Anda di halaman 1dari 11

KONTRIBUSI PEMERINTAH DESA NUSANTARA JAYA DALAM

UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA
(DMIJ) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Febriana Azka Pradani. Nurul Fadillah, Ratna
Ilmu Administrasi Negara, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Email : febrianaazka12@gmail.com

ABSTRAK
Pemerintah Desa Nusantara Jaya berusaha berkontribusi dalam melaksanakan program Desa Maju Inhil Jaya
(DMIJ) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses pelaksanaan program DMIJ, bagaimana hasil pelaksanaan serta untuk mengetahui kendala apa
saja yang menghambat tercapainya tujuan dari program DMIJ di Desa Nusantara Jaya. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dan dalam hal pengumpulan data penulis menggunakan metode Observasi
dengan pengamatan yang dilakukan secara sengaja, teliti, dan sistmatis mengenai fenomena-fenomena sosial dan
gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.Pelaksanaan program DMIJ di Desa Nusantara Jaya
dilakukan dengan tahapan perencanaan, musyawarah, pelaksanaan, dan evaluasi. Sumber dana yang di gunakan
dalam proses pelaksanaan progam DMIJ bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) Pemerintah Kabupaten
Indragiri Hilir. Pelaksanaan program DMIJ Desa Nusantara Jaya belum maksimal , karena masih banyak jalan dan
jembatan yang dibiarkan rusak, sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat pada pemerintah Desa.Pemerintah
Desa Nusantara Jaya belum mampu mensejahterakan masyarakat karena pembangunan yang dilaksanakan kurang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh proses komunikasi yang kurang baik
antara masyarakat dan pemerintah saat proses musyawarah karena rendahnya kualitas SDM masyarakat dan
rendahnya kemampuan pelaksana sehingga pembangunan yang dilakukan banyak yang tidak sesuai dengan apa
yang dibutuhkan masyarakat.

Kata Kunci : Kontribusi, Pemerintahan Desa, Program DMIJ

ABSTRACT
The contribution of the Nusantara Jaya Village government in implementing the Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ)
program so that it can improve the welfare of the community. The purpose of this research is to find out how the
DMIJ program implementation process is, how the implementation results are and to find out what obstacles are
hindering the achievement of the goals of the DMIJ program in Nusantara Jaya Village. This research uses a
qualitative type of research. Qualitative research with data collection techniques is done by triangulation
(combined), data analysis is inductive. In terms of data collection the author uses the Observation method with
observations made intentionally, carefully, and systematically about social phenomena and psychological
symptoms for later recording. The DMIJ program implementation in Nusantara Jaya Village is carried out with
the stages of planning, deliberation, implementation, and evaluation. The source of funds used in the process of
implementing the DMIJ program comes from the Village Fund Allocation (ADD) of the Indragiri Hilir Regency
Government. The implementation of the DMIJ program in Nusantara Jaya Village has not been maximized,
because there are still many roads and bridges that are left damaged, thereby reducing public trust in the village
government. This is caused by the communication process that is not good between the community and the
government during the deliberation process due to the low quality of community human resources and the low
capacity of the implementers so that many developments that are carried out are not in accordance with what is
needed by the community.

Keywords : Contribution, Village Government, DMIJ Program

1
PENDAHULUAN

Kabupaten Indragiri Hilir merupakan sebuah kabupaten yang terletak di


Provinsi Riau dengan luas daratan 11.605.97 km dan perairan 7.207 km.
Kabupaten Indragiri Hilir dikenal masyarakat luas dengan julukan “ Negeri seribu
parit” dan “Negeri hamparan kelapa dunia”. Julukan ini disematkan bukan tanpa
sebab, hal di karenakan sebagian besar masyarakatnya tingga di wilayah pedesaan
dengan lingkungan rawa-rawa, dan komoditas utama masyarakat adalah buah
kelapa.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir adalah pedesaan. Desa


diartikan sebagai suatu hasil perpaduan anatara kegiatan sekelompok manusia
dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau
kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur – unsur fisiografi, social,
ekonomi, politik dan cultural yang saling berinteraksi antar unsur dan juga dalam
hubungannya dengan daerah – daerah (R.Bintarto, 2010). Menurut Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (UU Pemda), desa memiliki
pengertian sebagai sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengsurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara.

Seperti hal nya lingkungan masyarakat lain, lingkungan desa juga memiliki
lembaga pemerintahan. Pemerintah desa mengemban tugas utama dalam hal
menciptakan kehidupan yang demokratis,menciptakan kesejahteraan, mendorong
pemberdayaan masyarakat serta memberikan pelayanan publik yang baik
(Dwipayana, 2003). Sebagai sebuah lembaga pemerintahan, fungsi pemerintah desa
adalah mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan peraturan dari lembaga
diatasnya, baik itu dari pemerintahan pusat maupun daerah otonom kepada
masyarakat desa.

Salah satu upaya pemerintah kabupaten Indragiri Hilir untuk menciptakan


kesejahteraan bagi masyarakatnya adalah dengan merancang program Desa Maju

2
Inhil Jaya (DMIJ). Setelah diiberlakukannya undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa yang menggantikan undang-undang Tentang Desa sebelumnya yang
lebih mempertegas desa mandiri maka pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir
membentuk suatu program pembangunan desa yang dinamakan Desa Maju
Indragiri Hilir Jaya (DMIJ).

Menurut Desma (2019), Dalam pelaksanaan program Desa Maju Inhil Jaya
desa dikelompokan menjadi empat kategori atau yang disebut tipologi desa yaitu
desa swakarya, desa swadaya, desa swasembada dan desa maju. Pengelompokan ini
mengacu kepada pendapatan penduduk, keadaan alam, letak desa dan kemajuan
desa. Tujuan umum program DMIJ adalah meningkatnya kesejahteraan dan
kesempatan.

Salah satu desa yang melaksanakan program DMIJ adalah Desa Nusantara
Jaya yang berada dalam kawasan Kecamatan Keritang. Desa ini terdiri atas
masyarakat yang beragam dari berbagai suku, sehingga kaya akan adat dan tradisi.
Desa Nusantara Jaya adalah salah satu desa yang berupaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan mengimplementasikan kebijakan dari pemerintah
Kabupaten Indragiri Hilir terkait program DMIJ. Pemerintah Desa Nusantara Jaya
berusaha mensosialisasikan progam ini pada staff desa, dan berusaha untuk
melaksanakan program DMIJ dengan menggunakan sumber anggaran yang telah di
alokasikan pada pemerintah desa. Namun dalam pelaksanaanya, di ketahui terdapat
beberapa kendala sehingga pelaksanaan program ini mengalami sedikit hambatan
sehingga pelaksanaan program ini belum bisa maksimal.

Berdasarkan pemaparan tersebut, kami memutuskan untuk meneliti beberapa


permasalahan terkait “Kontiribusi Pemerintah Desa Nusantara Jaya Dalam
Upaya Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Dengan Pelaksanaan
Program DMIJ Kabupaten Indragiri Hilir” dan mengambil beberapa pokok
permasalahan :

1. Mekanisme pelaksanaan program DMIJ di Desa Nusantara Jaya


2. Sumber anggaran program DMIJ

3
3. Hasil Pelaksanaan program DMIJ di Desa Nusantara Jaya

TUJUAN PENULISAN

Penelitian yang kami lakukan mengenai pelaksanaan program DMIJ di Desa


Nusantara Jaya ini bertujuan untuk :
1. Agar dapat memahami bagaimana mekanisme pelaksanaan program DMIJ di
Desa Nusantara Jaya
2. Untuk mengetahui sumber anggaran program DMIJ
3. Untuk dapat mengetahui bagaimana hasil pelaksanaan program DMIJ Desa
Nusantara Jaya

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemerintahan Desa
Pemerintah adalah suatu lembaga yang terdiri dari sekumpulan orang-orang
yang mengatur suatu masyarakat yang meliliki cara dan strategi yang berbeda-
beda dengan tujuan agar masyarakat tersebut dapat tertata dengan baik. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemerintahan adalah proses, cara,
tindakan/perbuatan memerintah. (KBBI, 2008).
Desa sendiri diartikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa (Widjaja, 2003).
Landasan pemikiran dalam menjalankan pemerintahan Desa adalah keberaga-man
masyarakat, partisipasi, otonomiasli, demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat.
Pemerintahan desa diartikan sebagai upaya pemerintah desa dan badan
permusyawaratan desa (BPD) dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Patrice Varano Musung, 2009). Pemerintah desa bertugas untuk
mengimplementasikan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat maupun daerah

4
kepada masyarakat desa, sekaligus sebagai lembaga yang bertugas memberikan
pelayanan pada masyarakat terkait urusan-urusan yang bersifat kenegaraan.
Melalui pemerintahan desa, diharapkan pembangunan daerah-daerah dan
pemberdayaan masyarakat menjadi lebih optimal. Hal ini dikarenakan pemerintah
desa umumnya adalah masyarakat yang tinggal di desa setempat, jadi telah
memahami dengan baik bagaimana karakter lingkungan masyarakat, adat istiadat,
dan kebiasaan masyarakat desa itu sendiri. Untuk itu, pemerintah desa di berikan
kebebasan oleh pemerintah dalam menjalankan otonomi desa. Otonomi desa
disini maksudnya adalah pemerintah desa berhak menjalankan pemerintahan
sesuai dengan kebiasaan, nilai moral, dan adat istiadat desanya dengan syarat
harus tetap menjunjung tinggi konstitusi dan tidak melanggar hukum-hukum
NKRI. Pemerintahan desa di pimpin oleh seorang kepala desa dan di bantu oleh
unsur-unsur pemerintahan lain seperti sekretaris desa, Kepala Seksi (KASI),
kepala dusun, dan di awasi oleh Badan Pengawas Desa (BPD)

B. Desa Maju Inhil Jaya (DMIJ)


Desa Maju Inhil Jaya atau yang selanjutnya akrab dikenal dengan istilah DMIJ
merupakan suatu program pembangunan yang di rancang oleh pemerintah
Kabupaten Indragiri Hilir dapat menciptakan kemajuan dari berbagai aspek di
seluruh wilayah kabupaten Indragiri Hilir. Program ini dirancang Karena
mayoritas wilayah Inhil adalah pedesaan. Hal yang melandasi program DMIJ
adalah diberlakukannya undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
pihak kabupaten ingin menciptakan suatu desa mandiri dengan fokus
pembangunan pedesaan. Program DMIJ ini diatur dalam Peraturan daerah No 5
Tahun 2015 Kabupaten Indragiri Hilir.
Sasaran atau tujuan dari program DMIJ adalah untuk memberantas kemiskinan,
kebodohan, dan menggalakan pembangunan infrastruktur. Menurut Desma
(2019), Progam DMIJ dilaksanakan melalui pendekatan pemberdayan masyarakat
dengan mengefektifkan fungsi pemerintahan desa, kelembagaan desa dan
masyarakat desa untuk merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan
pengawasan pembangunan secara partisipatif. Pelaksanaan program DMIJ di bagi

5
dalam empat kategori atau yang disebut tipologi desa yang terdiri atas desa
swakarya, desa swadaya, desa swasembada dan desa maju. Pengelompokan ini di
dasarkan kepada tingkat pendapatan penduduk, kenampakan alam, letak desa dan
tingkat kemajuan desa.
Di jelaskan oleh Desma (2019), tujuan umum dari program DMIJ adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat desa melalui
kemandirian dan pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan yang
berkelanjutan Adapun tujuan khusu DMIJ meliputi :
1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin
dan atau kelompok perempuan dalam pengambilan keputusan perencanaan,
pelaksanaan dan pelestarian pembangunan;
2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan
mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam lokal dengan
mempertimbangkan kelestariannya;
3. Mengembangkan kapasitas pemerintah desa dalam memfasilitasi
pengelolaan pembangunan partisipatif yang berawasan lingkungan;
4. Menyediakan sarana prsarana sosial dasar yang diprioritaskan oleh
masyarakat
5. Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa melalui
badan kerjasama desa dan (BKD) badan kerjasama antar desa (BKAD);
6. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya
penenggulangan kemiskinan dan perbaikan lingkungan hidup;

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Disebut
sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat

6
kualitatif (Sugiyono, 2010). Untuk pengumpulan data, penulis menggunakan
metode Observasi. Metode Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara
sengaja, teliti, dan sistmatis mengenai fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala
psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sistematika Pelaksanaan DMIJ Desa Nusantara Jaya


Pelaksanaan program DMIJ di Desa Nusantara Jaya menggunakan tahapan
dan langkah yang sama dengan desa-desa lain di wilayah Kabupaten Indragiri
Hilir. Dalam upaya menjalankan program DMIJ ,permerintah desa melakukan
serangkaian tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain :
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tahapan dimana pemerintah membahas
tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam mewujudkan dan
mensosialisasikan program DMIJ kepada masyarakat, dalam perencanaan
biasanya juga membentuk tim-tim khusus yang nantinya akan datang ke
kampung-kampung dan berinteraksi dengan masyarakat
b. Musyawarah
Tahapan musyawarah biasanya di lakukan dengan perwakilan-perwakilan
dari kampung-kampung di setiap dusun Desa Nusantara Jaya. Melalui jalan
perundingan, pemerintah desa dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa
saja yang dikehendaki oleh masyarakat di perkampungan. Dengan begitu,
pembangunan, bantuan, dan pemberdayaan masayarakat di harapkan
menjadi lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c. Pelaksanaan
Apabila musyawarah telah selesai dilakukan dan telah di data apa saja
keperluan masyarakat di tiap-tiap daerahnya, pemerintah desa dapat
berupaya melakukan pemenuhan kebutuhan dengan menggunakan
anggaran yang telah di siapkan pemerintah kabupaten.

7
d. Evaluasi
Tahapan evaluasi dilkukan untuk melihat apa saja yang masih perlu di
perbaiki selama pelaksanaan program.

2. Sumber Dana DMIJ Desa Nusantara Jaya


Dalam melakukan program DMIJ tentunya di perlukan pendanaan yang
berasal dari pemerintah. Pendanaan diartikan sebagai sejumlah materi berupa
uang yang diberikan untuk suatu kegiatan atau program-program tertentu.
Dalam pelaksanaan program DMIJ sumber dana yang digunakan oleh
pemerintah berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD). ADD merupakan
dana perimbangan yang diterima kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Jadi ADD
ini bersumber dari Anggaran Pendapata Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Indragiri Hilir yang memang khusus di alokasikan untuk desa-desa.
Sebagaimana yang di sebutkan dalam Peraturan Bupati Indragiri Hilir NO 14
Tahun 2015 yang berbunyi “ ADD bersumber dari APBD dengan
mengefektifkan program berbasis desa secara adil dan proporsional.
Dana ADD yang diberikan oleh pemerintah kabupaten di salurkan melaluo
rekening desa. Rekening desa disini adalah rekening giro desa yang di tanda
tangani oleh kepala desa dan bendahara desa. Porses penyaluran ADD untuk
program DMIJ sendiri tidak dilaksanakan sekaligus, melainkan melalui dua
tahap dan baru dapat disalurkan setelah APBD di sahkan. Setelah mencapai
waktu yang telah ditentukan, kepala desa wajib menyerahkan laporan
penggunaan ADD pada pihak kabupaten melalui kecamatan. ADD dalam
program DMIJ Desa Nusantara Jaya digunakan untuk :
a. Penyelenggraan pemerintahan desa
b. Pelaksanaan pembangunan desa
c. Pembinaan kemasyarakatan desa
d. Pemberdayaan masyarakat desa
e. Hal-hal tak terduga

8
3. Hasil Pelaksanaan DMIJ Desa Nisantara Jaya
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pelaksanaan program DMIJ
Desa Nusamtara Jaya belum terlaksana dengan maksimal. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa kegiatan desa yang belum dapat terlaksana atau belum
maksimal dalam pelaksanaannya. Akibatnya, angka kesejahteraan masyarakat
masih belum meningkat secara signifikan.
Masih banyak jalan-jalan penghubung perkampungan yang belum di
perbaiki, bahkan dapat dibilang sulit untuk di akses karena kondisi jalan yang
cukup memprihatinkan. Jembatan penghubung di beberapa perkampungan
juga masih dalam keadaan memprihatinkan. Untuk mencegah semakin
banyak korban yang jatuh, masyarakat sepakat untuk melaksanakan gotong
royong baik untuk memperbaiki jalan ataupun jembatan.
Kurang maksimalnya program DMIJ di Desa Nusantara Jaya ini sendiri
pada dasarnya di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Rendahnya kemampuan pelaksana dalam memenuhi ketentuan
implementasi program yang tepat sasaran , tepat jumlah dan tepat mutu.
b. Pelaksanaan program DMIJ kurang efisien
c. Keterbatasan SDM yang berkualitas di desa, sehingga kurang tercukupinya
pelaksanaan program DMIJ yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
d. Rendahnya kemampuan pelaksana program dalam menyusun rencana
pelaksanaan program
e. Ketidakmampuan untuk merealisasikan infrastruktur desa yang sesuai
dengan apa yang diperlukan masyarakat, sehingga kurangnya rasa
kepercayaan masyarakat pada pemerintah desa, akibatnya partisipasi
masyarakat desa dan keinginan masyarakat desa untuk memanfaatkan dan
memelihara infrastruktur yang sudah disediakan kurang maksimal.

9
KESIMPULAN

Pemerintahan Desa Nusantara Jaya telah berkontribusi dalam upaya


meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui implementasi program DMIJ,
dengan menggunakan angaran yang telah di berikan oleh pemerintah Kabupaten
melalui Alokasi Dana Desa (ADD). Akan tetapi belum mampu untuk menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena hasil pembangunan kurang sesuai dengan
apa yang dibutuhkan masyarakat. Ketidak sesuaian ini karena rendahnya kualitas
SDM di desa Nusantara jaya, sehingga kurang komunikasi antara pemerintah
dengan masyarakatperkampungan yang di tunjuk sebagai perwakilan.selain itu
kemampuan pelaksana masih rendah baik dalam penyusunan rencana maupun
implementasinya.

Keluhan utama masyarakat desa adalah kondisi jalan dan jembatan


penghubung antar kampung yang menjadi jalan utama, sekaligus penghubung
perkampungan dengan daerah lain. Namun belum ada realisasi pembangunan dari
pemerintah desa. Sehingga kurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap
kinerja pemerintah. Hal ini mengakibatkan rendahnya partisipasi masyarakat dalam
memelihara dan memanfaatkan infrastruktur lain yang dibangun karena di nilai
kurang sesuai dengan apa yang sebenarnya mereka butuhkan.

SARAN

Setelah dilakukan penelitian terhadap kontribusi pemerintahan Desa Nusantara Jaya


dalam upaya pelaksanaan program DMIJ, dan di peroleh hasil yang kurang
memuaskan, maka penulis memiliki saran sebagai berikut :

a. Setiap staf pemerintahan Desa Nusantara Jaya terutama pelaksana program


sebaiknya di berikan pelatihan dan pemberdayaan untuk menambah
pengetahuan serta meningatkan kualitas sehingga dapat mengimplementasikan
program dengan maksimal di lingkungan masyarakat

10
b. Memperbaiki dan meningkatkan pendidikan di Desa demi tercapainya kualitas
masyarakat yang lebih baik sehingga proses komunikasi dengan pemerintah
menjadi lebih efektif
c. Sebelum melakukan penyampaian kebutuhan masyarakat, sebaiknya para
masyarakat mengadakan musyawarah terlebih dahulu sehingga apa yang akan
disampaikan nantinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Dwipayana, A. (2003). Membangun Good Governance Di desa. Yogyakarta: IRE


Press.

Elita, Desma. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Porgram Desa Maju Inhil Jaya
(DMIJ) Desa Nusantara Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir.
Skripsi. Pekanbaru : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

KBBI, K. B. (2008). Pemerintahan. Jakarta: Hak cipta Pusat Bahasa.

Patrice Varano Musung, J. R. (2009). Kewenangan Penyelenggaraan


Pemerintahan Desa. Jurnal Pemerintahan Vol 1 No 02, 79.

R.Bintarto. (2010). Desa Kota. Bandung: Alumni Press.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Widjaja. (2003). Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli Bulat Dan Utuh.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai