Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : APRIANI


………………………………………………………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041579897


………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4318 / KOMUNIKASI ANTARBUDAYA


………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama UPBJJ : 16/ PEKANBARU


………………………………………………………………………………………..

Masa Ujian : 2021/22.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kode/Nama MK: SKOM4318/Komunikasi Antarbudaya
Tugas :2

1. Contoh pelaksanaan KAB dalam lingkungan kantor, saya memiliki rekan kerja sekantor yang berasal dari
jawa tengah, dimana orangnya lemah lembut dalam berbicara dan sangat sopan perilakunya. Dalam
berinteraksi kami masih sering menemukan hambatan karena perbedaan budaya yang kami miliki,
seperti bahasa, nilai-nilai, aturan-aturan dan sebagainya. Saya merasa terkadang lebih menyenangkan
jika berinteraksi dengan rekan kerja yang memiliki kesamaan budaya dengan saya. Mungkin rekan kerja
yang berbudaya jawa itupun merasakan hal yang serupa dengan saya. Jika dikaitkan dengan konsep
homofili dan heterofili, maka dapat kita ketahui bahwa homofili adalah suatu keadaan yang
menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifat,
seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Prinsip homofili adalah sejauh
mana pasangan yang berinteraksi itu mirip dalam ciri-ciri tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan
heterofili adalah suatu keadaan gambaran derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi dalam proses
komunikasi yang berbeda dalam sifat-sifat tertentu. Seperti contoh kasus yang saya paparkan di atas, jika
dikaitkan dengan konsep homofili dan heterofili, maka dalam memilih pasangan berinteraksi saya akan
cenderung memilih yang lebih banyak kesamaan dengan saya. Namun, prinsip homofili akan
menumbuhkan egosentris karena kita jadi menutup diri dengan orang lain yang berbeda kebudayaan
dengan kita. Oleh karena itu, kita kita terlibat dapat komunikasi heterofili, maka penting bagi kita untuk
menumbuhkan rasa empati dalam diri pihak-pihak yang terlibat interaksi.

2. Larry A. Samovar mengemukakan bahwa ada tiga hal yang mendasar tentang hubungan antarmanusia
yang melibatkan unsur budaya dalam proses komunikasi, yaitu :
a. Kita harus sadar bahwa komunikasi itu adalah suatu aturan yang dibuat
Misalnya, di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini, berbagai nilai-nilai budaya barat dapat
dengan mudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat timur. Maka dalam kondisi seperti ini, sadar
maupun tidak interaksi yang kita lakukan selalu disertai dengan adanya tukar menukar pengalaman
dan juga perilaku. Akan selalu ada hal baru yang kita dapat dari berinteraksi dengan orang lain yang
memiliki budaya yang berbeda tersebut. Selain itu kita juga harus sadar bahwa di setiap proses
interaksi harus disertai dengan pemahaman akan perilaku yang dibawa oleh orang lain tersebut.
b. Konteks di mana komunikasi berlangsung selalu terkait di dalamnya
Dalam contoh kasus masuknya nilai-nilai budaya barat ke dalam kehidupan masyarakat timur, maka
kita harus paham bahwa budaya yang ada di setiap tempat harus dapat diterima dalam setiap
bentuk interaksi yang terjadi dalam suatu tempat tertentu. Kita harus sadar bahwa setiap proses
interaksi yang terjadi akan melahirkan hasil yang berbeda karena selalu ada konteks di dalamnya
meskipun menggunakan pola komunikasi yang sama. Konteks yang dimaksud adalah segala hal yang
mengikuti proses interaksi, seperti lingkungan, peralatan ataupun ruangannya.
c. Aturan-aturan komunikasi yang berlaku merupakan suatu perwujudan dari adanya keanekaragaman
budaya yang ada
Seperti contoh masuknya nilai-nilai budaya barat ke dalam kehidupan masyarakat timur,
menunjukkan bahwa budaya barat dan budaya timur yang berbeda tersebut merupakan wujud
suatu keanekaragaman budaya. Budaya barat dan budaya timur memiliki perbedaan dan juga akan
melahirkan aturan-aturan yang berbeda dalam berinteraksi.

Proses interaksi akan berjalan dengan baik apabila kita mampu memahami budaya pihak lain karena
dengan memahami budaya lain akan mewujudkan rasa tenggang rasa yang lebih besar dan dapat
membuat pihak lain merasa nyaman. Jika pihak lain sudah merasa senang, maka proses dan tujuan
komunikasipun akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pesan nonverbal adalah pesan-pesan komunikasi yang berbentuk gerak-gerik, sikap, ekspresi muka,
pakaian yang bersifat simbolik, suara, dan lambang atau simbol lain. Dalam KAB, komunikator dan
komunikan dihadapkan pada situasi di mana suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan disandi balik
dalam budaya lain. Oleh karena itu sering terjadi dua orang dengan kebudayaan yang berlainan saat
ingin menyampaikan pesan yang sama maka perilaku nonverbal yang diperlihatkannya dapat berupa
tindakan yang berlainan. Suatu perilaku nonverbal yang sama mempunyai pengertian yang berbeda pada
masyarakat/bangsa yang satu dengan masyarakat/bangsa yang lain. Contohnya, pada masyarakat
Indonesia mengatakan “tidak” dengan menggelengkan kepala, namun bagi orang Bulgaria
menggelengkan kepala memiliki arti “ya”. Contoh lainnya yaitu, masyarakat Indonesia menganggap
perilaku bersendawa dengan suara keras adalah perilaku yang kurang sopan, namun pada masyarakat di
negara lain menganggap bahwa sendawa adalah sesuatu yang wajar. Suatu budaya sangat
mempengaruhi pembentukan dan pemberian makna terhadap lambang-lambang atau perilaku-perilaku
nonverbal serta respon-respon yang ditimbulkan oleh lambang-lambang tersebut pada suatu
masyarakat/bangsa.

Anda mungkin juga menyukai