MAKALAH
Oleh:
Dede Rukmana
55120120097
Pembimbing:
Dr. Sudjono, M.Acc.
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
sehingga makalah dengan judul “Dampak Ekonomi Terhadap Penerapan Basel III” ini
dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat beserta salam semoga dicurahkan kepada
Makalah ini ditulis merupakan Tugas Besar sebagai salah satu komponen
Saya memiih tema ini sebagai tema Tugas Besar 2 mata kuliah Manajemen Risiko
karena begitu menarikanya Basel III baik dari segi pengaturannya, daya mengikatnya,
Saya menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak selama ini,
maka mustahil pencapaian ini dapat saya raih. Maka dari itu, dengan segala kerendahan
1. Dr. Sudjono, M.Acc., selaku dosen mata kuliah Risk Management yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan ilmu terkait manajemen
3
Ahir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas berlipat ganda atas
kesehatan kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini dapat
Penulis
4
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 3
BAB I ........................................................................................................................ 7
PENDAHULUAN .................................................................................................... 7
Latar Belakang .......................................................................................................... 7
Rumusan Masalah ..................................................................................................... 9
Batasan Masalah........................................................................................................ 9
Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 9
BAB II ..................................................................................................................... 10
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 10
Bank Indonesia ........................................................................................................ 10
Basel I...................................................................................................................... 10
Basel II .................................................................................................................... 11
Basel III ................................................................................................................... 12
Teori Legitimasi ...................................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................... 14
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 14
Respon terhadap Krisis Finansial Global ................................................................ 14
Kelemahan Basel II ................................................................................................. 15
Gambaran Umum Aturan Basel III ......................................................................... 16
Tabel 1.1 .................................................................................................................. 17
BASEL III Regulatory Framework ......................................................................... 17
Definisi Modal (berdasarkan consultative paper Bank Indonesia) ........................ 18
Dampak Ekonomi Makro Penerapan Basel III ....................................................... 19
Tabel 1.2 .................................................................................................................. 21
Dampak Ekonomi Makro Kewajiban Modal menurut Basel III Tahun 2015 ......... 21
Table 1.3 .................................................................................................................. 22
Dampak Ekonomi Makro Kewajiban Modal Menurut Basel III Tahun 2019 ........ 22
5
Dampak terhadap Pembiayaaan Perdagangan (Trade Finance) ............................. 23
PENUTUP ............................................................................................................... 25
Kesimpulan ............................................................................................................. 25
Saran ........................................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 27
6
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia perbankan merupakan dunia penuh dinamika, tentunya di samping
peranan penting yang dimilikinya dalam perekonomian suatu negara ataupun dunia.
Dunia perbankan sendiri termasuk ke dalam system keuangan yang pada dasarnya
merupakan suatu kesatuan system yang dibentuk dari semua Lembaga keuangan yang
ada dan kegiatan utamanya di bidang keuangan adalah menarik dana dari masyarakat
Morgan, Morgan Stanley, Goldman Sanch yang lebih focus pada bisnis finansial
menyadarkan pelaku perbankan bahwa kesepakatan Basel I dan Basel II belum cukup
untuk mengantisipasi risiko usaha perbankan. Kesepakatan Basel I ini mengatur perihal
standar berapa modal yang harus disisihkan Bank sebagai perlindungan terhadap risiko
keuangan dan operasional yang akan dihadapi Bank, yang pada intinya Basel I ini
memperhitungkan Kredit Risiko Pasar dan Risiko Operasional namun masih dalam
tahap yang sederhana dan disempurnakan secara detail melalui kesepakatan Basel II
global pada tahun 2008 – 2009, the Basel Committee of Banking Supervision (BCBS)
7
membuat serangkaian kebijakan yang secara substantial merevisi ketentuan tentang
ketahanan perbankan dalam menghadapi krisis yang terjadi di kemudian hari. Aturan
baru pernguatan modal dan likuiditas perbankan disebut (The new Basel 3 capital and
liquidity requirements) telah disepakati oleh para pemimpin negara di forum G-20
dalam summit meeting G-20 di seoul pada bulan November 2010). Secara umum
kesepakatan Basel III terdapat 3 komponen Utama yakni permodalan, likuiditas dan
leverage ratio. Terkait permodalan ada tiga modal tambahan yang harus disiapkan
bank, yakni countercyclical buffer, capital conservation buffer dan capital surcharge.
goncangan yang mempengaruhi kinerja dari perbankan. Dalam kesepakatan Basel III,
perbankan diwajibkan mencadangkan modal kualitas tinggi (core tier-1) sebesar 4,5%
dari asetnya, ditambah modal penyangga sebesar 2,5% jika terjadi goncangan, atau
menjadi 7% di tahun 2016, serta harus menyediakan modal penyangga lagi sebesar
Bank for International Settlement (BIS) yang merupakan kumpulan dari para
gubernur bank sentral dunia Kembali bertemu pada tanggal 23-24 Juni 2011 di Swiss.
Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang Langkah dan upaya sector perbankan untuk
menghadapi krisis yang mungkin terjadi di masa yang akan dating. Dalam pertemuan
tersebut juga telah dimatangkan aturan Basel III sebagai kelanjukan dari Basel II yang
8
disebut Basel III: A global Regulatory Framework for more Resilient Banks and
Banking Systems.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut:
3. Dampak apa yang ditimbulkan atas penerapan Basel III pada sector keuangan dan
makroekonomi?
Batasan Masalah
Tulisan ini menjelaskan secara umum tentang aturan Basel III tersebut diata
dan dampak yang ditimbulkan atas penerapannya terhadap sector keuangan dan
Tujuan Penelitian
Tujuan dari tulisan ini adalah memberikan Selayang pandang pemahaman
kepada pembaca tentang gambaran umum aturan Basel III, latar belakang yang
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali
untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang tentang Bank
Indonesia.
Basel I
Komite Basel (The Basel Committee) untuk pengawasan perbankan
dicetuskan pada tahun 1974. Pembentukan Komite Basel telah diprakarsaia oleh
gubernur Bank sentral The Group of Ten (G10), dengan focus pada regulasi dan
- Amerika Serikat
- Belanda
- Belgia
- Inggris
- Italia
- Jepang
- Jerman
- Kanada
10
- Perancis
- Swedia
- Swiss
suatu Bank yang perlu disediakan. Komite Basel untuk pertama kali
pada 1988.
Basel II
Basel II merupakan sebuah kerangka kerja yang menawarkan sebuah
perbankan yang aktif secara internasional yang disiapkan oleh Komite Basel.
pengawasan bank. Kerangka baru Basel II dirancang mencakup tiga konsep yang
11
- Kemungkinan untuk meletakkan modal tambahan terhadap institusi
perbankan tertentu
Basel III
Hasil final rekomentasi yang diterbitkan Basel III adalah “A global
regulatory framework for more resilient banks and banking system pada Desmber
2010. Secara umum Basel III terdapat tiga komponen utama yakni: Permodalan,
Likuiditas dan Leverage Ratio. Terkait permodalan ada tiga modal tambahan yang
modal kualitas tinggi (core tier-1) sebesar 4,5% dari asetnya, ditambah modal
penyangga sebesar 2,5% jika terjadi goncangan, atau menjadi 7% di tahun 2016,
serta harus menyediakan modal penyangga lagi sebesar 2,5% atau total menjadi
12
Teori Legitimasi
Teori legitimasi menegaskan perusahaan terus berupata untuk memastikan
bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat
memastikan bahwa aktifitas mereka diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang
“sah” (Deegan, Rankin & Tobin, 2002). Semantara itu, Deephouse & Suchman
(2008) menyebutkan legitimasi bisa juga berupa legitimasi kognitif dan legitimasi
suatu usaha baru. Legitimasi sosiopolitik mengacu pada proses dimana para
dalam hal pengawasan perbankan. Mandate komite ini adalah untuk memperkuat
dengan Basel Accord yang merupakan sejumlah set regulasi perbankan yang dibuat
oleh BCBS. Aturan yang saat ini terdiri dari Basel I, II dan III ini memberi
rekomendasi tentang peraturan perbankan terhadap risiko modal, risiko pasar dan
risiko operasional.
13
BAB III
PEMBAHASAN
Respon terhadap Krisis Finansial Global
Krisis keuangan global yang terjadi sejak 2008 tak dapat dipungkiri telah
perbankan. Hal ini membuat aturan dan kebijakan yang dapat meningkatkan stabilitas
sector keuangan dan mengengah efek negative terhadap perekonomian dari krisis yang
disebabkan sector tersebut memainkan peranan yang sangat signifikan dalam fungsi
ekonomi. Selain sebagai penyedia lapangan kerja yang utama, sector keuangan juga
pembayaran sebagai urat nadi kehidupan perekonomian di setiap negara. Oleh karena
itu, menjaga dan memelihara tingkat kepercayaan semua pelaku ekonomi adalah
Salah satu regulasi keuangan yang penting untuk memastikan kestabilan system
perbankan adalah aturan tentang penguatan modal dan likuiditas perbankan global.
Basel III dikeluarkan sebagai aturan tersebut yang berfungsi sebagai shock absorber
bagi perbankan untuk menghadapi krisis keuangan dan tekanan ekonomi. Pada bulan
dua buah dokumen “Basel III: A global regulatory framework for more resilient banks
14
and banking systems (edisi revisi dikeuarkan di bulan Juni 2011)”, dan “Basel III:
(Accenture, 2011).
Kelemahan Basel II
Dampak buruk dari krisis finansial yang diikuti dengan resesi global segera
Kembali aturan system perbankan global yang dikenal dengan Basel II (Basel Accord).
Kesepakatan tersebut pada dasarnya telah mencakup semua issue termasuk standar
likuiditas, kredit, manajemen risiko pasar dan operasional, dan standar akuntansi.
Meskipun demikian, hal utama yang diatur dalam Basel II terssebut adalah kewajiban
bank untuk memeuhi ketentuan minimal rasio Tier I Capital terhadap aktiva tertimbang
menurut risiko (risk-weighted assets) sebesar 4% (Tier I capital yaitu modal inti yang
benar-benar disetorkan kepada bank dalam bentuk ekuitas atau paid up share capital).
Tier I capital terdiri dari saham biasa (common stock) dan cadangan yang dilaporkan
mengantisipasi bank terhadap kerugian yang tidak diharapkan seperti yang terjadi
menghindari kerugian besar yang akan timbul karena krisis keuangan global, namun
15
serangkaian imbas krisis menunjukan bahwa Basel II ternyata memiliki banyak
- Rasio kewajiban modal sebesar 4% ternyata tidak cukup kuat menghadapi kerugian
- Tanggung jawab untuk mengukur tingkat risiko tertimbang asset bank diserahkan
kepada perusahaan penilai (rating agencies), yang terbukti sangat rentan terhadap
- Kewajiban modal bersifat pro-cyclical: Jika ekonomi global dalam keadaan bagus
dan harga-harga asset meningkat, risiko antara negara dan rekanan di sector
kewajiban modal menjadi lebih rendah; namun dalam keadaan resesi ekonomi,
yang terjadi adalah sebaliknya yang berdampak pada kenaikan kewajiban modal
yang menjadikan kredit mereka menjadi sekuritas berjaminkan asset (asset backed
Menurut the BCBS, Basel III memiliki dua tujuan utama, yaitu :
16
1. Memperkuat aturan tentang permodalan dan likuiditas global melalui peningkatan
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, aturan Basel III dibagi menjadi tiga
1. Pembaruan ketentuan permodalan (terdiri antara lain: kualitas dan kuantitas modal,
keuangan.
Ketentuan-ketentuan utama dalam paket regulasi Basel III menurut the BCBS
Tabel 1.1
BASEL III Regulatory Framework
17
Capital surcharge for
systemic banks
Sumber : KPMG, 2010.
Secara umum ruang lingkup dokumen Basel III mengenai kewajiban modal dan
keuangan
3. Monitoring Tools
Modal bank terdiri dari Modal Inti Tambahan (Additiona Tier 1); dan Modal
Pelengkap (Tier 2). Bank wajib menyediakan Modal Inti Utama minimal 4,5% dari
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR); bank wajib menyediakan Modal Inti
paling tidak 6% dari ATMR; bank wajib menyediakan total modal paling sedikit 8%
18
dari ATMR. Bagi bank yang memiliki dan/atau melakukan pengendalian terhadap
perusahaan anak, kewajiban menyediakan modal juga berlaku bagi bank secara
individual dan/atau bank secara konsolidasi dengan perusahan anak. Modal Inti Utama
terdiri dari: modal disetor berupa saham biasa; Surplus saham (agio saham) yang
berasal dari penerbitan instrument yang termasuk dalam Modal Inti Utama; Laba
(disclosed reserve); Modal saham yang diterbitka oleh perusahaan anak yang
dikonsolidasi oleh bank dan dimiliki oleh pihak ketiga (minority interest) yang
Basel I sampai dengan Basel III seperti sekarang), merupakan Langkah maju penguatan
permodalan dan likuiditas perbankan global. Hal ini tidak dapat dipungkiri dilakukan
risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh penerapan Basel III framework juga
Pertama, waktu yang cukup renggang dalam tahapan penerapan Basel III dapat
menghindari dampak negative dari kondisi pasar kredit dan lambannya pemulihan
ekonomi. Sebagian besar aturan Basel III akan diterapkan secara bertahap mulai dari
tahun 2013 sampai dengan 2019. Hal ini akan memberikan cukup kesempatan bagi
19
pembuat kebijakan nasional dan lembaga-lembaga keuangan untuk mempersiapkan
diri memnuhi kewajiban kecukupan modal yang baru tanpa mempengaruhi kebijakan
kecil akan mengalami kesulitan untuk akses kredit. Secara lebih khusus, kemungkinan
besar aturan Basel III akan menciptakan kondisi pengetatan kredit untuk lembaga-
lembaga kecil dan menengah (small and medium-sized firms), dan untuk perusahaan-
menengah dan jangka panjang masih belum dapat dipastikan. The Basel Committee dan
permasalahan tersebut dengan hasil yang berlawanan. Walaupun kedua studi tersebut
mengakui adanya efek positif naiknya rasio kewajiban modal terhadap pertumbuhan
akan berdampak pada penurunan real GDP sebesar 0,04 persen per tahun selama empat
tahun. Di pihak lain, The IIF menghasilkan kesimpulan studinya yang lebih pesimis
bahwa dengan presentase kenaikan yang sama atas rasio kewajiban modal akan
berdampak pada menurunnya real GDP per tahun sebesar 0,6 persen selama periode
yang sama (empat tahun). Walaupun risiko dampak yang signifikan terhadap prospek
pertumbuhan tidak dapat dihindari, scenario yang dilakukan oleh The Basel Committee
20
Dalam studi penerapan ketentuan Basel III terhadap kondisi makroekonomi di
tiga wilayah (Amerika Serikat, Eropa dan Jepang), the OECD (Organization of
kondisi ekonomi makro dalam jangka menengah dan jangka panjang. Penerapan
ketentuan Basel III yang secara efektif berlaku pada tahun 2015 akan berdampak pada
penurunan level GDP pada tiga wilayah ekonomi OECD utama rata-rata sebesar -0,23
persen setelah lima tahun penerapan aturan tersebut. Diperkirakan dampak terhadap
Tabel 1.2
Dampak Ekonomi Makro Kewajiban Modal menurut Basel III Tahun 2015
21
Apabila kewajiban modal Basel III efektif dilaksanakan pada tahun 2019,
dampak yang ditimbulkan diperkirakan akan lebih besar. Dalam hal ini, pertumbuhan
GDP rata-rata turun sebesar 0,15 persen. Penerapan ketentuan Basel III yang secara
efektif berlaku pada tahun 2019 akan berdampak pada penurunan level GDP pada tiga
wilayah ekonomi OECD utama rata-rata sebesar -0,73 persen setelah lima tahun
penerapan aturan tersebut. Perkiraan dampak Basel III terhadap level GDP dan
Table 1.3
Dampak Ekonomi Makro Kewajiban Modal Menurut Basel III Tahun 2019
non bank dalam ruang lingkup kerangka peraturan barunya. Shadow banking (seperti
perusahaan asuransi, dana pension dan bank investasi) memainkan peranan yang sangat
22
besar dalam terjadinya krisis keuangan terahir dalam posisi sebagai pemberi kredit.
tersebut yang keberadaanya cukup signifikan dalam system keuangan global. Hal ini
(competitive advantage) kepada shadow banking dan memberikan insentif kepada aksi
risk taking di sector tersebut. Padahal dalam kondisi sector keuangan non bank yang
insolvent, sector keuangan perbankan tidak dapat terhindar dari risiko contagious
effect.
Salah satu issue yang sangat fundamental berkaitan dengan kejadian krisis
sheet. Hal ini menyebabkan terjadinya kenaikan risiko secara signifikan di sector
keuangan, seperti yang terjadi dalam krisis sub-prime mortgage. Untuk menghindari
berulangnya kejadian seperti ini, Basel Committee telah menetapkan untuk menaikan
factor bobot risiko terkait dengan asset off balance sheet. Intinya adalah menaikan
factor konversi kredit (the risk-weighting) asset off balance sheet dari 20% menjadi
10%. Hal ini berarti bahwa bank-bank harus meningkatkan rasio modalnya untuk
23
pinjaman berjaminkan asset sebesar 5 kali. Dalam hal ini, Basel III mencoba untuk
credit dan trade letters of credit termasuk dalam definisi off balance item menurut The
Basel Committee. Dengan aturan baru Basel III maka implikasi yang akan terjadi
adalah biaya pembiayaan perdagangan akan naik sebesar lima kali lipat (Dun and
Bradstreet, 2010). Hal ini akan menyebabkan bank-bank menghadapi dua pilihan,
pertama akan memindahkan biaya tersebut kepad customer, atau akan mengalihkan
focus kepada usaha yang lebih menguntungkan dan mengurangi eksposur kredit
mereka.
pembiayaan perdagangan akan mengalami penurunan yang cukup serius. Hal ini
dikarenakan transaksi yang melibatkan peran pelaku usaha dari pasar negara
(L/C). Akibatnya harga letter of credit akan menjadi lebih mahal, dan eksportir akan
mencari instrument pembiayaan lain yang lebih murah seperti mekanisme produk
pembiayaan yang lebih murah tersebut berisiko bahwa perusahaan harus lebih berhati-
24
akses kepada kegiatan pembiayaan perdagangan sehingga cenderung berdampak
PENUTUP
Kesimpulan
Aturan Basel III yang diluncurkan oleh Bank for International Settlement
bertujuan untuk membuat perbankan di level global lebih tahan terhadap guncangan
ekonomi yang terjadi sehingg kebangkrutan akibat krisi seperti yang terjadi dalam
krisis financial global yang lalu tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Indonesia
sebagai bagian dari masyarakat dunia tidak dapat melepaskan diri dari jarring keuangan
dan ekonomi global sebagai konsekuensi dari sebuah system perekonomian terbuka.
regulasi dan kebijakan yang ada agar tidak meninmbulkan ekses negative terhadap
25
Saran
Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas, saran yang dapat Penulis ajukan
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengaitkan Basel I, II, dan II dengan rasio rasio
keuangan perusahaan
3. Untuk penelitian selanjutnya dapat focus untuk membahas Basel I, II dan III yang
26
DAFTAR PUSTAKA
Accenture. Basel III Handbook. Diakses tanggal 18 Mei 2022 secara online dari:
https://fitc-
ng.com/vlearning/fvltest/BCAM%20Demo/story_content/external_files/Acce
nture-Basel-III-Handbook1.pdf
Bank Indonesia. (2012). Basel III: Global Regulatory Framework for more Resilient
Banks and Banking Systems. Consultive Paper.
Deegan, C., Rankin, M., & Tobin, J. (2022). An Examination of the Corporate Social
and Environmental Disclosures of BHP from 1983-1997. Accounting, Auditing
& Accountability Journal (Vol.15).
Dun and Bradstreet. (2010). The Business Impact of Basel III. A D&B Special Report.
October 2010.
KPMG LLP. Basel III: Issues and Implications. Diakses tanggal 18 mei 2022 secar
online dari: https://www.iia.nl/SiteFiles/basell-III-issues-implications.pdf
Slovik, P.B., Courbede. (2011). Macroeconomic Impact of Basel III. OECD Economics
Department Working Papers, No.844, OECD Publishing.
Welling, N. (2011). Basel III and the Impact on Financial Markets. Speech by
Chairman of the BCBS, 14 April. 2011.
27