sebanyak-banyaknya. Setelah darah habis maka akan diganti menggunakan cairan latex.
Euthanasia merupakan proses pembiusan hewan dengan cara dipingsankan selama-lamanya
dalam hal ini digunakan untuk kepentingan klinis dan pembelajaran atau proses pembiusan
hewan tersebut bertujuan untuk dijadikan preparat dengan dyrata tidak adanya rasa sakit yang
ditimbulkan.
Alat:
1. meja preparat
2. spuit: Digunakan untuk memasukkan cairan latex dan formalin
3. Pinset: Digunakan untuk mengambil bagian yang perlu diambil
4. Scalpal dan Blade: Digunakan untuk membentung arteri
5. Benang: Digunakan untuk mengikat arteri
6. Selang diameter 0,5 cm digunaakan untuk mengeluarkan darah dan memasukkan
cairan latex.
Bahan:
1. Kambing
2. Chroralhydrat 10% digunakan sebagai anastesi umum atau untuk membius dengan
tujuan memingsangkan hewan.
3. Latex pewarna yang digunakan untuk menggantikan darah
4. Formalin 10 % digunakan untuk perendaman preparat dikolam atau bak formalin.
Formalin 20 % digunakan untuk disuntikkan ke preparat tersebut, alasan
digunakannya konsentrasi lebih tinggi bertujuan agar organ-organ dalam tubuh jauh
lebih awet dan tidak cepat busuk.
Kepentingan Klinis
Pemeriksaan: Bagaimana jantung dan paru2 apakah normal atau tidak dan tidak perlu
menggunakan stetoskop
Penentuan diagnosa
Pengobatan dan Pembedahan
Langkah Kerja:
1. Pemberian anastesi umum
Cari vena jugularisnya dengan membendung daerah sepertiga proximal leher
Suntikkan anastesi secara intravena
Pada hewan terdapat vena besar pada bagian leher disebut vena jugularis, setelah itu
bendung bagian proximal dan lakukkan penyuntikkan anastesinya menggunakan
choralhydrat 10% ke vena jugularis melalui intravena.
2. Cari arteri carotis Comunis
Setelah menyuntikkan kita tunggu 10-15 menit setelah itu kita cek kesadaran
dengan cara cubit bagian kelopak matanya, jika tidak ada lagi respon berarti nastesi
berhasil dilakukan.
Lakukan insisi pada bagian leher di arteri carotis comunis (bagian sepertiga bawah
dari leher).
3. Untuk melakukan perfusi
Masukkan selang ke arteri carotis comunis lalu pisahkan dengan nervuss vagus.
Setelah itu klem arteri caarotis comunis menggunakan arteri klem agar aliran darah
terhambat.
Insisi bagian tengah arteri carotis comunis untuk mengeluarkan darah menggunakan
selang.
4. Pengeluaran darah
Masukkan selang kearah jantung, setelah selang terikat kuat buka arteri klem yang
dekat dengan jantung
Darah yang keluar ditampung sampai habis.
5. Masukkan Latex
Setelah darah keluar berhenti mengalir, masukkan latex dengan menggunakan spuit
melalui selang
Latex dimasukkan hingga mewarnai pembuluh darah pada kaki
Cara mengetahui apakah cairan latex sudah masuk keseluruh tubuh dengan melihat
warna pada digiti bisanaya tertutup kulit maka kita lakukkan insisi sedikit dan
melihat apakah digit sudah berwarna pink.
6. Suntikkan formalin
Suntikkan formalin keseluruh tubuh kambing menggunakan spuit, sampai pda
bagian perut penuh dan menggembung.
Pastikkan oorgan otak juga tersuntik formalin dan bagian organ dalam lainnya.
Penyuntikkan formalin dilakukkan atau lihat pada tengkuk os occipital sebelum os
atlas suntikkan formalin 20% sebanyak banyaknya kearah depan.
Kemudian setela penyuntikkan lakukkan perendaman preparat menggunakn
formalin 10% pada bak yang telah diisi formalin tersebut.
1. Musculus Masseter 16. Musculus Levator Palpebrae Superior
2. Musculus Depresor Labii Superior 17. Musculus Depresor Palpebrae Inferior
3. Musculus Zygomaticus 18. Musculus Cutaneus Faciei
4. Musculus Malar 19. Musculus Buccinator
5. Musculus Caninus
6. Arteri Maxilaris
7. Arteri Auricularis Rostralis
8. Vena Jugularis
9. Arteri Transversa Faciei
10.Musculus Levator Naso Labialis
11.Arteri Temporalis Superficialis
12.Musculus Levator Labii Superior
13.Musculus Frontalis
14.Musculus Orbicularis Oris
15.Musculus Orbicularis Oculi
1. MUSCULUS MYLOHYOIDEUS
2. MUSCULUS PAROTYDOAURICULARIS
3. LYMFHOGLANDULA PAROTIDO
4. GLANDULA PAROTIDO
4. MUSCULUS SPLENIUS
5. MUSCULUS RHOMBOIDEUS CERVICIS
6. MUSCULUS SERRATUS VENTRALIS CERVICIS
1. LIGAMENTUM NUCHAE
2. \MUSCULUS SPINALIS ET SEMISPINALIS CAPITIS
3. MUSCULUS LONGISSIMUS CAPITIS
4. MUSCULUS LONGISSIMUS ATLANTIS
5. MUSCULUS LONGUS ATLANTIS
6. MUSCULUS LONGUS CAPITIS
7. MUSCULUS ATLANTO OCCIPITALIS
8. MUSCULUS INTERTRANSVERSARII (DIDALAM HARUS DISAYAT)
1. MUSCULUS BRACHIALIS
2. MUSCULUS BICEPS BRACII
3. MUSCULUS TRICEPS BRACHII
CAPUT LATERALIS
4. MUSCULUS TRICEPS BRACHII CAPUT
LONGUM
LATERAL
1. M. EXTENSOR CARPI RADIALIS
2. M. PRONATOR TERES
3. M. FLEXOR CARPI RADIALIS
4. M. FLEXOR CARPI ULNARIS
MEDIAL
\