0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kecerdasan intelektual dalam kepemimpinan. Terdapat empat poin utama yaitu tentang contoh pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, pengertian kecerdasan intelektual, pentingnya kecerdasan intelektual bagi pemimpin pendidikan dan kesehatan, serta kesimpulan bahwa kecerdasan intelektual dapat membuat keputusan terbaik dan karakter kepemimpinan yang
Dokumen tersebut membahas tentang kecerdasan intelektual dalam kepemimpinan. Terdapat empat poin utama yaitu tentang contoh pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, pengertian kecerdasan intelektual, pentingnya kecerdasan intelektual bagi pemimpin pendidikan dan kesehatan, serta kesimpulan bahwa kecerdasan intelektual dapat membuat keputusan terbaik dan karakter kepemimpinan yang
Dokumen tersebut membahas tentang kecerdasan intelektual dalam kepemimpinan. Terdapat empat poin utama yaitu tentang contoh pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, pengertian kecerdasan intelektual, pentingnya kecerdasan intelektual bagi pemimpin pendidikan dan kesehatan, serta kesimpulan bahwa kecerdasan intelektual dapat membuat keputusan terbaik dan karakter kepemimpinan yang
1. Pemimpin yang mencerminkan kecerdasan intelektual yang ada di
a. Pemimpin dunia 1) Frankilin Delano Roosevelt (Presiden AS paling ternama karena memimpin negara melewati depresi ekonomi dan memenangkan perang dunia II) 2) Cristina Ferniandez de Kirchnez (Presiden Argentina) 3) Lee Kuan Yew (Mantan perdana menteri Singapura) b. Pemimpin nasional 1) R.A Kartini (Raden Ajeng Kartini) 2) Ir. Soekarno 3) Ki Hajar dewantara 4) W.R Supratman c. Pemimpin daerah 1) Drs. H. Rusli Habibie, M. AP. (Gubernur Gorontalo) 2) Prof. Dr.Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd2. 2. Kecerdasan intelektual (bahasa Inggris: intelligence quotient, disingkat IQ) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis. Ada bnyak pemimpin yg tidak yg di pilih bukan karena kecerdasan intelektual hanya karna memiliki kekayaan materi,padahal dalam duni kemimpinan orang yg memiliki kecerdasan intelektual itu sngat di perlukan mengapa demikian? Dalam hal ini peran pemimpin yang mempunyai pemikiram yg intelektual yg tinggi mampu memmcahkan masalah atau pun menggasilkan pemikiran yg mampun berpikir secara luas Hal ini dapat mengarahkan dengan mudah,dimana kita melihat bnyak pemimpin yg tidak mampu mengontrol masanya itu d sebabkan intelektual dari pemimpin tersebut masih kurang,coba saja pemimpin itu memiliki intelektual yg tinggi pasti dia akan lebih mudah mengarahkan masanya
3. Urgensi soft skill pemimpin pendidikan dan kesehatan berbasis kecerdasan
intelektual Cerdas Secara Intelektual Seorang pemimpin harus cerdas secara intelektual karena pengalaman dan pendidikan yang pernah dia alami yang menentukan arah dalam setiap pengambilan keputusan. Intelektualitas tidak hanya tercermin dari prestasi yang ditorehkan, tetapi juga harus mempunyai pengetahuan luas akan berbagai hal. Pemimpin yang cerdas secara intelektual akan memberikan pengaruh positif dalam segala tindakannya. Dia akan memberikan ide-ide brilian dalam setiap kegiatan keorganisasian. Inovasi dan kreatifitas yang dia punya akan semakin menggairahkan atau memotivasi bawahannya untuk terus berkembang. Intinya dia akan jadi teladan bagi anggotanya untuk memacu diri mereka menjadi insan yang berkualitas. Seorang pemimpin diibaratkan seperti seorang Jenderal dalam peperangan, dia harus mempunyai pengetahuan yang dalam tentang kekuatan pasukannya-nya dan juga kekuatan dan kelemahan dari musuh-musuhnya, strategi dan taktik yang akan digunakan di medan pertempuran. Semuanya itu akan membawa dia menang dalam pertempuran. Jika dikaitkan dengan pemimpin dalam organisasi mulai dari organisasi terkecil sampai yang terbesar misalnya dalam konteks sebuah negara, maka menjadi pemimpin tidak hanya mengandalkan pengetahuan atau ilmu yang dikuasainya saja, tetapi harus bisa menguasai ilmu dari bidangbidang yang lain. Hal ini akan memudahkan dia dalam mengambil keputusan - keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapi organisasi yang dipimpinnya sehingga bisa mencapai visi dan misi yang diharapkan.
Cara Melahirkan Pemimpin Yang Populis, Berintegritas Dan Cerdas
Secara Intelektual. Pertama, Melahirkan seorang pemimpin yang berjiwa populis merupakan sebuah tantangan di tengah era globalisasi dan modernisasi sekarang ini. Setiap organisasi pengkaderan mahasiswa perlu melakukan perubahan (Transformasi) dalam membentuk kader-kadernya yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini yang berjiwa populis. Perubahan yang dimaksudkan adalah membuat suatu metode baru selain dalam hal pembinaan dan pendidikan berjenjang di internal organisasi dengan lebih menekankan pada aksi-aksi nyata yang berhubungan dengan jiwa populis. Jadi, tidak hanya dipelajari pada materi pembinaan seperti Masa Penerimaan Anggota, Latihan Kepemimpinan (LK), Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), dan latihan kegiatan pengkaderan lainnya tetapi benar-benar ditunjukan dengan aksi nyata dengan terlibat dan berpihak langsung dengan masyarakat di sekitarnya khususnya masyarakat golongan menengah ke bawah (kaum yang tertindas). Misalnya tidak hanya dengan melakukan aksi demonstrasi menentang kebijakan pemerintah yang tidak memihak kaum tertindas, ataupun hanya melakukan seminar membahas suatu masalah atau isu-isu yang berkaitan dengan ketidakadilan terhadap kaum tertindas, tetapi dengan melakukan aksiaksi sosial atau ekskursi sosial. Hal ini yang harus diperbanyak intensitasnya dalam proses pengkaderan dari internal organisasi. Kedua, tidak bisa dipungkiri bahwa integritas merupakan ujian yang paling berat bagi seorang pemimpin. Jarang sekali ditemukan pemimpin yang benar-benar berjiwa integritas tinggi dan bersih dari segala kasus KKN. Maka dari itu jiwa dan semangat integritas harus ditanamkan sejak dini dengan berbagai cara, salah satunya adalah pendidikan berbasiskan budaya. Bahwa nilai-nilai integritas seperti kejujuran, moral, tanggung jawab, loyalitas, harus mulai ditanamkan kepada kader-kader dan dibudayakan dalam lingkungan organisasi. Hal itu juga harus dibudayakan dari perangkat organisasi yang tertinggi sampai yang terkecil. Sehingga, dengan demikian tumbuh kesadaran dari dalam diri kader-kader baru untuk bisa memiliki semangat integritas yang tinggi. Contoh sederhananya adalah bisa dengan melakukan laporan keuangan tiap bulannya, setelah dilaksanakan suatu kegiatan selalu dibuat laporan pertanggungjawaban (LPJ). Implementasinya adalah kelak nanti setelah berproses di dalam organisasi akan menjadi pemimpin di masyarakat yang berintegritas tinggi. Ketiga, cerdas secara intelektual juga diperlukan oleh seorang pemimpin dalam memimpin suatu perangkat organisasi ataupun pemimpin bangsa ini. setiap organisasi juga harus lebih memikirkan cara atau metode agar kader-kadernya bisa dan mampu menguasai semua bidang atau aspek lain dalam kehidupan ini yang diluar bidang atau ilmu yang dia pelajari selama di bangku kuliah. Salah satu caranya adalah dengan lebih meningkatkan iklim diskusi pada internal organisasi. Diskusi tidak hanya membahas isu-isu nasional yang sedang terjadi tetapi bisa juga dengan sharing ilmu antar kader yang tentunya memiliki fokus kuliah pada satu bidang. Sehingga, wawasan intelelektualitas kader semakin bertambah dan bisa diaplikasikan setelah terjun ke masyarakat nantinya. Selain cerdas secara intelektual, untuk menjadi seorang pemimpin juga diperlukan kecerdasan secara spiritual dan emosional. Cerdas secara spiritual yang dimaksudkan adalah bagaimana kita menjalin hubungan dengan Tuhan. Tidak ada pemimpin manapun di dunia ini yang bisa menyelesaikan semua masalahnya sendiri bahkan dengan sekumpulan tim homo sapiens terkuat yang dia bentuk, kenapa? karena banyak hal di dunia ini yang jauh sekali dari nalar kita sebagai manusia. Banyak masalah yang sebenarnya tidak bisa dipecahkan sendiri oleh kekuatan manusia, sekuat apapun dia. Manusia pasti butuh Tuhan, untuk bersandar, mengadu, dan meminta. Karena Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Setiap Kader harus dilatih sedini mungkin agar tidak boleh melupakan Tuhan dalam kehidupannya misalnya dengan cara berdoa tentunya sesuai dengan Agama masing-masing individu. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan berbagai kegiatan Spiritual yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi Seorang pemimpin juga harus cerdas secara emosional. Perilaku keseharian dia, hubungan dia sesama manusia, perilaku dia terhadap orang sekitarnya, terhadap lingkungannya, terhadap dunia ini. Itulah kriteria lain untuk jadi seorang pemimpin. Karena kodratnya manusia ialah makhluk lemah yang harus bersosial untuk mencapai sebuah tujuan, maka seorang pemimpin pasti sadar bahwa dia membutuhkan orang lain untuk saling mengisi dan menutupi kekurangannya. No one can stand alone. Keputusan yang tepat berasal dari pengalaman dan pembelajaran berkelanjutan. Jika kita memisalkan diri kita gelas, apa yang akan kita tuangkan kepada orang lain apabila gelas tersebut jarang diisi. Maka seorang pemimpin pastilah orang yang akan terus belajar, terus mendengar, terus memberi karena dengan seperti itulah dia akan memberikan hal postif bagi orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu dibutuhkan lah sosok yang karismatik, bertanggung jawab, dan mempunyai kepedulian tinggi. Teruslah belajar, teruslah merendah, teruslah bermanfaat terhadap orang lain. Selain itu, seorang pemimpin juga harus pandai dalam menempatkan posisinya dalam keadaan yang berbeda- beda. Seperti membaur tapi tak melebur. Dia harus punya prinsip yang kuat sehingga keyakinan dia tak digoyangkan oleh orang-orang yang mengambil keuntungan. Pemimpin boleh salah, tapi pemimpin tak boleh ragu-ragu. Dan tentu dia harus punya pengaruh yang kuat terhadap orang-orang disekitarnya.
4. kesimpulan dari hasil diskusi kelompok yang mengkaji tentang kecerdasan
intelektual dalam kepemimpinan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya
Leadership dalam diri seseorang menimbulkan kecerdasan intelektual yang bisa membuat keputusan yang terbaik dengan memiliki kemampuan kecakapan yang baik dan membuat karakter kepemimpinan yang utuh.
Di era globalisasi sekarang jarang sekali ditemukan pemimpin yang
berjiwa populis, berintegritas tinggi, dan cerdas secara intelektual. Pemimpin yang populis adalah pemimpin yang pro rakyat kecil (option for the poor). Peka dan secara langsung turun ke lapangan membantu rakyatnya. Pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang memiliki mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Pemimpin yang cerdas secara intelektual adalah pemimpin yang tidak hanya menguasai ilmu yang dipelajarinya, tetapi harus bisa menguasai bidang atau ilmu yang lain. Cerdas secara intelektual harus dibarengi dengan cerdas secara spiritual dan cerdas secara emosional.
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita