Anda di halaman 1dari 25

KARYA ILMIAH

Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan Dan

Kemanusiaan

NAMA : PRICILIA DELVANA KETIN

KELAS/PROGRAM : XII/MIA2

NISN :19-11678/0042351352

SMAS KHATOLIK ST.GABRIEL MAUMERE

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


LEMBARAN PENGESAHAN

Karya ilmiah dengan judul korupsi sebaga extraordinaly crime

terhadap keadilan dan kemanusiaan ini diajukan sebagai salah satu syarat

kelulusan pada SMAS Khatolik St Gabriel Maumere tahun pelajaran 2021/2022

Oleh

Pricilia Delvana Ketin

Pembimbing: Zakarius Mayus

Penguji I : Agustina Molen S.Pd

Penguji II : Yosep Jonson S.Pd

Mengetahui

Kepala SMAS ST.GABRIEL

DRS.Felix Wodon

2
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatnya penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul

Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan Dan Kemanusiaan

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Zakarius Mayus

selaku guru pembimbing yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya

ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga dan teman-

teman yang telah berkonstribusi serta mendukung si penulis dalam pembuatan

karya ilmiah ini.

Penulis masih menyadari adanya kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh

sebab itu, saran dan kritikan senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis.

Penulis juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan

mengenai Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan Dan

Kemanusiaan.

Maumere, 21 Februari 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN.............................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Pembatasan Masalah......................................................................................2

C. Rumusan Masalah..........................................................................................2

D. Tujuan Penelitian............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3

A. Landasan Teori.................................................................................................3

a. Pengertian Korupsi Secara Umum........................................................3

b. Pengertian Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan

dan Kemanusiaan...............................................................................3

c. Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan dan

Kemanusiaan di Kabupaten Sikka (NTT)1...........................................3

d. Teori-Teori Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan

dan Kemanusiaan..................................................................................5

e. Sebab-Sebab Terjadinya Korupsi.........................................................8

f. Faktor-Faktor Penyebabkan Sulitnya Tindakan Pidana Korupsi

Diberantas.............................................................................................10

B. Analisa dan Intepretasi.....................................................................................11

4
a. Dampak Negative Secara Umum Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime

Terhadap Keadilan dan Kemanusiaan..................................................12

b. Dampak Positif dan Negative Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime

Terhadap Keadilan dan Kemanusiaan di Kabupaten Sikka (NTT)......13

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

A. Kesimpulan.......................................................................................................16

B. Usul Dan Saran.................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara garis besar di Negara Indonesia korupsi merupakan penyakit yang

telah menjangkiti dan merajarela disetiap daerah Indonesia. Korupsi semakin lama

semakin meluas, lebih sistematis dan lebih canggih. Korupsi di Negara ini

bagaikan lingkaran setan yang sulit di berantas sebab para Koruptor yang satu

dengan Koruptor yang lainnya saling membantu, bekerja sama dan saling

melindungi Korupsi seperti ini ibarat fenomena’bola salju’, jika kejahatan Korupsi

yang dilakukan oleh satu atau sekelompok orang terbongkar, maka kelompok

lainnya akan terbongkar pula. Oleh karena itu, korupsi merupakan Extraordinary

Crime sehingga pemberantasannya memerlukan upaya Extra.

Negara Indonesia adalah Negara hukum (Rechtsstaat), yaitu Negara yang

segala sikap dan tingkah laku, perbuatan baik yang dilakukan oleh penguasa

maupun para warga negaranya harus berdasarkan hukum. Negara Hukum

Indonesia adalah Negara yang berdasarkan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar

Negara RI Tahun 1945, persetujuan membentuk pemerintah negara, melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdasakan kehidupan bangsa. Negara Hukum Indonesia adalah Negara

Hukum modern, sehubungan dengan itu maka tugas pokok pemerintah adalah

mensejahterakan rakyatnya. Itulah sebabnya Negara Hukum modern juga disebut

Negara Kesejahteraan, keadilan dan kemanusiaan.

6
Korupsi sebagai extraordinaly crime dikatakan sebagai kejahatan luar

biasa karena korupsi bukan hanya kejahatan yang merugikan uang Negara, tetapi

dapat berdampak pada seluruh progam pembangunan, kualitas pendidikan

menjadi rendah, kualitas bangunan menjadi rendah, mutu pendidikan menjadi

jatuh, serta kemiskinan tidak tertangani.

B. Pembatasan Masalah

Dari semua konflik yang ada, yang akan dibahas kali ini adalah mengenai

korupsi sebagai extraordinaly crime terhadap keadilan dan kemanusiaan (secara

umumnya) dan korupsi sebagai extraordinaly crime di Kabupaten Sikka (NTT).

C. Rumusan Masalah

1. Apa saja pengertian korupsi sebagai extraordinaly crime terhadap keadilan

dan kemanusiaan

2. Apa saja yang termasuk extraordinaly crime?

3. Apa penyebab terjadinya korupsi sebagai extraordinaly crime di

Kabupaten Sikka?

4. Bagaimana cara memberantasi tindakan pidana korupsi?

5. Sebutkan sebab-sebab terjadinya korupsi?

6. Hingga berapa persenkah korupsi yang terjadi di Kabubaten Sikka

D. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan hal yang mencangkup

permasalahan mengenai Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan

Dan Kemanusiaan.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

a. Pengertian Korupsi Secara Umum

Pengertian korupsi itu sendiri berasal dari bahasa latin (corruption-

corrumpere) atau yang biasa kita artikan sebagai suatu ungkapan mengenai sifat

ataupun perilaku busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, serta menyogok hal

itulah yang pada saat ini sedang dialami oleh para koruptor dalam melancarkan

pengelapan uang

b. Pengertian Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan

Dan Kemanusiaan

Sedangkan korupsi sebagai extraordinaly crime adalah kejahatan luar

biasa yang dapat dilakukan oleh seorang individu maupun beberapa kelompok.

Hal ini jugalah yang dengan mudahnya dapat merugikan masyarakat dan juga

negara bagi keadilan dan kemanusiaan.

c. Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan dan

Kemanusiaan di Kabupaten Sikka (NTT)

Mengenai beberapa info yang saya dapatkan sudah terdaftar puluhan

desa di Kabupaten Sikka diduga menggelapkan uang dana pada tahun 2021.

Bukan hanya daerah-daerah diluar provinsi NTT saja yang dapat melakukan

tindakan korupsi ini akan tetapi di NTT inipun sudah menjalankan tindakan yang

tidak bermoral dan merugikan masyarakat lainnya. Mungkin akhir-akhir ini kita

8
hanya melihat dan mendegar berita mengenai korupsi dari daerah-daerah luar

namun kita juga perlu mengetahui bahwa di Kabupaten sikka inipun sering terjadi

kasus pengelapan dana atas penyalahgunaan kekuasaan oleh oleh pemerintah

pusat disetap desa-desa, dan penyalahgunaan kekuasaan inipun dilalukan oleh

pihak perangkat desa itu sendiri.

Sudah tercatat 12 nama desa dikabupaten sikka menggelapkan dana

yang itu sendiripun bersumberkan dari APBN.

Atas kasus ini Bapak Inspektur Inspektorat Kabupaten Sikka yaitu

Bapak Germinus Goleng menuturkan bahwa sejak awal pihaknya sudah

merencanakan untuk melakukan pengawasan terhadap 30 desa. Namun karena

adanya kendala terjadinya dalam hal anggaran sehingga mengakibat terjadinya

refocusing, akhirnya sangat disayangkan bapak inspektorat hanya melakukan

pengawasan di12 desa saja. Bahkan Bapak Inspektorat tidak sunggkan-sunggkan

menerangkan 12 nama desa tersebut, dan nama desa itu diantaranya adalah:

1. Desa Masebewa. Kabupaten Paga

2. Desa Kojagete. Kecamatan Alok Timur

3. Desa Ladogahar dan Ribang. Kecamatan Nita

4. Desa Langir Dan Kokowahor. Kecamatan Kangae

5. Desa Nelle Barat. Kecamatan Nelle

6. Desa Wairterang. Kecamatan Waigete

7. Desa Napu Gera dan Liakutu. Kecamatan Mego

8. Desa Ojang dan Hikong. Kecamatan Talibura

9
Menurut keterangan yang didapatkan dari 12 desa ini hanya terdapat

dua penyalahgunaan keuangan diatas Rp.100 juta yakni desa Kokowahor dan

temuwan dibaah Rp.100 juta yakni desa Langir.

Untuk keterangan lebih lanjut didesa Kokowohor ini sudah

ditemukan penggelapan uang sebesar Rp168.800.000 setelah diserahkan ke-LHP

serta menanda tangani surat atas pertanggung jawaban mutlak, akan tetapi uang

dana harus dikembalikan sebelum 60 hari apabila dalam waktu tempo 60 hari

tersebut belum dilaksanakan maka akan dikenakan hukuman ataupun sangsi yang

lebih lanjut lagi. (unggap bapak inspektorat Geminus Goleng).

Kemudian untuk kasus penyalahgunaan dana didesa kopong ini

sedang dalam penyelidikan sebab kerugian dana yang dicapai juga sangatlah besar

yaitu dengan jumlah kerugian Negara Rp141.409.831 serta beberapa desa lainnya

masih dalam penyelidikan dan pengumpulan data oleh tim. Dengan demikian

dalam kasus ini Negara juga turut mengalami kerugian sebesar Rp.272.933.651,

kita tidak perlu khawatir dalam memikirkan kasus ini sebab para tim dan petugas

bewajib sudah enetapkan beberapa tersangka.

d. Teori-Teori Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan

Dan Kemanusiaan

Berikut beberapa info yang saya temui dikoran-koran menurut para ahli

mengenai Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime Terhadap Keadilan dan

Kemanusiaan:

Yang pertama adalah menurut Stuart Ford, tentang korupsi sebagai

extraordinaly crime atau kejahatan luar biasa yang iya ungkapkan dalam

10
persidangannya dikalimantan timur 27 maret 2019. Mengenai korupsi sebagai

extraordinaly crime adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghilangkan hak asasi manusia dan menjadi yurisdiksi peradilan pidana

internasional, serta dapat dijatuhkan hukuman mati bagi pelaku kejahatan tersebut.

Menurut Hungtington (1968) korupsi sebagai extraordinaly crime adalah

perilaku penjabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh

masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditunjukkan dalam rangka memenuhi

kepentingan pribadi.

Menurut Dr.Kartini Kartono (dijawa tengah) mengenai, korupsi sebagai

extraordinaly crime terhadap keadilan dan kemanusiaan adalah tingkah laku

individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan

pribadi, dan merugikan kepentingkan umum.

Menurut Heddy Shri Ahimsha-Putra persidangan yang ia laksanakan

diponeggore 1 juli (2002) ini ia menyatakan bahwa masalah dalam korupsi adalah

masalah politik pemaknaan. Yang dapat menyebabkan korupsi berbuat curang dan

merugikan Negara sekaligus masyarakat luas dengan berbagai modus yang

dilakukan oleh beberapa pelaku.

Menurut Mark A.Drumbl menyebutkan bahwa adanya pengkategorian

extraordinaly crime adalah karena kejahatan yang ekstrim secara kuantitatif

berbeda dengan kejahatan pada umumnya, karena kejahatan ini sifatnya lebih

jauh, lebih serius, dan pelakunya dianggap sebagai musuh seluruh umat manusia.

Menurut Muhammad Hatta berpendapat, walaupun ada perbedaan penafsiran

tentang klasifikasi extraordinaly crime, tetapi umumnya pakar berpendapat bahwa

11
sejauh delik-delik tersebut berdampak luas dan sistimatik serta menimbulkan

kerugian secara masih maka delik tersebut dapat digolongkan kepada kejahatan

luar biasa.

Adapun beberapa golongan yang termasuk didalam extraordinaly crime

terhadap keadilan dan kemanusiaan, yakni:

1. Golongan kejahatan kemanusiaan

Golongan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan

yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang

diketahui bahwa serangan tersebut ditunjukan secara langsung terhadap

penduduk sipil, yang berupa:

a. Pembunuhan.

b. Permusnahan.

c. Perbudakan.

d. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.

e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara

sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum

internasional.

f. Penyiksaan.

g. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan

kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk

kekerasan seksual lain yang setara.

h. Penganiayaan terhadap suatu kelompok atau perkumpulan yang didasari

persamaan paham politik ras kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis

12
kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal

yang dilarang menurut hukum internasional.

i. Penghilangan orang secara paksa atau

j. Kejahatan apartheid.

2. Golongan genosida

Golongan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan

maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagaian

kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara, yakni:

a. Membunuh anggota kelompok

b. Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota

kelompok

c. Memaksakan tindakan-tindakanyang bertujuan mencegah kelahiran

didalam kelompok.

d. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu kekelompok

lain.

e. Sebab-Sebab Terjadinya Korupsi

Tindakan korupsi bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi

ini menyangkut berbagai hal yang sifatnya kompleks. Faktor-faktor penyebabnya

bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi, tetapi bisa juga berasal dari situasi

lingkungan yang kondusif bagi seseorang untuk melakukan korupsi. Berikut ini

adalah penyebab seseorang melakukan korupsi:

Menurut sejarah dari Dr.Sarlito dan W.Sarwono, tidak ada jawaban yang

persis tetapi ada dua hal yang jelas,yakni

13
a. Dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat, kehendak dan

sebagainya)

b. Rangsangan dari luar (dorongan teman-teman, adanya kesempatan, kurang

kontrol dan sebagainya)

Dan dari Dr.Andi Hamzah dalam disertasinya menginventarisasikan

selama melakukan penelitian ada beberapa penyebab seseorang melakukan

korupsi yakni

a. Kurangnya gaji pegawai negri dibandingkan dengan kebutuhan yang

makin meningkat

b. Latar belakang kebudayaan atau kultur Indonesia yang merupakan sumber

atau sebab meluasnya korupsi

c. Manajemen yang kurang baik dan kontro yang kurang efektif dan efisen,

yang memberika peluang orang untuk melakukan korupsi

d. Modernisasi pengembangbiakan korupsi

Analisa yang lebih detail lagi tentang penyebab korupsi diutarakan oleh

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan(BPKP)dalam bukunya yang

berjudul “Strategi Pemberantasan Korupsi,”antara lain:

1. Aspek individu pelaku:

a. Sifat tamak manusia.

b. Lisan yang kurang kuat.

c. Penghasilan yang kurang mencukupi.

d. Kebutuhan hidup yang mendesak.

e. Gaya hidup yang konsumtif.

14
f. Malas atau tidak mau bekerja.

g. Ajaran lagima yang kurang diterapkan.

2. Aspek organisasi:

a. Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan.

b. Tidak adanya budaya organisasi yang benar.

c. System akuntabilitas yang benar diinstansi pemerintah yang kurang

mencukupi.

d. Kelemahan pengendalian manajemen.

e. Manajemen menghindari korupsi di dalam organisasi.

3. Aspek tempat individu dan organisasi berada.

a. Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi-korupsi bisa di

timbulkan oleh budaya masyarakat.

b. Masyarakat kurang laki-laki yang dari sebagian korban utama korupsi

masyarakat menyadari bila yang pagar di rugikan dalam korupsi itu adalah

masyarakat.

c. Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi setiap korupsi

pasti

d. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi itu bisa di berantas hanya

bila masyarakat itu ikut melakukannya.

f. Faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya tindak pidana korupsi diberantas

a. pidana korupsi diindonesia selalu dikaitkan dengan politik.

b. Adanya kinerja yang bersifat diskriminatif dan tebang pilih dari para

penega hukum.

15
c. Terjadinya tumpang tindih kekuasaan dalam hal melakukan penyelidikan,

penuntutan antara lembaga kejaksaan dan lembaga Pemberantasan tindak

korupsi

d. KPK.

e. Kurangnya peran serta masyarakat dalam memerangi tindak pidana

korupsi.

f. Kurangnya penanaman nilai-nilai moral dan pendidikan anti korupsi sejak

dini.

B. Analisis dan intepretasi

Mewawancarai Kakak Agustinus James atas tanggapannya sebagai

warganegara mengenai korupsi sebagai extraordinaly crime terhadap keadilan dan

kemanusiaan salah satunya di Kabupaten Sikka (NTT)

Pertanyaannya:

1. Berapa banyak presentase jumlah kasus mengenai korupsi sebagai

extraordinaly crime terhadap keadilan dan kemanusiaan dikabupaten Sikka

(NTT)

Tanggapan kakak Agustinus James untuk pertanyaan petama yakni:

Bahwa hampir setiap tahunnya dalam kasus korupsi selalu ada yang mengajukan

diri sebagai justice collaborator. Tetapi untuk spesifik berapa totalnya ia tidak bisa

memberitahukan karena yang mengetahui mengenai hal tersebut yaitu rekan

sesama kerjanya.

2. Bagaimana dengan peraturan mengenai kolabolator (justice collaborator)

yang ada di Kabupaten Sikka (NTT)?

16
Dan untuk tanggapan kakak Agustinus James mengenai pertanyaan

kedua yaitu: Ia menyebutkan bahwa dalam menentukan apakah seseorang tersebut

termasuk justice collaborator atau tidak, KPK tetap mengacu kepada Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000, Peraturan Bersama Antara Penegak Hukum

Tentang Perlindungan Bagi Pelapor, saksi pelaku yang bekerjasama, Surat Edaran

Mahkama Agung (SEMA) Nomor 4 Tahun 2011 tentang perlakuan bagi pelapor

tindak pidana(whistleblower)dan saksi pelaku yang bekerjasama(justice

collaborator)dalam perkara tindak pidana tertentu, Undang-Undang Nomor 31

Tahun 2014 tentang Lembaga Perlindungan saksi dan korban serta beberapa

peraturan internal KPK tersebut.

a. Dampak Negative Secara Umum Korupsi Sebagai Extraordinaly Crime

Terhadap Keadilan Dan Kemanusiaan

Dampak negative yang ditimbulkan dari adanya tindakan korupsi

sebagai extraordinaly crime terhadap keadilan dan kemanusiaan secara umumnya

yakni:

1. Terhambatnya pembangunan Negara karena dana yang dialokasikan

hilang(dikorupsi)

2. Negara mengalami kerugian keuangan dan kerugian perekonomian

17
3. Memicunya suasanan yang tidak aman karena tanggapan/pandanan

masyarakat terhadap badan penegak hukum seperti kepolisianyang buruk

4. Rakyat tidak akan percaya lagi kepada kepada pemerintah

5. Menambah dosa seseorang

6. Menimbulkan sikap egois dan mementingkan diri sendiri.

7. Serta akan mengakibatkan jurang pemisah antara yang kaya dan yang

miskin.

b. Dampak positif dan negative korupsi sebagai extraordinaly crime

terhadap keadilan dan kemanusiaan dikabupaten sikka

Dampak positif yang ditimbulkan oleh korupsi sebagai extraordinaly crime

terutama dikabupaten sikka ini adalah:

1. Khususnya sendiri bagi pelaku korupsi (koruptor) adalah, koruptor

dengan jelasnya akan mendapatkan banyak uang dan menggunakannya

dengan foya-foya untuk keperlun/kepentingan pribadinya sendiri.

2. Koruptor yang jelas-ejelas sudah memiliki harta maupun kekayaan yang

berlimpah akan semakin meningkat.

3. Keperluan pribadi sangat mudah tercapai dibandingkan masyarakat miskin

(yang belum terpenuhi)

Dampak negative yang disebabkan adalah:

1. Rakyat tidak dapat menikmati akses mudah yang harusnya sudah

dilaksanakan oleh pemerintah.

2. Kebutuhan masyarakat terhabat dan tidak terpenuhi.

18
3. Menghambat investasi dan pertumbuhan dikabupaten itu sendiri dan hal

ini pula yang dampak berpengaruh terhadap keuangan negara

4. Korupsi yang dilakukan oleh koruptor akan melemahkan kapasitas dan

kemampuan pemerintah dalam menjalankan program pembangunan.

5. Korupsi dapat berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak-

akhlak.

6. Dapat meningkatkan kemiskinan yang semakin drastis, sebab kita sudah

sangat mengetahui bagaimana daerah kita dikabupaten sikka dalam

kehidupan sehari-harinya, dalam pekerjaan, dalam kebutuhan hidup, dan

dalam kemajuan lainnya yang jelas-jelas belum berkembang dan semakin

maju dibandingkan daerah-daerah luar.

7. Fasilitas penunjang usaha gidak dapat terbangun, contohnya: fasilitas pada

transportasi jalan, jembatan, pelabuhan dan bandara yang tidak terbangun

akibat dana pembangunanya dikorupsikan. Dibandingkan pada Negara

kondisi fasilitas transportasinya sudah sangat bik dan terjamin.

8. Harga bahan kian mahal. Dampak lanjut dari biaya ekonomi tinggi adalah

harga barang yang ikut melambung. Alasannya karena biaya produksi

menjadi tinggi akibat fasilitas-fasilitas pendukung dunia usaha, seperti

jalan, jembatan, bandara dan pelabuhan yang tidak terbangun dengan baik.

Jika haga barang semakin mahal maka kemungkinan akan terjadi dua

konsekuensi yang mengancam pengusaha. Konsekuensi yang pertama

yakni, daya serap atas barang produksinya menjadi rendah karena harga

yang mahal. Sedangkan konsekuensi yang kedua, untuk menghindari

barang tidak laku pengusahapun dengan terpaksanya menurunkan harga

19
barang dan keuntungan sehingga akibatnya laju sebuah usaha menjadi

tidak berjalan dengan baik.

9. Tidak efektifnya peraturan fan perundang-undangan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku menjadi mandul karena seriap perkara

diselesaikan dengan korupsi.

10. Serta hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga dan peraturan-

peraturan didalam kabupaten sikka dan Negara itu sendiri

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian korupsi itu sendiri dalam bahasa latinnya(corruption-

corrumpere) atau yang biasa diartikan sebagai suatu unggkapan mengenai sifat

atau perilaku seseorang yaitu sifat buruk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,

serta menyogok.

Korupsi sebagai extraordinaly crime secara umumnya merupakan

suatu kejahatan yang luar biasa. para ahli menyebutkan bahwa korupsi merupakan

suatu tindakan atau kejahatn luas biasa, yang dapat dilakukan oleh satu individu

atau beberapa kelompok yang berdampak dapat merugikan masyarakat.

Korupsi sebagai extraordinaly crime terhadap keadilan dan

kemanusiaan dikabupaten sikka sudah ada 30 desa yang telah melakukan

penggelapan dana, namun pihak yang berwenang yaitu Bapak Inspektur

Inspektorat Germinus Goleng menyatakan bahwa hanya ada 12 desa saja yang

baru melakukan penggelapan dana karena untuk beberapa desa lainnya masih

dalam pengamtan oleh tim, alasannya dikarenakan adanya kendala dalam hal

anggaran sehingga mengakibatkan terjadinya refocusing.

Ada beberapa golongan yang termasuk didalam korupsi

extraordinaly crime terhadap keadilan dan kemanusiaan yakni: golongan

kejahatan kemanusiaan, dan golongan genosida.

21
Sebab-sebab terjadinya korupsi yang pertama menurut sejarah dari

Dr.Sarlito dan W.Sarwono yaitu adanya sebab dorongan dari dalam diri sendiri,

dan rangsangan dari luar. Sedangkan sebab-sebab menurut Dr.Andi Hamzah

yakni:kurangnya gaji pegawai negeri, adanya sebab dari latar belakang

kebudayaan atau kultur Indonesia, manajemen yang kurang baik, serta adanya

modermisasi pengembangan korupsi.

Dan yang terakhir adalah faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya

tindak pidana korupsi diberantas adalah:Pidana korupsi diindonesia selalu

dikaitkan dengan politik, adanya kinerja yang bersifat diskriminatif dan tebang

pilih dari para penegak hukum, terjadinya tumpang tindih kekuasaan dalam hal

melakukan penyelidikan/penuntutan antara lembaga kejaksaan dan lembaga

pemberantasan tindak korupsi, KPK, kurangnya peran serta masyarakat dalam

memerangi tindak pidana korupsi, serta kurangnya penanaman nilai-nilai moral

dan pendidikan anti korupsi sejak dini.

