DESKRIPSI MODUL
8
Modul ini mencoba memaparkan salah satu karakteristik petani
gurem, yang cenderung menolak atau menghindari resiko. Salah satu
latar belakang munculnya karakteristik tersebut adalah tingginya
ketidakpastian (uncertainty) yang dihadapi oleh rumahtangga petani
terutama di negara-negara sedang berkembang. Dengan demikian
meluasnya resiko dan ketidakpastian dalam produksi pertanian
memiliki implikasi penting terhadap analisis ekonomi dan interpretasi
atas prospek di masa mendatang. Materi modul ini sepenuhnya
ditransliterasikan dari buku Peasant Economics, karya Frank Ellis pada
TUJUAN PEMBELAJARAN
DEVELOPMENT (SPEED)
Kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa setelah:
1. Membaca modul dan pustaka yang disarankan
2. Mengerjakan tugas terstruktur mandiri
3. Melaksanakan tutorial online
adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep resiko dan ketidakpastian dalam proses
produksi pertanian berskala kecil
2. Menganalisis dampak ketidakpastian sebagai penyebab
keengganan dan kelambanan petani untuk mengadopsi inovasi
3. Menganalisis hubungan antara praktek tumpang sari dan
ketidakpastian usahatani
4. Memahami dampak ketidakpastian sebagai penyebab
diferensiasi sosial di pedesaan
5. Menjelaskan alternatif solusi berbasis intervensi pemasaran
untuk mereduksi ketidakpastian
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
MATERI PEMBELAJARAN
8.1. Petani Gurem dan Ketidakpastian
Meluasnya resiko dan ketidakpastian dalam produksi pertanian memiliki
implikasi penting terhadap analisis ekonomi dan interpretasi atas prospek di masa
mendatang. Beberapa proposisi tentang ketidakpastian (uncertainty):
1. Uncertainty berdampak dalam keputusan ekonomi sub optimal pada level
mikroekonomi (tidak terpenuhinya maksimisasi profit)
2. Uncertainty menyebabkan keengganan dan kelambanan petani untuk
mengadopsi inovasi.
3. Uncertainty menjadi alasan bagi praktek usahatani, seperti mixed cropping
(tumpang sari) yang terbukti mampu beradaptasi menekan efek
ketidakpastian.
4. Dampak uncertainty lebih terasa bagi petani miskin dibandingkan dengan
keluarga petani yang memiliki kesempatan melakukan off-farm1. Fenomena ini
menyebabkan deferensiasi sosial.
5. Uncertainty dapat direduksi dengan meningkatkan integrasi pasar berkenaan
dengan informasi, komunikasi, outlet pasar ataupun yang lainnya.
6. Uncertainty diperburuk oleh meluasnya integrasi pasar bila subsistensi yang
menjamin pemenuhan kebutuhan petani digantikan dengan insekuritas dan
unstabilitas pasar.
1
Kegiatan off-farm adalah setiap pekerjaan selain usahatani milik sendiri yang menghasilkan pendapatan, termasuk
bekerja pada usahatani lain (buruh tani) dan kegiatan non-pertanian.
Page 2 of 8
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
2. Ketidakpastian (Uncertainty)
Ketidakpastian tidak berkaitan dengan peluang-peluang (probabilities)
ataupun ketidakadaan (absence). Ketidakpastian merupakan deskripsi karakter
dan lingkungan ekonomi yang dihadapi rumah tangga petani dimana lingkungan
tersebut mengandung beragam ketidakpastian yang direspon oleh petani
berdasarkan kepercayaan subyektif mereka.
Page 3 of 8
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
a
TVP1
f
(Rp)
e i
j TVP2
0 X2 XE X1
Input pupuk X
TVP1 = Respon total value product terhadap peningkatan level nitrogen pada
tahun tanam dengan iklim baik.
TVP2 = Respon total value product terhadap peningkatan level nitrogen pada
tahun tanam dengan iklim baik.
E(TVP)= Expected Total Value Product berdasarkan pandangan subyektif
petani mengenai prilaku musim.
Dalam gambar 5.1 di atas petani memperkirakan 3 tahun cuaca baik dan dua
tahun cuaca buruk untuk 5 tahun tanam, dengan demikian probability untuk
musim yang baik (probability of good season) adalah 0,60 dan probability untuk
musim yang buruk (probability of bad season) sebesar 0,40. Dengan demikian E
(TVP) dapat dihitung sbb:
E (TVP) = 0,60 (TVP1) + 0,40 (TVP2) = 1
Bentuk kurva mencerminkan dampak kondisi iklim pada respon ouput atas
kebutuhan pupuk nitrogen. Adapun Total Factor Cost (TFC) merupakan garis
biaya total (Total cost line) yang menunjukkan bagaimana biaya produksi total
meningkat seiring bertambahnya pembelian input pupuk N. Dampak resiko pada
kalkulasi efisiensi dapat dilihat pada tiga alternatif posisi operasi X1, E dan X2
yang masing-masing rasional secara alokatif, tergantung pada preferensi
subyektif petani.
a. Pemakaian input X1
Pemakaian input X1 yang konsisten dengan efisiensi alokatif pada TVP1
memberikan tingkat keuntungan terbesar pada ab yang mungkin dicapai
Page 4 of 8
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
jika cuaca baik; jika ternyata cuaca buruk, nilai kerugian yang ditanggung
sebesar bj. Petani yang beroperasi di titik ini dapat digolongkan pengambil
resiko (risk taker) sebab ia tetap mengambil peluang operasi pada X1
meskipun secara subyektif kalkulasinya menyatakan probabilitas 0,6.
b. Pemakaian input X2
Penggunaan input X2 konsisten dengan efisiensi alokatif pada TVP2. Pada
kondisi ini jika cuaca baik petani memperoleh keuntungan sebesar ce; dan
jika cuaca buruk petani masih untung de. Petani ini dapat digolongkan
sebagai kelompok “Risk Averse”.
c. Pemakaian input XE
Kondisi ini konsisten dengan efisiensi alokatif yang berimbang pada 2
probabilitas even iklim. Pada TVP1 keuntungan yang diperoleh sebesar fh
(lebih kecil dari ab) dan pada TVP2 kerugian yang ditanggung sebesar hi
(lebih kecil dari bj), kelompok petani yang beroperasi pada titik ini dapat
digolongkan sebagai kelompok “Risk neutral”.
Pendekatan disaster-avoidance
Disaster avoidance dalam istilah lain dikenal sebagai the safety first
principle atau meminjam istilah Lipton (1968) survival alogarithm of peasant
farmer menyatakan bahwa petani cenderung berperilaku “Risk-averse” sebab
resiko yang mereka hadapi jika terjadi gagal panen adalah tidak terpenuhinya
kebutuhan keluarga bahkan pada level subsisten. Pada gambar tersebut di atas,
petani akan beroperasi pada X2.
MVPE A
Marginal (Rp)
MFC MFC
E(MVP)
X2 XE MVP2
0
Input pupuk X 1
Page 5 of 8
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
Page 6 of 8
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
a. No single policy solution. Diperlukan solusi yang dimensional dengan beragam
pendekatan
b. Politics involved. Solusi yang ditempuh seringkali sarat muatan politik
c. Relationships between landlord-peasant, ketidakseimbangan pola hubungan
dalam kaitannya dengan akses lahan ditengarai merupakan penyebab
kemiskinan pada kelompok petani gurem.
d. Diperlukan keterlibatan politis yang cukup besar untuk dapat memperbaiki
kondisi kesejahteraan petani gurem di masa mendatang.
REFERENSI
Page 7 of 8
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2012
Debertin, D.L., 1996, Agricultural Production Economics, Macmillan Publishing Company,
New York
Ellis, Frank., 1989,Peasant Economics: Farm Household and Agrarian Development.
Samuelson, P.A., 1970, A Foundation of Economics Analysis, Atheneum, New York
RANCANGAN TUGAS
Tujuan Tugas :
Menjelaskan kembali definisi dan memahami konsep teoritis bahan kajian pada modul.
Uraian Tugas:
1. Obyek garapan: tugas dan latihan soal pada modul 8
2. Batasan tugas:
a. Tugas yang diberikan pada modul 8 adalah tugas kelompok dikumpulkan dalam
waktu satu minggu melalui e-learning
b. Mahasiswa diperkenankan mendiskusikan jawaban tugas dengan anggota
kelompok yang lain
c. Mahasiswa diwajibkan menghimpun seluruh materi perkuliahan baik print out
modul, hand out, catatan kuliah dan tugas-tugas yang diberikan selama satu
semester
d. Menghimpun dan mengelola informasi dalam urutan yang logik dan mengelola
informasi agar dapat menjadi sumber pembelajaran yang baik adalah salah satu
learning skill yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Oleh karena itu seluruh materi
belajar yang telah dihimpun akan dievaluasi oleh tim dosen sebagai indikator
proses belajar Anda.
3. Metodologi dan acuan tugas:
a. Tugas kelompok dalam bentuk paper diketik dengan margin kiri dan kanan masing-
masing 3 cm. Tuliskan nama anggota kelompok, kelas dan NIM pada halaman
cover. Berikan nomor halaman pada lembar kerja Anda di sudut kanan bawah.
Jangan lupa menuliskan keterangan tugas yang Anda kerjakan dan pengerjaan
harus berurutan dari tugas nomor 1,2 dan seterusnya.
b. Tugas individu dikumpulkan tiap minggu, pengaturan jadual pengumpulan tugas
diumumkan secara online pada e-learning
4. Keluaran tugas: satu dokumen tugas kelompok yang diupload dalam format PDF
dan satu file ppt untuk presentasi kelas yang juga di upload dalam format PDF.
Kriteria Penilaian:
1. Kejelasan dan kelengkapan penguasaan konsep-konsep utama modul 8.
2. Kemampuan mengomunikasikan gagasan kreatif dan partisipasi pada diskusi
online
3. Dinamika kelompok dalam presentasi di kelas yang dipandu oleh asisten
Page 8 of 8