Anda di halaman 1dari 10

sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017

http://jurmafis.untan.ac.id

PERNIKAHAN USIA DINI DI KALANGAN REMAJA


(STUDI DI DESA PENJAJAP KECAMATAN PEMANGKAT
KABUPATEN SAMBAS)

Oleh:
EVA NURHAYATI
NIM. E51110064

Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2017
Email: nurhayatie11@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab serta dampak dari pernikahan dini dikalangan remaja
di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat. Penelitian ini mengunakan penelitian perspektif kualitatif yaitu tipe
yang memberikan gambaran tentang pengaruh sosial, serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat dan
pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan proses wawancara..
Penelitian ini menggunakan teori sosialisasi oleh Edwin H. Sutherland. Teori ini menyebutkan bahwa
penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar. Ia menanamkan teorinya dengan Asosiasi Diferensial.
Adapun kesimpulan menurut teori yang dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland bahwa pernikahan usia dini
dikalangan remaja terjadi karena adanya penyimpangan yang bersumber dari pergaulan dengan sekelompok
orang yang telah menyimpang. Penyimpangan di peroleh melalui alih budaya (cultur transmission). Melalui
proses ini, remaja mempelajari subkebudayaan yang menyimpang (deviant subculture). Hasil penelitian ini dapat
diketahui bahwa faktor penyebab pernikahan usia dini dikalangan remaja didasari pada aspek pergaulan bebas,
hubungan sosial dan peran orangtua, dan juga dipengaruhi oleh aspek lingkungan keluarga. Sedangkan dampak
dari pernikahan usia dini dikalangan remaja yaitu pada kesehatan, adapula yang berdampak pada psikis dan
kehidupan keluarga remaja khususnya perempuan antara lain dalam perspektif hak, terdapat tiga masalah besar
yang dihadapi anak menikah pada usia dini, yang menyangkut hilangnya masa kanak-kanak dan remaja,
hilangnya kebebasan personal, dan kurangnya kesempatan untuk mengembangkan diri secara penuh disamping
penyangkalan pada kesejahteraaan psikososial dan emosional.

Kata-kata kunci: Pernikahan Dini, Remaja, Lingkungan Sosial

EARLY-AGE MARRIAGE AMONG TEENS


(A STUDY IN PENJAJAB VILLAGE PEMANGKAT, SAMBAS DISTRICT)

Abstract
The aim of this study is to determine the causes and effects of early-age marriage among young people in the
Penjajab village of Pemangkat District. This study used qualitative research perspective that is type that gives an
overview of social impact and the effect on people's lives and a case study approach.Data collected through
observation and interview process. This study used the theory of socialization by Edwin H. Sutherland.This
theory states that deviant behavior is the result of the learning process.He implants his theory with Differential
Association.The conclusions according to the theory proposed by Edwin H. Sutherland that early-age marriage
among adolescents occurs because of irregularities originating from the association with a group of people who
have strayed. This deviation obtained through the transfer of culture (culture transmission).Through this process,
young people learn subculture aberrant (deviant subculture). The results of this study can be seen that the causes
of early marriage among young people is based on aspects of promiscuity, social relationships and the role of
parents, and also influenced by aspects of the family environment. While the impact of early-age marriage
among young people is on health, those that have an impact on the psyche and family life adolescents, especially
girls, among others, in the perspective of the right, there are three major problems for the children to get married
at an early age, which involves the loss of childhood and adolescence, loss of personal freedom, and lack of
opportunity to develop themselves fully in addition to denial on psychosocial and emotional welfare.

