Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI
2 KASIHAN

Reny Tri Setia Ningsih

Universitas PGRI Yogyakarta

Setiacelaluw24@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada
materi bangun ruang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kasihan.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa
kelas VIII B SMP Negeri 2 Kasihan sebanyak 31 siswa. Objek penelitian ini adalah
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Variabel penelitian ini adalah
minat dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif
antara guru matematika kelas VIII B SMP Negeri 2 Kasihan dan peneliti. Desain
penelitian menggunakan desain Kemmis dan MC. Taggart dengan tahapan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, angket, tes hasil belajar, catatan lapangan, dan dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
kelas VIII B SMP Negeri 2 Kasihan dapat disimpulkan bahwa: (1) rata-rata minat
belajar siswa pada pra tindakan sebesar 57,28% dengan kriteria sedang menjadi 78,83%
dengan kriteria tinggi pada siklus I dan meningkat menjadi 81,63% dengan kriteria
tinggi pada siklus II; (2) hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata 49,29 dengan
ketuntasan 16,13% (kriteria rendah) pada pra tindakan menjadi 76,23 dengan ketuntasan
76,67% (kriteria tinggi) pada siklus I dan meningkat menjadi 84,67 dengan ketuntasan
86,67% (kriteria tinggi) pada siklus II; (3) keterlaksanaan pembelajaran siklus I sebesar
74,99% dengan kriteria sedang meningkat menjadi 89,13% dengan kriteria tinggi pada
siklus II.

Kata kunci: Minat, hasil belajar, dan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
1. PENDAHULUAN VIIIB SMP Negeri 2 Kasihan, peneliti
Berdasarkan pengamatan memperoleh data bahwa minat belajar
peneliti yang dilakukan di SMP Negeri siswa terhadap mata pelajaran
2 Kasihan kelas VIIIB pada matematika yaitu 12,90% dengan
pembelajaran matematika, peneliti kualifikasi kurang dan 87,10% dengan
menemukan bahwa dalam proses kualifikasi sedang dari jumlah siswa
pembelajaran masih berpusat pada sebanyak 31 siswa. Hal ini tentu masih
guru dengan metode ceramah disertai memprihatinkan mengingat bahwa
mencatat. Siswa hanya mendengarkan matematika merupakan ilmu yang
dan mencatat materi yang disampaikan sangat penting bagi siswa.
oleh guru. Dalam proses ini tidak Berdasarkan hasil ulangan
terjadi timbal balik antara siswa harian matematika kelas VIIIB SMP
dengan guru atau semacam transfer Negeri 2 Kasihan pada materi sebelum
ilmu saja. dilaksanakan penelitian diperoleh nilai
Dalam proses pembelajaran, rata-rata kelas sebesar 49,29. Dengan
pada saat guru menjelaskan materi dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
memberikan contoh soal hanya yang telah ditetapkan di sekolah
sebagian siswa yang memperhatikan sebesar 75. Dari hasil ulangan harian
dengan baik. Adanya indikasi siswa tersebut hanya 5 siswa yang mencapai
tidak berminat belajar matematika nilai KKM dari jumlah 31 siswa. Pada
adalah siswa berbicara dengan teman pelajaran matematika di SMP Negeri 2
tanpa memperhatikan penjelasan Kasihan, diharapkan 80% siswa yang
materi pelajaran yang disampaikan nilainya sudah mencapai KKM
oleh guru, siswa kurang konsentrasi sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa
ketika pelajaran matematika, dan siswa hasil belajar matematika siswa kelas
merasa bosan dalam mengikuti VIIIB SMP Negeri 2 Kasihan masih
pelajaran matematika. Saat diberikan rendah.
kesempatan oleh guru untuk bertanya Berdasarkan latar belakang
siswa cenderung diam dan enggan tersebut, maka peneliti mengambil
menanyakan apa yang tidak mereka judul “Upaya Meningkatkan Minat dan
pahami. Hasil Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan analisis data melalui Model Pembelajaran
angket minat belajar siswa yang sudah Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa
diberikan peneliti kepada siswa kelas Kelas VIIIB SMP Negeri 2 Kasihan”.
Tujuan yang ingin dicapai A. Pembelajaran Matematika
dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk Pembelajaran menurut
meningkatkan minat belajar Rusman (2012: 134) merupakan
matematika pada siswa kelas VIIIB “proses interaksi antara guru
SMP Negeri 2 Kasihan dengan dengan siswa, baik interaksi secara
penerapan model pembelajaran langsung seperti kegiatan tatap
kooperatif tipe Jigsaw. 2) Untuk muka maupun secara tidak
meningkatkan hasil belajar matematika langsung, yaitu dengan
pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 menggunakan berbagai media
Kasihan dengan penerapan model pembelajaran”.
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Ruseffendi dalam Heruman
Manfaat yang diharapkan dari hasil (2013: 1) mengemukakan bahwa
penelitian ini adalah: 1) Bagi siswa: “matematika adalah bahasa
Diharapkan melalui penerapan model simbol; ilmu deduktif yang tidak
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menerima pembuktian secara
dapat meningkatkan minat dan hasil induktif; ilmu tentang pola
belajar matematika siswa. 2) Bagi keteraturan, dan struktur yang
guru: Sebagai masukan untuk terorganisasi, mulai dari unsur
mengembangkan dan menerapkan yang tidak didefinisikan, ke unsur
model pembelajaran yang bervariasi yang didefinisikan, ke aksioma
dari upaya memperbaiki kinerja dan atau postulat, dan akhirnya ke
profesionalisme guru dalam dalil”.
pembelajaran. 3) Bagi sekolah: Dengan demikian dapat
Sebagai masukan dan dasar pemikiran disimpulkan bahwa pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas matematika merupakan proses
pembelajaran di sekolah menggunakan perubahan siswa yang diperoleh
pendekatan-pendekatan yang tepat. 4) setelah siswa berinteraksi dengan
Bagi peneliti: Penelitian ini diharapkan lingkungannya dan siswa harus
mampu meningkatkan pengetahuan menemukan sendiri berbagai
dan pengalaman peneliti dalam pengetahuan yang diperlukan.
menerapkan model pembelajaran Dalam pembelajaran matematika
berdasarkan ilmu yang diperoleh kegiatan utamanya dilakukan oleh
selama proses perkuliahan. siswa sedangkan guru hanya
2. LANDASAN TEORI berperan sebagai motivator dan
fasilitator selama pembelajaran stimulus yang ada di lingkungan,
berlangsung. yang menyediakan skema yang
B. Minat Belajar terorganisasi untuk mengasimilasi
Menurut Slameto (2013: stimulus-stimulus baru dan
180) “minat adalah suatu rasa menentukan hubungan di dalam
lebih suka dan rasa ketertarikan dan di antara kategori-kategori”.
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa Benyamin S. Bloom dalam
ada yang menyuruh. Minat pada Djaali (2013: 77) menyebutkan
dasarnya adalah penerimaan akan enam tahap domain kognitif,
suatu hubungan antara diri sendiri sebagai berikut:
dengan sesuatu hal diluar dirinya. a. Pengetahuan (knowledge)
Semakin kuat atau dekat hubungan b. Pemahaman (comprehension)
tersebut, semakin besar minat”. c. Aplikasi (application)
Menurut Safari (2003: 60) d. Analisis (analysis)
ada beberapa indikator minat e. Sintesis (synthesis)
belajar adalah sebagai berikut: f. Evaluasi (evaluation)
a. Perasaan senang Berdasarkan uraian di atas
b. Ketertarikan siswa maka dapat disimpulkan bahwa
c. Perhatian hasil belajar merupakan
d. Keterlibatan siswa kemampuan-kemampuan yang
Berdasarkan uraian di atas dimiliki oleh siswa setelah terjadi
maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran. Kemampuan
minat belajar merupakan alat yang digunakan pada penelitian ini
motivasi utama yang dapat adalah kemampuan pada ranah
membangkitkan kegairahan belajar kognitif. Hasil belajar dapat
siswa dalam rentangan waktu dikatakan tuntas apabila telah
tertentu. Minat berasal dari diri mencapai Kriteria Ketuntasan
sendiri tanpa ada pihak luar yang Minimal (KKM) yang telah
menyuruh. ditetapkan oleh pihak sekolah. Hasil
C. Hasil Belajar belajar sering dipergunakan dalam
Menurut Gagne dalam arti yang sangat luas yakni untuk
Purwanto (2009: 42) “hasil belajar bermacam-macam aturan terdapat
adalah terbentuknya konsep, yaitu apa yang telah dicapai oleh siswa,
kategori yang kita berikan pada misalnya ulangan harian, tes lisan
yang dilakukan selama empat sampai enam orang yang
pembelajaran berlangsung, mempunyai latar belakang
pekerjaan rumah, ujian tengah kemampuan akademik, jenis
semester, dan ujian akhir semester. kelamin, ras, suku yang berbeda
D. Pembelajaran Kooperatif atau heterogen. Pada pembelajaran
Pembelajaran kooperatif ini menekankan bentuk kerjasama
menurut Agus Suprijono (2014: siswa dalam sebuah kelompok
54) adalah “konsep yang lebih luas belajar agar siswa saling
meliputi semua jenis kerja berinteraksi, berdiskusi, dan
kelompok termasuk bentuk-bentuk berargumentasi sehingga setiap
yang lebih dipimpin oleh guru atau siswa diharapkan dapat
diarahkan oleh guru”. berpartisipasi aktif selama proses
Adapun ciri-ciri model pembelajaran berlangsung.
pembelajaran kooperatif (Rusman, E. Pembelajaran Kooperatif Tipe
2012: 208) sebagai berikut: Jigsaw
a. Siswa bekerja dalam Menurut Rusman (2012:
kelompok secara kooperatif 217) “model pembelajaran
untuk menuntaskan materi kooperatif tipe Jigsaw pertama kali
belajarnya. dikembangkan dan diujicoba oleh
b. Kelompok dibentuk dan siswa Elliot Aronson dan teman-
yang memiliki kemampuan temannya di Universitas Texas.
tinggi, sedang, dan rendah. Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris
c. Bilamana mungkin, anggota adalah gergaji ukir dan ada juga
kelompok berasal dari ras, yang menyebutnya dengan istilah
budaya, suku, dan jenis puzzle yaitu sebuah teka-teki
kelamin berbeda-beda. menyusun potongan gambar”.
d. Penghargaan lebih berorientasi Langkah-langkah
kelompok ketimbang individu. pembelajaran kooperatif tipe
Berdasarkan uraian di atas Jigsaw (Suyadi, 2013: 75) adalah
dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:
pembelajaran kooperatif a. Guru membagi kelas menjadi
merupakan pembelajaran dengan beberapa kelompok, setiap
menggunakan sistem kelompok terdiri dari 4-6
pengelompokan/tim kecil antara
siswa dengan kemampuan belajar siswa kelas VIIIB SMP
yang berbeda. Negeri 2 Kasihan pada
b. Siswa berdiskusi dalam pembelajaran matematika materi
kelompok ahli maupun bangun ruang. 2) Melalui
kelompok asal. penerapan model pembelajaran
c. Guru memberikan kuis kooperatif tipe Jigsaw dapat
(pertanyaan) untuk siswa meningkatkan hasil belajar siswa
secara individual. kelas VIIIB SMP Negeri 2
d. Guru memberikan Kasihan pada pembelajaran
penghargaan pada kelompok matematika materi bangun ruang.
melalui skor. 3. METODE PENELITIAN
Dari uraian di atas dapat Jenis penelitian yang
disimpulkan bahwa pembelajaran dilakukan adalah Penelitian Tindakan
kooperatif tipe Jigsaw merupakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara
model pembelajaran yang kolaboratif dan partisipatif. Tempat
terbentuk dalam kelompok kecil yang digunakan untuk penelitian ini
yang terdiri dari 4–6 siswa secara adalah di kelas VIIIB SMP Negeri 2
heterogen, dan bekerja sama saling Kasihan yang beralamat di Desa Jetis,
ketergantungan positif dan Kelurahan Tamantirto, Kecamatan
bertanggung jawab atas ketuntasan Kasihan, Kabupaten Bantul,
bagian bahan pelajaran yang harus Yogyakarta. Adapun pelaksanaan
dipelajari. Model pembelajaran penelitian dilaksanakan pada bulan
kooperatif tipe Jigsaw memiliki Mei s/d Juni 2015. Subjek dalam
ciri khusus dibanding model penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB
pembelajaran kooperatif jenis lain SMP Negeri 2 Kasihan yang berjumlah
yaitu adanya kelompok asal dan 31 siswa. Objek penelitian ini adalah
kelompok ahli. pelaksanaan pembelajaran matematika
Berdasarkan kajian teori, dengan menggunakan model
penelitian yang relevan dan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
kerangka berpikir maka dapat Penelitian tindakan kelas ini
diajukan hipotesis tindakan yaitu: menggunakan empat tahapan yaitu
1) Melalui penerapan model perencanaan, pelaksanaan,
pembelajaran kooperatif tipe pengamatan, dan refleksi. Teknik
Jigsaw dapat meningkatkan minat pengumpulan data meliputi observasi,
angket, tes, dokumentasi, dan catatan alokasi waktu 2 x 40 menit untuk tes
lapangan. Teknik analisis data yang siklus.
digunakan dalam penelitian ini adalah Persentase keterlaksanaan
dengan menelaah seluruh data yang pembelajaran adalah 73,91% pada
tersedia dari berbagai sumber yaitu pertemuan pertama dan 76,08% pada
dari lembar observasi keterlaksanaan pertemuan kedua. Rata-rata persentase
pembelajaran, angket, tes, keterlaksanaan pembelajaran dengan
dokumentasi, dan catatan lapangan. model pembelajaran kooperatif tipe
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Jigsaw pada siklus I berkriteria sedang
Berdasarkan hasil analisis dengan persentase keterlaksanaan
angket minat siswa yang telah mencapai 74,99%.
diberikan, peneliti memperoleh data Oleh karena beberapa
bahwa minat belajar siswa terhadap indikator minat dan hasil belajar
pembelajaran matematika yaitu matematika siswa belum mencapai
12,90% dengan kualifikasi kurang dan kriteria tinggi dan langkah-langkah
87,10% dengan kualifikasi sedang. pembelajaran dengan menggunakan
Selain itu, berdasarkan hasil ulangan model pembelajaran kooperatif tipe
harian matematika siswa kelas VIII B Jigsaw masih ada yang belum
SMP Negeri 2 Kasihan diperoleh nilai dilaksanakan, maka dilaksanakan
rata-rata kelas sebesar 49,29 dengan tindakan siklus II. Agar hasil yang
ketuntasan sebesar 16,13% atau 5 telah ditetapkan tercapai, dengan
siswa yang mencapai nilai KKM dari melakukan perbaikan antara lain: 1)
jumlah 31 siswa. Memberikan motivasi dan
Penelitian tindakan kelas menyampaikan tujuan pembelajaran
siklus I dilaksanakan dalam 3 kali kepada siswa. 2) Memberikan
pertemuan pada tanggal 11 Mei 2015, penghargaan kepada kelompok yang
12 Mei 2015, dan 13 Mei 2015. terbaik.
Pertemuan pertama dengan alokasi Penelitian tindakan kelas
waktu 2 x 40 menit untuk kegiatan siklus II dilaksanakan dalam 3 kali
pembelajaran, pertemuan kedua pertemuan pada tanggal 18 Mei 2015,
dengan alokasi waktu 2 x 40 menit 19 Mei 2015, dan 20 Mei 2015.
untuk kegiatan pembelajaran, Pertemuan pertama dengan alokasi
sedangkan pertemuan ketiga dengan waktu 2 x 40 menit untuk kegiatan
pembelajaran, pertemuan kedua
dengan alokasi waktu 2 x 40 menit Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

untuk kegiatan pembelajaran,


100%
sedangkan pertemuan ketiga dengan 80%
alokasi waktu 2 x 40 menit untuk tes 60% Tinggi
40% Sedang
siklus. 20%
Persentase keterlaksanaan 0%
Siklus I Siklus II
pembelajaran adalah 82,61% pada
pertemuan pertama dan 95,65% pada Peningkatan minat belajar

pertemuan kedua. Rata-rata persentase siswa dapat dilihat pada grafik di

keterlaksanaan pembelajaran dengan bawah ini:

model pembelajaran kooperatif tipe Minat Belajar Siswa


Jigsaw pada siklus II berkriteria tinggi
100%
80%
dengan persentase keterlaksanaan 60%
40% Tinggi
mencapai 89,13%. 20%
Tinggi
0%
Pada siklus II ini semua Sedang

kegiatan yang ada dilembar observasi


keterlaksanaan pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik antara lain: 1) Peningkatan indikator minat

Siswa sudah terbiasa dengan belajar siswa dapat dilihat pada grafik

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. di bawah ini:

2) Minat belajar siswa pada siklus II Indikator Minat Belajar Siswa

telah mencapai indikator keberhasilan 100%


yang diharapkan. 3) Hasil belajar 50%

siswa pada siklus II telah mencapai 0% Siklus I


Siklus II
indikator keberhasilan yang
diharapkan.
Peningkatan hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran dapat Adapun peningkatan minat
dilihat pada grafik di bawah ini: belajar siswa setiap individu dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
Minat Siswa Tiap Individu Nilai Hasil Belajar Siswa
100
100%
Pra Tindakan Pra Tindakan
50% 50
Siklus I Siklus I
Siklus II Siklus II
0% 0
1 8 15 1 6 11 16
22 29 21 26 31

Peningkatan hasil belajar 5. KESIMPULAN


siswa dapat dilihat pada grafik di Berdasarkan hasil penelitian
bawah ini: tindakan kelas dengan judul Upaya
Rata-rata Hasil Belajar Siswa Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar
Matematika Siswa melalui Model
100
80
60 Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
40 Tinggi
20
Tinggi
pada Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 2
0
Rendah Kasihan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dalam
Sedangkan ketuntasan belajar pembelajaran matematika dapat
siswa dapat dilihat pada grafik di meningkatkan:
bawah ini: 1. Minat belajar siswa dengan
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa persentase rata-rata pada pra
tindakan sebesar 57,28%, dengan
100%
80%
60% kriteria sedang, meningkat menjadi
40% Tinggi
20%
Tinggi
78,83% pada siklus I dengan
0%
Rendah kriteria tinggi, dan meningkat
menjadi 81,63% pada siklus II
dengan kriteria tinggi.
Adapun peningkatan nilai tes 2. Hasil belajar siswa dengan nilai
hasil belajar siswa setiap individu rata-rata kelas pada pra tindakan
dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 49,29 dengan ketuntasan sebesar
16,13% dengan kriteria rendah,
meningkat menjadi 76,23 dengan
ketuntasan sebesar 76,67% dengan
kriteria tinggi pada siklus I, dan
meningkat menjadi 84,67 dengan Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
ketuntasan sebesar 86,67% dengan
PT. Remaja Rosdakarya.
kriteria tinggi pada siklus II.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil
3. Keterlaksanaan pembelajaran
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
meningkat dari siklus I ke siklus
Rusman. 2012. Model-model
II. Hal ini dapat dibuktikan dari
Pembelajaran Mengembangkan
hasil observasi keterlaksanaan Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rajawali Pers.
pembelajaran pada siklus I sebesar
74,99% dengan kriteria sedang Safari. 2003. Indikator Minat Belajar.
(http://pedoman-
meningkat menjadi 89,13%
skripsi.blogspot.com/2011/07/indikato
dengan kriteria tinggi pada siklus r-minat-belajar.html diakses tanggal 20
April 2015).
II.
6. REFERENSI Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-
faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:
Abdul Aziz Saefudin. 2012.
Rineka Cipta.
Meningkatkan Profesionalisme Guru
dengan PTK. Yogyakarta: PT Citra Aji
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Parama.
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Agus Suprijono. 2014. Cooperative
Alfabeta.
Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta: Rineka Cipta.
2003. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Remaja Rosdakarya.
Nasional Republik Indonesia.
__________. 2008. Kamus Terbaru
Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan.
Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality
Jakarta: Bumi Aksara.
Publisher.
Heruman. 2013. Model Pembelajaran
Wina Sanjaya. 2011. Strategi
Matematika di Sekolah Dasar.
Pembelajaran Berorientasi Standar
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai