Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MEMILIH DAN MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU:
Dr. H. Muhammad Saleh, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 8
KELAS 5A PGSD
Sheila Ayu Pratiwi 1910125220016
Muhammad Zarkasi Noor 1910125310091
Jannatul Ma’wa 1910125320076
Muhammad Fakhrizan Ikhsan 1910125310028
Mohamad Zidan Nor Addin 1910125310077
Nilli Lestiana 1910125220096

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................3

PERMASALAHAN.....................................................................................................3

A. RUMUSAN MASALAH...................................................................................3

B. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................3

BAB III.........................................................................................................................4

PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Pengertian Instrumen Penelitian.........................................................................4

B. Jenis – jenis Instrumen Penelitian......................................................................5

C. Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen Penelitian...............................7

D. Menguji Validitas dan Reliabilitas.....................................................................8

BAB IV........................................................................................................................19

PENUTUP..................................................................................................................19

A. KESIMPULAN................................................................................................19

B. SARAN.............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam sebuah penelitian ilmiah ada salah satu hal yang harus

dipikirkan yaitu instrumen penelitian atau sering disebut juga dengan alat

pengumpul data. Pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang apa yang

dimaksud dengan instrumen penelitian yang dikemukakan oleh para ahli

dalam bidang penelitian dan apa saja jenis-jenis instrumen penelitian.

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara

sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan

masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan

metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitin, yakni suatu cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara

ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan

sistematis.

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen

penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam

komponen metodelogi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat

yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah

yang sedang diteliti.

Suatu instrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan

realibitas yang baik. Untuk memperoleh instrument yang baik tentu selain

1
harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat

sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrument.

Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan

berbagai hal terkait dengan instrument penelitian yang pembahasannya

diawali dengan pengertian instrumen penelitian, jenis, lagkah-langkah

penyusunan, dan teknik pengujian validitas dan reliabiltasnya.

2
BAB II

PERMASALAHAN

A. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian?

2. Apa saja jenis-jenis instrumen penelitian?

3. Apa saja lamgkah-langkah menyusun instrumen penelitian?

4. Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas?

B. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa itu instrumen penelitian

2. Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen penelitian

3. Untuk mengetahui langkah-langkah instrumen penelitian

4. Untuk mengetahui cara menguji validitas dan reliabilitas

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Penelitian

Merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Sedangkan menurut Ibnu Hajar, instrumen penelitian merupakan alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang

variabel yang berkarakter dan objektif. Adapun jenis data yang dimaksud

diantaranya:

1. Data Kuantitatif

Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas

yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas.

2. Data Kualitatif

Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti

sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain.

Instrumen mudah untuk dibayangkan jika apa yang diukur bersifat

tangible (jelas). Dan sulit dibayangkan jika apa yang diukur bersifat intangible

(tidak jelas). Instrumen yang baik harus bersifat valid dan reliabel (ajeg atau

dapat dipercaya).

Instrumen valid ialah instrumen yang dengan tepat mengukur apa yang

harus diukur. Instrumen reliabel jika hasil pengukurannya bersifat ajeg atau

4
konsisten. Instrumen sebagai alat pengumpul data berperan sangat penting

dalam sebuah penelitian. Karena tanpa instrumen yang baik, maka tidak

mungkin akan memperoleh data yang betul-betul bisa dipercaya, sehingga

dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah.

Oleh karenanya instrumen penelitian harus ditetapkan secara tepat

sehingga dapat menjawab permasalahan dalam penelitian dan menguji

hipotesis.

B. Jenis – jenis Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat semua tindakan

dan aktivitas guru dan siswa selam kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil

pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan oleh beberapa orang pengamat

(observer).

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan, meliputi

kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan alat pengumpul data penelitian

dengan cara mengajukan pertanyaan lisan kepada objek yang di teliti baik

secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.

5
Sebelum melaksanakan wawancara, pewawancara perlu

mempersiapkan pedoman wawancara agar pertanyaan yang diajukan dalam

wawancara lebih terarah dan seseuai dengan kebutuhan penelitian.

3. Angket

Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data penelitian yang

dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan secara tertulis dan

dijawab oleh responden juga secara tertulis. Dengan menggunakan angket

diharapkan peneliti dapat memperoleh data atau informasi tentang responden.

4. Catatan Harian/Catatan Lapangan

Catatan harian merupakan instrument penelitian untuk mencatat segala

peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru.

Melalui catatan harian ini juga dicatat pengaruh tindakan guru tersebut

terhadap perkembangan siswa – siswi dalam proses pembelajaran.

5. Tes

Tes merupakan alat pengumpul data penelitian tentang kemampuan

siswa dalam aspek kognitif atau dalam penguasaan materi pembelajaran. Alat

ukur tes harus memenuhi kriteria validasi dan reabilitas.

6. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

dan kemampuan siswa selama proses pembelajaran. Dokumentasi juga untuk

memperkuat data yang telah diperoleh dari hasil observasi, angket dan

wawancara. Data yang diperoleh dari dokumentasi dapat berupa foto – foto

6
atau rekaman – rekaman yang memberikan gambaran ptoses pembelajaran

secara menyeluruh.

Pemilihan instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal,

yaitu objek penelitian, sumber data, waktu, dana yang tersedia, jumlah tenaga

peneliti dan tekhnik yang akan digunakan untuk mengolah data bila sudah

terkumpul ( Arikunto, 2013).

Sebelum menyusun instrument penelitian, peneliti perlu menyusun

sebuah rancangan penyusunan instrumen yangdikenal dengan istilah “ kisi –

kisi ”. Kisi – kisi instrumen merupakan sebuah tabel yang menunjukkan

hubungan antara variabel yang diteliti dengan sumber data, metode yang

digunakan dan instrument yang disusun.

C. Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen Penelitian

1. Analisis variabel penelitian

Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian

mengembangkannya menjadi indikator-indikator merupakan langkah awal

sebelum instrumen itu dikembangkan.

2. Menetapkan jenis instrumen

Jenis instrumen dapat diterapkan manakala peneliti sudah memahami

dengan pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel

mungkin hanya memerlukan satu jenis instrumen atau mungkin memerlukan

lebih dari satu jenis instrumen.

7
3. Menyusun kisi-kisi atau layout instrumen

Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan

sistem instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi

variabel penelitian, jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu

yang dibutuhkan. Selain itu dalam kisi-kisi juga harus tergambarkan indikator

atau abilitas dari setiap variabel. Misalnya, untuk menentukan prestasi belajar

atau kemampuan subjek penelitian, diukur dari tingkat pengetahuan,

pemahaman aplikasi, dan sebagainya.

4. Menyusun item instrumen

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah

menyusun item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen akan digunakan.

5. Mengujicobakan instrumen

Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat

reabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja

berdasarkan hasil uji coba ada sejumlah item yang harus dibuang dan diganti

dengan yang baru. Setelah mendapat masukan dari subjek uji coba.

D. Menguji Validitas dan Reliabilitas

Bermutu tidaknya suatu instrumen penelitian dapat diukur dari

validitas dan reliabilitasnya. Validitas adalah sejauh mana pengukuran akurat

dalam mengukur sesuatu yang telah diukur, dan reliabilitas adalah sejauh

mana pengukuran dapat dipercaya karena konsistensinya suatu penelitian.

8
Instrumen dinyatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel

secara akurat dan tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya.

Instrumen dinyatakan reliabel apabila dapat mengungkapkan data yang bisa

dipercaya (Arikunto, 2010).

1. Validitas

Validitas suatu instrumen penelitian dapat dibuktikan dengan berbagai

cara, sebagai berikut:

a. Validitas Konten

Validitas konten bisa disebut juga validitas isi, validitas ini dinilai oleh

para ahli menggunakan analisis rasional dengan fokus memberkan bukti pada

elemen-elemen yang ada pada alat ukur. Jika alat ukur diuraikan dengan detail

maka penilaian akan semakin mudah dilakukan.

Beberapa elemen yang dinilai dalam validitas konten adalah sebagai

berikut:

1) Definisi operasional variabel

2) Representasi soal sesuai variabel yang akan diteliti

3) Jumlah soal

4) Format jawaban

5) Skala pada instrumen

6) Penskoran

7) Petunjuk pengisian instrumen

8) Waktu pengerjaan

9) Populasi sampel

9
10) Tata bahasa

11) Tata letak penulisan

Setelah melakukan uji validasi konten kepada ahli, kemudian jika

belum valid instrumen penelitian akan direvisi sesuai saran dari ahli. Ahli

bebas memberikan evaluasi apakah sebuah instrumen penelitian valid atau

tidak. Jika setelah revisi ahli masih meminta ada perbaikan, maka revisi

masih perlu dilakukan hingga ahli benar-benar menerima instrumen tanpa

perbaikan lagi, jika ahli sudah menerima suatu instrumen penelitian berarti

instrumen tersebut sudah dinyatakan valid (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012)

b. Validitas Konstruk

Validitas konstruk adalah sejauh mana alat ukur menyatakan hasil

pengukuran yang sesuai dengan definisinya. Definisi variabel harus jelas agar

penilaian validitas konstruk mudah. Definisi tersebut diturunkan dari teori.

Jika definisi telah menggunakan teori yang tepat, dan pertanyaan telah sesuai,

maka instrumen dinyatakan valid secara validitas konstruk (Fraenkel, Wallen,

& Hyun, 2012).

c. Validitas Kriteria

Validitas kriteria menekankan pada perbandingan instrumen yang

sudah dikembangkan dengan instrumen lain yang dipercaya sebanding dengan

apa yang akan dinilai. Instrumen lain ini disebut sebagai kriteria. Ada dua

10
jenis validitas kriteria yaitu Validitas Kriteria Prediktif dan Validitas Kriteria

Bersamaan (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012)

Perbedaan kedua uji validitas kriteria terletak pada waktu pengujian

instrumen dengan kriterianya. Dikatakan validitas kreteria prediktif apabila

pengujian instrumen dan kriterianya dilakukan pada waktu yang berbeda, dan

apabila pengujian instrumen dengan kriterianya dilakukan pada waktu yang

bersamaan disebut dengan validitas kriteria bersamaan.

Hasil dari uji instrumen dan kriterianya kemudian dihubungkan

dengan uji korelasi. Berikut ini disajikan rumus korelasi untuk mencari

koefisien korelasi hasil uji instrumen dengan uji kriterianya.

rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden

xi = skor setiap item pada instrumen

yi = skor setiap item pada kriteria

Nilai koefisien ini disebut sebagai koefisien validitas (Fraenkel,

Wallen, & Hyun, 2012). Nilai koefisien validitas berkisar antara +1,00 sampai

-1,00. Nilai koefisien +1,00 mengindikasikan bahwa individu pada uji

instrumen maupun uji kriteria, memiliki hasil yang relatif sama, sedangan jika

koefisien validitas bernilai 0 mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan

antara instrumen dengan kriterianya. Semakin tinggi nilai koefisien validitas

suatu instrumen, maka semakin baik instrumen tersebut.

11
2. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dapat diuji dengan beberapa uji reliabilitas,

sebagai berikut:

a. Test-Retest

Pengujian reliabilias menggunakan test-retest dapat dilakukan dengan

mencobakan satu jenis instrumen beberapa kali dengan subjek (responden)

yang sama. Reliabilitas instrumen diukur menurut koefisien korelasi antara

percobaan pertama dengan percobaan berikutnya. Instrumen dinyatakan

reliabel apabila koefisien korelasi positif dan signifikan. Korelasi antara hasil

uji pertama dengan hasil uji berikutnya diuji menggunakan korelasi Product

Moment untuk mencari koefisien korelasinya. Rumus korelasi Product

Moment yang digunakan seperti tersaji di bawah ini.

rxy = koefisien korelasi Product Moment

n = jumlah responden

xi = skor setiap item pada percobaan pertama

yi = skor setiap item pada percobaan selanjutnya

Signifikansi koefisien korelasi bisa ditentukan dengan dua cara. Cara

pertama dengan membandingkan koefisien korelasi dengan tabel r Product

Moment. Dikatakan signifikan jika nilai r hitung lebih besar saat

12
dibandingkan dengan r tabel pada tabel r Product Moment (ri > rt). Cara

kedua dengan uji t (Sugiyono, 2014).

Berikut ini disajikan rumus uji t.

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Setelah nilai uji t diperoleh, nilai tersebut akan dibandingkan dengan

harga t tabel. Nilai t tabel yang digunakan disesuaikan dengan signifikansi

penelitian yang digunakan. Signifikansi yang tersedia pada t tabel antara lain

0,50; 0,25; 0,20; 0,05; 0,02; 0,01; dan 0,0005. Namun, biasanya dalam

penelitian pendidikan, nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,01 atau 0,05.

Derajat kebebasan (dk) merupakan hasil jumlah responden dikurangi dua (dk

= n – 2). Signifikansi korelasi antara dua instrumen termasuk signifikan

apabila t hitung > dari t tabel (t > tt) (Sugiyono, 2014).

b. Equivalent

Pengujian ini dilakukan dengan cara mencoba instrumen yang berbeda

tetapi ekuivalen (sebanding/sepadan). Percobaan dilakukan satu kali saja pada

responden yang sama. Reliabilitas instrumen diukur berdasarkan koefisien

korelasi antara percobaan instrumen satu dengan percobaan instrumen yang

13
lainnya. Instrumen dinyatakan reliabel apabila koefisien korelasi positif dan

signifikan.

Pengujian koefisien korelasi dan signifikansinya dilakukan seperti

pada uji test-retest menggunakan rumus korelasi Product Moment dan diuji

signifikansinya menggunakan r tabel atau uji t.

c. Internal Consistency

Pengujian reliabilias menggunakan uji internal consistency, dilakukan

dengan cara mencobakan instrumen sekali pada subjek penelitian. Pengujian

ini bisa dilakukan dengan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown,

KR 20, KR 21, atau dengan teknik Alfa Cronbach. Hasil pengujian kemudian

dianalisis menggunakan teknik tertentu tergantung jenis instrumennya.

1) Spearman Brown (Split Half)

Pengujian reliabilitas menggunakan uji internal consistency teknik

split half dari Spearman-Brown dilakukan pada instrumen yang memiliki satu

jawaban benar. Instrumen tersebut misalnya pilihan ganda, mencocokkan, dan

lainnya yang hanya memiliki satu jawaban benar. Uji reliabilitas

menggunakan teknik spit half dilakukan dengan cara mencobakan instrumen

sekali saja pada subjek penelitian lalu hasil uji dibagi menjadi dua. Pembagian

ini biasanya didasarkan pada soal ganji-genap. Pertama, koefisien korelasi

dari kumpulan soal ganjil dengan soal genap dihitung menggunakan rumus.

Koefisien ini menggambarkan derajat kesamaan hasil antara kedua belahan

yang menggambarkan konsistensi internal dari sebuah instrumen. Kemudian,

14
koefisien reliabilitas dihitung menggunakan rumus yang dikenal dengan

istilah Spearman-Brown. Berikut ini disajikan rumus Spearman-Brown

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi Product Moment antara belahan ganjil dengan belahan

genap

Suatu instrumen dikatakan reliabel saat nilai koefisien reliabilitas

Spearman-Brown lebih dari 0,70 (ri > 0,70). Jika nilai koefisien reliabilitas

Spearman-Brown kurang dari 0,70, maka jumlah soal ditambah dengan soal

yang sesuai dengan aslinya (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).

2) KR 20 dan KR 21

Teknik pengujian reliabilitas menggunakan uji internal consistency

yang selanjutnya adalah teknik Kuder Richardson atau sering disingkat KR.

Instrumen yang dapat diuji reliabilitasnya menggunakan KR adalah instrumen

dengan satu jawaban benar saja. Rumus KR yang sering digunakan adalah KR

20 dan KR 21.

Kedua teknik KR tersebut memiliki kriteria instrumen khusus untuk

bisa menggunakan rumusnya. Saat instrumen tidak dapat dipastikan bahwa

setiap item soal memiliki tingkat kesulitan yang sama, maka instrumen

15
tersebut dianalisis reliabilitasnya menggunakan rumus KR 20 (Fraenkel,

Wallen, & Hyun, 2012).

Berikut ini disajikan rumus KR 20 (Sugiyono, 2014).

ri = reliabilitas internal instrumen

k = jumlah item soal dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab setiap item soal

qi = 1 - pi

st2 = varians total

∑ ( x−~x )2
= , dengan x adalah nilai setiap soal dan n adalah jumlah
n

responden.

Saat instrumen dapat dipastikan memiliki tingkat kesulitasn yang sama

untuk setiap item soal, maka untuk menguji relibilitasnya digunakan rumus

KR 21.

Berikut disajikan rumus KR 21 (Sugiyono, 2014).

ri = reliabilitas internal instrumen

k = jumlah item soal dalam instrumen

16
M = rata-rata skor total

st2 = varians total

Menurut Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012) suatu instrumen dikatakan

reliabel apabila nilai koefisien reliabilitas KR lebih dari 0,70 (ri > 0,70).

3) Alfa Cronbach

Pengujian reliabilitas dengan uji Alfa Cronbach dilakukan pada

instrumen yang mempunyai jawaban benar lebih dari 1 (Adamson & Prion,

2013). Instrumen tersebut misalnya instrumen berbentuk esai, angket, atau

kuesioner.

Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach adalah sebagai berikut.

ri = koefisien reliabilitas Alfa Cronbach

k = jumlah item soal

Σsi2 = jumlah varians skor tiap item

st2 = varians total

Rumus varians item dan varians total,

17
si2 = varians tiap item

JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs = jumlah kuadrat subjek

n = jumlah responden

st2 = varians total

Xt = skor total

Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach telah dihitung (ri), nilai

tersebut dibandingkan dengan kriteria koefisien reliabilitas Alfa Cronbach

untuk instrumen yang reliabel. Menurut Nunnally (dalam Streiner, 2003)

menyatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas

Alfa Cronbach lebih dari 0,70 (ri > 0,70) dan Streiner sendiri (2003)

menyatakan bahwa koefisien reliabilitas Alfa Cronbach, tidak boleh lebih dari

0,90 (ri < 0,9).

Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach kurang dari 0,70 (ri < 0,70),

Tavakol & Dennick (2011) menyarankan untuk merevisi atau menghilangkan

item soal yang memiliki korelasi yang rendah. Cara mudah menentukan item

soal tersebut adalah dengan bantuan program di komputer.

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Instrumen penelitian adalah Merupakan alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya

sendiri, sedangkan dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan

menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu

membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.

Lima langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu : 1)

Analisis variabel penelitian. 2) Menetapkan jenis instrumen 3) Menyusun kisi-

kisi atau layout instrumen 4) Menyusun item instrumen 5) Mengujicobakan

instrumen.

Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua

syarat yaitu Valid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat

mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran

konsisten dari waktu ke waktu.

B. SARAN

Dari makalah kami ini, kami berharap para pembaca mampu

memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan

pengetahuan. Dan tak lupa kritik, masukan, saran, dalam bentuk apapun

19
sangat kami hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih

baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Adamson, K. A., & Prion, S. (2013). Reliability : Measuring Internal Consistency

Using Cronbach’s α. Clinical Simulation in Nursing, 179-180.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate

research in education eighth edition. New Yotk: Mc Graw Hill.

Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tavakol, M., & Dennick, R. (2011). Making Sense of Cronbach's Alpha.

International Journal of Medical Education, 53-55.Yusup, F. (2018). UJI

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

KUANTITATIF. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 17-23.

http://www.spengetahuan.com/2015/11/pengertian-instrumen-penelitian-menurut-

para-ahli-jenisnya.html

Ningsih, Siska Candra. (2016). Pelatihan Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru –Guru Smp. Diakses Pada 5 September

2021, dari Pendidikan Matematika,FKIP Universitas PGRI Yogyakarta

21
Rahim, Abd. Rahman. (2020). Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta:

Zahir Publishing.

22

Anda mungkin juga menyukai