Anda di halaman 1dari 1

Benteng Kadipaten Purwodadi

Benteng Kadipaten Purwodadi yang


terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Barat,
Kabupaten Magetan, adalah benteng atau
tembok yang didirikan pada zaman kerajaan
Mataram selama pemerintahan Pangeran
Diponegoro.

Dulunya desa Purwodadi adalah


sebuah hutan dan oleh itu didirikanlah sebuah
pemukiman penduduk oleh Raden Ahmad
hingga berdiri sebuah Kadipaten Purwodadi
yang megah pada saat itu, dengan bangunan Kadipaten yang luasnya kurang lebih sekitar 4
hektar.

Kadipaten Purwodadi didirikan pada senin kliwon bulan mulud, dikarenakan oleh
serangan Belanda di Jawa Tengah yang menyebabkan daerah tersebut rawan terjadi konflik
dan saran dari Bupati Semarang untuk mendirikan pemukiman di daerah timur Gunung
Lawu.

Kadipaten tersebut diberi nama Kadipaten Purwodadidi karenakan nama Purwodadi


berasal dari kata “Purwo” yang berarti “wiwitan” dan “dadi” yang berarti “dumadi”,
dengan maksut awal berdirinya sebuah Kadipaten.

Seiring berjalanya waktu makin banyak Bangsawan dari yogyakarta yang datang ke
Purwodadi hingga sampailah dimana anak dari Pangeran Diponegoro yang mendapatkan
tugas dari ayahnya untuk mengikuti perang dan memperkuat daerah bumi Mataram agar
terbebas dari penjajah Belanda dengan mendirikan banteng pertahanan dan Kadipaten.

Politik devide et imperaHindia Belanda, menghasilkan sebuah Perjanjian “Perjanjian


Sepreh” pada tanggal 3-4 Juli 1830 atau tanggal 12-13 bulan suro 1758 tahun Je. Pemerintah
Kolonial Hindia Belanda yang berisi Belanda mengharuskan semua bupati Mancanegara
Wetan untuk menolak kekuasaan Sultan Yogyakarta dan Susuhunan Surakarta dan harus
tunduk kepada pemerintah Belanda di Batavia.

Pada tahun 1870 Kadipaten Purwodadi dihapuskan dan bersatu dengan


Kadipaten/Kabupaten Magetan dengan statusnya yang berganti menjadi Kademangan.
Peninggalan Kadipaten Purwodadi saat ini berupa benteng baluwarti, kompleks makam kuno,
bekas petirtaan, serta wilayah-wilayah yang dahulunya berfungsi sebagai pendukung sebuah
wilayah pemerintahan (Alun-Alun, Kauman/Pengulon, Pandean, Kepatihan, Kademangan,
Katemenggungan dll).

PEKIK BIRU LANGIT (18) XII-IIS 2

Anda mungkin juga menyukai