Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan

Vol 4, No.1. 2019 : 67-74


ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

PERBANDINGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEBIDANAN PADA


PESERTA BPJS DAN NON BPJS

Yosi Arum Ariningtyas¹, Purnomo Suryantoro², Mufdlilah³

Program Studi D-III Kebidanan STIKES Wiyata Husada Samarinda

Email : yosi@stikeswhs.ac.id

ABSTRAK

Semua pasien selalu mengharapkan layanan berkualitas untuk mendapatkan kepuasan mereka. Dan
semua unit layanan kesehatan harus memberikan layanan yang sama baik kepada pasien BPJS atau
non BPJS. Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kepuasan pasien terhadap layanan
kebidanan pasien BPJS (Administrator Jaminan Sosial) dan pasien non-BPJS Kamar Pascakelahiran
Rumah Sakit Umum di Kediri. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan
metode cross-sectional. Populasinya terbatas, yang berarti masih dapat dihitung. 70 responden diambil
sebagai sampel dengan teknik purposive sampling. Variabel independen adalah keanggotaan BPJS
pasien dan non-BPJS, dan variabel dependen adalah kepuasan pasien. Data diperoleh dari kuesioner
dan dianalisis dengan Mann Whitney Test. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien BPJS,
24 responden (77,4%) puas dengan layanan kebidanan, 37 pasien non-BPJS (94,9%) puas dengan
layanan kebidanan dari total 39 responden, dan tidak ada perbedaan tingkat kepuasan antara BPJS dan
non-BPJS. -Pasien BPJS menuju layanan kebidanan di Ruang Postpartum Rumah Sakit Umum di Kediri
(p = 0,548> 0,05 maka Ho diterima).

Kata kunci: pasien BPJS dan non-BPJS, kepuasan pasien terhadap layanan kebidanan

PENDAHULUAN berkualitas dapat mencegah tingginya


angka kematian. Angka kematian bayi baru
Permasalahan yang kompleks dan
lahir di Indonesia yang ibunya mendapatkan
terus ada dalam bidang kesehatan
pelayanan antenatal dan pertolongan
khususnya kebidanan adalah kematian ibu
persalinan oleh tenaga profesional adalah
dan bayi. Menurut Rachmaningtyas tahun
seperlima dari angka kematian pada bayi
2014, tingginya angka kematian ibu pada
yang ibunya tidak mendapat pelayanan
tahun 2013 mencapai 5.019 jiwa atau 359
(UNICEF, 2012).
per 100.000 kelahiran hidup. Angka
Kualitas pelayanan kesehatan dapat
tersebut terus meningkat setiap tahun jika
dinilai dari beberapa aspek yaitu reliability,
dilihat dari tahun 2012 yaitu 4.985 jiwa dan
tanggap, kopmpetensi, accessibility, etika,
pada 2011 adalah 5.118 jiwa. Pelayanan
kredibilitas dan kelengkapan fasilitas.
kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang
Reliability adalah penampilan fisik yang
*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.1. 2019 : 67-74
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

meyakinkan dan dapat dipercaya, tanggap Salah satu asuransi kesehatan yang ada
meliputi ketanggapan, kemauan, kesiapan saat ini adalah BPJS. Dalam
dan kecepatan petugas dalam pelayanan pelaksanaannya yang tergolong baru,
serta ketepatan waktu dalam memberikan banyak permasalahan yang dialami
pelayanan, kompetensi yaitu kompetensi pesertanya. BPJS terdiri dari PBJS
tenaga kesehatan yang dibuktikan dengan kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan dan
latar belakan pendidikan baik formal mulai beroperasi pada 1 Januari 2014
maupun informal, accessibility yaitu (Kementrian Kesehatan RI, 2013).
kemudahan pasien dalam memperoleh Pandangan pasien terhadap BPJS masih
pelayanan, etika petugas yaitu komunikasi kurang baik. Keluhan yang dirasa pasien
yang baik, kredibilitas yaitu tingkat kaitannya dengan pelayanan administrasi,
kepercayaan, keamanan dan yang terakhir perawat/bidan, dokter, fasilitas dan
adalah kelengkapan fasilitas. Jika semua infrastruktur, obat dan administrasi
dimensi tercapai dengan baik maka loyalitas keuangan. Kepuasan pasien dipengaruhi
pasien sebagai pelanggan akan terbentuk oleh kualitas pelayanan kesehatan dalam
sebagai wujud kepuasannya (Satrianegara, metode pembiayaan, yang dapat diwakilkan
2014). perbedaannya antara pasien pengguna
Kepuasan pasien menurut BPJS dan umum (Sreenivas dan Babu,
Rahmayanty 2013 adalah evaluasi positif 2012).
dari dimensi pelayanan yang beragam. Hasil penelitian Primatika Ambar Sari
Pelayanan yang dievaluasi dapat berupa tahun 2015 kepuasan secara umum antara
sebagian kecil dari pelayanan dan semua pasien BPJS dan pasien umum didapatkan
jenis pelayanan kesehatan. Seperti salah rerata tingkat kepuasan pasien umum
satu jenis pelayanan dari serangkaian sebesar 106,14 sedangkan pada pasien
pelayanan rawat jalan atau rawat inap, BPJS sebesar 66,62, sehingga dalam
semua jenis pelayanan yang diberikan penelitian ini didapatkan perbedaan yang
untuk menyembuhkan seorang pasien bermakna. Nilai p (sig) sebesar 0,001 telah
sampai dengan sistem pelayanan secara memenuhi kriteria normal yaitu p < 0,05.
menyeluruh di dalam rumah sakit. Hasil studi pendahuluan di RSUD
Asuransi kesehatan dimaksudkan Gambiran Kota Kediri pada didapatkan rata-
untuk mencegah ketidak terjangkauan rata kunjungan perbulan pada Januari-Juni
pelayanan kesehatan dari segi keuangan. 2016 , di ruang bersalin dan nifas rata-rata

