Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929

Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

SEKSUALITAS DAN SEKS BEBAS REMAJA

Sabila Dina Hanifah2, R Nunung Nurwati2, Meilanny Budiarti Santoso3


1
Program Studi Kesejahteraan Sosial, FISIP, Universitas Padjadjaran
2,3
Pusat Studi CSR, Kewirausahaan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Universitas
Padjadjaran
sabila19002@mail.unpad.ac.id1, nunung.nurwati@unpad.ac.id2,
meilanny.budiarti@unpad.ac.id3
Submitted: 20-06-2022; Accepted: 06-07-2022: Published : 07-07-2022

ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan. Pada tahap remaja, kepribadian dan karakter individu
mulai terbentuk. Ada beberapa tahapan pada masa remaja, salah satunya adalah remaja akhir. Pada tahap remaja
akhir terdapat banyak perubahan yang akan muncul sebagai bentuk pengembangan diri, diantaranya mengenal
lawan jenis, jatuh cinta, dan mulai berkembangnya alat reproduksi. Salah satu faktor terjadinya pernikahan dini
di Bangka Belitung disebabkan oleh seks pranikah. Teknik pengumpulan data pada artikel ini menggunakan
studi kepustakaan. Dengan menggunakan perspektif psikodinamika dan teori psikoseksual yaitu adanya
dorongan dan kebutuhan seksual yang harus terpenuhi, serta pengaruh emosional yang menjadi faktor utama
seseorang melakukan dan menyalurkan aktivitas seksualnya. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang
mengungkapkan bahwa perilaku seks bebas tidak hanya disebabkan oleh faktor lingkungan tetapi juga didorong
oleh diri sendiri. Selain itu, individu yang melakukan hubungan seks pranikah cenderung mengalami kerentanan
dan mengganggu fungsi sosial.
Kata Kunci: perilaku seks pranikah, remaja

ABSTRACT
Adolescence is a very vulnerable period. At the adolescent stage, individual personalities and characters
begin to form. There are several stages in adolescence, one of which is late adolescence. At the late adolescence
stagemany changes will appear as a form of self-development, including knowing the opposite sex, falling in
love, and starting to develop reproductive organs. One of the factors in the occurrence of early marriage in
Bangka Belitung is premarital sex. The data collection technique in this article uses a literature study. By using a
psychodynamic perspective and psychosexual theory, namely the existence of sexual urges and needs that must
be met, as well as emotional influences which are the main factors for a person to carry out and channel sexual
activity. This is related to the results of research which reveals that free sex behavior is not only caused by
environmental factors but is also driven by oneself. In addition, individuals who have premarital sex tend to
experience vulnerability and interfere with social functioning.
Keywords: premarital sex behavior, teenager

lingkungan baru menjadi salah satu tahap yang


PENDAHULUAN akan dilalui oleh para remaja. Manusia mengalami
Masa remaja merupakan masa yang kritis beberapa tahap perkembangan, mulai dari lahir
dan rentan. Pada masa ini, individu mulai hingga tutup usia. Salah satu tahap perkembangan
berkembang baik secara fisik, sosial, dan psikologis. manusia ialah remaja. Hurlock (2011) dan Sarwono
Mulai mengenal banyak hal dan beradaptasi dengan (2011) membagi perkembangan remaja pada tiga
tahap, yaitu remaja awal, remaja pertengahan, dan

57
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

remaja akhir. Pada masa remaja, mulai terjadi “married by accident”. Married by accident
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan organ merupakan pernikahan antara laki-laki dan
reproduksi baik perempuan maupun laki-laki yang perempuan diakibatkan hubungan terlarang
lebih signifikan. Sangat penting untuk menjaga dan dimana perempuan hamil sebelum terikat resmi
mempersiapkan diri. Salah satu hal yang menjadi sebagai sepasang suami istri (W. Indrawati, 2017).
penting dan sangat perlu untuk dipahami pada Salah satu faktor seks pranikah adalah pergaulan
tahap remaja ialahperkembangan seksual (Sabariah, bebas yang dilakukan oleh remaja. Seperti yang
2017). telah dijelaskan oleh (Gunarsa & Gunarsa, 1995)
bahwa “remaja adalah masa peralihan dari masa
Menurut Sigmun Freud, melalui teori tahap
anak ke masa dewasa, meliputi semua
psikoseksual yang ditulis oleh (Miller, 2002),
perkembangannya yang dialami sebagai persiapan
selama hidup manusia akan mengalami lima tahap
memasuki masa dewasa”. Oleh sebab itu,
perkembangan berdasarkan pada naluri seksual.
pertumbuhan seksual menjadi faktor yang sangat
Masa remaja atau yang disebut the genital phase
penting.
pada teori psikoseksual memiliki arti bahwa
kesenangan seksual pada tahap ini berpusat pada Menurut Ketua Lembaga Perlindungan
alat genital dan keintiman seksual. Hal ini juga Anak Kabupaten Belitung Timur, Imelda
diikuti dengan perkembangan fisik pada pria dan Handayani, pada tahun 2020 Bangka Belitung
wanita yang sudah memasuki masa pubertas. Pada menempati posisi kasus pernikahan dini tertinggi
wanita, mulai tumbuhnya payudara, menstruasi, dan di Indonesia. Salah satu faktor yang mendominasi
tumbuhnya rambut di kemaluan. Pada pria, ditandai terjadinya pernikahan dini di Bangka Belitung
dengan mimpi basah, ukuran kemaluan yang adalah hamil di luar nikah (Al-Hamd, 2021).
semakin membesar, dan tumbuhnya rambut di Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan
kemaluan. Ketua Pengadilan agama Mentok, Kabupaten
Tidak hanya perkembangan fisik saja yang Bangka Barat, Muhammad Syarif, bahwa dalam
terjadi, perkembangan psikologis remaja pun pengajuan dispensasi kawin 90% disebabkan
ditandai dengan berkembangnya tingkat emosi karena hamil diluar nikah. (Ramadhani, 2022).
individu. Remaja merupakan masa peralihan antara Menurut UU No. 16 Tahun 2019 tentang
masa kanak-kanak dan dewasa, sehingga wajar jika Perkawinan, pasangan yang ingin menikah
pada remaja, tingkat emosional belum tumbuh minimal harus berusia 19 Tahun. Rumusan UU
secara sempurna. Marwoko (2019) menyebutkan No. 16 Tahun 2019 merupakan revisi dari UU No.
ciri-ciri masa remaja, salah satunya kondisi emosi 1 Tahun 1974 dimana pada UU sebelumnya batas
yang masih labil. Adanya naik turun emosi atau usia nikah minimal 16 tahun. Hal ini berarti bahwa
“kelabilan” berkaitan erat dengan kondisi hormon. remaja yang hamil di luar nikah berada pada usia
Selain itu, perkembangan remaja juga ditandai di bawah 19 tahun.
dengan ketertarikan terhadap lawan jenis Perilaku seks pranikah akan berdampak
(Setiawan dan Nurhidayah, 2008). Ketertarikan pada remaja diantaranya penyesalan dan rasa
untuk mengenal individu satu sama lain secara bersalah secara moral (Harningrum & dkk, 2014).
lebih jauh menjadi salah satu tahap awal individu Di Indonesia sendiri, hamil diluar nikah dianggap
untuk menjalin hubungan. Keterarikan tersebut sebagai aib bagi pelaku maupun keluarganya.
adalah hal yang wajar, namun jika melewati batas Namun sekarang ini, nilai dan norma tersebut
seperti melakukan seks pranikah sangat bergeser. Dalam penelitian sebelumnya, ditemukan
bertentangan dengan budaya bangsa Indonesia. bahwa seorang remaja melakukan hubungan seks
Seks pranikah yang dilakukan oleh remaja pranikah pada awalnya terpaksa, namun pada
akhir baik kegiatan seksual oral maupun kegiatan akhirnya ada dorongan dalam dirinya yang
penetrasi kemungkinan menyebabkan terjadinya menikmatinya (Harningrum & dkk, 2014).

58
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

Agar tidak terjadinya pernikahan pada usia METODE


dini atau maraknya praktik aborsi sebagai dampak
negatif dari perilaku seks pranikah, sudah Metode dalam penelitian ini menggunakan
seharusnya menjadi fokus utama bagi remaja akhir studi kepustakaan. Penulis mengambil data yang
secara umum untuk lebih peka terhadap bersumber dari jurnal, buku, dan website. Artikel
permasalahan ini. Berkembang pesatnya teknologi dibuat berdasarkan hasil analisis dari penelitian
juga membawa pengaruh yang sangat besar bagi sebelumnya dimana data sudah tersedia. Sumber
remaja untuk mengakses situs pornografi dan yang diambil dibatasi pada literasi dan penelitian
informasi mengenai kegiatan seksual. Kurangnya yang membahas mengenai kegiatan seks pranikah
pengawasan orang tua dan pengaruh lingkungan dengan subjek remaja yang kemudian dapat dikaji
pertemanan juga menjadi faktor penting dalam hal menggunakan teori tahap psikoseksual. Hasil data
ini. Pada dasarnya, edukasi mengenai seksualitas yang diperoleh bersifat objektif dan teoritis sebab
tersebut dapat menjadi hal positif bagi para membandingkan hasil studi pustaka antara
pembaca. Namun, jika terdapat individu yang telah berbagai sumber.
mendapatkan edukasi tetap melakukan tindakan
menyimpang. Maka, perilaku menyimpang
tersebut disebabkan karena informasi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diterima tidak dapat diserap dengan baik atau 1. Psikodinamika Perspektif dan Teori
kurangnya bimbingan dari orang-orang di Tahap Psikoseksual
sekitarnya.
Perspektif yang dikemukakan oleh Sigmun
Perilaku seksual pranikah yang dilakukan Freud mengatakan bahwa pada dasarnya
oleh remaja termasuk ke dalam salah satu kebutuhan, dorongan, dan emosi yang dialami oleh
kenakalan remaja. Perilaku seksual pranikah sangat manusia akan menciptakan perilaku yang
bertentangan dengan norma dan nilai budaya dilakukan oleh manusia tersebut. Perilaku yang
terutama di Indonesia. Pengaruh teknologi dilakukan dan ditampilkan oleh individu sejatinya
menjadikan terjadinya perubahan sosial yang cepat merupakan rangsangan dan tindakan yang individu
di masyarakat, salah satunya mulai lunturnya nilai- tersebut pikirkan. Sigmun Freud menjelaskan,
nilai dan norma baik yang telah ditanamkan pada kepribadian manusia terdiri dari beberapa teori,
setiap individu sejak kecil. Pengaruh teknologi yang yaitu: (1) Drive/instinct theory (teori insting); (2)
semakin pesat dan dengan tidak diimbangi dengan Topographical theory (teori topografi); (3)
edukasi yang benar membuat remaja menjadi Structural theory (teori struktur); (4) Psychosexual
kehilangan arah. stage theory (teori tahap psikoseksual).
Dari uraian permasalahan diatas, Pada artikel ini akan digunakan salah satu
hubungan seksual pranikah yang menyebabkan teori yang telah dikemukakan oleh Sigmun Freud
pernikahan usia anak dapat menyebabkan dampak (Miller, 2002), yaitu Psychosexual stage theory atau
dan bahaya di kemudian hari. Pada artikel ini akan teori tahap psikoseksual. Pada teori ini dikatakan
dijelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi bahwa adanya dorongan seksual, kebutuhan seksual
perilaku remaja melakukan perilaku menyimpang yangharus terpenuhi, dan pengaruh emosional yang
tersebut. Artikel ini juga dibuat dengan tujuan menjadi faktor utama seseorang melakukan dan
untuk mengedukasi para remaja lainnya, agar tidak menyalurkan aktivitas seksualnya. Kegiatan seksual
melakukan kegiatan seks pranikah. Seks pranikah pranikah pada remaja akhir merupakan perilaku
akan menjadi ancaman dan dampak negatif bagi menyimpang yang dilakukan secara sadar oleh
individu dan lingkungan jika tidak diberikan kedua belah pihak.
edukasi dan pemahaman sejak dini.
Kegiatan seksual sendiri terjadi karena
adanya rangsangan baik dari diri sendiri maupun

