Anda di halaman 1dari 10

Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM PENERAPAN


MODEL INQUIRY, GROUP INVESTIGATION DAN KONVENSIONAL SISWA
KELAS VII SMPN 35 SAMARINDA

Sugeng *)
Wahyu Candra Ning Duwi
Abdul Basir
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Mulawarman
Email:*)sugeng@fkip.unmul.ac.id

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian eksperimen semu ini untuk mengungkap perbedaan hasil
belajar Matematika pada pembelajaran yang menerapkan model Inquiry, Group Inves-
tigation dan Konvensional siswa kelas VII SMPN 35 Samarinda tahun ajaran 2019/2020.
Penelitian ini menggunakan Nonequivalent Group Pretest Posttest Design dan
populasinya adalah siswa kelas VII-A sampai VII-D. Adapun siswa kelas VII-A sampai
VII-C merupakan sampel terpilih dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
menggunakan instrumen observasi, dokumentasi dan tes. Untuk memperoleh informasi
keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan observasi; data sekunder melalui
dokumentasi, dan tes data skor hasil belajar menggunakan tes. Sebelum melakukan
pengambilan data, soal tes diujicobakan kepada siswa kelas VII-H SMPN 7 Samarinda
yang berjumlah 36 siswa. Anova Satu Jalur digunakan untuk menganalisis data dengan
taraf signifikan pengujian 5%. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara hasil belajar Matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan
model Inquiry, Group Investigation dan Konvensional. Hasil analisis uji lanjut diperoleh
bahwa hasil belajar matematika dengan model Inquiry dan Konvensional tidak berbeda.
Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa pada
model Group Investigation dan Konvensional.

Kata kunci: Model Inkuiri, Model Investigasi Kelompok, Model Konvensional, Hasil
Belajar Matematika

ABSTRACT
The purpose of this pseudo-experimental research is to reveal differences in
Mathematics learning outcomes in learning that applies the Inquiry, Group Investigation
and Conventional models for 7th grade students of SMPN 35 Samarinda for the
2019/2020 school year. This study used Nonequivalent Group Pretest Posttest Design
and the population was students in 7th A, B, C, D grades. The students of classes 7th A, B,
C are selected samples with purposive sampling techniques. Data collection using
observation instruments, documents, documents and tests. To obtain information on the
implementation of the learning process using observation; secondary data through
documentation, and test learning outcomes score data using the test. Before taking the

Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional 81
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

data, the test items were tested on 7th grade students of SMPN 7 Samarinda, totaling 36
students. One-Way Anova was used to analyze data with a significant level of 5%
testing. The results showed that there was a significant difference between the learning
outcomes of mathematics students whose learning applied the Inquiry, Group
Investigation and Conventional models. The results of the further test analysis obtained
that the results of learning mathematics with the Inquiry and Conventional models were
no different. In addition, there are significant differences between students' mathematics
learning outcomes in the Group Investigation and Conventional models.