*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.1. 2019 : 67-74
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

per bulan 140 pasien partus, serta pula daya kritisnya terhadap kepuasan.
didapatkan data dari bulan Januari-Agustus Komunikasi terapeutik, sikap dan
2016 proporsi pasien Non BPJS adalah pendekatan staf mempengaruhi kepuasan
30,8% dan pasien BPJS 69,2%. pasien dan hubungan interpersonal pasien
Berdasarkan wawancara dengan Kepala dengan petugas kesehatan (Husna, 2009).
ruang Nifas bahwa tidak ada perbedaan Kemudian kualitas pelayanan yang sesuai
pelayanan kebidanan terhadap peserta dengan keinginan pasien juga merupakan
BPJS maupun Non BPJS. Hasil wawancara faktor yang mempengaruhi kepuasan
kepada dua ibu post partum yang keduanya pasien (Liestriana, 2010).
berstatus peserta BPJS dan Non BPJS Pelayanan kesehatan khususnya
didapatkan bahwa keduanya merasakan pelayanan kebidanan harus diberikan
mendapatkan pelayan kebidanan yang secara seksama agar perempuan dapat
sama. mencapai derajat kesehatan yang baik,
Faktor yang mempengaruhi kepuasan karena bidan sebagai petugas kesehatan
pasien menurut Wijono (Nugroho, 2009) yang paling dekat dengan perempuan
dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain dalam masalah reproduksinya memiliki
pendekatan dan perilaku petugas, mutu fungsi independen berupa pemenuhan
informasi, prosedur, waktu tunggu, fasilitas, kebutuhan rasa aman dan nyaman, cinta
pengaturan kunjungan dan terapi yang dan mencintai, harga diri, sampai
diterima. Wahyu (Rorie, 2015) menyatakan aktualisasi diri (Mubarak, 2011).
jenis kelamin mempengaruhi persepsi Pendekatan dan perilaku bidan yaitu berupa
kepuasan terhadap pelayanan kesehatan. komunikasi terapeutik merupakan hal yang
Laki-laki lebih mudah memberikan nilai sangat penting bagi bidan untuk
kepuasan tinggi dan perempuan cenderung mendukung proses keperawatan meliputi
memerlukan banyak pertimbangan dalam pengkajian diagnosa, perencanaan dan
memberikan penilaian. Menurut Anoraga penilaian. Peran komunikasi adalah sebagai
(Rorie, 2015) usia mempengaruhi penilaian sarana untuk menggali kebutuhan dan
terhadap kepuasan. Konsumen yang lebih keinginan pasien sehingga bidan dapat
tua lebih mudah meliai kepuasan di memberikan pelayanan dengan maksimal
bandingkan yang berusia lebih muda. (Nugroho, 2009).
Lestari tahun 2008 menyatakan semakin
tinggi pendidikan seseorang makin tinggi METODE PENELITIAN

*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.1. 2019 : 67-74
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

Jenis penelitian yang digunakan adalah semua ibu post partum di Rumah
dalam penelitian ini adalah kuantitatif Sakit Umum Kediri tahun 2016 dengan
dengan desain penelitian Komparasi. jumlah populasi 140 orang per bulan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Teknik sampling yang dipakai adalah
Cross Sectional. Variabel independen pada Purposive Sampling, dengan subjek
penelitian ini adalah jenis kepemilikan penelitian 70 responden. Instrumen yang
asuransi dan variabel dependennya adalah digunakan berupa kuesioner kepuasan
kepuasan pasien pada pelayanan pelayanan kebidanan.. Analisis data
kebidanan. Populasi dalam penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney.