Keywords: Early-age Marriage, Teenager, Social Environment


1
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN
sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

A. PENDAHULUAN masih berada pada usia sekolah terutama di


kecamatan pemangkat.
Pernikahan adalah suatu upacara Menurut Damayanti (2012) remaja
pengikatan janji nikah yang dirayakan atau adalah “masa yang penuh dengan
dilaksanakan oleh dua orang dengan permasalahan”. Kemudian Damayati (2012
maksud meresmikan ikatan perkawinan : 67) melanjutkan lagi pendapatnya tentang
secara norma agama, norma hukum dan remaja yang mana menurutnya :
norma sosial. Menikah merupakan “saat remaja merupakan saat yang
penyatuan antara dua orang dengan jenis paling rentan. Pada saat remaja,
kelamin yang berbeda (laki-laki dan emosi seseorang paling besar.
perempuan). Adapun usia menikah yang di Seseorang berusaha tampil lebih baik
anjurkan oleh agama dan undang-undang dari orang lain, ia tidak mau kalah
pernikahan no 1 tahun 1974 untuk laki-laki dengan orang lain. Emosi yang tidak
minimal 19 tahun dan untuk perempuan stabil itu menyebabkan mudah
minimal 16 tahun (Undang-Undang masuknya pengaruh dari luar. Di usia
Perkawinan). remaja, akibat pegaruh hormonal,
Adapun tujuan dari di tetapkannya juga mengalami perubahan fisik yang
minimal usia menikah adalah untuk cepat dan mendadak. Perubahan ini
menjaga kesehatan suami istri dan ditunjukkan dari perkembangan organ
keturunan. Jika di lihat dari usia minimal seksual menuju kesempurnaan fungsi
menikah yang telah di tetapkan oleh agama serta tumbuhnya organ genetalia
dan undang-undang pernikahan, maka usia sekuder. Hal ini menjadikan remaja
minimal pernikahan tersebut merupakan sangat dekat dengan permasalahan
usia remaja yang masih duduk di jenjang seputar seksual.”
pedidikan sekolah menengah atas.
Indonesia sebagai Negara berkembang Pergaulan bebas merupakan salah satu
mewajibkan warga negaranya untuk wajib bentuk perilaku menyimpang yang
belajar 12 tahun. Sekolah menengah atas melewati batas dari kewajiban, tuntutan,
merupakan jenjang pendidikan yang di aturan, syarat dan perasaan malu. Atau
dalamnya merupakan siswa yang masih bisa juga diartikan sebagai perilaku
berada pada usia remaja. Tidak jarang kita menyimpang yang melanggar norma
temukan sebuah pernikahan yang agama maupun norma kesusilaan.
dilakukan oleh sepasang remaja yang

2
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN
sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

B. TINJAUAN PUSTAKA membentuk keluarga atau rumah tangga


yang bahagia dan kekal yang didasarkan
Konsep Pernikahan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam
Kata perkawinan menurut istilah kompilasi Hukum Islam No. 1 Tahun 1991
Hukum islam sama dengan kata “nikah” mengartikan perkawinan adalah
dan kata “zawaj”. Nikah menurut bahasa pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat
adalah menghimpit, menindih, atau atau miitsaaqa ghaliidhan untuk menaati
berkumpul. Nikah mempunyai arti kiasan perintah Allah dan melaksanakannya
yaki “wathaa” yang berarti “setubuh” atau merupakan ibadah.
“akad” yang berarti megadakan perjanjian Dari pengertian pernikahan atau
pernikahan. Dalam kehidupan sehari-hari perkawinan yang diungkapkan para pakar
nikah dalam arti kiasan lebih banyak, diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sedangkan dipakai dalam arti sebenarnya pengertian pernikahan atau perkawinan
jarang sekali dipakai saat ini. adalah perjanjian antara calon suami dan
calon istri untuk membolehkan bergaul
Pengertian Pernikahan Menurut Para sebagai suami istri guna membentuk suatu
Ahli keluarga.
Pengertian pernikahan atau perkawinan
menurut Ahmad Ashar Bashir, pernikahan Tujuan Pernikahan atau Tujuan
adalah melakukan suatu akad atau Perkawinan
perjanjian untuk mengikatkan diri antara Salah satu dari tujuan pernikahan
seorang laki-laki dan wanita untuk adalah untuk memperoleh keluarga yang
menghalalkan hubungan kelamin antara sakinah. Sakiah artinya tenang. Dalam hal
kedua belah pihak, dengan dasar sukarela ini seseorang yang melangsungkan
dan keridhaan kedua belah pihak untuk pernikahan berkeinginan memiliki
mewujudkan suatu kebahagiaan hidup keluarga yang tenang dan tentram.
berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang Berikutnya adalah tujuan perikahan
dan ketentraman denga cara-cara yang mawadah yaitu untuk memiliki keluarga
diridhai oleh Allah. Sedangkan pengertian yang didalamnya terdapat rasa cinta,
pernikahan atau perkawinan dalam UU berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
No.1 Tahun !974 tentang Perkawinan, jasmaniah. Sedangkan tujuan pernikahan
pernikahan adalah sebuah ikatan lahir batin Rahmah yaitu untuk memperoleh keluarga
antara seorang pria dengan seorang wanita yang didalamnya terdapat rasa kasih
sebagai suami istri dengan tujuan untuk
3
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN
sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

sayang, yakni yang berkaitan dengan hal- ikatan/ pernikahan yang salah satu atau
hal yang bersifat kerohanian. kedua pasangan berusia di bawah 18 tahun
atau sedang mengikuti pendidikan di
Pernikahan Dini sekolah menengah atas.
Istilah pernikahan dini adalah Jadi sebuah pernikahan di sebut
kontenporer. Dini dikaitkan dengan waktu, perikahan dini, jika kedua atau salah satu
yakni di awal waktu tertentu. Lawannya pasangan masih berusia di bawah 18 tahun
adalah pernikahan kadaluarsa. Menurut (masih berusia remaja). Masa remaja,
Undang-Undang No 1 Tahun 1974 boleh di katakan berhenti pada usia 18
pengertian pernikahan adalah ikatan lahir tahun.
batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan Definisi Remaja
membentuk keluarga (rumah tangga) yang Menurut Santrock (2003) bahwa
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan adolescene diartikan sebagai masa
Yang Maha Esa. Batas usia yang diizinkan perkembangan transisi antara masa anak
dalam suatu perkawinan menurut UU dan masa dewasa yang mencakup
Pernikahan ini di atur dalam pasal 7 ayat perubahan biologis, kogitif, dan sosial-
(1) yaitu, jika pihak pria telah mencapai 19 emosional. Batasan usia remaja yang
tahun, dan pihak wanita sudah mencapai umum digunakan oleh para ahli adalah
usia 16 tahun. Jika ada penyimpangan antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu
terhadap pasal 7 ayat (1) ini, dapat usia remaja ini biasanya dibedakan atas
meminta dispensasi kepada Pengadilan tiga, yaitu 12 - 15 tahun = masa remaja
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua awal. 15 - 18 tahun = masa remaja
orangtua pihak pria maupun pihak wanita pertengahan. Dan 18 - 21 tahun = masa
(pasal 7 ayat 2). remaja akhir. Pengertian remaja menurut
Pernikahan dini yaitu merupakan Zakiah Darajat (1990:23) adalah:
institusi agung untuk mengikat dua insan “Masa peralihan diantaranya masa
lawan jenis yang masih remaja dalam satu kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa
ikatan keluarga (Lutfiati, 2008). ini anak mengalami masa pertumbuhan
Pernikahan dini adalah pernikahan dan masa perkembangan fisiknya
dibawah usia yang seharusnya belum siap maupun perkembangan psikisnya.
untuk melaksanakan pernikahan (Nukman, Mereka bukanlah anak-anak baik betuk
2009). Jadi dapat disimpulkan bahwa badan ataupun cara berfikir atau
pernikahan dini adalah sebuah betuk
4
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN
sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

bertindak, tetapi bukan pula orang remaja yang tidak gaul dan kampungan.
dewasa yang telah matang”. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang
Remaja memiliki emosi yang luar biasa biasanya terjebak dalam perilaku seks
besar, seorang cenderung menginginkan bebas. Jika saja peran orangtua lebih
perhatian yang lebih. Jika dalam keluarga memberikan perhatian pada anak-anaknya
seorang remaja tidak memperoleh maka, anak-anak mereka tidak mungkin
perhatian yang diinginkan, mereka terjerumus dalam pergaulan bebas yang
cenderung mencarinya diluar lingkungan bisa merusak sang anak. Dari pergaulan
keluarga. Cukup tidaknya kasih sayang dan bebas ini para remaja mengenal seks
perhatian yang diperoleh sang anak dari bebas, narkoba, dugem, alcohol dan lain-
kelurganya, cukup tidaknya keteladanan lain. Jadi pada intinya permasalahan
yang diterima sang anak dari orangtuanya, remaja ini tidak lepas dari peran serta
dan lain sebagainya yang menjadi hak anak keluarga sekitar.
dari orangtuanya. Jika tidak, maka anak
akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan Alur Pikir Penelitian
serta di tempat-tempat yang tidak Penelitian tentang dampak pernikahan
mendidik mereka. Anak akan dibesarkan usia dini ini, peneliti mengunakan teori
dilingkungan yang tidak sehat bagi sosialisasi oleh Edwin H. Sutherland. Teori
pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh ini menyebutkan bahwa penyimpangan
di lingkungan pergaulan bebas. perilaku adalah hasil dari proses belajar. Ia
Dalam lingkungan pergaulan remaja menanamkan teorinya dengan Asosiasi
ABG, ada istilah yang kesannya lebih Diferensial. Menurut Sutherland,
mengarah kepada hal negative dari padahal penyimpangan adalah konsekuensi dari
positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap
ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja atau tindakan yang dipelajari dari norma-
masa kini yang ditandai dengan nongkrong norma yang menyimpang, terutama dari
di kafe, mondar-mandir di mal, gaya fun, subkultur atau diantara teman-teman
berpakaian serba sempit dan ketat sebaya yang menyimpang.
kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan
mempertontonkan bagian tubuhnya yang
seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak
mengetahui dan tidak tertarik dengan hal
yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai
5
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN
sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

Bagan 1.1 mengenai fenomena pernikahan dini di


Alur pikir penelitian
kecamatan Pemangkat. Adapun jenis
Pernikahan Usia Dini di Kalangan Remaja (Studi penelitian kualitatif yang digunakan adalah
di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat jenis penelitian life story/narasi. Metode
KabupatenSambas)
life story/narasi ini terutama untuk
mendeskripsikan tiga pasang keluarga

Masalah yang melakukan perkawinan pada usia


- Maraknya pergaulan bebas dikalangan dini. Untuk melengkapi uraian atau
remaja deskripsi mengenai pernikahan dini
- Kurangnya peranan orangtua dalam
penelitian ini juga menggali informasi dari
mengikuti perkembangan pergaulan anak
Orangtua pelaku pernikahan dini, Tokoh
- Meningkatnya pernikahan usia dini
masyarakat, KUA dan Aparatur desa.

Teori Sosialisasi (Edwin H. Sutherland)


HASIL DAN PEMBAHASAN
Menganalisis kejahatan dan perilaku menyimpang
yang mengarah pada tindak kejahatan. Kehidupan bermasyarakat tidak akan
terlepas dari interaksi dengan masyarakat
lainnya. Kehidupan berdampingan pasti
akan selalu menjadi prioritas utama dalam
Tujuan
menjalani kehidupan sosialnya dalam
- Untuk mengungkapkan dampak apa saja
yang diakibatkan dari pernikahan dini bermasyarakat. Hal tersebut ditunjukkan
- Untuk mengungkapkan tanggapan oleh masyarakat yang berada di Desa
masyarakat tentang remaja yang Penjajap di Kecamatan Pemangkat
melakukan pernikahan dini
Kabupaten Sambas. Bertetangga membuat
- Untuk mengungkapkan bagaimana peran
semakin nampak kalau manusia
orangtua
merupakan makhluk sosial yang dalam
artian manusia tidak bisa hidup tanpa
manusia lainnya.
C. METODE PENELITIAN
Pernikahan merupakan hal yang wajib
dilakukan oleh pria dan wanita yang sudah
Perspektif yang digunakan dalam
cukup umur dan niat untuk menjalani
penelitian ini adalah perspektif kualitatif.
kehidupan berkeluarga. Sudah seantasnya
Penggunaan perspektif ini bertujuan untuk
melakukan pernikahan agar dapat diterima
mendapatkan gambaran dan pemahaman
keberadaannya oleh masyarakat lainnya.
secara konprehensif dan mendetail
Kebutuhan untuk pemenuhan kebutuhan
6
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN
sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

sex merupakan hal yang pasti dimiliki oleh D. KESIMPULAN


laki-laki dan perempuan yang normal pada
umumnya. Berdasarkan hasil penelitian baik
Kehamilan yang terjadi pada pengamatan secara langsung maupun
perempuan yang belum menikah melalui wawancara dengan beberapa
merupakan fenomena yang diinginkan oleh informan maka dapatlah penulis
masyarakat terlebih pada remaja itu mengambil kesimpulan sebagai berikut:
sendiri. Akan tetapi pada saat sekarang ini 1. Faktor yang menyebabkan terjadinya
banyak sekali penomina yang terjadi kehamilan pranikah merupakan
kehamilan pada saat belum menikah atau kesalahan remaja dalam menentukan
yang disebut hamil pra-nikah. Kondisi tindakan interaksi dengan lingkungan
sosial seperti itu maka akan memberikan luar sehingga terjadi tidak terkontrol
dampak sosial yang sangat pahit bagi dengan kondisi yang sebenarnya.
dirinya dan bagi keluarga dari keduanya Kondisi tersebut juga terdapat kelalaian
yang laki-laki maupun yang perempuan. dari orang tua terhadap anak dalam
Semua orang pasti tidak akan pernah pola pengawasan sehingga remaja
berfikir apa yang terjadi ketika fenomena bebas dalam melakukan pergaulan.
itu terjadi pada keluarganya. 2. Pandangan masyarakat umum terhadap
Faktor yang menyebabkan fenomena remaja dan orangtua yang telah terjadi
itu terjadi adalah ketika dukungan dari pada kehamilan pranikah, merupakan
pergaulannya, tekanan dari keluarganya, fakta umum yang terjadi pada
lemahnya peran orang tua dan faktor lingkungan sekitar. Masyarakat akan
dilingkungannya. Beberapa faktor menilai rendah derajat ataupu status
tersebutlah yang akan memberikan dampak yang dimilikinya, kesempatan dalam
pada kehamilan pra-nikah, yang seharunya berkarir akan juga menjadi masalah
belum terjadi atau belum diinginkan. tersendiri sehingga ruang lingkup
Kewaspadaan pada diri sendiri dan kepada menjadi sempit. Tidak ada lagi
keluarga memang harus lebih ditingkatkan kepercayaan penuh yang akan
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diberikan oleh masyarakat sekitar
diinginkannya. terhadap masyarakat yang telah
mengalami kehamilan pranikah
tersebut.
3. Peran orangtua sangat diharapkan pada
pergaulan anak ketika beranjak remaja
7
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN
sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

bukan tidak mungkin remaja tersebut lebih baik. Orang tua harus lebih pro
belum siap sepenuhnya untuk di lepas aktif lagi mengingat fenomena yang
secara bebas dalam menentukan segala terjadi tidaklah luput dari peran
keputusannya sendiri. Peran orangtua orangtua baik dirumah maupun luar
dalam memberikan pendidikan dini sekalipun.
sangatlah diharapkan agar mampu 2. Diharapakan pandangan masyarakat
memperoleh mental dan karakter yang tersebut memberikan pandangan positif
diharapkan orangtua. Pendalaman dan lebih menuju pada arahanyang
agama merupakan hal yang harus lebih lebih baik, bukan sekedar memojokkan
inten lagi untuk diterapkan karena individu. Masyarakat adalah alat
agama merupakan hal yang kongkrit komunikasi yang tidak langsung dalam
dalam sebuah keputusan. Peningkatan proses pendidikan, hal tersebut
kebersamaan akan memberikan ruang dikarenakan ketika remaja sudah keluar
bagi remaja untuk menguatkan rasa dari lingkungan orangtua atau keluarga
percaya diri karena berfikir berarti masyarakat sekitar mempunyai
mendapatkan dukungan dari orangtua hak tersendiri dalam memberikan
dalam hal mengambil keputusan. pendidikan yang nonformal tujuannya
yang sama, lebih mengarah pada
minimalisir angka kehamilan diluar
E. SARAN nikah.
3. Diharapkan juga orangtua, keluarga
Setelah penulis mempelajari dan maupun masyarakat sekitar
memahami berdasarkan pengamatan yang bekerjasama dalam menangani
dilakukan secara langsung dilokasi pranikah yang semakin meningkat pada
penelitian, maka penulis memberikan saran setiap tahunnya. Sangat sadar sekali
sebagai berikut: ketika beberapa komponen tersebut
1. Diharapkan kehamilan pranikah (orangtua, keluarga dan masyarakat)
secepatnya mendapat solusi dan tidak lebih meningkatkan kerjasama
peranan dari berbagai pihak guna maka akan terjadi ketimpangan dalam
meminalisir seminimal mungkin angka memberikan solusi bagi pranikah
kehamilan pranikah. Bukan orang tersebut. Pemerintah juga diharapkan
terdekat saja yang pro aktif dalam mampu memberikan solusi yang dapat
bertindak menjaga lingkungan kita agar dikerjasamakan dengan masyarakat
tercapainya sebuah pencapaian yang ataupun lembaga sosial yang lebih
8
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN
sociologquei, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

peduli terhadap kasus kehamilan Satori, Djam’an & KomariahAan. 2011.


Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta:
pranikah tersebut. Menerapkan
Bandung
beberapa kebijakan dan memberikan
Setiadi, M. Elly & Usman Kolip. 2011.
akomodasi dalam menjalankan Pengantar Sosiologi. Kencana Prenada
program-program sosial lainnya. Media Group: Jakarta

Soekanto, Soerjono.2011. Mengenal Tujuh


Tokoh Sosiologi. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
F. REFERENSI
Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian
Kualitatif. Alfabeta: Bandung
Data Geografis Kecamatan Pemangkat.
2015, Kecamatan Pemangkat; Kantor Rujukan Elektronik
Camat Pemangkat
Ali. (2015). Pengertian dan Tujuan
Damayanti, N. (2012). Buku Pintar Pernikahan. Di akses pada tanggal 2 April
Panduan Bimbingan Konseling. 2015 dari http://www.pengertianpakar.com
Yogyakarta: Araska
Fatkhuri.(2011). Pernikahan
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Dini;Permasalahan, Dampak Dan
Jakarta: Grasindo Solusinya Dalam Perspektif Bimbingan
Konseling Keluarga Islami (Studi Kasus di
Kuswana, D. (2001). Metode Penelitian Desa Kluwih Kec. Bandar Kab. Batang
Sosial. Bandung: Pustaka Setia. 2008-2010). Skripsi S1 Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Martono, Nanang.2011. Sosiologi Semarang. Diakses pada tanggal 05 Maret
Perubahan Sosial. Rajawali Pers: Jakarta 2015 dari
http://www.eprints.walisongo.ac.id/3373/1/
Moleong, L.J. (2002). Metode Penelitian 31505043_Coverdll.
Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosda
Karya. Pengertian Pergaulan bebas. (2015). Di
akses pada tanggal 02 April 2015 dari
Narwoko, Dwi J. & B Suyanto. (2006). http://www.artikelsiana.com/pengertian-
Sosiologi Teks Pengantar dan pergaulan-bebas-penyebab.html
Terapan.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group Zulkifli, A. (2011). Dampak Sosial
Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa
Nasikun. (2003). Sistem Sosial Indonesia. Gunung Sindur - Bogor. Skripsi S1
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif
Ritzer, G. (2009). Sosiologi Ilmu
Hidayatullah Jakarta. Diakses pada tanggal
Pegetahuan Berparadigma Ganda.
05 Maret 2015 dari
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
http://www.repository.uinjkt.ac.id
Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta:
Erlangga.

9
EVA NURHAYATI, NIM. E51110064
Program Studi Ilmu Sosiologi Fisip UNTAN

Anda mungkin juga menyukai