Keywords: Inquiry Model, Group Investigation Model, Conventional Model,


Mathematics Learning Outcomes

PENDAHULUAN demikian mengakibatkan siswa kesulitan


dalam menyelesaikan soal matematika
Matematika sebagai ilmu dasar
sehingga rata-rata nilai hasil belajar
untuk pengembangan segala ilmu peng-
matematika siswa belum mencapai
etahuan, sehingga sangat penting di-
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di
pelajari, karena matematika Namun,
SMPN 35 Samarinda yaitu 75.
faktanya matematika sebagai salah satu
Kurang aktifnya siswa dan proses
pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
pembelajaran dapat diatasi dengan
Selain memiliki banyak rumus, pelajaran
mengaktifkan siswa melalui pembelajaran
matematika juga dianggap sulit karena
model pembelajaran aktif, seperti inquiry,
guru sering menggunakan model pem-
group investigation. Berdasarkan kondisi
belajaran kurang cocok terhadap materi
ini, perlu diteliti tentang perbedaan hasil
yang diajarkan.
belajar matematika dengan menerapkan
Hasil pengamatan di kelas VII
model inquiry, group investigation dan
SMPN 35 Samarinda ditemukan beberapa
konvensional siswa kelas VII SMPN 35
masalah. Pertama, guru menjelaskan
Samarinda tahun ajaran 2019/2020.
materi pelajaran dan memberikan contoh-
Hasil belajar merupakan hasil dari
contoh hanya secara lisan. Kedua,
kegiatan belajar mengajar; pada pihak
sebagian siswa kurang fokus ketika
guru merupakan kegiatan mengajar yang
penjelasan materi, merasa kebingungan
diakhiri evaluasi belajar; pada siswa
dan kurang paham terhadap materi yang
merupakan puncak dari proses belajar
diajarkan. Ketiga, dalam proses
(Suardi, 2018) dan sebagai perubahan
pembelajaran guru tidak menggunakan
perilaku baik perubahan kognitif, afektif,
media seperti Lembar Kegiatan Peserta
dan atau psikomotorik seseorang yang
Didik (LKPD), media pembelajaran
terjadi setelah menempuh kegiatan
seperti LCD, dan tidak menggunakan alat
pembelajaran. (Matondang dkk., 2019)
bantu seperti penggaris, sehingga diberi-
Model pembelajaran adalah suatu
kan siswa kesulitan menyelesaikan ketika
perencanaan guna membentuk kurikulum,
diberikan soal-soal. Keempat, siswa yang
bahan ajar dan rincian proses
belum memahami materi ajar lebih
pembelajaran baik di kelas atau lainnya
memilih diam daripada meminta guru
(Rusman, 2011); sebagai proses
untuk menjelaskan ulang. Kondisi
penciptaan lingkungan yang dapat
82 Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

memacu proses interaksi siswa sehingga diperuntukkan seluruh siswa dan sesuai
terjadi perkembangan pada diri siswa jadwal; (c) penyajiannya lebih berbentuk
(Amri, 2013). ceramah, tugas tertulis, dan disertai
Pembelajaran dengan Model Inquiry media; (d) mengutamakan proses me-
melibatkan siswa aktif dengan meng- ngajar; (e) siswa bersikap pasif; (f)
ajukan pertanyaan, mencari informasi, kecepatan siswa belajar mengikuti laju
dan melakukan penyelidikan, serta ber- penyajian guru membelajarkan; (g) pem-
tujuan agar siswa mampu membangun berian penguatan setelah diadakan
kecakapan intelektual dalam proses evaluasi; (h) keberhasilan siswa dalam
berpikir reflektif. Selain itu, dalam model belajar dilakukan penilaian oleh guru; (i)
ini guru memberi kesempatan pada siswa guru berfungsi sebagai penyalur penge-
untuk menjadi problem-solver, saintis tahuan; dan (j) siswa menjalani tes aatu
atau ahli mate-matika sehingga dengan ulangan lebih dari sekali terhadap materi
melalui kegiatan itu siswa berpotensi pelajaran, kemudian guru menentukan
mampu untuk menerapkan dan skor untuk mengisi raport.
menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi Pada penelitian ini, materi yang
dirinya. Model pem-belajaran Inquiry diteliti yaitu Aritmetika Sosial, yang men-
mencakup beberapa tahap, yaitu orientasi, cakup (a) Persentase keuntungan, (b)
merumuskan masalah, merumuskan Persentase kerugian, (c) Bunga, (d) Bruto,
hipotesis, (d) mengumpulkan data, (e) (e) Neto, dan (f) Tara. Materi tentang
menguji hipotesis, dan (f) merumuskan Bunga berkaitan dengan jasa yang diberi-
kesimpulan. (Fathurrohman, 2015) kan pihak peminjam kepada pihak yang
Model Group Investigation sebagai meminjamkan modal; atau pihak bank
salah satu bentuk model pembelajaran memberikan kepada pihak penabung atas
kooperatif yang menitikberatkan siswa persetujuan bersama.
aktif mencari informasi secara mandiri
yang berhubungan dengan materi yang METODE PENELITIAN
akan dipelajari (Kurniasih & Sani, 2015). Penelitian ini menggunakan pende-
Informasi ini dapat bersumber dari buku katan kuantitatif, jenisnya eksperimen
teks pelajaran, buku di perpustakaan, semu dengan nonequivalent group pretest
internet dan lainnya yang memiliki posttest design. Desain ini melibatkan
referensi dapat dipercaya. Terdapat 6 kelompok kontrol sebagai pembanding
tahapan pada model pembelajaran Group atas pemberian perlakuan pada kelompok
Investigation, yaitu menyeleksi tema, eksperimen. Tujuannya adalah meng-
merancang kerjasama, pelaksanaan, identifikasi keadaan seimbang atau
analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir tidaknya model pembelajaran Inquiry,
dan melakukan evaluasi. Group Investigation dan Konvensional.
Zulyadaini (2017) mengungkapkan Dalam desain ini, kelompok eksperimen
beberapa ciri model pembelajaran dan kontrol tidak dipilih secara acak,
Konvensional, yaitu (a) perumusan tujuan sebagai-mana terlihat pada Gambar 1.
tidak spesifik berbentuk perilaku yang
teramati dan terukur; (b) bahan ajar
Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional 83
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

Non Random I O1 X1 O2 Data yang dianalisis adalah data selisih


Non Random II O3 X2 O4 nilai Pretest dengan nilai Posttest (D).
Non Random III O5 O6 Teknik analisis menggunakan uji Anova
Gambar 1. Nonequivalent Group Pretest satu jalur, yang sebelumnya dilakukan uji
Posttest Design asumsi.

Pelaksanaan penelitian bertempat di HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-


SMPN 35 Samarinda pada semester HASAN
genap tahun ajaran 2019/2020. Siswa Dalam penelitian, kelas VII-A se-
kelas VII-A, B, C dan D (semua kelas) bagai kelas eksperimen dan VII-B se-
sebagai populasi penelitian. Sampel di- bagai kelas kontrol. Perlakuan pada kelas
pilih dengan teknik Sampling Purposive eksperimen pertama berupa penerapan
dengan pertimbangan dapat memberi model pembelajaran Inquiry, kelas eks-
informasi jelas dan akurat. perimen kedua dengan model pem-
Untuk memilih sampel penelitian, belajaran Group Investigation dan kelas
peneliti melakukan tes dua butir soal kontrol dengan model Konvensional.
uraian materi Bilangan Bulat dan pecahan
ke kelas VII-A, B, C dan D SMPN 35 Tabel 1. Skor Pretest Kelas Eksperimen
Samarinda. Hasil tes dianalisis dengan uji dan Kontrol
Kruskal-Wallis kemudian dilanjutkan uji Kelas
Nilai
Mann-Whitney. Hasil pengujian me- VII A VII B VII C
nunjukkan kelas yang dipilih menjadi Rata-Rata
sampel penelitian (kelas VII A, B, C) Standar Deviasi
tersebut tidak terdapat perbedaan yang Maksimum
signifikan. Ini berarti siswa-siswa ketiga Minimum
kelas tersebut mempunyai tingkat
kemampuan yang sama atau ketiga kelas Tabel 2. Skor Posttest Kelas Eksperimen
tersebut homogen. dan Kontrol
Pengumpulan data mengggunakan
Kelas
teknik observasi, dokumentasi dan tes. Nilai
VII A VII B VII C
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pedoman Rata-Rata 47,12 41,79 56,49
observasi, dokumentasi dan soal tes. Soal Standar Deviasi 20,60 23,98 23,58
tes yang digunakan adalah soal Pretest Maksimum 82,35 92,16 98,04
dan soal Posttest materi Aritmetika Minimum 1,96 9,80 21,57
Sosial. Soal tes yang digunakan berupa
soal essai dengan jumlah soal sebanyak 7 Berdasar capaian belajar siswa
butir soal. tersebut, kenaikan rata-rata nilai hasil
Soal-soal dalam instrumen tes harus belajar kelas eksperimen II adalah
memenuhi kriteria indeks kesukaran, lebih tinggi jika dibandingkan dengan
indeks pembeda dan reliabilitas. Analisis kenaikan rata-rata nilai hasil belajar kelas
data menggunakan bantuan SPSS 21.0. eksperimen I sebesar maupun
84 Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

kenaikan rata-rata nilai hasil belajar kelas Nilai uji Kolmogorov-Smirnov


kontrol sebesar . Berdasarkan rata- menunjukkan taraf signifikan statistik
rata nilai hasil belajar tersebut, nilai yang Sig.= 0,004. Karena Sig.< yaitu
diperoleh siswa pada pembelajaran signifikan statistik kurang daripada taraf
dengan model pembe-lajaran Inquiry dan signifikan pengujian maka data nilai D
Konvensional adalah lebih rendah berdistribusi tidak normal.
daripada menggunakan model Group
Investigation. Penguji Homogenitas varians, dengan
Perlakuan dalam eksperimen berpedoman pada hipotesis statistik:
berben-tuk pembelajaran materi :
Aritmetika Sosial yang dilaksanakan 5 : untuk
kali pertemuan. Sebelum aktivitas
dan terlihat dalam Tabel 5.
pengukuran, dilakukan uji coba soal
Pretest dan soal Posttest di SMPN 7
Tabel 5. Uji Homogenitas Varians
Samarinda di kelas VII H. Hasil selisih
nilai Pretest dengan Posttest Materi Statistik Levene df1 df2 Sig.
Aritmetika Sosial terlihat di Tabel 3.
.667 2 88 .516
Tabel 3. Statistik Nilai D
Kelas Dari uji Levene diperoleh Sig.=
Nilai
VII A VII B VII C 0,516 dan karena lebih dari
Rata-Rata taraf signifikan pengujian maka
Standar Deviasi diterima dan H0 ditolak. Dengan
Max demikian, data yang diteliti dari
Min populasi dengan variansi yang
homogen.
Data nilai D (selisih) tersebut adalah data
yang digunakan dalam analisis Anova 2. Teknik Anova Satu Jalur
satu jalur dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji asumsi,
1. Uji Asumsi ternyata data tidak memenuhi syarat uji
Sebelum uji Anova Satu Jalur, perlu karena sebaran data tidak berdistribusi
dilakukan pemeriksaan asumsi untuk normal, sehingga untuk menguji
mengetahui kelayakan data yang diuji hipotesis digunakan teknik Anova satu
teknik tersebut. Pengujian asumsi terdiri jalur melalui Bootstrap dengan peng-
uji normalitas dan homogenitas varians. ulangan data sebanyak 5000 kali dan
Pengujian normalitas dengan Uji interval keyakinan sebesar 95%. Menurut
Kolmogorov-Smirnov dan taraf Pandu & Nisa (2018), salah satu ke-
signifikan pengujiannya =0,05, terlihat untungan metode Bootstrap adalah jika
di Tabel 4. berdasar asumsi parametrik, Bootstrap
Tabel 4. Uji Normalitas mampu menyediakan jawaban lebih
KS Df Sig. akurat. Tujuan lainnya, jika sampel ber-
0.116 91 0.004 ukuran kecil dan data bukan mempunyai
Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional 85
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

distribusi normal. Oleh karena itu, peng- Lower –12,220, nilai Upper 5,637
gunaan Bootstrap untuk melakukan serta pada interval keyakinan
perbaikan ukuran sampel sehingga men- memuat nol maka rata-rata hasil
capai panaksiran akurat dan evaluasi belajar kedua kelas tidak berbeda.
terhadap kebenaran penaksiran.
Tabel 7. Hasil Uji Tukey
Model statistik Anova satu jalur Bootstrapa
Hasil uji Anova satu jalur terlihat (I) (J) 95% Confidence
KEL KEL Std. Interval
pada Tabel 6. Bias
Error
Lower Upper
2 -.04782 4.485 -12.220 5.637
1
Tabel 6. Hasil Anova Satu Jalur 3 -.15482 4.037 -22.581 -6.787
1 .04782 4.485 -5.637 12.220
2
Mean 3 -.10700 4.504 -20.253 -2.596
F Sig. 3 1 .15482 4.037 6.787 22.581
Square
Between Groups 1830.446 6.402 .003 Unless otB bootstrap results are based on 5000
bootstrap samples
Within Groups 285.923

b. Rata-rata skor hasil belajar


Dari uji Anova satu jalur diperoleh matematika antara siswa kelas VII-A
taraf signifikan statistik , dan kelas VII-C, memiliki nilai Lower
karena Sig.=0,05 yaitu taraf signifikan –22,581 dan nilai Upper sebesar VII-
statistik kurang dari taraf signifikan C, memiliki nilai Lower –6,787
pengujian maka ditolak atau terdapat sehingga pada interval keyakinan itu
perbedaan hasil belajar matematika tidak memuat nol maka rata-rata
yang signifikan dalam menerapkan kedua kelas tersebut berbeda.
model Inquiry,Group Investigation dan c. Rata-rata skor hasil belajar
Konven- sional pada siswa kelas VII matematika antara siswa kelas VII-B
SMPN 35 Samarinda. dan kelas VII-C, memiliki nilai Lower
–20,253 dan nilai Upper –2,597 dan
3. Uji Lanjut pada interval keyakinan tersebut tidak
Dari ketiga model pembelajaran, memuat nol maka rata-rata nilai hasil
untuk menentukan antar-model yang belajar kedua kelas tersebut berbeda.
memiliki perbedaan hasil belajar
matematika dengan model pembelajaran Hasil penelitian menunjukkan
yang lain, menggunakan uji lanjut bahwa hasil belajar matematika antara
Anova yaitu uji Tukey disertai dengan menerapkan tiga model
Bootstrap dengan pengulangan data pembelajaran terdapat perbedaan
sebanyak 5000 kali dan interval signifikan. Berdasarkan uji lanjut,
keyakinan 95% dan taraf signifikan diperoleh bahwa antara penerapan model
pengujian . Tabel 7 merupakan pembe-lajaran (a) Inquiry dan Group
hasil uji Tukey. Investigation terdapat perbedaan
a. Rata-rata skor hasil belajar signifikan; (b) Inquiry dan Konvensional
matematika antara siswa kelas VII- tidak terdapat perbedaan, dan (c) Group
A dan kelas VII-B, memiliki nilai Investigation dan Konvensional terdapat
86 Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

perbedaan signifikan, hasil rata-rata skor Ekspositori pada pembelajaran


pada Group Investigation lebih tinggi matematika.
daripada Konvensional. Dengan demikian Hasil penelitian kurang mendukung
model yang paling cocok untuk membela- Fitriani (2017), bahwa ada perbedaan ke-
jarkan Matematika bagi siswa kelas VII di mampuan dasar kinerja ilmiah mahasiswa
SMPN 35 Samarinda, satu diantara ketiga antara yang menggunakan model Inquiry
model tersebut adalah model dan model group investigasi; yang
pembelajaran Group Investigation. ternyata model inquiry lebih baik
Hasil penelitian ini mendukung daripada model Group Investigation
Pranata (2016), bahwa dengan model dalam meningkatkan kemampuan dasar
pembelajaran Group Investigation yang kerja ilmiah. Penelitian tidak sejalan
berbantuan alat peraga mampu mening- dengan Siagian & Nurfitriyanti (2015)
katkan kemampuan penguasaan konsep- bahwa untuk mahasiswa yang kemampu-
konsep matematika. Penelitian ini men- an kreativitasnya rendah, tidak terdapat
dukung Aini dkk. (2018), bahwa pe- perbedaan hasil belajarnya dalam pem-
ningkatan penguasaan konsep biologi dan belajaran dengan inquiry dan
kemampuan berfikir kritis pada pem- konvensional. Selain itu, hasil penelitian
belajaran menggunakan model Group ini kurang mendukung penelitiannya
Investigation adalah lebih baik jika Istikharoh dkk. (2019) bahwa dengan
dibandingkan pembelajaran dengan adanya perbedaan hasil belajar matematik
Guided inquiry. Penelitian juga men- menggunakan model pembelajaran open
dukung Linuhung & Sudarman (2016), ended dan Group Investigation menunjuk-
kemampuan penalaran matematis pada kan dengan memberikan keleluasaan
pembelajaran Group Investigation lebih berfikir yang ilmiah akan memunculkan
tinggi daripada konvensional. Juga men- kemampuan berfikir kritis dan kreatif
dukung penelitian Gani dkk. (2021) siswa dalam kegiatan proses ilmiah untuk
bahwa dengan menerapkan model pem- mencari dan menemukan jawaban
belajaran discovery dan PBL menyebab- sehingga lebih berhasil belajarnya.
kan adanya perbedaan hasil belajar siswa,
dan pada pembelajaran discovery pen- KESIMPULAN
capaian rata-rata hasil belajar lebih tinggi, 1. Berdasarkan hasil analisis dengan
yang berarti model discovery lebih efektif Anova satu jalur, baik dengan SPSS
daripada model PBL. Sejalan dengan ataupun secara manual, terdapat
penelitian Triatma dkk. (2020) bahwa perbedaan hasil belajar siswa pada
melalui pembelajaran inkuiri ternyata penerapan model Inquiry, Group
mampu meningkatkan penalaran mate- Investigation dan Konvensional
matis siswa. Penelitian ini mendukung dalam pembelajaran Matematika
Sugeng dkk. (2021) berkenaan dengan siswa kelas VII SMPN 35 Samarinda
penerapan metode inkuiri, selain berbeda (nilai Sig.=0,0003; Fhitung=0,0003,
secara signifikan juga rata-rata hasil Ftabel=3,10 taraf signifikan pengujian
belajar siswa lebih tinggi daripada dengan
=0,05).

Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional 87
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

2. Berdasarkan uji Tukey, rata-rata nilai Menggunakan Model Pembelajaran


hasil belajar siswa pada kelas yang Inkuiri Dan Group Investigation.
menggunakan model Inquiry Bioedusiana: Jurnal Pendidikan
Biologi, 2(1): 109-116.
dibanding-kan dengan kelas yang
https://doi.org/10.34289/277896
menggunakan model konvensional,
tidak berbeda signifikan, pada Gani, R. A., Anwar, W. S., & Aditiya, S.
(2021). Perbedaan Hasil Belajar
interval keyakinannya memuat nol
Melalui Model Discovery Learning
pada pembelajaran Mate-matika kelas Dan Problem Based Learning.
VII SMPN 35 Samarinda. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran
3. Berdasarkan uji Tukey terdapat Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda),
perbedaan yang signifikan untuk rata- 4(1): 54-59.
rata pencapaian nilai hasil belajar https://doi.org/10.55215/jppguseda.
siswa kelas yang menggunakan v4i1.3192
model Group Investi-gation Istikharoh, Nurimani, & Kurniawan, B.
dibandingkan kelas yang (2019). Perbedaan Hasil Belajar
menggunakan model Konvensional, Matematika Siswa melalui
Pendekatan Open-Ended dan
pada interval keyakinan tidak
Contextual Teaching and Learning
memuat nol pada pembelajaran di SMK Bina Nusa Mandiri Jakarta.
Matematika kelas VII SMPN 35 Prosiding Seminar Nasional
Samarinda. Pendidikan STKIP Kusuma Negara,
PMAT-025.
DAFTAR PUSTAKA Kurniasih, I., & Sani, B. (2015). Ragam
Aini, Z., Ramdani, A., & Raksun, A. Pengembangan Model
(2018). Perbedaan Penguasaan Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Konsep Biologi Dan Kemampuan Profesionalitas Guru. Kata Pena.
Berpikir Kritis Siswa Kelas X Pada Linuhung, N., & Sudarman, S. W. (2016).
Penerapan Model Pembelajaran Pengaruh Pembelajaran Kooperatif
Kooperatif Tipe Group Tipe Group Investigation (GI)
Investigation Dan Guided Inquiry Terhadap Kemampuan Penalaran
Di MAN 1 Praya. Jurnal Pijar Matematis Siswa MTs. AKSIOMA:
Mipa, 13(1): 19-23. Jurnal Program Studi Pendidikan
https://doi.org/10.29303/jpm.v13i1. Matematika, 5(1): 52-60.
466 https://doi.org/10.24127/ajpm.v5i1.
465
Amri, S. (2013). Pengembangan dan
model pembelajaran dalam Matondang, Z., Djulia, E., Sriadhi, S., &
kurikulum 2013. Prestasi Pustaka. Simarmata, J. (2019). Evaluasi
Hasil Belajar. Yayasan Kita
Fathurrohman, M. (2015). Model-model
Menulis.
Pembelajaran Inovatif: Alternatif
Desain Pembelajaran yang Pandu, A., & Nisa, K. (2018).
Menyenangkan. Ar-Ruzz Media. Perbandingan MVE-Bootstrap Dan
MCD-Bootstrap Dalam Analisis
Fitriani, R. (2017). Perbedaan
Regresi Linear Berganda Pada Data
Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah
Berukuran Kecil yang Mengandung
Mahasiswa Biologi Yang
Pencilan. Prosiding Seminar
88 Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

Nasional Metode Kuantitatif 2018, Sugeng, S., Andriani, L., & Labulan, P.
2, 192–201. M. (2021). Perbedaan Hasil Belajar
Matematika Siswa Yang Diberi
Pranata, E. (2016). Implementasi Model
Pembelajaran Dengan Metode
Pembelajaran Group Investigation
Inquiry Dan Ekspositori Pada Kelas
(GI) Berbantuan Alat Peraga Untuk
X SMKN 12 Samarinda.
Meningkatkan Kemampuan
Primatika : Jurnal Pendidikan
Pemahaman Konsep Matematika.
Matematika, 10(2): 107-116.
JPMI (Jurnal Pendidikan
https://doi.org/10.30872/primatika.v
Matematika Indonesia), 1(1), 34–
10i2.675
38.
https://doi.org/10.26737/jpmi.v1i1.8 Triatma, S., Utami, C., & Wahyuni, R.
0 (2020). Efektivitas Model
Pembelajaran Inquiry Untuk
Rusman. (2011). Model-Model
Meningkatkan Penalaran Matematis
Pembelajaran: Mengembangkan
Siswa Pada Materi Peluang. Journal
Profesionalisme Guru.
of Educational Review and
RajaGrafindo Persada.
Research, 3(1): 39–44.
Siagian, R. E. F., & Nurfitriyanti, M. https://doi.org/10.26737/jerr.v3i1.20
(2015). Metode Pembelajaran 49
Inquiry dan Pengaruhnya terhadap
Zulyadaini, Z. (2017). Perbandingan Hasil
Hasil Belajar Matematika ditinjau
Belajar Matematika Model
dari Kreativitas Belajar. Formatif:
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA,
Coop-Coop Dengan Konvensional.
2(1): 35-44
Jurnal Ilmiah Universitas
https://doi.org/10.30998/formatif.v2
Batanghari Jambi, 16(1): 153-158.
i1.85
https://doi.org/10.33087/jiubj.v16i1.
Suardi, M. (2018). Belajar & 96
Pembelajaran. Deepublish.

Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional 89
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir
Jurnal PRIMATIKA, Volume 11, Nomor 2, Desember 2022

90 Perbedaan hasil belajar matematika dalam penerapan model inquiry, group investigation dan konvensional
Sugeng – Wahyu Candra Ning Duwi – Abdul Basir

Anda mungkin juga menyukai