B. Usul Dan Saran

Korupsi tidak hanya sekedar diberantas namu perlu adanya upaya

pencegahan. karena memberantas sama dengan mengeksekusi dan yang

mengeksekusi hanya bisa dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Sedangkan

mencegah bisa dilakukan oleh siapa saja diberbagai kalangan. Tentunya

mencegah lebih baik dari pada harus memberantas. Sebab berawal dari yang kecil

dan terlihat ringan namun hal itu dapat berefek ataupun berdampak besar. Karena

lebih baik kita menanam bibitdari pada harus memangkas dahannya yang

dikemudian hari akan tumbuh lalu kembali dan justru semakin bercabang.

22
Menerut saran dari saya untuk hal permasalahan korupsi diseluruh daerah

dan tentunya lebih ditunjukkan kepada daerah Nusa Tenggara Timur Kabupaten

Sikka ini adalah:

Lebih dan harus mewajibkkan sertifikat pelatih anti korupsi terutama

korupsi sebagai extraordinaly crime untuk syarat mencari pekerjaan.

Sebagai pemimpin dan yang dipimpin dan sebagai pejabat tinggi untuk

seluruh masyarakat harus hidup lebih sederhana dan produktif, jangan menjadi

boros dan serakah dalam hal konsumtif.

Memberi solusi positif pada teman dekat atau teman satu kerja disaat

keadaan keuangannya mendesak dan merahasiakan cara korupsi yang aman

padanya jika menemukan alur korupsi tersebut.

Jadilah pemimpin yang suka memberi tanpa mengharapkan imbalan.

Jangan ciptakan rasa malu pada mereka yang kehidupannya dibawah rata-rata.

Hargai materinya meskipun terlihat sederhana sebab kita juga belum tentu dapat

menjadi seperti mereka.

Jangan banya permintaan kepada pasangan, saudara, teman, sahabat atau

dalam kata lain keluarga (kerabat terdekat kita) apabila yang kita inginkan

tersebut berlebihan.

Harus tegas terhadap kolusi dan nepotisme. Jangan tinggalkan rasa syukur

saat mendapatkan rezeki halal,karena melimpahnya uang haram dari hasil korupsi

tidak akan membuat kaya sampai tujuh generasi.

23
Mendidik anak untuk terbiasa jujur. Selalu mengingat resiko, bahwa

hukuman Tuhan tidak hanya terjadi diakhirat tapi juga terjadi dikehidupan dunia.

Dan yang terakhir hendaknya pemerintah lebih meningkatkan Kontrol

terhadap lembaga-lembaga yang ada dan lebih menekankan sifat yang independen

kemudian ikut sertakan masyarakat untuk lebih mengontrol jalannya pemerintah,

bisa diwakilikan dengan pembuatan kelompok atau organisasi yang sifatnya

independen yang anggotanya berasal dari masyarakat, para aktivis dan mahasiswa.

24
DAFTAR PUSTAKA

Harian REPUBLIK,21 November 2003. Islam dan jalan pemberantasan korupsi

harian jurnal Bogor, edisi 24 juni 2009.

Nyoman Serikat Putra Jaya, Bahan Kuliah System Peradilan Pidana (Criminal

Justice System), (Semarang:Program Magister Ilmu Hukum,2008).

Lilik Mulyadi. 2007, Tindak Pidana Korupsi DiIndonesia (Normatif), Teoritis,

Praktik Dan Masalahnya), Pt.Alumni.Bandung.

Puteri Hkmawati, Politik Hukum Pidana Uu Nomor 31 Tahun 1999 Tentang

Pemberantasan Korupsi, Dalam Sekretariat Jenderal DPR RI Pusat

Pengkajian Dan Pelayanan Informasi, Reformasi Hukum Nasional.

https://m.mediaindonesia.com /nusantara /462712 /puluhan-desa-di-sikka-diduga-

gelapkan –dana-2021.

Artidjo Alkostar.Korupsi sebagai Extraordinaly Crime.Makalah dalam Training

Pengarusutamaan Pendekatan Hak Asasi Manusia dalam Pemberantasan

Korupsi diIndonesia bagi Hakim seluruh Indonesia,2013.

Kejahatan luar biasa(Extraordinaly Crime).Aceh:Unimal Press,2019.

25

Anda mungkin juga menyukai