,” kata Meldy melalui
pesan singkatnya kepada Republika.co.id, Senin (27/1) malam.
“Walaupun tidak ada penelitian ilmiah yang membandingkan antara cuci
tangan standar WHO dengan wudhu, apalagi dikaitkan dengan sedang wabahnya

5
virus corona ini, namun rutin berwudhu adalah satu cara yang baik untuk menjaga
hidup sehat bagi Muslim yang rutin melakukannya,” kata Meldy.
Kemudian, belakangan ini sejumlah pejabat menganjurkan wudhu sebagai
langkah pencegahan penyebaran virus corona. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,
misalnya. Dia mengajak umat Muslim di Jawa Barat untuk menjaga wudhu. Upaya
tersebut diyakini bisa membantu mencegah virus corona atau Covid-19.
"Imbauan MUI pusat sudah sampai, akan disebarkan MUI Jabar agar dalam
ceramah mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan, meningkatkan
kesehatan. Karena, virus tidak akan masuk ke orang-orang yang badannya fit.
Dalam syariat Islam disyariatkan banyak berwudhu," kata Ridwan Kamil yang
akrab dipanggil Emil setelah meresmikan gedung baru MUI Provinsi Jawa Barat,
Kota Bandung, Kamis (5/3).
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat itu mengatakan berdasarkan
instruksi WHO agar masyarakat senantiasa menjaga kesehatan dengan mencuci
tangan untuk mencegah virus corona. "Karena WHO menyarankan kita cuci tangan.
Kalau kita jaga wudhu kita, insya Allah preventif (mencegah)," kata Kang Emil.
Kemudian, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna memberikan tip jitu
terkait pencegahan virus corona. Tip jitu itu adalah senantiasa berwudhu. "Air
wudhu merupakan obat mujarab untuk pencegahan agar tidak terjangkit segala
macam virus, termasuk virus corona," ujar Pradi di Balai Kota Depok, Kamis (5/3).
Selain itu, Pradi mengajak warganya untuk menegakkan shalat dan berdoa.
"Sholat dan berdoa juga sangat ampuh untuk kita dapat terhindar dari segala macam
penyakit. Untuk itu, mari kita benahi shalat kita dan berdoa. Semuanya ini
merupakan ujian dari Allah SWT yang harus kita hadapi dengan ikhlas dan tawakal,
berserah pada-Nya," tuturnya.
Di Aceh, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Barat Syarifah
Junaidah menegaskan, serangan penyakit virus corona (Covid-19) bisa dicegah
asalkan masyarakat bisa menjaga kebersihan, memakai masker, dan menghindari
kontak dengan orang banyak saat berada di tempat umum.

6
“Bagi umat Muslim, asalkan rajin berwudhu, virus corona bisa sembuh.
Malah mungkin tidak bisa terpapar karena kita selalu dalam keadaan bersih
(wudhu) dan rajin cuci tangan setiap saat,” kata dia di Meulaboh, Rabu (4/3).
Menurut dia, serangan penyakit yang disebabkan oleh virus corona
sebetulnya tidak perlu dikhawatirkan asalkan masyarakat sudah mendapatkan
edukasi dengan benar terkait tata cara pencegahan, di antaranya menghindari
menyentuh bagian mulut maupun hidung, terlebih setelah berjabat tangan atau
beraktivitas di luar ruangan. Selain itu, masker dianjurkan untuk selalu digunakan
saat beraktivitas di luar rumah.
Sementara itu, Wakil Sekjen MUI Nadjamuddin Ramly mengatakan, selain
sebagai syarat sah shalat, berwudhu juga dinilai dapat mencegah penyebaran virus
corona. Menurut dia, jika masyarakat sering berwudhu, bakteri dan kuman yang
ada di tubuh manusia dapat dibersihkan. Salah satunya yang terpenting adalah
bagian tangan. Nadjmudin menambahkan, berwudhu pun menjadi salah satu yang
dikedepankan dalam agama Islam untuk menjaga kebersihan.

D. Wudhu; Manfaatnya Bagi Kesehatan


1. Membersihkan Kuman
Meskipun wudhu tidak diresepkan sebagai obat. Akan tetapi ada manfaat
wudhu secara medis yaitu dapat meningkatkan kesehatan manusia. Misalnya dalam
kehidupan sehari-hari, kamu menyentuh berbagai hal saat beraktivitas. Sehingga
jika rajin berwudhu, sudah pasti kamu mencuci tangan hingga muka dengan air
mengalir. Kuman pun akan hilang.
Dari sudut pandang pengobatan secara medis oleh Mokhtar Salem dalam
bukunya berjudul "Prayers: a Sport for the Body and Soul (Sholat: Olahraga untuk
Jasmani dan Rohani)" menjelaskan bahwa wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis
kanker ini lebih banyak disebabkan karena terpaparkan kulit oleh bahan-bahan
kimia yang menempel setiap hari dan terserap oleh kulit. Membersihkannya dengan
air (berwudhu) minimal lima kali sehari jadi salah satu cara efektif untuk
mencegahnya.
2. Melindungi Kulit dari Kerutan

7
Berwudhu dengan cara membasuh wajah ternyata bisa membantu
melindungi wajah dari kerutan. Membasuh wajah bisa meremajakan sel-sel kulit
wajah dan membantu cegah keriput. Selain itu, kita juga disarankan untuk
berwudhu sebelum tidur. Hal ini termasuk sunnah Rasulullah yang tujuannya agar
setiap muslim dalam kondisi suci di setiap keadaan, meskipun saat tidur. Tentang
sunnah ini, Rasulullah telah menjelaskan dalam sabda beliau yang diriwayatkan
dari sahabat Al Barra' bin 'Azib bahwasanya beliau berkata:
"Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah
sebagaimana wudhumu untuk sholat." (HR. Al Bukhari No. 6311 dan Muslim No.
2710).
3. Cegah Masalah Kesehatan
Manfaat wudhu secara medis salah satunya adalah pencegahan mulut dari
penyakit. Selama berwudhu dan ketika berkumur-kumur dapat membantu
hilangkan partikel makanan dan bakteri dari mulut.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Microbiology Reviews
Journal dengan judul 'Penyakit Sistemik yang Disebabkan oleh Infeksi Oral' telah
menemukan hubungan antara kurangnya penyakit sistemik dengan kesehatan
mulut. Penyakit sistemik ini termasuk Penyakit Kardiovaskular, Osteoporosis,
Pneumonia hingga komplikasi terkait diabetes. Ketika berwudhu ada istilah
Istinsyaq. Istinsyaq adalah sunah dalam wudhu yakni menghirup air ke dalam
rongga hidung. Dalam dunia kesehatan, istinsyaq sama halnya dengan nasal
irigation yang berarti mencuci rongga hidung dari segala macam kotoran yang ada
di dalamnya mulai dari debu hingga bakteri.
Dikutip dari detikHealth beberapa waktu lalu, dr Bagas Wicaksono SpTHT-
KL dari RSIA Kemang Medical Care mengatakan,"Itu bisa membantu mencuci
semua kuman-kuman atau alergi yang kayak debu ataupun bakteri ataupun virus
dari hidung. Cuma kalau dilakukan harus sampai ke belakang."
Kalau dalam sehari kita melakukan sholat 5 waktu dan setiap berwudhu
beristinsyaq sebanyak tiga kali, malah dalam sehari kita sudah membersihkan
rongga hidung sebanyak 15 kali. Jika rongga hidung bersih, kita tentu akan

8
terhindar dari berbagai penyakit saluran pernapasan seperti influenza hingga Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
4. Melancarkan Peredaran Darah
Dikutip dalam buku "Dahsyatnya Terapi Wudhu" oleh Muhammad Syafie
el-Bantanie, berwudhu yang dilakukan secara teratur bisa membantu lancarkan
peredaran darah. Saat kulit bersentuhan dengan air, maka akan terjadi normalisasi
suhu tubuh karena bertemunya suhu panas dalam tubuh dengan suhu dingin air.
Tubuh menjadi sejuk dan peredaran lancar. Ketika peredaran tubuh lancar, maka
kerja jantung menjadi optimal. Hal ini mencegah terjadinya penyumbatan pembulih
darah dan menghindarkan tubuh dari risiko serangan jantung.
5. Mudah Berkonsentrasi
Saat berwudhu kita diwajibkan untuk mengusap kepala dengan air. Ini akan
memberikan efek segar pada kepala yang membuat pikiran menjadi tenang dan
mudah berkonsentrasi. Para ahli saraf menyebutkan bahwa air wudhu yang
mendinginkan ujung-ujung saraf jari tangan dan jari kaki dapat mempengaruhi
konsentrasi dan pikiran.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam wudhu, ada proses mencuci tangan, berkumur, membersihkan
hidung, membersihkan muka, membasahi rambut, dan membersihkan kaki. Jika
anggota tubuh itu dibersihkan minimal lima kali dalam sehari, sangat mungkin virus
corona tidak menempel pada tubuh. Apalagi, orang Islam yang taat tersebut
melaksanakan sunah rasul dalam bentuk menjaga wudhu.
Kita tidak perlu takut berjabat tangan dengan Muslim yang taat karena
selalu menjaga kebersihan. Hikmah adanya virus corona memotivasi kita selalu
menjaga wudhu dan menghindari bersentuhan dengan orang bukan muhrim agar
wudhu terjaga

B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa dalam
penyusunan materi banyak sekali terdapat kekurangan. Untuk itu kami meminta
kepada para pembaca semuanya untuk memberikan saran dan kritikannya supaya
dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://uinsgd.ac.id/antara-wudhu-dan-virus-corona/
https://sanadmedia.com/post/belajar-ilmu-mantiq-agar-tak-sesat-berpikir
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q7a0ew430
https://news.detik.com/berita/d-4926741/manfaat-wudhu-cegah-bakteri-hingga-
cerahkan-wajah

11

Anda mungkin juga menyukai