Hasil
Tabel 1 Tingkat Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan Kebidanan

No. Kepuasan BPJS Frekuensi %


1 Sangat Tidak Puas 0 0,0
2 Tidak Puas 0 0,0
3 Cukup Puas 5 16,1
4 Puas 24 77,4
5 Sangat Puas 2 6,5
Total 31 100

Tabel 2 Tingkat Kepuasan Pasien Non BPJS terhadap Pelayanan Kebidanan

No. Kepuasan Non BPJS Frekuensi %


1 Sangat Tidak Puas 0 0,0
2 Tidak Puas 0 0,0
3 Cukup Puas 2 5,1
4 Puas 37 94,9
5 Sangat Puas 0 0,0
Total 39 100

Tabel 3 Hasil Analisis Mann Whitney Perbedaan Tingkat Kepuasan antara Pasien Peserta BPJS dan
Non BPJS terhadap Pelayanan Kebidanan

BPJS Non BPJS Mann


Kelompok p
N CP P SP N CP P SP Whitney
Kepuasan 31 5 24 2 39 2 37 0 575.000 0.548

*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.1. 2019 : 67-74
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

Pembahasan Kepuasan menurut Oliver dalam


Berdasarkan tabel 1 sebagian (Sari, 2008) merupakan tingkat perasaan
besar responden dengan asuransi BPJS seseorang (pelanggan) setelah
puas terhadap pelayanan kebidanan membandingkan antara kinerja atau hasil
yaitu sebanyak 24 responden (77,4%) yang dirasakan (pelayanan yang diterima
dari total 31 responden, sedangkan tabel dan dirasakan) dengan yang diharapkan.
2 diketahui hampir seluruh responden Selanjutnya Rahmayanty (2013)
dengan asuransi Non BPJS puas mendefinisikan kepuasan pasien adalah
terhadap pelayanan kebidanan yaitu evaluasi positif dari dimensi pelayanan
sebanyak 37 responden (94,9%) dari yang beragam yang diberikan pemberi
total 39 responden. Berdasarkan tabel jasa pelayanan. Kepuasan adalah tingkat
4.16 diketahui bahwa tidak ada perasaan seseorang (pelanggan/pasien)
perbedaan tingkat kepuasan antara setelah membandingkan antara kinerja
pasien peserta BPJS dan Non BPJS (pelayanan yang diterima dan dirasakan)
terhadap pelayanan kebidanan di Rumah dengan yang diharapkannya (Sari,
Sakit Umum Kediri Kediri (p = 0,548 > 2008). Wijono dikutip Nugroho (2009)
0,05 maka Ho diterima). Berdasarkan mengungkapkan kepuasan pelanggan
olahan data di atas, dapat diketahui rumah sakit atau organisasi pelayanan
bahwa hasil dari penilain seluruh kesehatan lain atau kepuasan pasien
responden nilai harapan lebih besar dari dipengaruhi banyak faktor antara lain
nilai kenyataan, yaitu Kinerja Pelayanan pendekatan dan perilaku petugas, mutu
(X) 3,74 dan Harapan (Y) 4,82. Secara informasi, prosedur perjanjian, waktu
umum dapat diinterpretasi bahwa pasien tunggu, fasilitas umum yang tersedia,
belum puas karena nilai harapan masih fasilitas perhotelan untuk pasien seperti
lebih besar daripada kinerja pelayanan. mutu makanan, pengaturan kunjungan
Artinya masih berada di Kuadran A : dan "privasi" outcome terapi dan
Perioritas Utama yang artinya adalah perawatan yang diterima. Selain itu juga
kinerja suatu variabel lebih rendah dari dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin,
keinginan konsumen sehingga rumah usia pasien, pendidikan, kominiksai
sakit harus meningkatkan kinerjanya terapeutik, sikap dan pendekatan staf,
agar lebih optimal

*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.1. 2019 : 67-74
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

serta kualitas pelayanan (Budiastuti Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-


dalam Liestriana, 2010). undang Nomor 24 Tahun 2011.Sesuai
Hasil penelitian menunjukkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
sebagian besar responden dengan tentang Sistem Jaminan Sosial
asuransi BPJS puas terhadap pelayanan Nasional, BPJS merupakan badan
kebidanan. Hal ini dapat disebabkan oleh hukum nirlaba. Pasien BPJS berarti
berbagai faktor. Mengacu kepada teori pasien yang sudah terdaftar program
yang ada, kepuasan akan terwujud jika jaminan sosial di Indonesia. Dalam
pelanggan atau pasien mendapatkan kontek ini pasien BPJS berbeda dengan
pelayanan sesuai atau melebihi dari non BPJS dilihat dari aspek
keinginan atau harapannya. Umumnya pembiayayaan kesehatan. Dalam
pasien datang mengharapkan cepat pandangan medis kedua jenis pasien ini
mendapatkan pelayanan, petugas adalah sama sehingga harus
konsisten dalam memberikan mendapatkan pelayanan yang sama.
pelayanan, penampilan secara fisik Oleh karenanya petugas kesehatan
terlihat meyakinkan dan dapat dipercaya, harus tetap bekerja secara profesional.
memiliki keahlian dan pengetahuan yang Dalam penelitian Burhan (2014), sebagai
sesuai dengan kebutuhannya, mudah panduan dalam menilai profesionalisme,
dalam mendapatkan pelayanan, secara Arnold dan Stern (2006) memberikan
etika petugas terlihat sopan, hormat definisi bahwa profesionalisme
kepada pasien, terlihat adanya ditunjukkan melalui sebuah dasar
kesungguhan dalam melayani pasien, kompetensi klinis, kemampuan
juga keramahtamahan dari setiap berkomunikasi, pemahaman etika dan
petugas kesehatan yang melayaninya. hukum yang dibangun oleh harapan
Kesan seperti ini adalah hal pertama untuk melaksanakan prinsip
yang terekam pasien untuk mendapatkan profesionalisme.
kepuasan. Tidak adanya perbedaan tingkat
Badan Penyelenggara Jaminan kepuasan antara pasien peserta BPJS
Sosial atau (BPJS) merupakan lembaga dan Non BPJS terhadap pelayanan
yang dibentuk untuk menyelenggarakan kebidanan disebabkan petugas
program jaminan sosial di kesehatan sudah tidak membeda-
Indonesia menurut Undang-undang bedakan pasien dalam memberikan

*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.1. 2019 : 67-74
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

pelayanan. Apapun jenis pasien (BPJS akan sama-sama merasa puas terhadap
ataupun Non BPJS) semua akan pelayanan yang diterima.
diperlakukan sama, dilayani dengan
sama, yakni sama-sama cepat, sama- SIMPULAN
sama mendapatkan fasilitas fisik atau Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
sarana dan prasarana yang sama penelitian ini yaitu: bahwa sebagian besar
baiknya sesuai dengan kelasnya, sama pasien BPJS dan Non BPJS merasa puas
jenis obat yang diberikan uang sesuai dengan pelayanan kebidanan di Rumah
standar yang telah ditetapkan BPJS, Sakit Umum Kediri. diketahui bahwa tidak
ruang rawat inap juga sama, keramahan ada perbedaan tingkat kepuasan antara
petugas dalam memberikan pelayanan pasien peserta BPJS dan Non BPJS
juga sama, dan semua pendukung yang terhadap pelayanan kebidanan di Rumah
lainnya juga sama. Jika sudah demikian Sakit Umum Kediri Kediri (p = 0,548 > 0,05
maka pasien merasa sudah maka Ho diterima)
mendapatkan pelayanan yang sama
baiknya antara peserta BPJS maupun DAFTAR PUSTAKA
non BPJS. Saat ini petugas kesehatan
juga tidak berani membedakan kualitas Alamsyah, Dedi. (2012). Manajemen
dalam pelayanan. Monitoring dan Pelayanan Kesehatan.
evaluasi pelayanan sudah dilaksanakan Yogyakarta: Nuha Medika
secara periodik kepada PPK (pemberi BPJS Kesehatan Indosesia. (2014). Sejarah
pelayanan kesehatan) atau kepada BPJS (Badan Penyelenggara
provider (petugas kesehatan) oleh pihak Jaminan Sosial) Indonesia.
BPJS. Dalam arti peserta BPJS dijamin Jakarta: BPJS Kesehatan
kualitas pelayanan yang akan diterima Indonesia
dengan pasien non BPJS. Petugas Burhan, Fatmadina. (2014). Penilaian
BPJS dengan ketat memberikan Terhadap Profesionalisme Dokter
persyaratan sarana dan prasarana yang di Unit Rawat Jalan RSUP Haji
harus dipenuhi PPK (pemberi pelayanan Adam Malik Medan. Skripsi Untuk
kesehatan) bagi pasien BPJS. Adanya Memperoleh Sarjana Kedokteran
persyaratan demikian ini maka pasien Universitas Sumatra Utara Medan:
Diterbitkan di 123dok.com

*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.1. 2019 : 67-74
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

Filby. A, Mc Conville. F and Portela. A. Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah


(2016). What Prevents Quality Yogyakarta
Midwifery Care? A Systematic Nugroho, Haryanto Adi & Septyani Aryati.
Mapping Of Barriers In Low and 2009. Hubungan Antara
Middle Income Countries From Komunikasi Terapeutik Perawat
The Profider Perspective. dengan Kepuasan Pasien di
Research Project The United Rumah Sakit Islam Kendal:
States Agency for International FIKkUS Jurnal Keperawatan Vol. 2
Development (USAID). pp: 1-20 No. 2 Maret 2009: 36-41
Husna, Anis Rosiatul, Eni Sumarliyah, Oliaee. Z, Jabbari. A and Ehsanpour. S.
Andreas Tipo. 2009. Hubungan (2015). An Investigation On The
Komunikasi Terapeutik Perawat Quality of Midwifery Services from
dengan Kepuasan Pasien dalam The Viewpoint Of Clients In
Pelayanan Keperawatan di Rumah Isfahan Trough SERVQUAL
Sakit Khodijah Sepanjang Model. Wolter Kluwer-Medknow.
Surabaya : Bagian Keperawatan Vol 21. Pp: 291-294.
Komunitas, Bagian Keperawatan www.ijnmrjounal.net. (Diakses
Medikal Bedah Fakultas Ilmu Senin, 8 Agustus 2016. Pukul
Kesehatan UM Surabaya. 10.00)
Kementerian Kesehatan R.I. (2013). BPJS Renfrew. M. J. et al. (2014). Midwifery And
Kesehatan. Jakarta: Kementerian Quality Care: Findings From A
Kesehatan New Evidence-Informed
Nasional.sindonews.com. 28 April 2014. Framework For Maternal And
Ayu Rachmaningtyas. Angka Newborn Care. Vol: 384. Pp: 1129.
Kematian Ibu Meningkat Setiap Thelancet.com. (Diakses Senin, 8
Tahun. Diakses 15 Juni 2016 Agustus 2016. Pukul 10.00)
Ningsih, Penti Seri. 2015. Hubungan Rorie. 2015. Hubungan Komunikasi
Komunikasi Terapeutik Perawat Terapeutik Perawat dengan
dengan Tingkat Kepuasan Pasien Kepuasan Pasien di Ruang Rawat
Rawat Inap Kelas III RS. PKU Inap IRNA A RSUP Prof. Dr. R. D.
Muhammadiyah Unit II Kandou Manado: Program Studi
Yogyakarta: Program Studi Ilmu Ilmu Keperawatan Fakultas

*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id
Jurnal Medika Karya Ilmiah Kesehatan
Vol 4, No.1. 2019 : 67-74
ISSN : 2654-945X (Online), 2541-4615 (Print)
DOI : 10.35728/ jmkik.v4i1.91
Journal homepage : http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.php/medika

Kedokteran Universitas Sam UNICEF Indonesia. (2012). Ringkasan


Ratulangi Manado Kajian Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Sari, P. Ambar. (2015). Perbedaan Tingkat UNICEF Indonesia
Kepuasan Pasien BPJS Dengan
Pasien Umum Di RSUD Dr.
Soediran Mangun Sumarso
Wonogiri. Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta:
Diterbitkan
Sari, Irine Diana. (2008). Manajemen
Pemasaran Usaha Kesehatan.
Yokyakarta: Mitra Cendikia Press
Satrianegara, M. Fais. (2014). Organisasi
dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
Sreenivas, T. Babu, N.S. (2012). A Study
On Patient Satisfaction In
Hospitals. International Journal of
Management Research and
Business Strategy, Vol. 1 No. 1
October, pp: 102.
Srivastava. A, Avan. B. I., Ranjbangshi. P
and Bhattacharya. S. (2015).
Determinats Of Women’s
Statisfaction With Maternal Health
Care: A Review Of Literature From
Developing Countries. Public
Health Foundation Of India. Pp: 1-
12. Biomed Central

*Corresponding Author :
Yosi Arum Ariningtyas
Program Studi D-III Kebidanan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : yosi@stikeswhs.ac.id

Anda mungkin juga menyukai