Anda di halaman 1dari 5

Bab I

Pendahuluan

A. Sketsa Penalaran Hukum

Para ahli hukum menyatakan secara signifikan tidak ada perbedaan antara

penalaran hukum dengan penalaran atau proses berpikir sehari – hari. Ciri

khas yang membedakannya hanyalah dalam penggunaannya bahwa

penalaran hukum digunakan dalam proses untuk mengantisipasi atau

menyelesaikan hukum dalam masyarakat. Sebagaimana yang dikemukan

oleh Nell mac Cormick, bahwa di dalam konteks penalaran hukum adalah

proses penggunaan nalar hukum dalam argumentasi hukum. Penalaran

hukum sebagai proses berpikir dan argumentasi hukum sebagai bentuk

atau wujud pikiran yang berupa argumen. Dengan demikian keduanya

tidak dapat dipisahkan. Dalam istilah Belanda memang dibedakan antara

nadere = penalaran, dan argumentatie = argumentasi, tetapi keduanya tidak

dapat dipisahkan karena argumentatie lahir dari proses nadere. Sebagai

buku pengantar dalam diskursus hukum tujuan kajian penalaran hukum

adalah:

a. Belajar berpikir sebagai lawyer

b. Bagaimana mengetahui karakter argumentasi hukum yang diwujudkan

pada proses publik pada sidang terbuka untuk umum dalam penyelesaian

sengketa di muka pengadilan.

1
Gregory Charill mengatakan bahwa penalaran hukum merupakan suatu proses

berpikir yang dipakai para yuris, baik sebagai hakim, jaksa, pengacara,

peneliti, pengajar maupun penulis dalam melakukan pekerjaan atau

profesinya. Ada empat hal pokok yang diuraikan di dalam buku ini yang

dipandang sebagai hal yang fundamental, yaitu;

Pertama, pendahuluan dimana menguraikan gambaran perlunya penalaran

hukum dalam ilmu hukum merupakan ilmu praktis yang normatif, sehingga

menjadikan inti dari suatu aktifitas penalaran hukum disadari atau tidak adalah

penalaran hakim.

Kedua, diuraikan tentang konsep penalaran hukum dengan uraian beberapa

definisi dan dilanjutkan menggambarkan secara ringkas sejarah lahirnya

penalaran hukum di dalam sistem hukum Eropa kontinental. Sejarah Penalaran

Hukum, diurai munculnya studi penalaran hukum atau argumentasi yuridik

sebagai studi hubungan antara logika dan hukum yang berkembang di Dunia

Barat melalui Teori Hukum, yang merupakan lingkup dari metodologi hukum.

Ketiga, mengenai Jenis dan Instrumen Penalaran Hukum. Dimana mencermati

secara dikotomi ada dua jenis penalaran hukum yaitu penalaran hukum

deduksi dalam kerangka sistem hukum Eropa Kontinental yang produk

hukumnya ditetapkan melalui prosedur legislasi dan regulasi, sedangkan

penalaran secara analogi atau penalaran hukum model preseden (sistem Anglo

Saxon), yang aturan hukumnya tidak ditetapkan melainkan melalui proses

yurisprudensi.

2
Keempat, menganalisis Penerapan dan kesesatan dalam Penalaran Hukum,

mengurai penerapan dengan masing – masing argumentasinya, serta

sebelumnya mengenai langkah penerapan, teori penerapan, dan doktrin

penerapan hukum.

B. Pengertian Penalaran Hukum

Dalam konteks yang lebih luas Harold J. Berman mengatakan penalaran

hukum adalah proses ntelelektual dalam bentuk argumentasi untuk

menjastifikasi selain putusan pengadilan juga menjastifikasi doktrin hukum,

aktivis yuridis lainnya seperti pembentukan undang – undang, penerapan

hukum oleh badan/ pejabat administrasi, negosiasi dalam transaksi.

Beberapa definisi dari para ahli mengenai Pengertian Penalaran Hukum, yaitu;

1. Definisi Chaim Parelman, penalaran hukum adalah teknik – teknik yang

digunakan oleh teoritisi dan lawyer agar lebih cocok dengan apa yang

dipersyaratkan oleh satu sistem hukum dalam penyelesaian sengketa agar

tercapai esensi keadilan dan ketertiban.

2. Definisi arold J. Berman, membedakan menjadi dua pengertian penalaran

hukum, pertama dalam sistem anglosaxon penalaran hukum adalah proses

intelektual sehingga hakim samapai pada konklusi atas perkara atau kasus

yang diputusnya. Kedua, dalam sistem hukum kontinental penalaran

hukum adalah proses intelektual yang berupa pikiran rasional dan

3
konsisten untuk menjastifikasi serta penguatan atau dukungan terhadap

suatu doktrin hukum yang dianut.

3. Definisi Mr. M.M. Henket membedakan penalaran hukum dalam arti luas

dan arti sempit. Dalam arti luas disebutkan penalaran hukum adalah proses

psikologi hakim ketika memutus perkara atau kasus yang dihadapinya.

Dalam arti sempit, merujuk pada argumentasi yuridis hakim sebagai dasar

pembenar atau mendukung putusan – putusannya.

4. Definisi Steven J. Burton, penalaran hukum adalah proses menggunakan

alasan hukum dalam argumentasi hukum. Definisi ini dapat dikatakan

sebagai penalaran hukum konseptual yang berkaitan dengan konsep The

Rule of Law.

C. Sejarah Penalaran Hukum

Di Belanda selama dekade sembilan puluhan itu telah diadakan tiga kali

simposium yang bertemakan penalaran hukum atau argumentasi hukum.

Walaupun perkembangan dari studi teori hukum dan penalaran hukum di

dunia Barat begitu cepat meluas dan mendalam dalam waktu satu dasa warsa,

tetapi di Indonesia belum mendapat perhatian yang cukup dari para penstudi

hukum. Oleah karena itu dianjurkannya kepada para Dekan merencanakan

memasukkan mata kuliah Penalaran Hukum ke dalam kurikulum Fakultas

Hukum masing – masing.

4
D. Keterkaitan Penalaran Hukum dengan Mata Kuliah Lain

B. Arief Sidharta menempatkan mata kuliah Penalaran Hukum sebagai salah

satu aspek pokok telaah dalam Teori Hukum, sub bagian telaah Metodologi

Hukum, telaahnya meliputi : Epistimologi Hukum, Metoda Penelitian Dalam

Ilmu Hukum dan Teori Hukum, Metoda Pembentukan Hukum, Metode

Penerapan Hukum, Metoda Penemuan Hukum, Teori Argumentasi Hukum,

dan Ilmu Perundang-undangan. Perlu dicatat di Indonesia pada beberapa

Fakultas Hukum antara lain di Program Pascasarjana Kenotariatan USU,

silabus mata kuliah penemuan hukum memasukkan pula fokus kajian

penalaran hukum, sedangkan di Program Pascasarjana Kenotariatan

Universitas Brawijaya. Mata kuliah penalaran hukum, menitikberatkan pada

keterkaitan ilmu hukum dengan model penalaran dan hubungan logika dan

hukum, serta aliran – aliran argumentasi hukum. Jadi kini penalaran hukum

atau argumentasi hukum dalam struktur kurikulum berkedudukan selain

sebagai mata kuliah yang mandiri juga materinya dimasukkan ke dalam

silabus mata kuliah – mata kuliah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai