Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ETIKA PROFESI DAN BISNIS ISLAM

ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL DALAM BISNIS


Dosen Pengampu : Ria Anisatus Sholihah, MSA

Disusun Oleh:
TANTRI DZIKRILLAH
NIM. 4318067

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN TAHUN 2022

i
PRAKATA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi dan Bisnis Islam
dengan judul ”etika akuntan professional dalam bisnis ”.Kami selaku penyusun telah berusaha
sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya
serta bobot materi. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekalongan, Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................
PRAKATA ..........................................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................………………………………………....
1.1 Latar Belakang ..........................................................…..…………………….…
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................…………………………
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................
2.1 pengertian akuntan professional di bisnis………………………………………..
2.2 prinsip utama akuntan professional………………………………………………
2.3 Etika lingkungan untuk akuntan profesional .......................................................
2.4 Mengelola Resiko etika dan peluang ...................................................................
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................................
3.1 Simpulan .............................................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham
bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika
yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya
untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya,
anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai
profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

Akuntan merupakan penasihat bisnis independen. Akuntan dapat menawarkan berbagai


layanan. Akuntan dapat didaftarkan auditor, dapat mengatur sistem akuntansi klien, bisa menjadi
penasihat pada perencanaan pajak, atau detektor penipuan dan penggelapan, dapat melakukan
penganggaran dan analisis laporan keuangan, menyarankan klien pada keputusan pembiayaan,
memberikan pengetahuan khusus dan dapat membantu menjaga etika lingkungan.Masyarakat
umumnya mempersepsikan akuntan sebagai orang yang profesional dibidang akuntansi. Ini
berarti bahwa mereka mempunyai sesuatu kepandaian yang lebih dibidang ini dibandingkan
dengan orang awam.
Selain itu, masyarakat pun berharap bahwa para akuntan mematuhi standar dan tata
nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan
kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan. Dengan demikian unsur kepercayaan
memegang peranan yang sangat penting dalam hubungan antara akuntan dan pihak-pihak yang
berkepentingan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 apa yang dimaksud dengan akuntan professional di bisnis?
1.2.2 apa saja prinsip akuntan professional?
1.2.3 Bagaimana Etika Lingkungan untuk Akuntan Profesional?
1.2.4 Bagaimana Mengelola Risiko Etika & Peluang?

iv
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1.3.1 memahami akuntan professional di bisnis
1.3.2 memahami prinsip akuntan professional
1.3.3Memahami Etika Lingkungan untuk Akuntan Profesional.
1.3.4 Mengetahui Pengelolaan Risiko Etika dan Peluang.

v
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Pengertian Akuntan Professional Di Bisnis


Akuntan profesional atau disebut juga sebagai Chartered Accountant (CA) adalah
seorang akuntan yang memenuhi pedoman standar internasional yang ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pada dasarnya, penetapan akuntan profesional bertujuan
agar setiap akuntan memiliki pendirian, tujuan dan meningkatkan kinerja akuntan. Selain
itu, akuntan profesional juga dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap profesi
akuntan, melindungi setiap jasa pengguna akuntan dan menyiapkan akuntan dalam
menghadapi tantangan profesi dalam skala yang lebih besar. Menjadi akuntan di praktik
publik maupun praktik bisnis profesional tidak mudah. Akuntan profesional perlu
memacu setiap keputusan dengan dasar arus kas serta manajemen keuangan. Akuntan
juga perlu mempunyai keterampilan komunikasi serta analisis yang kuat agar mampu
menjaga dan mengecek akun, laporan, memberi solusi maupun menyelesaikan urusan
pajak.

2.2 Prinsip Utama Profesional akuntan


1. Integritas
Integritas yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan
bisnis. Integritas menyiratkan berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.
Seorang akuntan dilarang untuk menyampaikan informasi :
a. Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara material;
b. Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati; atau
c. Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya
diungkapkan, sehingga akan menyesatkan.
2. Objektivitas
Objektivitas adalah tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis
karena adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari
pihak lain. Seorang akuntan tidak boleh melakukan aktivitas profesional jika suatu
keadaan atau hubungan terlalu memengaruhi pertimbangan profesionalnya atas aktivitas

6
tersebut.
3. Kompetensi dan kehati hatian professional

7
Kompetensi yaitu Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian
profesional pada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi
tempatnya bekerja memperoleh jasa profesional yang kompeten, berdasarkan
standar profesional dan standar teknis terkini serta ketentuan peraturan perundang-
undangan yang 1
berlaku; sedangkan Kehati-hatian Profesional artinya Bertindak
sungguh- sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang berlaku.
4. Kerahasiaan
Kerahasiaan yaitu menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil
hubungan profesional dan bisnis. Dalam menjaga kerahasiaan ini, seorang akuntan harus:

a. Mewaspadai terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja,


termasuk dalam lingkungan sosial, dan khususnya kepada rekan bisnis dekat,
anggota keluarga inti, atau keluarga dekat;
b. Menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor atau organisasi tempatnya
bekerja;
c. Menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien atau
organisasi tempatnya bekerja;
d. Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan bisnis di luar Kantor atau organisasi tempatnya bekerja tanpa
kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat hak atau
kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya;
e. Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga;
f. Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia apapun, baik
yang diperoleh atau diterima sebagai hasil dari hubungan profesional atau
bisnis maupun setelah hubungan tersebut berakhir; dan
g. Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa
personel yang berada di bawah pengawasannya, serta individu yang memberi
advis dan bantuan profesional, untuk menghormati kewajiban Anggota guna
menjaga kerahasiaan informasi.

5. Perilaku Profesional
Perilaku Profesional adalah mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh akuntan mungkin akan

1
https://id.scribd.com/presentation/365352209/Etika-Akuntan-Profesional-Dalam-Bisnis-pptx

8
mendiskreditkan profesi akuntan. Akuntan tidak boleh terlibat dalam bisnis, pekerjaan,
atau aktivitas apapun yang diketahui merusak atau mungkin merusak integritas,
objektivitas, atau reputasi baik dari profesi, dan hasilnya tidak sesuai dengan
prinsip dasar etika

2.3 Etika Lingkungan untuk Akuntan Profesional


Akuntan profesional memiliki tanggung jawab untuk berbuat bagi kepentingan
umum bukan hanya bagi kepentingan pribadi maupun kepentingan perusahaan/bisnis.
Akuntan profesional tidak boleh mengorbankan kepentingan pihak ketiga seperti kreditor
maupun pemegang saham di masa yang akan datang hanya demi kepentingan sepihak.
Akuntan profesional harus mengedepankan akuntabilitas dan profesionalisme. Profesi
akuntansi memiliki prinsip akuntansi dan auditing (GAAP dan GAAS) yang mengatur
perlakuan akuntansi guna memberikan informasi yang efektif kepada dunia.
Bermula dari permasalahan Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom debacles
membawa perubahan mendasar dalam peran dan perilaku orang-orang akuntan
profesional yang telah lupa dimana tugas utama mereka. Akuntan profesional harus
tanggung jawab moral untuk kepentingan umum, bukan hanya untuk kepentingan mereka
sendiri, pihak keuangan perusahaan, direktur perusahaan atau manajemen, atau
pemegang saham dan sebagainya dengan mengorbankan para pemegang saham di masa
depan atau mengorbankan investor dimasa yang akan datang. Tanda-tanda menurunnya
kepercayaan terhadap akuntan profesional selama beberapa waktu yang lalu sangat serius
sehingga kredibilitas publik profesi itu hampir hancur.
Selama masa reformasi melalui peraturan baru dan struktur pengawasan, dan
internasional harmonisasi standar pengungkapan dan kode etik yang mendedikasikan
kembali profesi akuntansi ke asal mereka yang benar atau sebagai seorang auditor yang
benar yang telah direvisi, menjadi restoratif yang diperlukan yang telah mempengaruhi
perilaku akuntansi profesional di seluruh dunia.
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi
maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi
sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan
mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional
mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas.
Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang
mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan
publik2,

9
2
https://www.rusdionoconsulting.com/pengertian-akuntan-profesional-jenis-hingga-cara-menjadi-akuntan/

1
akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan
yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.3

Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh
akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi,
pajak dan konsultan manajemen. Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang
menyediakan jasa atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode
etik yang ada.
Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial karena setiap
pengambilan keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi.
Keadaan ini menjadikan akuntansi sebagai suatu profesi yang sangat dibutuhkan
keberadaanya dalam lingkungan organisasi bisnis. Keahlian-keahlian khusus seperti
pengolahan data bisnis menjadi informasi berbasis computer, pemeriksa keuangan
maupun non keuangan.
Penguasaan materi perundang-undangan perpajakan adalah hal-hal yang dapat
memberikan nilai lebih bagi profesi akuntan. Perkembangan profesi akuntansi sejalan
dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang makin lama semakin
bertambah kompleksnya. Gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang dengan bobot
yang dapat disamakan dengan bidang pekerjaan yang lain. Misalnya bidang hukum atau
bidang teknik.
Secara garis besar profesi akuntansi dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yakni:
a. Akuntan Publik (Public Accountants) adalah akuntan independen yang beperan untuk
memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Seorang akuntan publik dapat
melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi
manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen. Profesi akuntan publik bertanggung
jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan,
sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai
dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi

Contoh Kasus:
Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik kembali muncul. Menteri
Keuangan pun memberi sanksi pembekuan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani

1
3
Agoes, Sukrisno. I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Salemba
Empat: Jakarta.

1
Indrawati membekukan izin Akuntan Publik (AP) Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor
Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan selama dua tahun, terhitung sejak
15 Maret 2007.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam
siaran pers yang diterima Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan
izin diberikan karena akuntan publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit
atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang
dilakukan oleh Petrus.
a. Akuntan Intern (Internal Accountant) adalah akuntan yang bekerja dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan
atau akuntan manajemen. Tugasnya adalah menyusun sistem akuntansi,
menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan
keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan
masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.

b. Akuntan Pemerintah (Government Accountants) adalah akuntan yang bekerja


pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).

c. Akuntan Pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,


melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

Berikut ini empat peran akuntan profesional dalam bisnis adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan Informasi dan Jawaban Terkait Keuangan
Peran akuntan dalam bisnis yang paling mendasar tentu saja adalah
kemampuannya dalam menyediakan berbagai informasi dan jawaban yang
berhubungan dengan segala macam kegiatan keuangan. Segala data terkait keuangan
akan tercatat dalam sistem akuntansi, memudahkan Anda dan karyawan untuk
mengukur kondisi perusahaan. Untuk itu, sebaiknya Anda menyusun pembukuan dan
rutin meng-update datanya. Hal ini akan lebih mudah dilakukan apabila
Anda menggunakan software khusus seperti Myob dan Zahir Accounting yang sudah
menerapkan sistem cloud. Dengan begitu, setiap karyawan atau tim akuntansi bisa
mengakses data akuntansi secara real time kapan pun dan di mana pun mereka

1
berada.

1
b. Alat Pengontrol dan Pengendali Keuangan
Melalui akuntansi, Anda dapat mengetahui segala data terkait keuangan. Dari
data tersebut, informasi apa saja yang Anda dapatkan? Apakah ternyata keuntungan
perusahaan mengalami peningkatan selama beberapa tahun belakangan ini? Atau
justru malah mengalami penurunan? Apakah seluruh klien telah melakukan
pembayaran tepat waktu? Berapa jumlah saldo yang Anda miliki sekarang?
Informasi-informasi tersebut secara tidak langsung menempatkan akuntansi sebagai
alat pengontrol dan pengendali keuangan. Melalui identifikasi informasi keuangan
yang didapat, Anda jadi bisa melakukan evaluasi atau menilai performa bisnis Anda
selama ini.

c. Membantu Stakeholders Mengambil Keputusan


Berkat adanya hasil identifikasi dan evaluasi informasi keuangan, stakeholder
atau para pemegang saham dapat melakukan pengambilan keputusan. Hal ini sangat
masuk akal mengingat bahwa stakeholder tidak bisa melakukan investasi tanpa
adanya informasi finansial yang up-to-date dan akurat. Dalam hal ini, akuntanlah
yang menyiapkan segala informasi terkait. Lebih penting lagi, akuntan juga harus
memastikan bahwa stakeholder memahami data keuangan yang disediakan
perusahaan. Kedua belah pihak harus bekerja sama memanfaatkan informasi
keuangan untuk menangani berbagai masalah dalam bisnis.

d. Berhubungan dengan Pihak Ketiga


Dari berbagai penjelasan di atas, ada satu poin yang perlu di-highlight, bahwa
akuntansi tidak selalu berhubungan dengan ranah internal perusahaan, tetapi juga
pihak ketiga di luar perusahaan. Stakeholder mungkin dapat menjadi salah satunya.
Namun, akuntansi, lebih tepatnya lagi para akuntan, dapat menjadi jembatan untuk
melakukan deal dengan vendor atau pihak-pihak ketiga lain. Berdasarkan data
keuangan perusahaan, akuntan bisa memutuskan apakah harga yang ditentukan sudah
masuk akal atau belum. Tidak hanya itu, seorang akuntan juga bisa menjadi
penghubung antara perusahaan dengan pemerintah untuk membayar pajak dan para
auditor
Dampak hancurnya Enron, Arthur Andersen dan WorldCom telah memunculkan
krisis kredibilitas dalam komunitas bisnis, terkait dengan laporan-laporan dan pasar
modal, serta akuntan profesional yang dianggap sebagai bagian dari permasalah yang

1
ada. Public sedang mencari kembali kredibilitas yang didasarkan atas nilai-nilai
seperti

1
kepercayaan, integritas, transparansi laporan, dan seterusnya, serta kembali pada
peruntukkan utama pelayanan untuk kepentingan umum.
SOX, yang mengharuskan U.S. Securities and Exchange Commission (SEC)
untuk membuat yang memungkinkan adanya reformasi tata kelola, baik untuk
perusahaan maupun profesi akuntansi, memiliki jawaban untuk permasalahan di atas.
Dalam Jurnal (Boda dan Zsolnai, 2016), CSR atau tata kelola perusahaan telah gagal
untuk memberikan hasil yang diharapkan dalam hal meningkatkan etika kinerja
perusahaan. Reformasi ini mendorong adanya perubahan dalam perusahaan-
perusahaan AS dan perusahaan asing (yang terdaftar dalam SEC) serta auditor
mereka yang ingin mengakses pasar modal AS.Reformasi SOX yang dipicu oleh
peristiwa Enron dan lebih menekankan lagi pentingnya perubahan tata kelola serupa
bagi perusahaan-perusahaan dan para akuntan profesional di seluruh dunia.
Reformasi SOX dan IFAC mengharuskan dunia bisnis untuk lebih bertanggungjawab
secara terbuka kepada masyarakat dan investor, dan bagi akuntan profesional, agar
diingat bahwa mereka adalah kaum profesional yang diharapkan untuk melindungi
kepentingan investor dan pemangku kepentingan lainnya.

a. Mendedikasikan Kembali Peran Akuntan Profesional untuk Kepentingan Umum


Mendedikasikan kembali peran akuntan profesional pada kepentingan umum
sangatlah penting, kecuali akuntan profesional dapat secara jelas dan benar mengerti
peran mereka, mereka tidak dapat secara konsisten menjawab pertanyaan penting dengan
cara yang etis dan bertanggungjawab, sehingga akhirnya akan muncul suatu keragu-
raguan dalam saran mereka serta keputusan yang menyebabkan diri dan profesi mereka
menuai kritik dan bahkan lebih dari itu.

b. Harapan Publik terhadap Kalangan Profesional


Jika suatu profesi kehilangan kredibilitas di mata public, akibatnya bisa sangat buruk
dan bukan hanya bagi seorang profesional yang bermasalah. Apakah hal/aspek yang
menjadikan suatu profesi? Dalam analisis akhir, yang menghasilkan suatu profesi adalah
kombinasi fitur, tugas, dan hak-hak yang semuanya dibingkai dalam satu rangkaian nilai-
nilai umum profesionalitas-nilai yang menentukan bagaimana keputusan akan dibuat dan
tindakan yang akan diambil.4

4
Boda, Zsolt and Zsolnai, Laszlo. 2016. The Failure of Business Ethics. Society and Business Review Journal Vol. 11 No. 1,

1
Layanan yang disediakan oleh sebuah profesi sanagt penting bagi masyarakat,
sehingga mereka siap untuk memberikan hak-hak kepada suatu profesi yang telah
ditentukan sebelumnya, tetapi mereka juga akan memastikan bahwa seorang profesional
tersebut dapat melakukan tugasnya dengan baik dan benar seperti yang diharapkan.
Secara umum tugas yang diharapkan dari suatu profesi adalah dalam rangka
mempertahankan:
1. Kompetensi di bidang keahlian.
2. Objektivitas dalam penawaran pelayanan.
3. Integritas dalam urusan dengan klien.
4. Kerahasiaan hal-hal yang terkait dengan klien.
5. Disiplin atas anggota yang tidak melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar
yang diharapkan.

Tugas–tugas tersebut sangat vital dalam kaitannya dengan kualitas layanan yang
diberikan, suatu kondisi menjadi lebih signifikan karena hubungan seorang profesional
sebagai pemegang amanah bagi kliennya. Suatu hubungan fidusia dapat terjadi ketika
suatu jasa kedudukannya sangat penting bagi klien dan juga ketika terdapat perbedaan
tingkat keahlian yang signifikan antara klien dan profesional, sehingga klien harus
percaya dan bergantung pada penilaian dan keahlian profesional.

c. Harapan Masyarakat dari Seorang Akuntan Profesional


Seorang akuntan profesional diharapkan memiliki keahlian teknis khusus terkait
dengan akuntansi dan pemahaman yang lebih tinggi di bidangnya daripada orang awam
di bidang terkait, seperti control manajemen, perpajakan, atau sistem informasi.selain itu
ia juga diharapkan untuk menaati standar-standar khusus yang dikeluarkan oleh badan
profesional terkait tempatnya bekerja.terkadang penyimpangan dari norma-norma ini
dapat menyebabkan berkurangnya kredibilitas atau kepercayaan terhadap profesi secara
keseluruhan.

d. Dominasi Nilai Etis di Atas Teknik-Teknik Akuntansi dan Audit


Kebanyakan akuntan dan juga selainnya menganggap bahwa penguasaan
akuntansi dan/atau teknik audit adalah hal yang sangat penting sine qua non (merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan) dari profesi akuntansi. Akan tetapi hanya sedikit skandal
keuangan yang disebabkan oleh kesalahan metodologis dalam penerapan teknik–sebagian
besar skandal keuangan disebabkan oleh kesalahan penilaian tentang penerapan teknik

1
yang tepat atau pengungkapan terkait.

1
Beberapa kesalahan dalam penilaian berasal dari kesalahan penafsiran masalah
akibat dari kompleksnya permasalahan tersebut, selebihnya merupakan akibat dari
kurangnya perhatian pada hal-hal yang sifatnya etis, seperti kejujuran, integritas,
objektivitas, kepedulian, kerahasiaan dan komitmen untuk untuk mendahulukan
kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.

e. Prioritas Tugas, Loyalitas dan Kepercayaan dalam Tugas


Seorang akuntan profesional telah diberi hak untuk menyediakan jasa fidusia
yang penting bagi masyarakat karena dia bertanggung jawab untuk mempertahankan
kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia.
Seorang akuntan profesional juga tidak hanya dituntut memiliki keahlian, namun
ia juga diharapkan untuk mempraktikkan keahliannya tersebut dengan penuh keberanian,
kejujuran, integritas, objektivitas, kesungguhan dan keilmiahan, kompetensi, kerahasiaan
profesional, serta menghindari kekeliruan untuk memastikan bahwa mereka yang
mengandalkan keahlian tersebut dapat mempercayai bahwa kepentingan mereka telah
mendapat perlakuan yang selayaknya. Akuntan porofesional diharapkan untuk mematuhi
Prinsip Akuntansi yang Diterima Umum (GAAP) dan Standar Auditing yang diterima
Umum (GASS).

f. Kerahasiaan: Ketat atau Diberikan Wadah/Fasilitas


Pada revisi Kode Etik tahun 2005, IFAC telah memperkenalkan kebutuhan akan
akuntan profesional untuk mengatasi situasi di mana terdapat konflik diantara prinsip-
prinsip yang mendasar, yang dalam hal ini dapat terjadi antara kerahasiaan dan
kepentingan public. Kode etik diantaranya menyarankan bahwa akuntan profesional
mempertimbangkan untuk mendapatkan “nasihat profesional dari badan profesional yang
relevan atau penasihat hukum, dan dengan demikian mendapat bimbingan tentang isu-isu
etis tanpa melanggar kerahasiaan”. Rekomendasi ini akan diperkenalkan di seluruh dunia
karena peraturan badan akuntansi profesional telah diharmonisasikan dengan kode IFAC.

g. Kode Etik Profesional


Kode etik profesional dirancang untuk memberikan panduan tentang perlakuan
yang diharapkan dari anggota agar jasa yang ditawarkan dapat diterima secara kualitas
dan reputasi profesi tidak akan dinodai. Para anggota diharuskan: Bertindak untuk
kepentingan umum. Setiap saat menjaga reputasi baik profesi dan kemampuannya untuk

2
melayani kepentingan umum. Tidak dikaitkan dengan informasi yang menyesuaikan atau
keliru. Bekerja dengan:
1. Integritas.
2. Objektif dan independen.
3. Kompetensi profesional, due care, dan skeptisisme profesional, serta
4. Rahasia.

2.4 Mengelola Risiko Etika & Peluang


Resiko Etika merupakan suatu kemungkinan dilanggarnya etika yang
disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan atau institusi dalam memenuhi
harapan stakeholder. Supaya suatu organisasi atau perusahaan tetap dapat bertahan hidup,
perusahaan dan profesional wajib menjalankan manajemen resiko etika. Secara singkat,
pengertian manajemen resiko etika adalah tata kelola yang menjunjung kode etik
sehingga dapat meminimalisasi ketidak mampuan perusahaan dalam
memenuhi harapan stakeholder. Ragam resiko etika dalam kaitannya dengan stakeholder:
Harapan stakeholder yang tidak Resiko Etika
dapat dipenuhi
Pemegang saham:
d. Adanya perilaku h. Kejujuran dan integritas.
penggelapan dana dan
aset. i. Pertanggung jawaban yang
e. Adanya konflik dapat diprediksi.
kepentingan dengan j. Kejujuran
para eksekutif dan pertanggungjawaban.
perusahaan.
f. Tingkatan performa k. Kejujuran dan Integritas.
perusahaan yang tidak
sesuai dengan
keinginan para
pemegang saham.
g. Keakuratan dan
transparasi laporan
keuangan.

2
Karyawan:
l. Keamanan Kerja. o. Kewajaran.
m. Pembedaan. p. Keadilan.
n. Mempekerjakan anak q. Keadilan dan
dibawah umur dan perlakuan kasih sayang.
pemerasan tenaga
buruh.
Pelanggan:
r. Keamanan Produk. t. Keterbukaan.
s. Performa Perusahaan. u. Kewajaran.
Lingkungan:
 Terciptanya Polusi.  Integritas dan
Pertanggungjawaban.

Dengan adanya resiko etika tersebut, maka manajemen perlu menerapkan pengelolaan
atau manajemen yang berfokus pada pemenuhan kepentingan stakeholder. Dalam
menerapkan manajemen resiko etika, terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan
oleh para investigator perusahaan, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan Menilai Resiko Etika
Identifikasi Penilaian resiko etika dibagi menjadi beberapa tahap:
a) Melakukan penilaian dan identifikasi para stakeholder perusahaan. Tahap ini
investigator manajemen membuat daftar mengenai siapa dan apa saja para
stakeholder yang berkepentingan beserta harapan mereka. Setelah mengetahui siapa
saja para stakeholder dan apa kepentingannya serta harapan mereka, maka
manajemen dapat melakukan penilaian dalam pemenuhan harapan stakeholder.
Investigator hendaknya memiliki pemahaman mengenai bentuk kepentingan
stakeholder mana saja yang sensitif dan penting, dan kenapa hal itu penting bagi
stakeholder.
b) Mempertimbangkan kemampuan aktivitas perusahaan dengan
ekspektasi stakeholder, dan menilai risiko ketidak sanggupan dalam memenuhi
ekspektasi stakeholder atau menilai adanya kemungkinan peluang untuk berprestasi
lebih dari yang diharapkan. Saat mempertimbangkan apakah ekspektasi telah
terpenuhi, maka manajemen wajib membuat perbandingan di antara input, output,
kualitas relevan dan variabel kinerja lainnya5.

2
c) Meninjau ulang perbandingan akitivitas dan ekspektasi perusahaan dari perspektif
dampak reputasi perusahaan. Reputasi tergantung pada empat faktor, yaitu kejujuran,
kredibilitas, reliabilitas, dan tanggung jawab. Faktor-faktor tersebut bisa menjadi
kerangka kerja dalam melakukan perbandingan.
d) Melakukan pelaporan. Setelah tahap ketiga selesai, maka manajemen dapat
menyiapkan laporan kepada masing-masing stakeholder. Laporan tersebut harus
dibuat denganmempertimbangkan kelompok stakeholder, produk atau jasa, tujuan
perusahaan,nilai-nilai hypernorm, dan elemen-elemen penentu reputasi.

2. Penerapan strategi dan taktik dalam membina hubungan strategis dengan stakeholder.
Pendekatan yang dapat diterapkan adalah berfokus pada kemungkinan apakah para
stakeholder tersebut bisa dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan ataukah
cenderung sulit bekerja sama dan menjadi ancaman bagi perusahaan. Perlunya
akuntabilitas kepada para pemangku kepentingan, telah membawa konsekuensi
pengakuan bahwa sistem pemerintahan modern harus mencerminkan pentingnya
memuaskan kepentingan stakeholder. Resiko tidak dapat memenuhi harapan
stakeholder potensial menyebabkan hilangnya dukungan bagi tujuan korporasi, dan
dimana melebihi harapan menyebabkan kesempatan untuk menggalang dukungan.
penting untuk menghindari kemungkinan hilangnya dukungan bagi tujuan korporasi,
dan untuk menemukan peluang dari dukungan yang lebih besar

2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntan profesional memiliki tanggung jawab untuk berbuat bagi kepentingan umum
bukan hanya bagi kepentingan pribadi maupun kepentingan perusahaan/bisnis. Profesi akuntansi
memiliki prinsip akuntansi dan auditing (GAAP dan GAAS) yang mengatur perlakuan akuntansi
guna memberikan informasi yang efektif kepada dunia. Di dalam profesi, sudah ada kode etik
yang mengatur profesi tersebut dalam menjalankan profesinya agar dalam menjalankan profesi
tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar serta tetap ada tanggung jawab sosialnya. Ketika
menjadi seorang akuntan yang baik, maka akan tercermin perusahaan yang baik dan mampu
menguntungkan semua pihak dalam berbagai bidang.

3.2 Saran
Menurut saya, akuntan yang profesional harus membuktikan bahwa dirinya benar-benar
profesional dalam bidang tersebut, sehingga orang-orang yang ada disekitarnya mampu
memberikan penghargaan yang luar biasa karena tidak semua orang bisa melakukan hal tersebut
dengan baik. Dengan adanya etika yang diciptakan, maka pergunakanlah kode etik akuntan
dengan bijak sehingga profesi yang kita jalankan mampu berkembang dan memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diri sendiri serta perusahaan di mana kita bekerja.

2
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya. Salemba Empat: Jakarta.

Boda, Zsolt and Zsolnai, Laszlo. 2016. The Failure of Business Ethics. Society and Business Review
Journal Vol. 11 No. 1, Hal. 93-104.

https://www.rusdionoconsulting.com/pengertian-akuntan-profesional-jenis-hingga-cara-menjadi-
akuntan/

No Name. 2016. Global Code of Business Conduct and Ethics Updated 1 April 2016 (Online)
Article: ERM Worldwide Group Limited and its affiliates.

Anda mungkin juga menyukai