59
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

dari luar. Faktor pikiran dari diri sendiri terhadap Individu pada usia remaja telah memasuki
hal-hal yang bersifat seksual juga akan waktu yang tepat untuk bereproduksi. Perubahan
memengaruhi seseorang untuk bertindak dan secara fisik yang terjadi mengakibatkan individu
melakukan aktivitas seksual. Sebenarnya, kegiatan menjadi sesuatu yang baru baik dari bentuk tubuh
seksual adalah kegiatan yang wajar untuk maupun gairah seksualnya. Dorongan seksual yang
dilakukan, karena setiap individu memiliki hasrat semakin meningkat muncul diiringi dengan
untuk memuaskan dan dipuaskan. Namun, akan perubahan secara fisiologis. Dorongan seksual yang
menjadi tidak wajar jika kegiatan seksual justru telah ada sebelumnya semakin diperkuat pada
dilakukan sebelum adanya ikatan suci pernikahan tahap ini. Adanya ketertarikan antara perempuan
dan dilakukan pada individu yang tidak cukup usia. dan laki-laki membuat individu akan semakin
Idealnya, kegiatan seksual dilakukan oleh pasangan tertarik untuk membangun hubungan yang lebih
suami istri yang sah secara agama dan negara. intim dengan pasangan lawan jenisnya.
Pemahaman mengenai kegiatan seksual yang benar Ketertarikan juga dapat dijadikan sebagai
juga harus dipahami sebelum melakukan kegiatan tantangan tersendiri untuk ditaklukkan oleh
seksual. Kegiatan seksual juga harus diimbangi pasangan lawan jenis. Sigmun Freud juga
dengan pemahaman ilmu yang benar terkait seksual mengatakan bahwa manusia memiliki energi
itu sendiri. Jika tahap pasangan usia remaja psikoseksual atau yang disebut dengan libido,
melakukan kegiatan seksual pranikah dengan tidak merupakan hasrat, gairah, atau dorongan seksual
diiringi edukasi yang benar dan secara sah, maka yang ada pada diri manusia. Hasrat atau dorongan
akan timbul masalah yang akan dilalui pasangan seksual ini berbeda antara manusia satu dengan
tersebut. manusia lainnya. Sesuai dengan tahapan umur
yang disampaikan oleh Sigmun Freud, bahwa
Sejatinya manusia merupakan makhluk setiap rentang usia memiliki hasrat psikoseksual
hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda sehingga setiap individu
untuk hidup di bumi dan melanjutkan memiliki pandangan tersendiri mengenai apa itu
keturunannya. Manusia memiliki naluri seksual seksualitas bagi dirinya.
yang dianugerahkan sejak lahir. Hal ini terbukti
2. Perilaku Seksual Pada Remaja Akhir
dengan pemikiran Sigmun Freud (Miller, 2002)
yang membagi manusia pada beberapa tahap Menurut pendapat yang dikemukakan oleh
berdasar pada naluri seksualnya, yaitu: (1) The oral Stenzel dan Krigiss (2003), seksualitas merupakan
phase (lahir-18 bulan) berpusat di mulut; (2) The ekspresi fisik yang terbentuk atas dasar
anal phase (18 bulan-3 tahun) berpusat di anus; (3) ketergantungan, komitmen, dan kepercayaan.
The phallic phase (3-6 tahun) berpusat di alat Perilaku seksual terjadi karena adanya dorongan
genital; (4) The latency phase (6-8 tahun) berpusat atau hasrat seksual yang dilakukan individu
pada dorongan erotis; (5) The genital phase terhadap lawan jenisnya. Kegiatan seksual
(remaja akhir) berpusat di alat genital dan merupakan cara manusia untuk mengekspresikan
keintimanseksual. dan memenuhi gairah, hasrat, dan dorongan
Pada pembahasan ini, akan ditekankan seksualnya yang disadari sepenuhnya oleh manusia
lebih lanjut pada tahap the genital phase. Tahap ini di dalam pikirannya dan dilakukan dengan
diukur melalui usia individu, yaitu remaja hingga cara melakukan hubungan badan dengan lawan
lanjut usia. Menurut (Miller, 2002), dorongan jenis. Kegiatan seksualitas yang dimaksud
seksual yang ada pada remaja akhir merupakan memiliki banyak macamnya, seperti berciuman,
perkembangan lanjutan dari tahap latensi (6-8 berpelukan, bersetubuh, video call sex, sexting, one
tahun). Tahap lanjutan latensi yang dimaksud night stand, friends with benefit, fingering, foreplay,
adalah dorongan seksual muncul lebih kuat handjob, masturbation, dan penetrasi.
daripada dorongan sebelumnya dan disalurkan
dalam kegiatan seksualitas dewasa.

60
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

Menurut (Soetjiningsih, 2008), dijelaskan yang tidak dapat dihindari.


terkait faktor-faktor perilaku seksual pranikah, 3. Fase Genital Teori Psikoseksual
yaitu: (1) Kontrol sosial yang dilakukan tidak tepat;
(2) Hubungan yang terlalu romantis; (3) Masa Pada penelitian sebelumnya (Elvira dkk,
ketika terjadi pubertas; (4) Frekuensi saat 2019) menunjukkan faktor yang paling dominan
berhubungan; (5) Kurangnya pendidikan yang mempengaruhi remaja melakukan hubungan seks
disampaikan oleh orang tua menyebabkan anak tidak pranikah adalah berpacaran. Lebih detail dalam
teredukasi dengan baik; (6) Korban dari kekerasan penelitian tersebut diketahui dalam berpacaran
dan pelecehan seksual; (7) Kurangnya kontrol dan perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja yang
pengawasan; (8) Faktor ekonomi; (9) Sudah layak merupakan siswa SMA diantaranya cium pipi,
melakukan hubungan seksual; (10) Rasa cinta. Ada ciuman bibir, mencium leher, meraba payudara,
dua faktoryang mendorong meningkatnya dorongan meraba alat kelamin pasangan, saling
seksual menurut Hurlock (2004), yaitu Faktor menggesekkan alat kelamin, oral seks,
eksternal yang berasal dari luar inidividu dan onani/masturbasi, dan hubungan intim. Dari
Faktor internal yang berasal dari dalam individu. perilaku seksual tersebut paling banyak dilakukan
oleh responden adalah ciuman bibir sebanyak 98
Faktor eksternal merupakan faktor yang responden. Meski demikian perilaku ini dapat
berasal dari luar individu tersebut, seperti pengaruh memicu perilaku seksual yang lebih beresiko.
lingkungan pertemanan, ajakan untuk melakukan
Di Indonesia, perilaku seksual pranikah
seks bebas, informasi mengenai seksual yang salah,
pada remaja akhir merupakan perilaku yang
dan pengaruh akses video pornografi yang saat ini
melanggar norma, agama, dan nilai-nilai budaya
sudah banyak tersebar di berbagai media sosial.
yang berlaku. Dampak yang akan timbul ketika
Seorang remaja cenderung akan melakukan
melakukan kegiatan seksual pranikah harus
kegiatan yang dapat membawa kesenangan dan
dipelajari dan dipahami oleh remaja. Selain itu, ada
kepuasan bagi dirinya tanpa berpikir panjang.
beberapa cara agar remaja dapat terhindar dari
Dengan melakukan hubungan seksual, individu
perilaku seksual pranikah, yaitu: (1) Mendekatkan
akan merasa senang dan puas karena hasrat seksual
diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa; (2)
telah tersalurkan. Namun, yang menjadi masalah
Mendekatkan diri kepada kedua orangtua; (3)
adalah hasrat seksual yang disalurkan melalui
Melakukan kegiatan positif dan bermanfaat; (4)
hubungan yang tidak sah.
Meninggalkan lingkungan yang tidak kondusif; (5)
Faktor internal yang dimaksud ialah faktor Berpegang teguh pada nilai dan norma; (6)
yang berasal dari dalam diri individu tersebut, yaitu Menetapkan tujuan hidup (Devita Retno, 2017).
mulai berkembang dan berfungsi alat-alat vital
Remaja akhir (late adolescene) berada pada
seperti organ reproduksi. Dengan bertambahnya
rentang usia 18-21 tahun. Remaja di usia ini sudah
usia, organ reproduksi manusia akan semakin
berfikir kritis dengan ditandai lima pencapaian,
matang. Pada remaja wanita, organ vital seperti
yaitu: (1) Pola pikir yang semakin luas; (2) Mulai
payudara mulai tumbuh dengan sempurna dan
mengeksplorasi diri sebagai bentuk pengalaman;
pada vagina akan mulai tumbuh rambut di
(3) Identitas seksual semakin matang dan tidak
kemaluan serta terjadinya menstruasi yang dapat
akan berubah; (4) Adanya sikap egosentrisme; (5)
diartikan wanita tersebut sudah dapat dibuahi.
Adanya pemisah antara diri dan lingkungan
Pada remaja pria, ditandai dengan terjadinya
(Sarwono, 2000). Seperti yang sudah dijelaskan
mimpi basah, ukuran kemaluan yang semakin
pada tahap psikoseksual, individu terutama remaja
membesar, tumbuhnya rambut di kemaluan, dan
pada rentang usia 17-20 tahun memasuki masa
tumbuhnya jakun. Faktor kebutuhan dan
yang rawan akan pergaulan bebas. Rasa penasaran
keinginan yang merangsang individu untuk
dan keingintahuan yang besar pada hal yang belum
melakukan hubungan seksual juga menjadi faktor
pernah dilakukan sebelumnya justru akan menjadi

61
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

ancaman jika tidak dapat diarahkan dengan baik. 4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah
Pemikiran dan ilmu yang semakin luas dan Pada Remaja
ditambah dengan pergaulan yang semakin bebas
membuat remaja akhir akan terdorong untuk Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengeksplorasi dirinya sendiri. Penentuan jati diri (2001), kata “pranikah” berasal dari kata “pra” yang
dan kepribadian masa depan individu akan mulai artinya sebelum dan “nikah” yang artinya ikatan
dilakukan pada rentang usia ini. Selain itu, antara suami dan istri yang dipersatukan secara
pertumbuhan dan perkembangan secara fisiologis resmi melalui janji suci pernikahan yang sah baik
baik tubuh maupun organ reproduksi juga menjadi secara agama maupun negara. Dengan begitu,
hal penting yang harus disadari oleh remaja akhir. kegiatan seksual pranikah dapat diartikan sebagai
Pada remaja akhir, identitas seksual individu akan kegiatan seksual yang dilakukan sebelum adanya
semakin terbentuk dan cenderung akan terus hubungan secara resmi. Menurut Hurlock (2004),
mengalami perkembangan. pranikah adalah hubungan antara dua individu
(wanita dan pria) yang belum memiliki keterikatan
Pola attachment terbentuk sejak individu secara resmi yaitu pernikahan. Dapat dikatakan
masih berada pada tahap awal perkembangan. Pola bahwa kegiatan seksual pranikah ialah kegiatan
attachment sendiri merupakan teori yang yang dilalukan oleh pasangan yang tidak sah untuk
menjelaskan mengenai kelekatan individu dengan memenuhi hasrat seksual dan mencapai kepuasaan.
individu lainnya. Pola attachment yang sudah ada Hubungan berpacaran sangat rentan akan
sejak kecil dan berawal dari hubungan orang tua perzinahan. Dalam agama pun kegiatan seksual
dan anak akan terus berkembang hingga dewasa. yang dilakukan tanpa ada ikatan pernikahan sangat
Pola ini sangat berpengaruh pada individu di dalam dilarang. Pasangan yang tertangkap melakukan
memenuhi kebutuhan hubungannya, terutama kegiatan seksual pranikah juga akan dicibir oleh
hubungan romantic pada anak yang akan terus para warga di sekitar lingkungan tempat tinggal.
berkembang hingga dewasa. Menurut Ainsworth
dkk (1978), pola attachment terbagi menjadi tiga Kegiatan seksual pranikah dapat terjadi
dalam hal hubungan berpasangan, yaitu: (1) Secure, pada siapa saja, baik anak dibawah umur, remaja,
individu mudah dekat dengan orang lain dan bisa dewasa, maupun usia lanjut. Namun, pada artikel
ketergantungan; (2) Anxious, selalu bersedia ini, fokus utama yang menjadi permasalahan saat
melakukan semua kemauan pasangan; (3) Avoidant, ini adalah aktivitas seksual pranikah yang
tidak ketergantungan dengan orang lain. dilakukan oleh remaja akhir. Hal tersebut dapat
terjadi karena kurangnya kontrol dan pengawasan
Seorang individu atau pasangan yang orang tua, kurangnya pemahaman agama yang
terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dan menyebabkan anak dapat melanggar aturan dan
memiliki kecenderungan anxious attachment, maka norma yang dilarang, dan faktor eksternal lainnya
ia akan melakukan segala cara agar pasangannya yang berasal dari lingkungan individu tersebut.
tidak pergi dengan salah satu cara yang dilakukan Pengaruh adaptasi pergaulan budaya barat yang
ialah memenuhi kebutuhan seksual pasangannya. bebas juga menjadi acuan bagi para remaja saat
Faktor yang menyebabkan individu melakukan akan memulai berhubungan dengan lawan jenis.
tindakan anxious dapat terjadi dengan alasan Gaya yang di adaptasi dari pengaruh lingkungan
kesenangan dan keterpaksaan. Pola attachment luar dapat diakses secara mudah melalui situs
anxious akan menjadi bahaya jika suatu hubungan media internet.
yang menjalankan kegiatan seksual dilandaskan
Peredaran alat kontrasepsi yang dijual
oleh keterpaksaan.
secara bebas memungkinkan para remaja untuk
membeli tanpa awasan orang dewasa. Remaja dapat
dengan mudah membeli alat kontrasepsi seperti
kondom, alat kb, pil kb, dan obat pengugur

62
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

kandungan melalui toko obat atau aplikasi online 5. Kemajuan Teknologi Informasi dan
yang terjamin kerahasiaannya. Dorongan dan hasrat Komunikasi
seksual remaja yang sangat tinggi membuat remaja
tidak berpikir panjang mengenai apa yang akan Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan
terjadi nanti jika melakukan hubungan seksualsecara dan Teknologi (IPTEK) juga mempengaruhi pola
tidak resmi. Kegiatan seksual pranikah pada remaja pikir individu. Di zaman yang serba modern dan
dapat mengakibatkan dampak negatif yang sangat globalisasi ini, individu dapat dengan bebas
merugikan bagi remaja itu sendiri. Secara mengakses kebutuhan informasi yang diperlukan.
psikologis, dampak yang ditimbulkan setelah Luasnya informasi yang dapat diakses dan
melakukan seksual pranikah antara lain selfrespect kurangnya kontrol yang dilakukan oleh orang tua
yang rendah, rasa bersalah yang selalu muncul, atau orang dewasa menyebabkan remaja dapat
beban emosional, ketakutan yang berlebihan, dan mengakses situs porno dan mempelajari hal-hal
rasa kebosanan pada pasangan yang timbul akibat baru yang ia dapatkan. Masuknya budaya barat dan
dari seringnya melakukan kegiatan seksual secara lunturnya budaya Indonesia yang syarat akan nilai
tidak sah (wahyuni, 2014). dan norma menyebabkan terjadinya perubahan
sosial.
Selain itu, resiko lain yang mungkin akan
diterima oleh para remaja yang melakukan Perubahan sosial yang terjadi tidak diikuti
hubungan seksual tidak sah adalah terjadinya dengan informasi yang benar sehingga banyak
kehamilan. Kehamilan yang terjadi secara tidak terjadi penyalahgunaan informasi yang
sengaja dapat merugikan remaja dan keluarganya. mengakibatkan timbulnya perilaku menyimpang.
Ketidaksiapan remaja dalam menerima kenyataan Tidak banyaknya pelajaran atau informasi
dapat menimbulkan efek yang lebih parah baik mengenai edukasi seksual yang didapat secara
secara fisik, psikologis, emosi, maupun lingkungan. formal membuat remaja yang kritis dan penuh rasa
Adanya cibiran dari warga di lingkungan sekitar juga ingin tau justru akan mengakses informasi yang
dapat memengaruhi mental remaja yang kedapatan menyimpang. Pemahaman edukasi seksual yang
melakukan hubungan terlarang dan hamil di luar dianggap tabu membuat para orang tua menutup
nikah. Menurut (Harningrum & dkk, 2014), mata akan bahayanya kegiatan seksual di kalangan
menjelaskan dua bahaya utama dari kegiatan remaja. Orang tua cenderung hanya melarang anak
seksual pranikah, yaitu terciptanya kenangan dan untuk tidak melakukan tanpa memberi tahu
masa lalu yang buruk, serta berakibat terjadinya konsekuensi yang akan terjadi. Pembatasan
kehamilan dan pengaborsian. informasi yang di dapat oleh individu akan membuat
individu tersebut menjadi penasaran dan
Faktanya, sekitar 450 siswa di Bangka mempelajari edukasi seksual dari situs-situs
Belitung dikeluarkan dari sekolah akibat hamil di pornografi.
luar nikah (Zulkodri, 2021). Kendati demikian,
berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah KESIMPULAN
Bangka Belitung untuk menekan angka pernikahan Perilaku seksual terjadi atas dasar
dini yang didominasi oleh faktor seks pranikah. dorongan rangsangan dan pikiran individu itu
Hukum internasional menyebutkan bahwa sendiri. Kebutuhan, keinginan, dan kepuasaan
pernikahan dini ditetapkan sebagai bentuk menjadi faktor utama dibutuhkannya kegiatan
kekerasan pada anak dan merupakan pelanggaran seksual. Manusia merupakan makhluk yang
hak asasi manusia. (Kementrian Pemberdayaan diberikan naluri seksual sejak awal hidup di dunia.
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Hal ini terbukti dengan adanya teori psikoseksual
Indonesia, 2016). yang dikemukakan oleh Sigmun Freud. Remaja
akhir merupakan tahap usia yang rentan dan labil.
Mulai mencari jati diri dan identitas seksual yang

63
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

semakin matang tanpa disertai pemahaman yang yang akan anak lakukan.
benar membuat remaja akhir melakukan perilaku
seksual yang menyimpang. Bagi lembaga pendidikan, jangan jadikan
pendidikan seksual sebagai hal yang tabu. Jadikan
Faktor eksternal dan internal membawa pendidikan seksual sebagai pendidikan secara
pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan umum agar anak dapat mengetahui tindakan baik
seksual remaja. Perkembangan ilmu pengetahuan dan buruk dan mengetahui konsekuensi yang akan
dan teknologi memudahkan remaja mengakses dan terjadi secara lebih detail.
mengikuti model pergaulan bebas ala budaya
barat. Pengaruh teori kelekatan yang ada sejak
kecil antara anak dan orang tua memengaruhi DAFTAR PUSTAKA
individu untuk tersebut melekat pada individu Adriansyah, M. A., & Hidayat, K. (2013).
lainnya. Pada artikel ini, penulis menyebutkan Pengaruh harga diri dan penalaran
bahwa kelekatan yang dimaksud terjadi antara terhadap perilaku seksual remaja
pasangan lawan jenis yang saling terikat dan berpacaran. JurnalPsikostudia Universitas
bergantung, termasuk dalam hubungan seksual. Mulawarman, 1-9.
Perilaku seksual pranikah remaja akhir dapat Al hamd, Wandasona. 2021. “Miris, Pernikahan
dihindari dan diminimalisir dengan melakukan Dini di Bangka Belitung Tertinggi di
kegiatan yang positif dan bermanfaat. Indonesia”. https://bit.ly/3KhvLPV,
diakses pada 6 April 2022 pukul 16.01
SARAN Badudu, J. S., & Zain, S. M. (1994). Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Bagi remaja akhir, menjaga diri wajib
Pustaka Sinar Harapan.
dilakukan oleh setiap individu, baik perempuan
maupun laki-laki. Penting untuk memahami Darmasih, R. (2009). Faktor Yang Mempengaruhi
edukasi seksual secara benar dan menerapkan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja
kegiatan seksual hanya kepada pasangan yang sah SMA Di Surakarta. Skripsi thesis,
secara agama. Remaja diharapkan dapat Universitas Muhammadiyah Surakarta.
memikirkan dampak dan konsekuensi saat
melakukan perilaku seksual pranikah yang akan Elvira, Sutanto, dan Siti Misytah. 2019. Faktor-
timbul baik bagi dirinya dan keluarganya. Memilih Faktor Yang Berhubungan Dengan
lingkungan pertemanan yang baik akan membawa PErilaku Seksual Pranikah Remaja.
pengaruh yang baik juga terhadap diri sendiri. Bagi Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima
remaja akhir yang sedang memiliki hubungan Bangka Belitung, Vol 3 (1).
dengan lawan jenis, khususnya bagi perempuan Gunarsa, & Gunarsa. (1986). Psikologi
penting untuk menjaga diri. Tentukan tujuan perkembangan dan remaja. Jakarta: BPK
berhubungan tidak hanya dengan bersenang-senang. Gunung Mulia.
Melakukan kegiatan bermanfaat akan jauh lebih
baik bagi hubungan kedua belah pihak. Gunarsa, & Gunarsa. (1991). Psikologi praktik;
anak, remaja, dan keluarga. Jakarta: BPK
Bagi orang tua, memberikan edukasi dan Gunung Mulia.
pemahaman yang baik dan benar terkait pendidikan
seksual kepada anak sangat penting untuk Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. (1995). Psikologi
dilakukan sejak kecil. Pengawasan dan kontrol yang praktis anak, remaja dan keluarga.
baik dapat mencegah anak melakukan perilaku Jakarta:Gunung Mulia.
menyimpang. Penanaman norma agama yang baik
Harningrum, dkk. (2014). Perilaku Seks Pranikah
pada anak dapat meminimalisir perbuatan dosa
Dalam Berpacaran (Studi Kasus Perilaku

64
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 3 No.1 Hal : 57-65 April 2022

Seks Pranikah Di Lingkungan Remaja Di Sabariah. (2017). PERKEMBANGAN FISIK


Kota Salatiga). Cakrawala 2014 Vo. III REMAJA. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
(2). Sastra Arab Ihya Al-Arabiyah, 132-144.
Hurlock, Elizabeth B. (2011). Psikologi Sarwono, Sarlito W. 2000. Psikologi Remaja.
Perkembangan: Suatu Pendekatan Jakarta: Rajawali Pers.
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga. Setiawan, R., & Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh
Pacaran Terhadap Perilaku Seks Pranikah.
Indrijati, H. (2017). Pengguna internet dan perilaku Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi,
seksual pranikah remaja. Prosding temu Vol 1 No 2, 1-14.
ilmiah x ikatan psikologi perkembangan
Indonesia, 44-51. Simpson, J. A. (1990). Influence of attachment
styles on romantic relationships. journal
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan of personality and social psychology,
Perlindungan Anak Republik Indonesia. 59(5), 971.
2016. “Press Release: Pendewasaan Usia
PErkawinan Bentuk Perlindungan dan Soetjiningsih. (2008). Tumbuh kembang remajadan
Pemenuhan Hak Anak”. permasalahnya. Jakarta: Sagung Seto.
https://bit.ly/3O0tHxD Soetjiningsih, C. H. (2006). Faktor-faktor yang
Loekmono, L. (2000). Seksualitas, Pornografi, dan mempengaruhi perilaku seksual pranikah
Perkawinan. Semarang: Satwa Wacana. pada remaja. Disertasi, Fakultas Psikologi
UGM.
Marwoko, Gatot. (2019). Psikologi Perkembangan
Masa Remaja. Jurnal Tarbiyah Syari’ah Suparmi, & Isfandri, S. (2016). Peran teman sebaya
Islamiyah, Vol 26 (1). terhadap perilaku seksual pranikah pada
remaja laki-laki dan perempuan di
Miller, P. H. (2002). Theories of Development Indonesia. Buletin penelitian kesehatan,
Psychology. United States of America: 139-146.
Worth Publishers.
Sawarno. 2000. Teori-teori Psikologi Sosial.
Nasution, S. L. (2012). Pengaruh pengetahuan
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
tentang kesehatan reproduks remaja
terhadap perilaku seksual pranikah remaja Widyastuti, Yani, dkk. 2009. Kesehatan
di Indonesia. Widyariset, 75-84. Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Ramadhani, Rizki. 2022. “90 Persen Pengajuan
Indrawati, Wiwik. 2017. “Strategi
Dispensasi Kawin di Bangka Barat karena
Mempertahankan Status Perkawinan
Hamil Sebelum Nikah”.
Pasangan Married By Accident di
https://bit.ly/3NU9V7i, diakses pada 6
Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk”.
April 2022 pukul 14.30
Skripsi thesis. Surabaya: Universitas
Retno, Devita. 2017. “15 Cara Menghindari Airlangga.
Pergaulan Bebas Pada Remaja”
https://dosenpsikologi.com/cara- Zulkodri, Muhammad. 2021. “451 Siswa SMA di
menghindari-pergaulan-bebas Babel Drop Out Karena Pernikahan Dini
dan Hamil Diluar Perencanaan”.
Rosidah, A. (2012). Religiusitas, harga diri, dan https://bit.ly/3KfZCsh, Diakses pada 6
perilaku seksual pranikah remaja. Jurnal April 2022 pukul 20.49
Psikologi, 585-593.

65

Anda mungkin juga menyukai