Anda di halaman 1dari 8

RESUME AGROBISNIS

“RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN”

Dosen Pengampu :

Aulia Ulmillah, M.Sc.

Kelas B
Kelompok 3

Disusun Oleh :

1. Aulia Dwi Oktafianisa 2011060276


2. Rani Adilah 2011060321

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
1444 H/2023
I. PEMBAHASAN
A. Pengertian Resiko dan Ketidakpastian
Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987),
resiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui
oleh pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman
selama mengelola kegiatan usaha. Resiko juga menunjukkan peluang
terjadinya peristiwa yang menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah
rata-rata dari pendapatan yang diharapkan. Sementara itu, Debertin (1986)
menyatakan bahwa kejadian beresiko adalah kejadian dimana peluang dan
hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Resiko
dapat pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat
perbedaan mendasar antara resiko dan ketidakpastian. Menurut Robison dan
Barry, resiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan
dan akan memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian,
sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat
diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Djohanputro
(2006) menyatakan resiko sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat
probabilitas kejadiannya. Menurut Kountur (2004) ketidakpastian ini terjadi
akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang
akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dapat berdampak
merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi
berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan
(opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut
sebagai resiko.
Menurut Darmawi (2000), ketidakpastian merupakan kondisi yang
menyebabkan tumbuhnya resiko. Resiko dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga.
“Kemungkinan” menunjukkan adanya ketidakpatian. Timbulnya “kondisi
yang tidak pasti” antara lain disebabkan oleh:
a. Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu
berakhir (makin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya).
b. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan.
c. Keterbatasan pengetahuan/keterampilan/teknik mengambil keputusan, dan
sebagainya. Pakar lain berpendapat bahwa resiko suatu investasi dapat
diartikan sebagai probabilitas tidak dicapainya tingkat keuntungan yang
diharapkan, atau kemungkinan return yang diterima menyimpang dari
yang diharapkan. Resiko investasi mengandung arti bahwa return di
waktu yang akan datang tidak dapat diketahui, tetapi hanya dapat
diharapkan. Dengan demikian terjadi hubungan linier antara resiko
dengan return yang diharapkan.
Semakin besar variasi return yang mungkin diperoleh, semakin
tinggi resiko yang mungkin terjadi, dan sebaliknya, semakin rendah
variasi penerimaan yang mungkin diperoleh, maka semakin rendah pula
resiko yang mungkin terjadi.
Menurut Siregar dalam Soekartawi (1993), resiko dalam pertanian
mencakup kemungkinan kerugian dan keuntungan dimana tingkat resiko
tersebut ditentukan sebelum suatu tindakan diambil berdasarkan
ekspektasi atau perkiraan petani sebagai pengambil keputusan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan manajemen resiko.
Penanggungan resiko merupakan salah satu unsur biaya atau
penyedot biaya yang sulit diperkirakan besarnya dalam setiap aktivitas
bisnis, baik resiko penurunan produksi maupun resiko penurunan dalam
nilai produk atau pendapatan bersih usaha bisnis. Resiko penurunan
produksi pertanian dapat disebabkan oleh bencana alam seperti banjir,
topan, gempa bumi dan bencana lainya seperti kebakaran, serangan hama
dan penyakit tanaman, pencurian dan kesalahan menerapkan teknik
budidaya. Resiko penurunan dalam nilai terjadi karena penurunan mutu,
perubahan harga yang disebabkan oleh perubahan kondisi pasokan atau
perubahan kondisi perekonomian secara umum.
Dalam agrobisnis, para pelaku dapat menghadapi resiko-resiko,
seperti resiko produksi penurunan volume dan mutu produk, resiko
kepemilikan, resiko keuangan dan pembiayaan, resiko kerugian karena
kecelakaan, bencana alam, dan faktor alam lainnya, kerugian karena
perikatan, serta kerugian karena hubungan tata kerja. Di samping itu,
resiko perubahan harga merupakan resiko yang seringkali menghantui
pikiran pelaku dalam sistem agrobisnis.

B. Jenis-Jenis Risiko Dalam Usaha Agrobisnis


Faktor ketidakpastian dan resiko merupakan faktor eksternalitas, yaitu
variabel yang sulit dikendalikan oleh produsen (petani). Sumber
ketidakpastian yang utama adalah fluktuasi produksi (jumlah dan kualitasnya),
selera konsumen dan fluktuasi harga. Di luar itu, agrobisnis juga masih
menghadapi resiko iklim dan cuaca yang kurang bersahabat (kering, banjir
atau bencana lain), hama dan penyakit yang mengganas dan iklim usaha yang
tidak kondusif. Namun, karena impor relatif kecil, maka sektor agrobisnis
masih tetap bisa tumbuh positif.
Menurut Darmawi (2010), terdapat beberapa jenis resiko dalam usaha
pertanian yang dihadapi produsen, yakni:
1. Resiko Produksi
Usaha pertanian merupakan usaha yang sering ditandai dengan
varibialitas hasil produksi yang tinggi atau resiko yang tinggi. Tidak
seperti usaha lain, petani tidak dapat menentukan jumlah pasti output yang
dapat dihasilkan dalam satu kali proses produksi pada saat awal
perencanaan. Tidak seperti usaha pabrik roti dimana pada tahap awal
produksi pengusaha sudah dapat memproduksi output yang dihasilkan
dengan patokan kapasitas mesin yang digunakan dan input yang
digunakan, karena pada usaha pembuatan roti hampir semua faktor dapat
dikendalikan oleh pengusaha. Berbeda halnya dengan usaha pertanian,
faktor seperti hama, cuaca, penyakit akan dapat menghalangi maksimalnya
produksi pertanian yang mungkin menyebabkan penurunan jumlah
produksi bahkan kerugian produksi.
2. Resiko Harga atau Resiko Pasar
Resiko harga dapat dipengaruhi oleh perubahan harga produksi atau
input yang digunakan. Resiko ini muncul ketika proses produksi sudah
berjalan. Hal ini lebih disebabkan oleh proses produksi dalam jangka
waktu lama pada pertanian, sehingga kebutuhan akan input setiap periode
memiliki harga yang berbeda. Kemudian adanya perbedaan permintaan
baik pada lini konsumen domestik maupun internasional. Perubahan harga
yang dihadapi oleh pelaku pertanian akan mempengaruhi minat dan
kesediaan mereka untuk memproduksi suatu jenis komoditi.
3. Resiko Keuangan/Kredit
Cara sebuah bisnis dalm membiayai kegiatan bisnisnya merupakan
sebuah hal yang diperhatikan dan sering diprihatinkan dalam banyak
perusahaan. Dalam hal ini, kegiatan pertanian mempunyai kekhasan
tersendiri. Resiko keuangan merupakan dampak yang ditimbulkan oleh
cara petani dalam mengelola keuangannya. Petani harus melakukan
usahanya dengan modal sendiri, membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk proses produksi, dan petani harus mengantisipasi semua biaya dan
semua kemungkinan resiko yang terjadi sebelum usahanya menghasikan
dan bisa dipasarkan. Hal ini menyebabkan potensi permasalahan arus kas
yang diperburuk dengan kurangnya akses petani ke layanan kredit, layanan
asuransi dan tingginya biaya pinjaman. Selain itu, proses yang berbelit-
belit dan dipersulit dalam melakukan peminjaman modal dapat
diklasifikasikan sebagai resiko keuangan.
4. Resiko Kelembagaan
Sumber penting lain ketidakpastian bagi petani adalah resiko
institusional yang dihasilkan oleh hal yang tak terduga, seperti perubahan
peraturan yang mempengaruhi aktivitas petani. Perubahan peraturan, jasa
keuangan, tingkat pembayaran dukungan harga atau pendapatan dan
subsidi secara signifikan dapat mengubah profitabilitas kegiatan pertanian.
Kebijakan pemerintah dalam menjaga kestabilan proses produksi,
distribusi dan harga input-output dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
produksi petani. Fluktuasi harga input dan output pertanian dapat
mempengaruhi biaya produksi.
5. Resiko Teknologi
Seperti kebanyakan pengusaha lain, petani bertanggung jawab atas
semua konsekuensi dari usaha pertanian yang dilaksanakan. Adopsi
teknologi baru dalam modernisasi pertanian seperti diperkenalkannya
tanaman transgenik menyebabkan peningkatan resiko produsen
pengadopsi.
6. Resiko Personal
Resiko ini disebabkan oleh tingkah laku manusia dalam melakukan
proses produksi. Sumber daya manusia perlu diperhatikan untuk
menghasilkan output optimal. Moral manusia dapat menimbulkan
kerugian seperti adanya kelalaian (human error) sehingga menimbulkan
kebakaran, pencurian dan rusaknya fasilitas produksi.
Menurut Sofyan (2005), faktor-faktor penyebab munculnya resiko itu
pada umumnya berasal dari dua sumber, yakni sumber internal dan
eksternal. Sumber internal terjadi karena masalah internal yang pada
umumnya lebih mudah untuk dikendalikan dan bersifat pasti. Sumber
eksternal umumnya jauh di luar kendali pembuat keputusan, antara lain
muncul dari pasar, ekonomi, politik suatu negara, perkembangan
teknologi, perubahan sosial budaya suatu daerah atau negara dan kondisi
suplai atau pemasok.

C. Mengukur Resiko
Besar kecilnya resiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori
probabilitas (Pi). Probabilitas adalah peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P
≤ 1, maksudnya adalah masalah ketidakpastian dicoba untuk dapat diukur
atau dikuantifisir dengan suatu konsep probabilitas (probability,
kemungkinan). Probabilitas (P) dinyatakan dalam angka-angka 0 sampai 1.
Probabilitas (P) = 0, artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai
kemungkinan terjadi 0% atau dengan kata lain peristiwa itu tidak mungkin
terjadi. Di lain pihak, apabila suatu peristiwa atau kejadian dinyatakan
probabilitasnya (P) = 1, berarti bahwa peristiwa atau kejadian itu 100% pasti
terjadi. Jenis kejadian (event) menurut probabilitas adalah:
• Kejadian yang pasti terjadi (certainly event) bila Pi=1
• Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event) bila Pi=0
• Kejadian yang mungkin terjadi (possible event) bila 0 ≤ P ≤ 1
D. Cara Mengatasi Resiko
Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari
kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa
cara yang biasanya dipakai dalam menghadapi resiko, yaitu :
 Menghindari resiko (avoiding risk) yaitu menghindari penyebab
timbulnya resiko. Menghindari resiko merupakan strategi yang sangat
penting, strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk
menangani resiko. Dengan menghindari resiko, kontraktor dapat
mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan mengalami kerugian akibat
resiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga akan kehilangan
sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin
didapatkan dari asumsi resiko tersebut.
Contohnya: seorang kontraktor yang ingin menghindari resiko politik dan
finansial berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik
yang tidak stabil, dapat menolak melakukan tender proyek pada negara
tersebut. Namun demikian, apabila kontraktor tersebut menolak untuk
melakukan tender, maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan
dari proyek tersebut juga ikut menghilang.
 Mengurangi resiko (reducing risk) yaitu memperkecil kemungkinan atau
probabilitas untuk terjadinya risiko tersebut atau memperkecil kerugian
atau akibat risiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu, risiko
dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif
strategi yang kedua adalah mencegah resiko dan mengurangi kerugian.
Strategi ini secara langsung mengurangi potensi resiko kontraktor dengan
2 cara, yaitu: (1) Mengurangi kemungkinan terjadinya resiko. (2)
Mengurangi dampak finansial dari resiko, apabila resiko tersebut benar
benar terjadi.
Contohnya: pemasangan alarm atau alat anti maling pada peralatan di
proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah
gedung yang dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi
dampak finansial, apabila gedung tersebut mengalami kebakaran.
 Mengasuransikan resiko (shifting the risk into an insurance company)
yaitu memindahkan resiko yang bakal terjadi keperusahaan asuransi.
Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik
untuk sebuah organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk
di dalam strategi transfer resiko, dimana pihak asuransi setuju untuk
menerima beban finansial yang muncul dari adanya kerugian. Secara
formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak persetujuan antara 2
pihak yang terkait yaitu: pengasuransi (insured) dan pihak asuransi
(insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer)
setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang
tercantum dalam kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus
membayar sejumlah premi tiap periodenya.

E. Sikap Terhadap Resiko


Seseorang yang menyukai resiko (risk lover) selalu akan membayar
dengan nilai yang positif, seorang yang netral terhadap resiko (risk neutral)
akan membayar nol, artinya dia belum tentu akan ikut permainan ini. Seorang
yang takut dengan Resiko (risk averse) akan meminta uang untuk ikut
permainan. Artinya:
- Seseorang disebut risk averter bila dia tidak bersedia ikut suatu taruhan
yang fair.
- Seseorang disebut risk neutral bila dia tidak bisa dipengaruhi untuk
menolak atau mengikuti suatu permainan taruhan yang fair.
- Seseorang disebut risk lover atau risk seeker bila dia akan senang sekali
mengikuti suatu permainan taruhan yang fair.
Fungsi utility pendapatan dari ketiga kelompok tersebut akan berbeda,
hal tersebut dapat dipecahkan dengan teori utilitas harapan (expected utility
teory).

F. Teknik Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian


1. Teknik Optimasi
Dari aspek manajerial, pilihan yang optimal merupakan solusi yang
efektif dan efisien. Secara harfiah, kata efektif dapat dipadankan dengan
kata berdaya guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian makna dengan
kata berhasil guna. Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif proses
produksi untuk mencapai output maksimal pada level penggunaan input
yang sudah ditetapkan besarannya, sementara pilihan yang efisien
merujuk kepada alternatif proses produk untuk mencapai besaran output
tertentu dengan penggunaan input minimal. Dari uraian ini, dapat
disimpulkan bahwa optimalisasi mencakup terminologi maksimalisasi
output dan minimalisasi input atau biaya. Pemahaman atas solusi optimal
ini dapat diterapkan baik pada kajian tentang perilaku produksi maupun
perilaku konsumsi.
2. Teknik Analisis Resiko
Resiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan/aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek
pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan,
seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian
(uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan
timbulnya resiko pada suatu kegiatan.
3. Teknik Pendugaan/Peramalan
Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi resiko
atau ketidakpastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan
keputusan operasional jangka pendeknya dan dalam merencanakan
pertumbuhan jangka panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang
sederhana dan tidak mahal hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan
mempertimbangkan semua keuntungan dan batasan dari berbagai macam
teknik ramalan tersebut, manajer dapat memilih metode atau kombinasi
dari metode yang paling cocok dengan perusahaannya.
Peramalan kualitatif didasari oleh survei terhadap rencana para
eksekutif bisnis untuk rencana pengeluaran pembangunan dan peralatan,
perubahan inventori, dan harapan penjualan, serta survei terhadap
rencana pengeluaran konsumen. Ramalan penjualan dapat didasari oleh
jajak pendapat terhadap eksekutif perusahaan, tenaga penjual, dan
konsumen perusahaan biasanya meminta pandangan dari pejabat luar
negeri atau orang-orang bisnis.

II. KESIMPULAN
Resiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan
dan akan memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian,
sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak
dapat diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Untuk
mengukur resiko dapat meggunakn probabilitas. probabilitas (Pi) adalah
peluang timbulnya kejadian anyara 0 < Pi < 1, Besarnya probabilitas suatu
kejadian antaraa 0 dan 1. Jumlah probabilitas dari seluruh kejadian yang
mungkin terjadi adalah 1 (ΣPi = 1). Adapun cara dalam mengatasi resiko
yaitu dengan cara, menghindari resiko, mengurangi resiko dan
mengasuransikan resiko. Sedangkan sikap terhadap resiko tergantung dari
besarnya resiko yang akan dihadapi. Teknik dalam pengambilan keputusan
itu sendiri ada 3 macam yaitu, teknik optimisasi, teknik analisis resiko,
teknikpendugaan/peramalan.

SUMBER REFERENSI

Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.


Basyaib, F. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Grasindo.
Soekartawi, Rusmadi, Effi Damaijati. 1993. Risiko dan Ketidakpatian Dalam
Agribisnis, Teori dan Aplikasi. Jakarta :Raja grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai