Anda di halaman 1dari 11

9

Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19


Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/inteligensi
ISSN 2656-601X (online)
ISSN 2656-8675 (cetak)

KORELASI ANTARA HASIL TES LISAN DENGAN HASIL TES


TERTULIS PADA MAHASISWA PGSD UNRAM

Itsna Oktaviyanti1, Awal Nur Kholifatur Rosyidah2


1, 2
Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Mataram
E-mail: itsna@unram.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the correlation between oral test results with the written test results
of PGSD UNRAM students. The approach used in this research is quantitative with the type of correlation
research. The population was all of second semester studentsm using sampling technique of simple random
sampling, the samples obtained amounted to 180. Data collection techniques used were oral tests and written
tests. Data analysis techniques using descriptive statistical analysis and Product Moment correlation. The
results showed that: 1) oral test results were included in both categories with an average of 79.6; (2) written test
results are included in both categories with an average of 78.65; and (3) there is a correlation between the
learning outcomes of oral tests with the written learning outcomes of PGSD UNRAM students. Students who
understand the concept of the material, have good social studies learning outcomes between oral tests and
written tests. Both types of tests can be varied implementation, according to time, conditions, and type of material
to be tested.
Keywords: learning outcomes; oral test; written test.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara hasil tes lisan dengan hasil tes tertulis mahasiswa PGSD
UNRAM. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasi. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester dua dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling, yang berjumlah 180. Teknik pengumpulan data berupa tes lisan dan tes
tertulis. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan korelasi Product Moment. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) hasil tes lisan termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata sebesar 79,6;
(2) hasil tes tertulis termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata 78,65; dan (3) terdapat korelasi antara hasil
belajar tes lisan dengan hasil belajar tes tertulis mahasiswa PGSD UNRAM. Mahasiswa yang paham akan
konsep materi, memiliki hasil belajar IPS yang baik antara tes lisan dengan tes tertulis, begitu juga sebaliknya.
Kedua jenis tes tersebut pengimplementasiannya dapat divariasikan, menyesuaikan dengan waktu, dan kondisi,
serta jenis materi yang akan diujikan.
Kata kunci: hasil belajar; tes lisan; tes tertulis.

PENDAHULUAN pelatihan, serta melakukan penelitian dan


Undang-Undang Nomor 20 Tahun pengabdian kepada masyarakat, terutama
2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Berdasarkan pengertian tersebut tampak
pendidik adalah tenaga profesional yang jelas salah satu tugas seorang pendidik
bertugas merencanakan dan melaksanakan adalah menilai hasil pembelajaran.
proses pembelajaran, menilai hasil Pendidik dalam hal ini bisa seorang
pembelajaran, melakukan bimbingan dan guru atau seorang dosen, sesuai jenjang
pendidikan yang diampu. Baik guru
Cara mengutip: Oktaviyanti, I., & Rosyidah, A.N.K. (2019). Korelasi Antara Hasil Tes Lisan dengan Hasil Tes Tertulis pada
Mahasiswa PGSD UNRAM. Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 9-19

Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/inteligensi/article/view/1514


10
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

maupun dosen, sama-sama berkewajiban (3) kerjasama antar siswa pada waktu
menilai hasil pembelajaran. Melalui pengerjaan lebih terbuka.
penilaian tersebut seorang pendidik bisa Tes lisan mempunyai kelebihan
melakukan refleksi dan evaluasi terhadap seperti: (1) dapat menilai kemampuan dan
kualitas pembelajaran yang telah dilakukan. tingkat pengetahuan peserta didik, sikap,
Sehingga dapat diketahui apakah serta kepribadiannya karena dilakukan
pembelajaran ter-sebut berhasil atau tidak secara berhadapan langsung; (2) bagi
(Mutaqqin dan Kusaeri, 2017: 2). Penilaian peserta didik yang kemampuan berpikirnya
hasil pembelajaran bisa dilakukan dengan relatif lambat sehingga sering mengalami
teknik tes dan non tes. Namun, bentuk kesukaran dalam memahami pernyataan
penilaian tes paling sering digunakan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab
dibandingkan alat ukur non tes (Ruhimat, peserta didik dapat menanyakan langsung
2018: 185-186). Teknik tes terdiri dari tiga kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3)
bentuk yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes hasil tes dapat langsung diketahui peserta
tindakan (performance). didik. Selain mempunyai kelebihan tes
Tes tertulis yaitu tes yang menuntut lisan mempunyai kekurangan antara lain:
peserta didik menulis jawaban yang (1) subjektivitas pendidik sering
dibutuhkan, sedangkan tes lisan merupakan mencemari hasil tes; (2) waktu pelaksanaan
bentuk tes yang menuntut peserta didik yang diperlukan terlalu banyak.
untuk menjawab secara lisan. Kedua bentuk Subjektivitas terjadi karena sebagaian besar
tes ini digunakan untuk mengukur atau pendidik tidak menggunakan kriteria
menilai hasil belajar peserta didik pada penilaian tes lisan yang jelas. Hal tersebut
ranah pengetahuan. Seperti halnya sejalan dengan data awal yang dimiliki oleh
pernyataan Saidah (2016: 23) bahwa Wicaksono dkk (2016: 59), data yang
penilaian pada ranah pengetahuan diperoleh menjelaskan bahwa beberapa
menggunakan instrumen penilaian dalam guru di enam SD Negeri di Kota Semarang
bentuk tes tulis, tes lisan, observasi diskusi, yang notabene di kota besar masih belum
tanya jawab dan percakapan, dan mengguna-kan kriteria penilaian yang jelas
penugasan. Kedua tipe tes ini mempunyai dalam kegiatan evaluasi pembelajar-an
kekurangan dan kelebihan (Fitrani, 2013: sehingga penilaian yang di-laksanakan
5). Tes tulis mempunyai ke-lebihan lebih tidak dapat dilakukan seobyektif mungkin.
respektif me-wakili isi dan luas bahan, serta Berdasarkan kelebihan dan ke-
lebih mudah dan cepat cara memeriksanya kurangan yang dimiliki oleh tes lisan dan
karena dapat menggunakan kunci tes tes tertulis, pendidik perlu mencoba kedua
bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. bentuk tes tersebut untuk mengukur hasil
Kekurangannya yaitu: (1) persiapan untuk baik guru maupun dosen mengkreasikan
menyusun jauh lebih sulit, terutama pada belajar agar lebih valid. Maka dari itu tidak
tes tulis bentuk uraian karena soalnya ada salahnya bentuk penilaian hasil belajar
banyak dan harus teliti untuk menghindari dengan menggunakan tes lisan dan tertulis.
kelemahan-kelemahan lain; (2) soal-soal Selain kedua tes tersebut, Samad (2013: 95)
cenderung untuk mengungkapkan ingatan mengungkapkan bahwa:
dan daya pengenalan kembali dan sulit “there are new methods of assessment
untuk mengukur proses mental yang tinggi; have been developed to exhibit what
11
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

students learn and their ability to use terjadi jika pendidik menyadari kekurangan
their existence knowledge to facilitate yang dilihat dari hasil penilaian. Karena
their own learning in the classroom”.
penilaian yang ideal, sejatinya tidak hanya
Maksudnya adalah ada metode
ditujukan untuk mengukur para peserta
penilaian baru yang telah dikembangkan
didik, melainkan hasilnya dapat dijadikan
untuk menunjukkan apa yang dipelajari
umpan balik bagi guru untuk memperbaiki
siswa dan kemampuan mereka dalam
proses pembelajaran selanjutnya (Ruhimat,
menggunakan pengetahuan mereka untuk
2018: 178). Di sisi lain, ada tipe anak yang
memfasilitasi pembelajaran mereka sendiri
lebih menyukai bentuk tes lisan karena
di kelas. Namun pada penelitian ini, lebih
merasa lebih menguasai materi dan percaya
fokus untuk penggunaan teknik penilaian
diri untuk dapat menjawab dengan tepat.
tes lisan dan tes tertulis sebagai instrumen
Selain itu, tipe anak seperti ini merasa tes
penilaian hasil belajar. Hal tersebut dirasa
lisan lebih adil karena tidak memberi
perlu untuk memfasilitasi berbagai tipe
kesempatan kepada peserta didik untuk
peserta didik baik siswa sekolah dasar
berbuat curang dalam me-ngerjakan tes.
hingga mahasiswa yang belajar perguruan
Hal tersebut juga terjadi pada
tinggi.
mahasiswa semester II program studi
Ada banyak tipe anak di dalam
PGSD Universitas Mataram. Saat peneliti
menjalani penilaian hasil belajar. Sebagian
menawarkan bentuk tes yang akan
besar anak lebih nyaman menggunakan tes
dilakukan untuk penilaian hasil belajar,
tertulis karena dirasa lebih memiliki banyak
sebagian besar mahasiswa lebih memilih
waktu untuk berpikir dan tidak merasa
bentuk tes tertulis karena merasa tidak
terintimidasi ketika berhadapan langsung
percaya diri. Akibat dari tidak percaya diri
dengan guru atau dosennya. Selain itu, tipe
dapat menyebabkan rasa gugup yang pada
anak seperti ini cenderung memiliki
akhirnya menghambat kinerja otak,
kepercayaan diri yang rendah. Penyebab
sehingga semua materi yang telah dipelajari
utama kepercayaan diri yang rendah yaitu
menjadi hilang. Namun, untuk kalangan
karena kurangnya kesempatan bagi peserta
mahasiswa lain yang selalu aktif selama
didik untuk berbicara saat proses
proses per-kuliahan, mereka lebih memilih
pembelajaran. Hal tersebut karena pendidik
menggunakan bentuk tes lisan. Selain
terlalu mendominasi pada setiap proses
menghindari kecurangan, alasan yang
pembelajaran. Sehingga perlu
diberikan diantaranya karena mahasiswa
meningkatkan kemampuan dalam
merasa ada banyak hal yang ingin
mengorganisir proses pembelajaran agar
diungkapkan melalui jawaban secara lisan
memberi-kan kesempatan kepada peserta
dan sulit untuk dituangkan dalam bentuk
didik lebih aktif, sehingga kualitas
tulisan.
pembelajaran akan lebih baik. Hal tersebut
Fakta tersebut diperkuat dengan hasil
sejalan dengan hasil penelitian tindakan
penilaian mahasiswa pada kegiatan
kelas yang dilakukan oleh Purwanta (2016:
perkuliahan di semester sebelumnya. Dari
163) bahwa peningkatan yang signifikan
hasil nilai mahasiswa, meskipun banyak
pada kemampuan guru menghasilkan
yang mendapatkan nilai tinggi saat tes lisan
peningkatan kualitas pembelajaran.
dan tes tertulis, ada beberapa mahasiswa
Kualitas pembelajaran yang baik akan
yang mendapatkan nilai tinggi saat tes lisan
12
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

namun rendah saat tes tertulis. Hal mahasiswa. Teknik pengambilan sampel
sebaliknya juga terjadi, beberapa yang dilakukan yaitu Simple Random
mahasiswa tidak dapat menjawab dengan Sampling dengan menggunakan rumus
benar saat dilakukan tes lisan namun Slovin, eror margin sebesar 5%, kemudian
mampu mendapat nilai tinggi saat tes didapatkan sampel berjumlah 180.Teknik
tertulis. Ada banyak yang menjadi pengumpulan data yang digunakan adalah
penyebab fenomena tersebut diantaranya tes lisan dan tes tertulis. Variabel yang
pe-nguasaan materi pada mahasiswa, digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
kondisi mahasiswa saat tes, kepercayaan dua variabel, yaitu variabel terikat hasil tes
diri, dan tingkat kesulitan soal yang tertulis (Y) dan variabel bebas yaitu tes
diberikan (Silviriyanti, 2019: 16-17). lisan (X). Instrumen penelitian berupa soal
Dari latar belakang yang telah tes lisan dan soal tes tertulis. Soal tes lisan
dipaparkan, peneliti tertarik untuk meneliti terdiri dari 5 soal yang telah melalui uji
mengenai korelasi antara nilai hasil tes lisan validitas dan reliabilitas. Pengujian
dengan tes tertulis. Untuk selanjutnya dapat validitas dan reliabilitas didapatkan dari uji
diajadikan pilihan keputusan bagi dosen coba kepada mahasiswa di luar sampel.
maupun sebagai tambahan informasi Seperti halnya soal tes lisan, untuk
mengenai bentuk instru-men tes (tertulis instrumen penilaian tes tertulis juga melalui
atau lisan) yang sekiranya efektif untuk tahap uji validitas dan uji reliabilitas.
diterapkan ketika melakukan penilaian Bahkan sebelum sampai pada uji validitas
proses dan hasil belajar pada mahasiswa. dan reliabilitas, instrumen soal didasar-kan
dari perumusan kisi-kisi soal. Hal tersebut
METODE PENELITIAN dilakukan untuk menghindari instrumen
Penelitian ini menggunakan yang kurang baik karena tidak memenuhi
pendekatan penelitian kuantitatif dengan syarat. Tes tertulis yang disediakan yaitu 20
jenis penelitian korelasi, yaitu untuk soal, kemudian diujicobakan pada
mencari hubungan antara hasil tes lisan dan mahasiswa di luar sampel. Hasil dari uji
hasil tes tertulis pada mahasiswa PGSD coba tersebut diuji validitas dan
UNRAM. Menurut Arikunto (2010: 247- reliabilitasnya, kemudian diambil 10 soal
248), penelitian korelasional (Correlational sebagai instrumen penilaian tes tertulis.
Studies) merupakan penelitian yang Teknik analisis data menggunakan analisis
dimaksudkan untuk mengetahui ada statistik deskriptif dan analisis korelasi
tidaknya hubungan antara dua atau product moment. Prasyarat analisis yang
beberapa variabel. Hal tersebut sejalan digunakan yaitu uji normalitas data.
dengan pendapat Sukardi (2019: 212)
bahwa penelitian korelasi merupakan suatu HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian yang melibatkan pe-ngumpulan Penelitian ini bertujuan untuk
data guna menentukan, apakah ada mengetahui korelasi antara hasil tes lisan
hubungan dan tingkat hubungan antara dua dengan hasil tes tertulis. Data yang
variabel atau lebih. dianalisis yaitu hasil belajar mahasiswa
Populasi dalam penelitian ini adalah semester dua mata kuliah Pendidikan IPS
seluruh mahasiswa semester dua PGSD SD, program studi PGSD, Universitas
Universitas Mataram yang berjumlah 328 Mataram. Hasil belajar didapatkan dari dua
13
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

teknik yaitu tes lisan dan tes tertulis. (2010: 98) yaitu, reliabilitas kurang dari 0,6
Adapun aspek yang dianalisis dalam adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
penelitian ini diantaranya yaitu analisis diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Hasil
statistik hasil tes lisan, analisis statistik uji reliabilitas menunjukkan nilai
hasil tes tertulis dan analisis korelasi antara cronbach’s alpha sebesar 0,770. Mengacu
hasil tes lisan dan hasil tes tertulis. Untuk pada pendapat Sekaran, nilai 0,770 berarti
menganalisis ketiga aspek tersebut, perlu di atas 0,6, sehingga instrumen soal sudah
adanya instrumen untuk mengukurnya. terbukti reliabel dan dapat diterima.
Instrumen yang dibutuhkan yaitu lembar Kemudian, setelah melakukan uji validitas
soal untuk menilai kemampuan mahasiswa dan reabilitas, 6 soal yang valid dan
dalam menjawab tes lisan dan lembar soal realiabel diambil 5 soal dengan tingkat
untuk menilai hasil belajar dengan tes kevalidan yang lebih tinggi untuk
tertulis. digunakan yaitu no 2, 4, 5, 7 dan 9.
Soal tes lisan dan soal tes tertulis Sementara hasil uji validitas dari soal
terlebih dahulu diujicobakan sebelum tes tertulis disajikan pada Tabel 2 seperti di
digunakan. Uji coba dilakukan kepada bawah ini.
mahasiswa diluar sampel untuk Tabel 2. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Uji
mendapatkan soal yang valid dan reliabel. Coba Tes Tertulis
Uji validitas dan reliabilitas dihitung No. Pearson
Validitas
dengan meng-gunakan SPSS versi 17. soal Correlations
Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas 1 .549* Valid
2 .593** Valid
soal tes lisan.
3 .713** Valid
Tabel 1. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Uji 4 .016 Tidak Valid
Coba Tes Lisan 5 .181 Tidak Valid
6 .075 Tidak Valid
Nomor Pearson 7 .549* Valid
Validitas
Soal Correlations 8 .567** Valid
9 .249 Tidak Valid
1 .349 Tidak Valid
10 .536* Valid
2 .618* Valid
11 .069 Tidak Valid
3 .499 Tidak Valid
12 .549* Valid
4 .586* Valid
13 .657** Valid
5 .570* Valid
14 -038 Tidak Valid
6 .349 Tidak Valid
15 .093 Tidak Valid
7 .618* Valid
16 .144 Tidak Valid
8 .499 Tidak Valid
17 .559* Valid
9 .586* Valid
18 .676** Valid
10 .570* Valid
19 .071 Tidak Valid
20 .295 Tidak Valid
Data pada tabel di atas menunjukkan
bahwa sebanyak 6 butir soal dinyatakan Data pada tabel di atas menunjukkan
valid. Soal yang valid kemudian diuji bahwa sebanyak 10 butir soal valid. Soal
reliabilitas dengan cronbach’s alpha. Pada yang valid kemudian diuji reliabilitas
uji reliabilitas, digunakan batas tertentu dengan cronbach’s alpha. Hasil uji
untuk menentukan reliabel tidaknya suatu reliabilitas pada hasil tes tertulis
instrumen. Batasan nilai reliabilitas menunjukkan nilai cronbach’s alpha
menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno sebesar 0,843. Nilai 0,843 lebih besar dari
14
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

0,6, sehingga instrumen soal tes tertulis mahasiswa sebanyak 22 mahasiswa


terbukti reliabel dan dapat diterima. Setelah (12,2%); (3) Rentang nilai 60-69 termasuk
melakukan uji validitas dan reliabilitas, dalam kategori cukup dengan frekuensi
peneliti menentukan soal yang digunakan sebanyak 30 mahasiswa (16,6%); (4)
untuk penelitian.Dari 20 soal yang Rentang nilai ˂ 60 termasuk dalam kategori
diujicobakan, 10 soal dinyatakan valid dan kurang dengan frekuensi mahasiswa
reliabel. Jumlah tersebut sesuai dengan soal sebanyak 14 mahasiswa (7,8%). Kemudian
yang dibutuhkan untuk penilaian tes tertulis didapatkan nilai rata-rata hasil tes lisan
yaitu 10 soal. Soal yang dipakai diantaranya mahasiswa PGSD UNRAM semester II
yaitu soal nomer 1, 2, 3, 7, 8, 10, 12, 13, 17, sebesar 79,6 termasuk dalam kategori baik.
dan 18. Banyaknya mahasiswa yang
Setelah didapatkan instrumen yang mendapat nilai tes lisan pada kategori
valid untuk penilaian tes lisan dan tes kurang tidak hanya disebabkan kurangnya
tertulis, selanjutnya dilakukan analisis pengusaan materi, melainkan juga
statistik hasil tes lisan, analisis statistik kepribadian siswa yang tertutup. Berbeda
hasil tes tertulis dan analisis korelasi antara dengan mahasiswa yang terbuka,
hasil tes lisan dan hasil tes tertulis. mahasiswa tipe ini akan lebih
a) Hasil Tes Lisan memungkinkan untuk menjawab
Tes lisan dilakukan dengan memberi pertanyaan dengan lancar. Hal tersebut
pertanyaan secara lisan kepada masing- sejalan dengan pendapat Elfiza (2017: 44):
masing mahasiswa secara bergantian. Tes “personality is one of internal factors
lisan mem-butuhkan penguasaan materi that influence students’ achievements
in learning especially in speaking.
agar dapat menjawab pertanyaan yang Personality extrovert and introvert-
diberikan. Pertanyaan yang diberikan influences how the students handle the
sebanyak 5 soal dengan rentang bobot soal feelings that are evoked during the
1 sampai 5 tergantung ketepatan dalam learning process”.
Maksudnya adalah kepribadian
menjawab.
merupakan salah satu faktor internal yang
Setelah melalui proses tes lisan,
mempengaruhi prestasi siswa dalam belajar
didapatkan hasil sebagai berikut:
terutama keterampilan berbicara.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Kepribadian ekstrovert dan introvert
Tes Lisan (variabel X)
memengaruhi bagai-mana siswa
Nilai Kategori F Prosentase
80 – Baik 114 63,3 % menangani perasaan yang ditimbulkan
100 Sekali selama proses pembelajaran.
70 – 79 Baik 22 12,2 % Di lain sisi, mayoritas maha-siswa
60 – 69 Cukup 30 16,6 %
˂ 60 Kurang 14 7,8 % mendapat nilai tes lisan pada kategori baik
sekali. Hal tersebut tidak terlepas oleh
Dari tabel di atas dapat diketahui metode pem-belajaran yang selama ini
bahwa (1) Rentang nilai 80-100 termasuk dilakukan yaitu presentasi dan
dalam kategori sangat baik dengan diskusi.Kegiatan presentasi dan diskusi
frekuensi mahasiswa sebanyak 114 dapat melatih mahasiswa untuk
(63,3%); (2) Rentang nilai 70-79 termasuk berkomunikasi secara langsung sehingga
dalam kategori baik dengan frekuensi saat diadakan tes lisan, maha-siswa sudah
15
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

terbiasa. Jika mahasiswa memiliki membantu mahasiswa menerapkan ide-ide


keterampilan komunikasi atau berbicara abstrak dan berpikir kritis tentang apa yang
yang baik maka maha-siswa tersebut telah dipelajari. Sehingga dirasa tepat jika
mampu untuk berpikir secara logis, diimplementasikan pada ilmu sosial untuk
sistematis, dan analisis (Tyaningsih, 2016: melatih siswa berkomunikasi lisan.
56). Ketika mahasiswa diberikan per- b) Hasil Tes Tertulis
tanyaan secara tes lisan, maka akan mampu Sama seperti tes lisan, tes tertulis juga
memahami dengan baik maksud dari membutuhkan penguasan materi untuk
pertanyaan tersebut dibarengi dengan dapat menjawab pertanyaan yang
keterampilan menjawab sesuai dengan diberikan. Perbedaan dari kedua tes
konsep materi perkuliahan IPS yang telah tersebut, tes tertulis lebih memiliki waktu
diberikan. lama dalam berpikir sehingga kesempatan
Di samping itu, diperolehnya nilai tes untuk men-jawab pertanyaan dengan benar
lisan yang tinggi antara rentang 80-100 jauh lebih besar, sedangkan tes lisan
(berkategori baik sekali) dikarenakan pada memberi sedikit waktu untuk berpikir
proses pembelajaran telah meng- namun memberi kesempatan kepada
implementasikan strategi belajar siswa mahasiswa untuk menjelas-kan jawaban
aktif, yaitu secara ber-kelompok yang lebih argumentatif sehingga menjadi
mendiskusikan isu terkait dengan topik pertimbangan bagi peneliti dalam
materi yang sedang diajarkan. Hal tersebut pemberian nilai. Berikut hasil penilaian tes
didukung oleh hasil penelitian Devira tertulis pada mata kuliah Pendidikan IPS
(2016: 13) bahwa pelaksanaan SD semester 2 mahasiswa PGSD UNRAM:
pembelajaran menggunakan metode Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan
investigasi kelompok dapat meningkatkan Menjawab Tes Tertulis (variabel Y)
keterampilan berkomunikasi peserta didik Nilai Kategori F Prosentase
di kelas IX SMP Negeri 2 Bukittinggi. 80 – 100 Baik 98 54,4 %
Sekali
Melalui diskusi peserta didik dituntut 70 – 79 Baik 45 25 %
untuk berkomunikasi, menjawab 60 – 69 Cukup 35 19,4 %
pertanyaan, atau tanggapan yang diajukan ˂ 60 Kurang 2 1,1 %
oleh peserta diskusi,dan menanggapi hasil
Dari tabel di atas dapat diketahui
penyajian kelompok lain. Kelas diskusi
bahwa (1) Rentang nilai 80-100 termasuk
dimaksudkan untuk memberi dan
dalam kategori sangat baik dengan
menerima informasi antara dosen dengan
frekuensi mahasiswa sebanyak 98
mahasiswa, maupun mahasiswa dengan
mahasiswa (54,4%). (2) Rentang nilai 70-
mahasiswa tentang topik terkini yang
79 termasuk dalam kategori baik dengan
menjadi perhatian di kelas. Rahman et al.,
fekuensi mahasiswa sebanyak 45
(2011: 86) berpendapat bahwa
mahasiswa (25%); (3) Rentang nilai 60-69
“discussion method is characterized
by probing questions from the teacher termasuk dalam kategori cukup dengan
designed to elicit student frekuensi mahasiswa sebanyak 35
interpretations, opinions, and mahasiswa (9,4%); (4) Rentang nilai ˂ 60
questions.” termasuk dalam kategori kurang dengan
Mengajar dengan diskusi dapat
frekuensi mahasiswa sebanyak 2
menjadikan cara yang efektif untuk
16
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

mahasiswa (1,1%). Kemudian didapatkan mahasiswa untuk berargumen, sehingga


nilai rata-rata kemampuan menjawab soal tidak terikat pada konsep secara utuh; (2)
tes tertulis mahasiswa PGSD UNRAM mahasiswa terbiasa untuk berargumen saat
semester II sebesar 78,65 termasuk dalam proses perkuliahan, sehingga tes lisan
kategori baik. bukanlah hal baru yang membuat mereka
Pada tes tertulis, masih ada kesulitan; (3) sebagian besar mahasiswa
mahasiswa yang mendapatkan nilai pada merasa mengetahui jawaban pada
kategori kurang. Hal tersebut disebabkan pertanyaan, namun sulit menuangkannya
karena kesalahan konseptual dimana dalam bentuk tulisan. Beberapa alasan
mahasiswa sudah memahami konsep dari tersebut membuat hasil tes lisan lebih tinggi
materi yang diujikan namun tidak bisa daripada tes tertulis, meskipun tidak
menuangkan konsep tersebut dalam tulisan signifikan.
sehingga terjadi kesalahan pada analisis Hasil penelitian ini berbeda dengan
konsep yang dipaparkan. Hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh
sejalan dengan hasil penelitian mengenai Rokhmawan (2009: 57) yaitu setelah
denah, yaitu kesalahan-kesalahan yang menjalani proses belajar dengan metode
dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan yang sama, kelompok eksperimen I diberi
soal tentang denah yaitu kesalahan tes tertulis dan kelompok eksperimen II
konseptual dan kesalahan prosedural. diberi tes lisan, kelompok eksperimen I
Kesalahan konseptual yang dilakukan mempunyai rata-rata nilai hasil belajar yang
diantaranya dalam hal menganalisa konsep, lebih tinggi atau lebih baik dari pada rata-
menyebutkan konsep, dan kekeliruan rata nilai hasil belajar dari kelompok
mengaitkan konsep. (Perkasan dan Izzati, eksperimen II. Besarnya perbedaan hasil
2018: 51-52). belajarnya adalah 8.50 %. Berdasarkan
Berkaitan dengan hal di atas, bahwa kriteria perbedaan hasil belajar
proses pemahaman konsep merupakan menunjukkan bahwa perbedaan hasil
bagian dari struktur mengkonstruksi belajar antara tes tertulis dengan tes lisan
pengetahuan. Sands (2014: 8) menjelaskan dalam kategori sangat rendah.
bahwa hal yang perlu dilakukan adalah Selain hasil penelitian di atas,
fokus terhadap kesalahpahaman konsep penelitian lain pada mata pelajaran biologi
dengan cara menilai secara kualitatif dan juga menyatakan bahwa hasil belajar siswa
kuantitatif ketika mengevaluasi yang menggunakan tes tulis rata-ratanya
pengetahuan siswa. Artinya ketika jawaban lebih tinggi dibanding tes lisan, rata-rata tes
kurang sesuai, maka bisa diperbaiki tulis 74,43 dan tes lisan dengan rata-rata
kembali dengan instrumen tes lainnya. 64,02 (Fitriani, 2013: 7).
Sehingga mahasiswa mengetahui letak c) Korelasi antara Hasil Tes Lisan dengan
kesalahpahaman konsep tersebut. Hasil Tes Tertulis.
Dari data yang telah dipapar-kan di Setelah memiliki data me-ngenai
atas, terlihat bahwa rata-rata nilai hasil tes hasil penilaian tes lisan dan hasil penilaian
lisan lebih tinggi daripada nilai hasil tes tes tertulis, langkah selanjutnya yaitu
tertulis. Hal tersebut disebabkan oleh menentukan korelasi anatara kedua variabel
beberapa faktor, diantaranya yaitu : (1) soal tersebut. Uji hipotesis mengenai korelasi
pada tes lisan cenderung memancing antara hasil tes lisan dengan hasil tes tertulis
17
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

diawali dengan melakukan uji prasyarat menjawab soal secara lisan, maka
analisis yaitu uji normalitas data. kemampuan untuk mengungkapkan dalam
Hasil perhitungan uji normalitas bentuk tulisan juga sistematis dan lebih
kedua variabel menggunakan uji tearah. Hasil penelitian oleh Kumara (2001:
kolmogorof-Smirnov yang dihitung dengan 38) menjelaskan bahwa ada hubungan
bantuan SPSS 17 menyajikan nilai positif antara kemampuan komunikasi lisan
signifikansi sebesar 0,508. Berdasarkan dengan kualitas ekspresi tulis. Siswa yang
kriteria pengujiannya, data berdistribusi memiliki kemampuan verbal
normal karena taraf signifikasi > 0,05. (berkomunikasi secara lisan) yang tinggi
Setelah didapatkan data hasil tes lisan memiliki proses ingatan yang efisien,
dan hasil tes tertulis berdistribusi normal, terutama dalam mengumpulkan informasi.
selanjutnya dihitung korelasi antara kedua Tingginya skor komunikasi lisan
variabel menggunakan rumusan korelasi menggambarkan pengetahuan per-
Product Moment dibantu dengan program bendaharaan kata yang luas dan
SPSS 17. Berikut hasil analisis korelasinya. kemampuan menyusun paragraf yang
Tabel 5. Uji Hipotesis (Korelasi) memadai.
Mahasiswa yang memiliki
Nilai Tes Nilai Tes
Lisan Tertulis kemampuan verbal memungkinkan untuk
Nilai Pearson bisa berkomunikasi atau men-jelaskan
Tes Correla argumen secara lisan mapun tertulis
Lisan tion 1 .538**
Sig. (2- berdasarkan pandangan dan pendapatnya
tailed) 0 sendiri secara nalar. Dikarenakan paham
N 180 180 terhadap konsep materi ajar. Jika
Nilai Pearson mahasiswa paham maka ada proses untuk
Tes Correla
Tertulis tion .538** 1 mengetahui dan mengingat akan konsep
Sig.(2- materi IPS yang telah diberikan. Diperkuat
tailed) 0
N oleh pendapat Murniayudi, Mustadi, &
180 180
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2- Jerusalem (2018: 175) bahwa mahasiswa
tailed). dikatakan paham akan konsep jika terjadi
proses men-transfer pengetahuan maupun
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
pengertian secara lisan atau tertulis
hasil uji hipotesis koefisien korelasi dengan
mengenai suatu fenomena ke dalam
sampel 180 mahasiswa dan taraf signifikan
berbagai macam kondisi yang sudah
5% diperoleh r hitung > r tabel yaitu 0,538
dianalisis sebelumnya melalui cara belajar
> 0,159 dan nilai signifikansi sebesar 0,01
maupun cara berpikir suatu ilmu. Sehingga
sehingga dilihat dari dasar pengambilan
informasi yang ingin digali oleh dosen dari
keputusan pada penelitian ini yaitu jika
mahasiswa terkait konsep IPS dapat
nilai signifikan <0,05 maka Ha diterima dan
tersampaikan dengan baik. Walaupun tidak
Ho ditolak, artinya ada korelasi antara
semuanya, tetapi sebagian besar mahasiswa
kemampuan menjawab soal tes lisan
seperti itu adanya. Hal tersebut
dengan tes tertulis.
menandakan bahwa ada korelasi atau ada
Korelasi tersebut dibuktikan dengan
hubungan antara kemampuan menjawab tes
mahasiswa yang dianggap mampu ketika
lisan dengan tes tertulis.
18
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

Berdasarkan nilai rata-rata dicermati adalah pemilihan instrumen baik


mahasiswa dari kedua tes tersebut diperoleh tes lisan maupun tertulis sebaiknya me-
79,6 untuk rata-rata hasil tes lisan. nyesuaikan dengan waktu dan kondisi, serta
Sementara untuk tes tertulis diperoleh rata- jenis materi yang akan diujikan. Sehingga
rata sebesar 78,65. Keduanya termasuk pemberian ins-trumen efektif jika dapat
dalam katagori baik. Pada implementasinya mengukur indikator dan tercapainya tujuan
jika dilihat dari nilai rata-rata kedua tes pembelajaran.
tersebut tidak terlalu jauh berbeda. Tidak
DAFTAR PUSTAKA
ada jenis instrumen yang dianggap paling
baik untuk dilaku-kan penilaian proses dan Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian
hasil belajar mahasiswa. Artinya pemilihan suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
instru-men harus menyesuaikan dengan
Devira, R. (2016). Peningkatan
waktu dan kondisi, serta jenis materi yang keterampilan berbicara meng-
akan diujikan. Dikatakan efektif jika gunakan metode investigasi
instrumen tersebut dapat mengukur kelompok peserta didik kelas IX
indicator dan tercapainya tujuan SMP negeri 2 bukittinggi. Jurnal
pembelajaran. Kiprah, 4(1),1-14.
Pemberian jenis instrumen kepada Elfiza, R. (2017). The effect of using
adventure game and picture to
mahasiswa untuk dilaksanakan tes lisan
improve extroverted students’
maupun tertulis dikembalikan lagi pada speaking skill. Jurnal Kiprah. 5(1),
tujuannya. Lebih baik lagi penggunaan 42-54.
antara keduanya divariasikan. Sehingga Fitriani. (2013). Perbandingan hasil
pemberian instrument akan dirasa tepat belajar biologi siswa SMA AL Islam
diberikan. Hal ini menghindari agar 3 surakarta melalui tes tulis dan tes
mahasiswa tidak menjadi pihak yang lisan ditinjau dari konsep diri.
(Naskah Publikasi). FKIP
dirugikan hanya karena kurang sesuai jenis
Universitas Muhammadiyah
tes yang diberikan. Padahal secara konsep Surakarta.
mahasiswa mampu untuk mendeskripsikan. Kumara, M. (2001). Dampak kemampuan
verbal terhadap kualitas ekspresi
SIMPULAN tulis.Jurnal Psikologi, 1, 35-40.
Berdasarkan hasil analisis data dan Murniayudi, H., Mustadi, A., & Jerusalem,
M. A. (2018). Reciprocal teaching:
pembahasan yang telah diuraikan, maka
Sebuah inovasi pembelajaran abad
dapat disimpulkan bahwa: (1) hasil tes 21 untuk meningkatkan pe-
lisanmahasiswa PGSD Unram termasuk mahaman konsep mahasiswa
dalam kategori baik dengan rata-rata PGSD, Premiere Educandum,
sebesar 79,6; (2) hasil tes tertulis Jurnal Pendidikan Dasar dan
mahasiswa PGSD Unram termasuk dalam Pembelajaran, 8(2), 173-184.
kategori baik dengan rata-rata 78,65; (3) https://doi.org/10.25273/pe.v8i2.33
08.
ada korelasi antara hasil belajar tes lisan
Muttaqin, Zaenal, M., &Kusaeri. (2017).
dengan hasil belajar tes tertulis. Mahasiswa Pengembangan instrumen penilaian
yang paham akan konsep materi, memiliki tes tertulis bentuk uraian untuk
hasil belajar IPS yang baik antara tes lisan pembelajaran PAI berbasis masalah
dengan tes tertulis. Hal yang perlu
19
Inteligensi: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 2, No.1, 2019. Hal 9-19

materi fiqih. Jurnal Tatsqif, 15(1), guru kelas V tema “sejarah


1-23. peradaban bangsa Indonesia”
Perkasa, A., & Izzati, N. (2018). Analisis dengan kompetensi dan prinsip
kesalahan siswa dalam penilaian IPS SD kurikulum 2013.
menyelesaikan soal tentang Jurnal Pendidikan Dasar
membaca denah. Jurnal Kiprah, Nusantara, 2(1), 21-31.
6(2), 48-53. Samad & Arshad, A. (2013). The use of
Priyatno, D. (2010). Teknik mudah dan portofolio as an assessment tool in
cepat melakukan analisis data the malaysian L2 classroom.
penelitian dengan SPSS. International Journal of English
Yogyakarta: Gaya Media Language Education, 1(1), 94-108.
Purwanta. (2010). Penggunaan penilaian Sands, D. (2014). Concepts and conceptual
berbasis kelas untuk meningkatkan understanding: what are we talking
kualitas proses dan hasil belajar about? ,10(I), 7–11.
siswa kelas IV SD negeri samirono https://doi.org/10.29311/ndtps.v0i1
yogyakarta pada mata pelajaran 0.510
IPS. Jurnal Penelitian.13(2), 147- Silviriyanti, D. (2019). Penerapan
168. Pembelajaran Kooperatif Model
Rahman, F., et all. (2011). Impact of Think-Pair-Square (TPS) Untuk
discussion method on students’ Meningkatkan Aktivitas dan
performance. International Journal Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIID
of Business and Social Science, Semester II SMP Negeri 20 Malang.
(2)7, 84-94. Jurnal Inteligensi: Ilmu Pendidikan,
Rokhmawan, &Adhy, D. (2009). UNITRI Press. 1(1),16-17.
Perbedaan hasil belajar antara tes http://dx.doi.org/10.33366/ilg.v1i2.
tertulis dengan tes lisan pokok 1353
bahasan konstruksi pondasi Sukardi. (2019). Metode penelitian
dangkal pada siswa program pendidikan: Kompetensi dan
keahlian teknik gambar bangunan praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
tingkat X SMK negeri 5 semarang Tyaningsih, R. Y. (2016). Keteram-pilan
tahun ajaran 2008/2009. (Skripsi). komunikasi lisan calon guru
FK Universitas Negeri Semarang. matematika pada mata kuliah proses
Ruhimat, M. (2018). Kompetensi belajar mengajar (MK PBM).
pembuatan instrumen peng-ukuran Jurnal Math Eduacator Nusantara,
hasil belajar oleh guru IPS smp di 2(1), 55-66.
kota bandung. Jurnal Lentera Wicaksono, H., Arini, E., & Kurnia, B.
Pendidikan. 21(2), 176-187. (2016). Pelaksanaan evaluasi
Saidah, K. (2016). Analisis kesesuaian pembelajaran IPS berbasis KTSP
Instrumen penilaian IPS pada buku kelas V. Jurnal Kreatif, 54-62.

Anda mungkin juga menyukai