KECAMATAN NGANTRU
SKRIPSI
Oleh :
Suci Ulandari
14186206226
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan cita-cita. Hal tersebut senada dengan Benyamin Bloom yang membagi
kriteria hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan
psikomotoris. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para
Hasil belajar IPA di SDN II Banjarsari relatif rendah. Oleh karena itu
yang peneliti peroleh saat melakukan pra penelitian, hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA di SDN II Banjarsari memiliki rerata yang rendah. Data
terdapat sebanyak 25% mendapatkan nilai ≥ 70 dan 75% lainnya belum tuntas
kelompok, tempat duduk siswa masih klasikal tidak ada variasi, siswa
adanya konfirmasi dari guru terhadap apa yang dilakukan siswa ketika
penyimpulan materi.
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor dari dalam meliputi kesehatan, bakat,
minat, motivasi, intelegensi dan juga faktor dari keluarga misalnya perhatian
orang tua terhadap anak apakah belum cukup atau malah kurang atau terdapat
masalah keluarga yang dibawa ke sekolah. Sedangkan faktor dari luar dapat
merupakan salah satu jenis dari model dalam pembelajaran kooperatif dengan
Dengan menggunakan model ini siswa di dalam kelas tidak hanya belajar dan
memahami materi yang disampaikan guru tetapi juga sambil bermain. Karena
metode ini siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga
2014: 98).
4
sebelum batas waktu diberi poin atau reward. Setelah satu babak,
kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
B. Rumusan Masalah
pembelajaran Make A Match terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
C. Tujuan Masalah
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Siswa Kelas V SDN II Banjarsari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Guru
c. Bagi Siswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Hasil Belajar
belajar dalam penelitian ini merupakan hasil belajar kognitif yang dapat
penelitian ini dapat dilihat dari ketuntasan perolehan hasil belajar IPA.
Model ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu cara
bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.
topik dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Model ini juga
bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Model
setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha
Match adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan kuat
model yang menciptakan hubungan baik antara guru dan siswa. Guru
tersebut juga dapat mengenai materi dan siswa dapat belajar secara
sebelum batas waktu diberi poin atau reward. Setelah satu babak,
12
kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
adalah :
maupun fisik.
presentasi.
3. Hakikat IPA
kumpulan fakta tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan juga sikap
ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. IPA juag dipandang sebagai
proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. IPA sebagai proses diartikan
produk diartikan sebagai hasil dari proses yang berupa pengetahuan yang
yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim,
3) IPA sebagai sikap ilmiah. Di dalam IPA ada beberapa sikap ilmiah
Beberapa hasil penelitian yang relevan tentang model pembelajaran Make A Match yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu
sebagai berikut :
No 1 2 3 4
Judul Pengaruh Model Keefektifan model Pengaruh model make a match pada Pengaruh model pembelajaran kooperatif
Kooperatif Tipe Make A pembelajaran make a pembelajaran IPA terhadap tipe make a match terhadap prestasi belajar
Match berbantuan peta match dan snowball aktivitas dan hasil belajar siswa matematika siswa kelas V SD Gugus I
pikiran terhadap hasil throwing terhadap hasil kelas IV SDN Gugus III Jumapolo Kec. Selat
belajar IPA Siswa Kelas belajar IPA kelas IV
V Sekolah Dasar SD Negri Lemahiring
01 Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang
Smt. 2 tahun ajaran
2015/2016
Nama Peneliti / Meida Dwi Sana Tiballa, Reza Willyan (2016) Nita Sulistyarini (2016) Robet artawa, dkk
Tahun dkk (2017)
Variabel Model Pembelajaran Model pembelajaran Model Pembelajaran Make A Model pembelajaran kooperatif tipe make
Penelitian Kooperatif Tipe Make A make a match dan Match (X) , Aktivitas dan Hasil a match (X) , Prestasi Belajar (Y)
Match (X) , Hasil Belajar snowball throwing Belajar (Y)
(Y) (X) , Hasil Belajar (Y)
Jenis Karya Jurnal Penelitian Skripsi Penelitian Skripsi Penelitian Kuantitatif Jurnal Penelitian Kuantitatif
Ilmiah Kuantitatif Kuantitatif
Hasil Terdapat perbedaan hasil Penggunaan model Model pembelajaran make a match Terdapat perbedaan prestasi belajar
Penelitian belajar IPA yang pembelajaran Make a berpengaruh signifikan terhadap Matematika yang signifikan antara siswa
signifikan antara siswa Match dengan aktivitas belajar siswa pada mata yang mengikuti pembelajaran dengan
yang mendapat perlakuan Snowball Throwing pelajaran IPA kelas IV di SDN 03 model pembelajaran kooperatif tipe make
model pembelajaran pada siswa kelas IV SD Jumapolo dan SDN 01 Jatirejo. Hal amatch dan siswa yang mengikuti
make a match berbantuan Negeri Lemahireng 01 tersebut ditunjukkan melalui hasil pembelajaran dengan pembelajaran
peta pikiran dan siswa Kecamatan Bawen analisis uji hipotesis yang konvensional pada siswa kelas V SD
16
yang tidak mendapat Kabupaten Semarang. dilakukan dengan uji gain dan uji t. SeGugus I Kecamatan Selat Kabupaten
perlakuan model Penerapan model Dari kedua uji tersebut Karangasem tahun pelajaran 2012/2013.
pembelajaran make a pembelajaran membuktikan adanya pengaruh Hal tersebut didasarkan pada hasil analisis
match berbantuan peta kooperatif tipe Make a yang signifikan hasil belajar data menggunakan uji-t, yang mana
pikiran pada siswa kelas Match merupakan “Sumber Daya Alam” antara kelas thitung = 5,07 dan ttabel (taraf signifikansi
V SDN 3 dan 1 Kaliuntu model pembelajaran eksperimen (menggunakan model 5%) = 2,00 atau t hitung > ttabel. Rata-rata
pada tahun ajaran yang lebih unggul dan make a match) dan kelas kontrol skor prestasi belajar Matematika siswa
2016/2017. Perbandingan dapat mencapai tujuan (metode caeramah bervariasi). yang belajar dengan model pembelajaran
hasil perhitungan rata- pembelajaran secara Ketuntasan belajar untuk kelas kooperatif tipe make a-match adalah 23,88
rata optimal dibandingkan eksperimen hampir mencapai (kategori sangat tinggi), sedangkan rata-
hasil belajar IPA model Snowball 100%, sedangkan untuk kelas rata skor prestasi belajar Matematika siswa
kelompok ekperimen Throwing pada siswa kontrol mencapai 66,7%. yang belajar dengan pembelajaran
adalah 25,84 lebih besar kelas IV SD Negeri konvensional adalah 17,75 (katagori
dari rata-rata hasil belajar Lemahireng 01 tinggi).
IPA kelompok kontrol Kecamatan Bawen
sebesar 18,59. Kabupaten Semarang
Semester II Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Hal ini dibuktikan dari
rata-rata nilai posttest
setelah diberikan
perlakuan
menggunakan model
pembelajaran Make a
Match yaitu sebesar
75,223 sedangkan nilai
rata-rata posttest
setelah diberikan
perlakuan
menggunakan model
pembelajaran Snowball
Throwing yaitu sebesar
69,37.
17
C. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Rancangan Penelitian
Equivalent Control Group Design. Hal tersebut karena hanya pada desain
kelompok kontrol (O3). Secara homogenitas, hasil pretest yang baik adalah
Kelompok Eksperimen 01 X 02
Kelompok Kontrol 03 X 04
Tabel 3.1 : Rancangan Penelitian (Sumber : Sugiyono,2014)
Keterangan :
model pembelajaran ini siswa menjadi lebih aktif karena siswa sendiri
Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha
2. Hasil Belajar
belajar dalam penelitian ini merupakan hasil belajar kognitif yang dapat
Dalam penelitian ini lebih menekankan pada ranah kognitif yang memiliki
F. Variabel Penelitian
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,
berupa kuantitatif maupun kualitatif. Bervariasi berarti terdapat lebih dari satu
objek. Salah satu contoh dari variabel adalah jenis kelamin. Jenis kelamin
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel
bebas. Berikut ini adalah variabel –variabel yang diteliti dalam peneliti, yaitu:
1. Variabel Bebas
2010: 6). Atau dapat dikatakan variabel bebas adalah variabel yang
huruf X.
22
2. Variabel Terikat
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
huruf Y.
1. Populasi
objek penelitian yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
3. Sampling Penelitian
yang akan dikenai sebagai objek penelitian. Cara yang digunakan untuk
menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
eksperimental.
2. Instrumen Penelitian
tes. Tes merupakan alat untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya
atau latihan serta alat tes lainnya (Arikunto, 2010 193). Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar berbentuk soal
3. Cara Penskoran
Tes yang diberikan berupa soal uraian. Item soal yang dijawab benar
mendapat skor 1 dan item soal yang dijawab salah atau tidak diisi
mendapat skor 0.
berikut :
B
Nilai = x 100 ………………….. (Poerwanti, 2008: 6-9)
N
Keterangan:
4. Kriteria Nilai
I. Analisis Data
1. Uji Validitas
NΣ xy − ( Σ x ) ( Σy )
r xy =
√[ NΣx2 − (Σx )2 ] [ NΣy2 − ( Σy)2 ]
………………… (1)
Keterangan :
N = Jumlah sampel
Kaidah Pengujian
27
1. Jika rhitung ³ dari rtabel maka item angket dinyatakan valid dan dapat
2. Jika nilai rhitung ≤ dari rtabel maka item angket dinyatakan tidak valid dan tidak
Keterangan :
Jika thitung lebih besar dari ttabel maka data atau instrumen dapat
dikatakan valid, dengan taraf signifikasi sebesar 5%. Jika t hitung lebih kecil
dari ttabel maka data atau instrumen dapat dikatakan tidak valid, dengan
2. Uji Reliabilitas
berikut :
2
k Ʃ σb
r 11 =( )(1− 2 ) .................................... (3)
(k−1) σt
Keterangan
2
σt = varians total (Arikunto, 2013: 239)
Kriteria jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel dengan taraf signifikasi
5% maka angket dinyatakan reliabel.Jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai rtabel maka
dengan taraf signifikan 5% maka angket dinyatakan tidak reliabel. Tahapan uji
3. Uji Normalitas
4. Uji Homogenitas
kedua kelompok homogen atau tidak. Acuan varian data kedua kelompok
statistic-explore.
5. Uji Hipotesis
dengan menggunakan uji t. Menurut Riduwan & Sunarto (2009) tujuan uji
dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 20. Uji t
ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan ttabel pada tingkat α