Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Muhammadiyah

Sebagaimana ungkapan yang sudah sangat sering kita dengar, atau bahkan

mungkin juga sering kita ucapkan, bahwa “tak kenal maka tak sayang”, maka kita

tidak akan mungkin sayang kepada sesuatu sebelum kita mengenalnya. Demikian

juga dengan Muhammadiyah, bagaimana mungkin orang akan sayang kepada

Organisasi terbesar di dunia amal usaha-nya ini, jika orang tersebut tidak

mengenal Muhammadiyah.

Oleh karena hal tersebut, kita mesti mengenal pengertian Muhammadiyah

itu sendiri. Pengertian Muhammadiyah bisa ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu

pengertian Muhammadiyah dari segi bahasa dan pengertian Muhammadiyah dari

segi Istilah.

Muhammadiyah secara bahasa berasal dari kata Muhammad dan iyah.

"Muhammad" diambil dari nama Nabi terakhir Muhammad SAW sedangkan

“iyah” berarti pengikut. Jadi secara bahasa, muhammadiyah berarti pengikut Nabi

Muhammad SAW. Meskipun demikian ada sebagian orang yang menyatakan

bahwa, sesungguhnya kata Muhammad diambil dari nama guru pendiri

Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, yaitu Muhammad Abduh. Tentunya hanya

KH. Ahmad Dahlan yang tahu persisnya. Akan tetapi, Organisasi

Muhammadiyah, berkeyakinan bahwa nama Muhammad adalah dinisbatkan

kepada Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam.

Muhammadiyah secara istilah adalah Sebuah Organisasi Islam, gerakan

dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada

18 Nopember 1912 M atau 8 Dzulhijah 1330 H di Yogyakarta, tepatnya di


Kampung Kauman. Muhammadiyah sebagai organisasi Islam menempatkan Al-

Qur’an dan As-Sunah sebagai dasar organisasi, juga sebagai pedoman dalam

pergerakannya.

Adapun pengertian Ma’ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita

kepada Allah. Sedangkan pengertian Munkar adalah segala perbuatan yang

menjauhkan kita dari pada-Nya.

Sejarah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung

Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH

Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya,

banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis

dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain

itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan

sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere School Moehammadijah dan

selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Moehammadijah (sekarang

dikenal dengan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta khusus laki-

laki, yang bertempat di Jalan S Parman no 68 Patangpuluhan kecamatan

Wirobrajan dan Madrasah Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta khusus

Perempuan, di Suronatan Yogyakarta yang keduanya skarang menjadi Sekolah

Kader Muhammadiyah) yang bertempat di Yogyakarta dan dibawahi langsung

oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah


Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama

”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat

Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom

Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu

Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui salat

istikharah (Darban, 2000: 34).[2] Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan (1912-

1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti:

Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, sekitar daerah Pekalongan

sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota

tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa

Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang,

Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah

menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian

Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada

tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.


Lambang Muhammadiyah

Bentuk Lambang Muhammadiyah

            Lambang persyarikatan berbentuk matahari yang memancarkan dua belas

sinar yang mengarah kesegala penjuru, dengan sinarnya yang putih bersih

bercahaya. Ditengah-tengah matahari terdapat tulisan dengan huruf Arab;

Muhammadiyah. Pada lingkaran atas yang mengelilingi tulisan Muhammadiyah

terdapat; tulisan berhuruf Arab, berujud kalimat syahadat tauhid: “Asyahadu anal

ila-ha illa Allah” (saya bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan kecuali Allah), dan

pada lingkaran bagian bawah tertulis kalimat syahadat Rasul “Waasyhadu anna

Muhammadan Rasulullahi” (dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan

Allah). Seluruh gambar matahari dengan atributnya berwarna putih dan terletak

diatas warna dasar hijau daun.

Maksud Lambang Muhammadiyah

            Matahari adalah merupakan salah satu benda langit ciptaan (makhuk)

Allah. Dalam system tata surya matahari menemapati posisi sentral (heliosentris)

yaitu menjadi titik pusat dari semua planet-planet lain. Matahari merupakan benda

langit yang dari dirinya sendiri memiliki kekutan memancarkan sinar panas yang
sangat berguna bagi kehidupan biologis semua mahluk hidup yang ada dibumi.

Dan tanpa  panas sinar hidup tidak mungkin dapat meneruskan kehidupannya.

            Muhammadiyah menggambarkan jati diri, gerak serta manfaatnya

sebagaimana matahari. Kalau matahari menjadi penyebab lahiriah berlangsung

kehidupan secara biologis bagi seluruh mahluk hidup yang ada dibumi, maka

Muhammadiyah akan menjadi penyebab lahirnya, berlansungnya kehidupan

secara spiritual, rohaniah bagi semua orang yang mau menerima pancaran

sinarnya yang berupa ajaran agama Islam sebagaimana yang termuat dalam Al-

Qur’an dan As-Sunnah. Ajaran Islam yang hak dan lagi sempurna itu seluruhnya

berintikan dua kalimat syahadat. Kehidupan rohaniah karena sinar dua kalimat

syahadat itulah digambarkan oleh surat al-Anfal 24: “wahai orang-orang yang

beriman! Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeruh

kalian kepada sesuatu yang member kehidupan kepada kalian”   

            Dua belas sinar matahari yang memancar keseluruh penjuru mengibarkan

tekad dan semangat pantang menyerah dari warga Muhammadiyah dalam

memperjuangkan Islam ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia sebagai

tekad dan semangat pantang mundur dan menyerah dari kaum Hawary, yaitu

sahabat Nabi Isa as. Yang jumlahnya dua belas orang. Karena tekad dan semangat

telah teruji secara meyakinkan maka Allah pun berkenaan mengabadikan mereka

dalam salah satu ayat Al-Qur’an, yaitu surat as-Shaf ayat 14: “Wahai’ sekalian

orang- orang beriman! Jadikanlah kalian penolong-penolong (agama) Allah,

sebagaimana ucapan Isa putra Maryam kepada kaum Hawary: “siapa yang

bersedia menolongku (semata-mata untuk menegakan agama Allah), lalu

segolongan bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir: maka kami
berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh

mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang”.

Warna putih pada seluruh gambar matahari melambangkan kesucian dan

keikhlasan. Muhammadiyah dalam berjuang untuk menegakkan dan menjunjung

tinggi agama islam. tidak ada motif lain kecuali semata-mata mengharapkan

keridlaan Allah. Keikhlasan yang menjadi inti (nucleus)- ajaran ikhsan

sebagaiman yang dianjurkan Rasulullah benar-benar dijadikan jiwa dan ruh

perjuangan Muhammadiyah sudah ditanamkan oleh K.H. Ahmad Dahlan. Sebab

telah diyakini secara sungguh-sungguh bahwa setiap perjuangan yang didasari

oleh iman dan ikhlas maka kekuatan apa pun tidak ada yang mampu

mematahkannya (lihat surat Shaad 73-85, as-Shaffat 138, al-A’raf 11-18).

            Warna hijau yang menjadi warna dasar melambangkan kedamaian dan

kesejahteraan. Muhammadiyah berjuang ditengah-tengah masyarakat bangsa

Indonesia dalam rangka merealisasikan ajaran agama Islam yang penuh dengan

kedamaian, selamat dan sejahtera bagi umat manusia (al-Anbiya’ ayat 107)
lirik lagu Sang Surya (Mars Muhammadiyah)

Sang Surya Tetap Bersinar


Syahadat Dua Melingkar 
Warna Yang Hijau Berseri 
Membuatku Rela Hati 

Ya Allah Tuhan Rabbiku 


Muhammad Junjunganku 
Al Islam Agamaku 
Muhammadiyah Gerakanku 

Di Timur fajar Cerah Gemerlapan 


Mengusir Kabut Hitam 
Menggugah Kaum Muslimin 
Tinggalkan Peraduan 

Lihatlah Matahari Telah Tinggi 


Di Ufuk Timur Sana 
Seruan Illahi Rabbi 
Samina Wa Atthona 

Ya Allah Tuhan Rabbiku 


Muhammad Junjunganku 
Al Islam Agamaku 
Muhammadiyah Gerakanku 

Anda mungkin juga menyukai