Anda di halaman 1dari 5

Tugas : Ringkasan Makalah Kelompok VII

Judul Makalah : Resiko dan Kepastian Dalam Produksi Pertanian

A. PENGERTIAN RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN

1. Pengertian Risiko

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi

akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang

akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai

suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang

tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. 

B. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN DALAM PRODUKSI

PERTANIAN

1. RISIKO PRODUKSI PERTANIAN

Risiko pertanaman di sektor pertanian mencakup risiko budidaya

yang berkaitan dengan masalah-masalah teknis pertanaman dan masalah-

masalah non teknis yang sulit dikendalikan, seperti perubahan alam,

pengaruh kondisi lingkungan dan perubahan iklim global yang memicu

serangan OPT.

Risiko teknis dimulai sejak persiapan tanam, termasuk pemilihan

varietas (misalnya, varietas padi, jagung, kedelai), selama pertanaman,

hingga menjelang pemanenan. Jenis OPT juga bias berbeda antara wilayah

yang satu dengan yang lainnya. Risiko pertanaman berikutnya adalah

1 | Page
risiko saat memasuki pasca panen dengan teknologi yang digunakan yang

mengakibatkan kerugian petani. Risiko pasca panen termasuk penggunaan

alat pemanenan, penyimpangan hingga pengangkutan yang keseluruhan

tahapan penanganan pasca panen ini memberikan kontribusi terhadap

risiko kehilangan hasil. Cara penanganan komoditas pada saat pasca penen

menentukan besaran risiko yang ditanggung petani.

2. Upaya Meminimalisir Resiko Produksi Usahatani

a. Risiko Produksi

Mengatasi kekeringan yaitu embung sebagai teknologi penyedia

air. Embung adalah kolam besar seperti waduk yang diharapkan dapat

terus menyediakan air di musim kemarau. Risiko produksi yang

disebabkan karena adanya kekeringan dapat diatasi dengan pembangunan

embung. Upaya lain untuk mengatasi musim penghujan yang

berkepanjangan, petani harus menanam padi dengan varietas unggul.

Varietas unggul mempunyai kelebihan tahan terhadap kondisi cuaca

penghujan yang banyak air.

b. Risiko Harga.

Bulog berperan dalam menstabilkan persediaan beras. Jika

persediaanberascukup maka harga tidak akan naik ataupunturun. Campur

tangan pemerintahdalamekonomi tentang beras antaralaindilakukan

melalui lembaga panganyang bertugas melaksanakan kebijaakan

pemerintah yang menyangkut aspek praproduksi, proses produksi, serta

2 | Page
pasca produksi . Bulog dibentuk untuk mengendalikan stabilitas harga dan

penyediaan bahan pokok

c. Resiko teknologi

Petani akan menerapkan teknologi baru apabila teknologi tersebut

sesuai dengan lingkungan daerah setempat, tidak rumit dan dapat diterima

oleh masyarakat setempat karena mudah diterapkan, dapat menghmat

waktu dan tenaga karena beberapa petani juga mempunyai pekerjaan lain

selain bertani. Teknologi yang tidak membutuhkan biaya besar dan

menguntungkan akan diterima dan diterapkan petani.

d. Resiko sosial dan hukum

Pembatasan subsidi dan penyimpangan mengakibatkan ketidakpastian

adanya subsidi pupuk maupun benih. Hal ini mempengaruhi pengeluaran

petani jika tidak ada subsidi. Ketika subsi dibenih dan pupuk dibatasi,

maka solusi yang bisa ditempuhadalahpetani

menggunakanbiayadaritabungan atau memanfaatkan PUAP di tingkat desa

untuk memperoleh modal

C. KEPASTIAN DALAM PRODUKSI PERTANIAN

Kepastian nya sekarang dilindungi oleh pemerintah dengan

Penerapan asuransi pertanian di Indonesia relatif masih dalam tahap awal

pembelajaran atau masih dalam taraf uji coba proyek percontohan (pilot

project) sehingga untuk persiapan pelaksanaan secara nasional perlu

kiranya dipersiapkan petugas pelaksana dilapangan baik tingkat provinsi

maupun kabupaten/kota. Melindungi usahatani adalah sesuatu hal yang

3 | Page
sangat dibutuhkan petani. Ditengah tantangan besar karena perubahan

iklim global, fluktuasi harga yang sulit diikuti, dan pengaruh kesepakatan

pasar regional, seperti pasar terintegrasi dalam MEA, petani layak

memperoleh perlindungan.

Diantara instrumen yang tersedia, skema asuransi pertanian

diperkirakan mampu memberikan kenyamanan berusahatani dan

kepastian melakukan kegiatan di sektor pertanian. Dengan demikian,

penerapan skema asuransi usahatani padi diharapkan dapat mengurangi

beban kerugian yang mungkin ditanggung petani (Pasaribu, et al., 2010).

Asuransi pertanian di Indonesia mencakup empat sub sektor, yakni

tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Selain

AUTP, asuransi ternak sapi (ATS) juga sudah diujicobakan sejak tahun

2012 dan memperoleh sambutan yang baik dari kalangan masyarakat

peternakan. Kedepan, ATS akan lebih dimatangkan dan dilaksanakan di

seluruh wilayah Indonesia. Dengan deskripsi diatas, tulisan ini bertujuan

untuk menganalisis tantangan dan mempelajari peluang program

perlindungan pertanian karena risiko yang dihadapi petani dalam

memproduksi bahan pangan. Risiko produksi pangan yang diuraikan

dalam makalah ini menunjukkan bahwa pada setiap musim tanam dan

sepanjang waktu penanaman, komoditas pangan selalu menghadapi

berbagai permasalahan atau kesulitan yang dapat mengakibatkan

kerusakan tanaman dan bahkan dapat berujung pada kegagalan panen.

4 | Page
Kondisi seperti ini lah yang perlu direspons dengan instrumen

kebijakan yang membuka peluang perlindungan bagi petani dalam

bentuk peningkatan adaptasi terhadap perubahan iklim global, membuka

akses petani pada lembaga keuangan mikro, dan mendorong aplikasi

asuransi usahatani padi/asuransi komoditas pertanian bernilai ekonomi

tinggi.

5 | Page

Anda mungkin juga menyukai